• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Nausea and vomitting / Mual Dan Muntah Pada Kehamilan (emesis dan hipermesis serta penatalaksananannya)

N/A
N/A
Annabel Pinem

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH Nausea and vomitting / Mual Dan Muntah Pada Kehamilan (emesis dan hipermesis serta penatalaksananannya)"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Etiologi dan patogenesis muntah dan hiperemesis gravidarum erat kaitannya dengan etiologi dan patogenesis mual dan muntah pada kehamilan. Penyebab pasti mual dan muntah pada ibu hamil belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa teori yang menyatakan adanya keterlibatan faktor biologis, sosial, dan psikologis. Menurut teori terbaru, peningkatan kadar human chorionic gonadotropin (hCG) akan memicu ovarium memproduksi estrogen yang dapat merangsang rasa mual dan muntah.3 Wanita dengan kehamilan ganda atau mola hidatidosa diketahui memiliki kadar hCG yang lebih tinggi dibandingkan ibu hamil lainnya yang mengalami mual. dan muntah 3-5 Progesteron diyakini juga menyebabkan mual dan muntah dengan menghambat motilitas lambung dan ritme kontraksi otot polos lambung. 4 Penurunan kadar hormon perangsang tirotropin (TSH) selama awal kehamilan juga berhubungan dengan hiperemesis gravidarum, meskipun mekanismenya tidak jelas.4,5 Hiperemesis gravidarum mencerminkan perubahan hormonal yang lebih dramatis dibandingkan pada kehamilan normal.

Mual dan muntah saat hamil biasanya disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada sistem endokrin, penyebab utamanya adalah peningkatan fluktuasi kadar HCG (Chorionic Gonadotropin Hormone), mual dan muntah saat hamil adalah yang paling umum terjadi. Gejala mual muntah di pagi hari atau Morning Sickness umumnya dialami oleh ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari enam bulan (Bararah, 2011). Tinjauan sistematis ini juga mencari metode efektif untuk mengurangi mual dan muntah selama kehamilan.

Hiperemesis gravidarum merupakan kondisi mual dan muntah yang menyebabkan penurunan berat badan pada ibu hamil. Mual dan muntah dapat berlangsung dalam jangka pendek maupun jangka panjang, dan secara umum mual dan muntah jangka pendek tidak berbahaya. Mual dan muntah yang terjadi dalam jangka waktu lama menyebabkan dehidrasi sehingga mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh dan dapat mengancam jiwa (Qudsi dan Jatmiko, 2016).

Dengan hiperemesis gravidarum, ibu hamil akan mengalami mual dan muntah hebat lebih dari 10 kali sehari, serta mengalami dehidrasi dan penurunan berat badan sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

TINJAUAN TEORI

Penangan Mual Dan Muntah (Emesis Dan Hiperemesis)

Jahe mengandung minyak atsiri Zingiberena (zingirona), zingiberol, bisabilena, kurkumin, gingerol, flandrena, vitamin A dan damar pahit yang dapat memberikan sensasi nikmat pada perut, sehingga rasa mual dan muntah dapat diatasi. Lavender yang memiliki zat aktif berupa linalool dan linalyl asetat yang dapat berperan sebagai pereda nyeri, dapat digunakan sebagai aromaterapi (Rofi'ah, Widatiningsih dan Sukini, 2019). Lemon menghasilkan minyak atsiri dari ekstrak kulit jeruk (Citrus Lemon) dan sering digunakan untuk kehamilan dan persalinan.

Lemon mengandung limonene yang dapat menghambat kerja prostaglandin sehingga mengurangi nyeri dan berfungsi mengontrol sikooksigenase I dan II, mencegah aktivitas prostaglandin serta mengurangi nyeri termasuk mual dan muntah. Dapat diberikan infus D5% ondancentron 4 mg setiap 8 jam untuk mengurangi mual dan muntah, penyuntikan ranitidin dengan dosis 50 mg setiap 8 jam atau pemberian sirup antasida dengan dosis 125 ml sebanyak 3 kali 1 sdm setiap 5 jam. digunakan dianggap sebagai cara untuk mengurangi sakit maag agar tidak terjadi. Ada beberapa jenis aromaterapi yang digunakan untuk mengurangi mual, muntah, nyeri, dan depresi, antara lain aromaterapi minyak atsiri mawar, aromaterapi jahe, aromaterapi peppermint, dan pijat aromaterapi.

Aromaterapi merupakan salah satu metodologi terapi keperawatan yang menggunakan berbagai bahan alami dari tumbuh-tumbuhan atau sari tumbuhan yang mudah menguap atau dikenal dengan senyawa aromatik dan minyak atsiri lainnya dari tumbuhan, yang tujuannya untuk mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang (Purwanto, 2013 ). Bila digunakan, aromaterapi dapat diberikan dengan berbagai cara antara lain: inhalasi, inhalasi, kompres dan pemijatan (Bharkatiya dkk, 2008). 4 cara ini adalah yang tertua, tercepat dan termudah untuk diterapkan yaitu metodologi inhalasi karena menghirup uap langsung dari minyak atsiri dianggap paling cepat dan juga dengan menghirup uap atsiri maka berbagai molekul yang ada di dalam minyak langsung bereaksi dengan rasa. baunya begitu. langsung dirasakan oleh otak (Muhammad Ruhman1 2017).

Ada beberapa jenis aromaterapi yang digunakan untuk mengurangi rasa mual, muntah, dan nyeri, antara lain aromaterapi minyak atsiri mawar, aromaterapi jahe, aromaterapi peppermint, dan aromaterapi pijat. Minyak atsiri mawar merupakan salah satu jenis aromaterapi yang dapat digunakan untuk meredakan perasaan depresi, ketegangan saraf, frigiditas, insomnia dan sakit kepala, menurut seseorang bernama Sharma dalam Annisa (2015) (Alivian dan Taufik 2021). Misalnya aroma yang memberi kenikmatan akan merangsang rasa haus sehingga mengeluarkan encafelin yang berguna sebagai obat pereda nyeri alami dan juga menghasilkan sensasi menenangkan (Astuti dan Lela 2018).

Masing-masing minyak atsiri mempunyai dampak atau efek farmakologis Aromaterapi merupakan salah satu pengobatan nonfarmakologis yang sering digunakan untuk mengatasi gejala mual di pagi hari. Aromaterapi merupakan suatu terapi pengobatan dengan menggunakan minyak atsiri yang bermanfaat dalam memperbaiki kondisi psikis dan fisik, misalnya sebagai antivirus, antibakteri, sedatif, vasodilator, diuretik, dan stimulan adrenal. Ketika minyak atsiri dihirup, berbagai molekul masuk ke rongga hidung dan juga merangsang sistem limbik di otak (Maternity, Sari, dan Marjorang 2016).

PEMBAHASAN

  • Pengertian Nausea Dan Vomitting (emesis Dan Hiperemesis Gravidarum)
  • Penyebab Nausea Dan Vomitting ( Emesis Dan Hiperemesis Gravidarum)
  • Faktor Penyebab Emesis Gravidarum
  • Penyebab Hiperemesis Gravidarum
    • Penatalaksanaan
    • Asuhan kebidanan yang dapat diberikan dalam penangan emesis dan hiperemesis gravidarum
    • Komplikasi Yang Terjadi Akibat Dari Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan yang ditandai dengan mual dan muntah berlebihan, penurunan berat badan dan gangguan elektrolit, ibu terlihat lebih kurus, turgor kulit menurun dan mata tampak cekung. Mual dan muntah merupakan interaksi kompleks pengaruh endokrin, pencernaan, pesta, penciuman, genetik dan psikologis (Irianti dkk, 2014). Hiperakuitas sistem penciuman mungkin menjadi faktor penyebab mual dan muntah pada wanita hamil.

Perubahan pola makan dan gaya hidup secara umum merupakan pendekatan awal bagi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah ringan. Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengatasi mual dan muntah selama kehamilan antara lain vitamin, antihistamin, antikolinergik, antagonis dopamin, fenotiazin, butirofenon, antagonis serotonin, dan kortikosteroid. Vitamin ini pertama kali direkomendasikan untuk pengobatan mual dan muntah selama kehamilan pada tahun 1942.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama ini, dosis efektif piridoksin untuk pengobatan mual dan muntah selama kehamilan adalah 30 hingga 75 mg per hari. Antihistamin merupakan obat yang paling umum digunakan sebagai terapi lini pertama pada ibu yang mengalami mual dan muntah selama kehamilan. Sampai saat ini, belum ada penelitian yang dilakukan untuk menentukan keamanan atau efektivitas anhistamin nonsedatif, seperti loratadine (Claritin), cetrizine (Zyrtec), atau fexofenadine (Allegra) untuk pengobatan mual dan muntah selama kehamilan.

Selain obat-obatan yang telah dijelaskan sebelumnya, antikolinergik, bentektin, antagonis dopamin, promethazine, prochlorperazine, metoclopramide, droperidol, antagonis serotonin dan kortikosteroid dikatakan mampu mengatasi mual dan muntah pada kehamilan (Pratami, 2019). Jahe, kamomil, pepermin, daun raspberry merah, dan teh dapat mengurangi rasa mual dan muntah pada kehamilan. Jahe merupakan salah satu cara untuk meredakan mual dan muntah saat hamil, setidaknya meminimalisir gangguan tersebut.Semua responden 100% mengalami mual dan muntah sebelum mendapat aromaterapi jahe.

Peppermint mempunyai khasiat untuk pengobatan mual dan muntah pada ibu hamil, hal ini disebabkan tingginya kandungan mentol (50%) dan meton (10-30%). Jahe merupakan salah satu cara meredakan mual dan muntah saat hamil, setidaknya dapat mengurangi gangguan tersebut. Jahe dapat membantu ibu hamil mengatasi mual dan muntah tanpa menimbulkan efek samping yang membahayakan janin dalam kandungannya.

Ibu hamil yang mengkonsumsi jahe tidak mempunyai masalah pada kehamilannya, jahe dapat menjadi terapi yang efektif untuk mengatasi mual dan muntah pada kehamilan. Kepastian bahwa mual dan muntah merupakan gejala fisiologis pada awal kehamilan dan akan hilang setelah 4 bulan kehamilan.

BAB IV PENUTUP

Saran 1. Bagi penulis

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui faktor risiko emesis dan hiperemesis gravidarum pada kehamilan, serta pencegahan dan penatalaksanaannya. Partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pencegahan terjadinya emesis dan hiperemesis gravidarum pada kehamilan, seperti perbaikan pola hidup sehat, pola makan serta menjamin nutrisi dan gizi selama kehamilan.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian disini dapat dilihat prevalensi penggunaan obat anti-emetik khususnya pada ibu hamil trimester I dalam mengatasi emesis gravidarum dan prevalensi terjadinya efek

4 Perasaan mengasihani dirinya sendiri atau ketakutan dapat menyebabkan mual muntah yang terjadi pada ibu hamil 5 Kekurangan cairan (dehidrasi) pada ibu disebabkan mual. muntah

Dari hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa terjadi penurunan skor mual muntah pada ibu hamil trimester pertama karena terapi Asmaul Husna yang diberikan dapat

Prophylaksis ini harus kita berikan terutama kepada pasien dengan resiko tinggi terjadinya PONV untuk mengurangi efek yang tidak diinginkan akibat mual muntah

Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian (Zhou et al., 1999) yang mengungkapkan bahwa peningkatan durasi dan frekuensi mual dan muntah dapat diantisipasi

Sedangkan, frekuensi emesis gravidarum yang paling rendah adalah rata-rata dalam sehari muntah 0 kali atau tidak mengalami mual muntah dan kejadian ini dialami oleh 10

Secara klinis, responden mengalami mual muntah lambat dan paling banyak terjadi pada wanita yang tidak menggunakan KB (51,7%); hampir sebagian besar terdiagnosa

Kategori pengetahuan cara mengatasi mual muntah pada ibu hamil trimester I primigravida di Rumah Bersalin Mutiara Bunda Kota Tasikmalaya sangat sedikit ibu hamil termasuk