• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah PBB (pajak bumi dan bangunan)

N/A
N/A
Ivana Chndr51

Academic year: 2024

Membagikan "makalah PBB (pajak bumi dan bangunan)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Perpajakan Dosen pengampu :

Arie Rachma Putri, SE., M.Si.

Disusun oleh :

Fossetta Ivana Chandra (202308008)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA PROGRAM STUDI D III AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN

2024

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “PAJAK BUMI DAN BANGUNAN”

ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Arie Rachma Putri, SE. M.Si.

selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pengantar Perpajakan dan untuk menambah wawasan, khususnya bagi mahasiswa D3 Akuntansi Universitas Muhammadiyah Klaten mengenai Pajak Bumi dan Bangunan.

Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Ibu Arie Rachma Putri, SE., M.Si.

yang telah memberikan pengajaran, serta kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, dan kritik konstruktif dari pembaca sangat diharapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Klaten, 17 Mei 2024

Fossetta Ivana Chandra

(3)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 2

BAB II ... 3

PEMBAHASAN ... 3

2.1 Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan ... 3

2.2 Undang-Undang yang Mengatur Pajak Bumi dan Bangunan ... 3

2.3 Subjek dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan ... 4

2.4 Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan ... 5

2.5 Permasalahan yang Sering Muncul dalam Pajak Bumi dan Bangunan dan Solusinya 6 BAB III ... 7

PENUTUP ... 7

3.1 Kesimpulan... 7

3.2 Saran ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi yang kita tempati ini sebenarnya merupakan hak kita, tetapi kita juga memiliki kewajiban atas apa yang telah kita gunakan dipermukaan Bumi seperti bangunan, sawah, ladang, dan lain-lain. Sejak diberlakukannya peraturan perundang- undangan pendaerahan PBB, pengelolaan PBB bukan lagi menjadi wewenang Kantor Pelayanan Pajak tetapi berpindah tangan ke pemerintahan Kabupaten/Kota. Oleh sebab itu, Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) yang dimiliki setiap Kabupaten/Kota akan berbeda baik dari bentuk, warna dan tarif pajak serta susunannya karena menyesuaikan dengan peraturan dan ketentuan perundangan yang ditetapkan di wilayah Kabupaten/Kota. (Aninda Desi, 2023)

Umumnya, peraturan yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota mengenai PBB sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada yaitu UU No.

12 Tahun 1985 yang telah diubah menjadi UU No. 12 Tahun 1994. Tetapi karena kondisi setiap Kabupaten/Kota berbeda satu dengan yang lain, maka pemerintah Kabupaten/Kota akan membuat peraturan tentang PBB yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan daerahnya.

Pembayaran PBB ini merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap masyarakat yang memanfaatkan dan menggunakan lahan di bumi dan bangunan,

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Pajak Bumi dan Bangunan?

2. Apa saja Undang-Undang yang mengatur tentang Pajak Bumi dan Bangunan?

3. Apa saja subjek dan objek dari Pajak Bumi dan Bangunan?

4. Bagaimana tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan?

5. Apa saja permasalahan yang sering muncul berkaitan dengan Pajak Bumi dan Bangunan?

(5)

2 1.3 Tujuan

1. Untuk memahami pengertian Pajak Bumi dan Bangunan.

2. Untuk memahami Undang-Undang serta subjek dan objek apa saja yang terkait dengan Pajak Bumi dan Bangunan.

3. Untuk mengetahui bagaimana tata cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.

4. Untuk mengetahui masalah yang sering muncul mengenai Pajak Bumi dan Bangunan, dan juga cara penyelesaiannya.

(6)

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan

Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 6 Tahun 1983 yang telah disempurnakan dengan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Henri Saputra Siregar, 2021)

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dipungut atas tanah dan bangunan karena adanya keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi yang lebih baik bagi orang atau badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh manfaat daripadanya. (Henri Saputra Siregar, 2021)

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pungutan yang harus dibayar atas keberadaan bumi dan bangunan yang memberikan manfaat dan status sosial ekonomi bagi seseorang atau badan yang mempunyai hak atasnya atau mendapatkan manfaat padanya. (jdihkemenkeugoid, 2022)

2.2 Undang-Undang yang Mengatur Pajak Bumi dan Bangunan

Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Tahun 2022, disebutkan Undang-Undang yang mengatur mengenai Pajak Bumi Bangunan diantaranya : (jdihkemenkeugoid, 2022)

1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Undang-Undang No. 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan 3. Undang-Undang No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara 4. Peraturan Presiden No. 57 Tahun 2020 tentang Kementerian Keuangan

5. Peraturan Menteri Keuangan No. 186/PMK.03/2019 tentang Klasifikasi Objek Pajak dan Tata Cara Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan

(7)

4

6. Peraturan Menteri Keuangan No. 118/PMK.01/2021 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 141/PMK.01/2022 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan

2.3 Subjek dan Objek Pajak Bumi dan Bangunan

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 186/PMK.03/2019 tentang Klasifikasi Objek pajak dan Tata Cara Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, pada Pasal 1 disebutkan bahwa Subjek Pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan memperoleh manfaat atas bangunan.

Berikut kriteria yang diwajibkan menjadi subjek pajak sesuai dengan Undang- Undang No. 12/1994 dan Undang-Undang No. 12/1995, antara lain :

1. Mempunyai bukti kepemilikan sah atas bumi (tanah).

2. Memperoleh manfaat atas bumi (tanah) yang dimiliki.

3. Mempunyai bangunan fisik.

4. Mempunyai hak dan kekuasaan atas bangunan.

5. Mendapatkan beragam manfaat aset bangunan.

Dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 186/PMK.03/2019 tentang Klasifikasi Objek pajak dan Tata Cara Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan, pada Pasal 2, objek pajak diklasifikasikan menjadi : (jdihkemenkeugoid, 2022)

1. Objek pajak PBB Sektor Perkebunan meliputi bumi dan bangunan yang berada di kawasan perkebunan;

2. Objek pajak PBB Sektor Perhutanan meliputi bumi dan/ atau bangunan yang berada di kawasan perhutanan;

3. Objek pajak PBB Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi meliputi bumi dan/

a tau bangunan yang berada di kawasan pertambangan minyak dan/ atau gas bumi;

4. Objek pajak PBB Sektor Pertambangan untuk Pengusahaan Panas Bumi meliputi bumi dan/ atau bangunan yang berada di kawasan pertambangan untuk pengusahaan panas bumi;

(8)

5

5. Objek pajak PBB Sektor Pertambangan Mineral atau Batubara meliputi bumi dan/

atau bangunan yang berada di kawasail pertambangan mineral atau batubara; dan 6. Objek pajak PBB Sektor Lainnya meliputi bumi dan/ atau bangunan selain objek

pajak PBB Sektor Perkebunan, objek pajak PBB Sektor Perhutanan, objek pajak PBB Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, objek pajak PBB Sektor Pertambangan untuk Pengusahaan Panas Bumi, atau objek pajak PBB Sektor Pertambangan Mineral atau Batubara, yang:

1. Berada di wilayah perairan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi laut pedalaman, perairan kepulauan, laut teritorial, Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, atau permran di dalam Batas Landas Kontinen Indonesia; dan 2. Selain objek PBB Perdesaan dan Perkotaan.

Dalam sumber lain disebutkan objek pajak yang tidak dikenakan PBB diantaranya : (Indah Ratna Sari, 2018)

1. Untuk semata-mata kepentingan umum di bidang ibadah, sosial, kesehatan, kebudayaan nasional, pendidikan dan tidak untuk mencari keuntungan, contohnya masjid, rumah sakit pemerintah, sekolah, panti asuhan dan sebagainya.

2. Untuk pemakaman, peninggalan purbakala atau sejenisnya.

3. Sebagai hutan lindung, suaka alam, taman nasional, hutan wisata, penggembalaan yang desa kuasai dan tanah negara yang belum dibebani hak.

4. Oleh perwakilan diplomatik berdasarkan asas perlakuan timbal balik.

5. Oleh badan dan perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.

2.4 Cara Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan

Terdapat dua cara pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, yaitu secara offline dan online.

1. Secara Offline - Kantor pos

• Datang kantor pos terdekat

• Bawa Surat Tanda Terima Setoran (STTS) PBB dan lakukan pembayaran di loket.

- Melalui ATM

(9)

6

• Datang ke ATM terdekat

• Pilih menu “Pembayaran” lalu klik “Pajak”

• Masukkan NOP dan tahun pajak

• Ikuti instruksi untuk menyelesaikan pembayaran.

2. Secara Online

- Melalui website resmi Direktorat Jendral Pajak (DJP) :

• Kunjungi https://pajakonline.jakarta.go.id/esppt

• Pilih menu “Layanan Online” lalu klik “PBB”

• Masukkan Nomor Objek Pajak (NOP) dan tahun pajak

• Klik tampilkan lalu cek informasi tagihan PBB

• Pilih metode pembayaran yang diinginkan lalu ikuti instruksi untuk menyelesaikan pembayaran.

- Melalui M-Banking

• Buka aplikasi M-banking

• Pilih menu “Pembayaran” klik “Pajak” lalu pilih “PBB”

• Masukkan NOP dan tahun pajak, konfirmasi besaran pajak lalu klik “Ya”

untuk pembayaran.

2.5 Permasalahan yang Sering Muncul dalam Pajak Bumi dan Bangunan dan Solusinya

1. Data Wajib Pajak yang tidak akurat dan tidak terkini

2. Sistem penilaian Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang tidak tepat 3. Kurangnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat

4. Sistem pemungutan PBB yang inefisien yang dapat menyebabkan kebocoran pajak dan hilangnya potensi pendapatan daerah

5. Sanksi yang tidak tegas terhadap Wajib Pajak yang menunggak PBB Solusi permasalahan PBB :

1. Memperbaiki data wajib pajak.

2. Menyempurnakan sistem penilaian NJOP.

3. Meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang PBB.

4. Membangun sistem pemungutan PBB yang efisien.

5. Menegaskan sanksi terhadap wajib pajak yang menunggak PBB.

(10)

7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Undang-Undang No.

12 Tahun 1994. Pajak Bumi dan Bangunan (disingkat PBB) adalah pungutan yang harus dibayar atas keberadaan bumi dan bangunan yang memberikan manfaat dan status sosial ekonomi bagi seseorang atau badan yang mempunyai hak atasnya atau mendapatkan manfaat padanya.

Pada dasarnya, objek Pajak Bumi dan Bangunan terdiri dari dua hal, yaitu bumi dan bangunan. Sementara subjek pajak yaitu yang mempunyai bukti kepemilikan sah atas bumi (tanah), memperoleh manfaat atas bumi (tanah) yang dimiliki, mempunyai bangunan fisik, mempunyai hak dan kekuasaan atas bangunan, dan mendapatkan beragam manfaat aset bangunan.

Pembayaran pajak bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara offline dan online.

3.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami mengenai Pajak Bumi dan Bangunan termasuk dapat memahami subjek, objek, permasalahan dan penyelesaiannya.

Dengan makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan pembaca mengenai Pajak Bumi dan Bangunan.

(11)

8

DAFTAR PUSTAKA

Aninda Desi. (2023). MAKALAH PERPAJAKAN PBB.

https://www.academia.edu/102950578/Makalah_Perpajakan_Pajak_Bumi_dan_Bangunan_P BB_

Henri Saputra Siregar. (2021). MAKALAH PBB.

https://www.academia.edu/79302716/MAKALAH_PAJAK_BUMI_DAN_BANGUNAN Indah Ratna Sari. (2018). HUKUM PAJAK PBB.

https://www.academia.edu/39630572/MAKALAH_HUKUM_PAJAK_PBB_PAJAK_BUMI_

DAN_BANGUNAN_

jdihkemenkeugoid. (2022). 234/PMK.03/2022 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/PMK.03/2019 tentang Klasifikasi Objek Pajak dan Tata Cara Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan.

https://jdih.kemenkeu.go.id/download/8f63946e-d219-49ce-bfbb- 624ac0e117fc/234~PMK.03~2022Per.pdf

https://klikpajak.id/blog/pengertian-pbb-dan-cara-mengecek-secara-online/

https://greenpermit.id/2021/12/17/pajak-bumi-dan-bangunan-pbb/

https://berita.99.co/cara-bayar-pbb/

Referensi

Dokumen terkait

“Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah Pajak Negara yang dikenakan terhadap bumi dan bangunan berdasarkan Undang-undang No.12 tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Ungaran. Subjek kajian ini adalah Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Ungaran yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. Metode

Sumatera Utara I Nomor: 164/WPJ.01/2009 Tentang Pelaksanaan Penelitian Keberatan Pajak Bumi dan Bangunan yang diajukan secara Perseorangan dalam hal letak objek pajak berada

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.03/2010 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar

2) Besarnya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) ditetapkan oeh Pemerintah Daerah setempat. 3) Pada dasarnya penetapan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah tiga

Variabel NJOP, yaitu nilai jual objek pajak, yang diperoleh dari data di Kantor Pelayanan. Pajak Bumi dan Bangunan Malang atas objek pajak tanah (bumi) di

yang berhubungan dengan pengaruh Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) terhadap. penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Pendataan Objek Dan Subjek PBB Sekarang Ini lebih dikenal Dengan Istilah SISMIOP Yaitu Sistem Manajemen Informasi Objek Pajak Yang Diatur Dalam Keputusan