PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kesiswaan
Semester Genap 2021/2022
Dosen Pembimbing:
Nur Rahmi Sonia, M.Pd. I Disusun Oleh :
Iva Kusumawati 206200107 Nilna Hawalatal Janah 206200126
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT.karena atas limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Penerimaan Peserta Didik Baru” ini. Sholawat serta salam semoga tetap kami curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya serta seluruh kaum muslimin yang tetap berpegang teguh pada ajaran beliau.
Makalah ini merupakan makalah yang dibuat sebagai bagian dalam memenuhi kriteria mata kuliah Manajemen Kesiswaan. Dalam penulisan makalah ini terdapat para pihak yang ikut serta memberikan bantuan baik moril maupun material, kami haturkan terima kasih kepada:
1. Nur Rahmi Sonia, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Kesiswaan
2. Seluruh teman yang telah memberikan bantuan serta motivasi untuk makalah ini selesai pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, segala bantuan, dorongan, dan saran serta bimbingan yang telah diberikan kepada kamu semoga menjadi nilai ibadah di sisi Allah SWT., untuk segala masukan, kritik, dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat.Aamiin.
Madiun, 27 Februari 2022 Penyusun
Kelompok 2 / MPI D
iii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
A. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru ... 3
B. Prosedur Penerimaan Peserta Didik ... 8
C. Penentuan Peserta Didik Yang Diterima... 13
D. Pendaftaran Ulang ... 14
E. Problema Penerimaan Peserta Didik Baru ... 15
BAB III PENUTUP ... 16
A. Kesimpulan ... 16
DAFTAR PUSTAKA ... 17
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Penerimaan Peserta didik baru merupakan kegiatan yang sangat penting disebuah lembaga pendidikan. Dikatakan demikian karena apabila tidak ada penerimaan maka sekolah akan tidak mendapatkan peserta didik. Tak sedikit dari lembaga pendidikan nyaris tidak mendapatkan siswa,atau mendapatkan siswa akan tetapi dibawah kuota minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Lembaga-lembaga pendidikan baik lama maupun baru (dalam masa penerimaan peserta didik baru) saling berkompetisi mendapatkan peserta didik dengan sebanyak-banyaknya. Disetiap lembaga pasti mempunyai kriteria masing-masing ataupun sistem dalam penerimaan siswa baru dan juga setiap lembaga tersebut pasti mempunyai standarisasi penerimaan agar apa yang menjadi tujuan bisa tercapai.
Penerimaan peserta didik baru di Indonesia hingga saat ini telah mengalami beberapa kali perkembangan dan pembaharuan dari segi kebijakan, khususnya bagi sekolah-sekolah negeri dibawah naungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI . Kemendikbud menetapkan PPDB sistem zonasi yang mewajibkan pihak sekolah untuk menerima sedikitnya 90% calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona terdekat dari sekolah. Penetapan sistem zonasi dalam PPDB ini bertujuan untuk pemerataan kualitas layanan dan akses pendidikan di Indonesia dengan harapan setiap peserta didik mendapatkan pendidikan yang sama dari segi kualitas. Adanya sistem zonasi juga diharapkan dapat menghapus stigma masyarakat mengenai sekolah favorit yang hanya dapat diisi oleh siswa-siswa yang pintaratau nilainya tinggi dan menjadikan pendidikan yang non- diskriminatif.
2 B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebijakan penerimaan peserta didik baru?
2. Bagaimana prosedur penerimaan peserta didik baru?
3. Bagaimana penentuan peserta didik yang diterima?
4. Bagaimana cara pendaftaran ulang?
5. Bagaimana problema penerimaan peserta didik baru?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kebijakan penerimaan peserta didik baru 2. Untuk mengetahui prosedur penerimaan peserta didik baru 3. Untuk mengetahui penentuan peserta didik yang diterima 4. Untuk mengetahui cara pendaftaran ulang
5. Untuk mengetahui problema penerimaan peserta didik baru
3 BAB II PEMBAHASAN A. Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru
Penerimaan peserta didik baru yang familiar dengan akronim PPDB adalah kegiatan rutin tahunan yang merupakan tahap seleksi bagi calon peserta didik baru yang diselenggarakan oleh panitia tingkat Sekolah dibawah pengawasan dan koordinasi Dinas Pendidikan1. Kebijakan Penerimaan peserta didik baru merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan2.Selanjutnya dijelaskan oleh Mustari bahwa penerimaan peserta didik merupakan proses pendataan dan pelayanan kepada peserta didik yang baru masuk sekolah, setelah mereka memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sekolah menjelang tahun ajaran baru. Peserta didik adalah pembelajar didik yang sedang mengembangkan kepribadiannya3 Keefektifan pengelolaan pendidikan dipengaruhi oleh multifaktor, selain wilayah administratif, juga perlu dipertimbangkan arus murid, akses transportasi, demografi, social politik, dan karakteristik local (budaya).4
Tujuan, prinsip dan asas tujuan penerimaan peserta didik baru adalah memberikan layanan bagi anak usia sekolah/lulusan untuk memasuki satuan pendidikan yang lebih tinggi secara tertib, terarah, dan berkualitas. Prinsip penerimaan peserta didik baru meliputi:
1. Semua anak usia sekolah memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendidikan pada satuan pendidikan yang lebih tinggi.
2. Tidak ada penolakan penerimaan peserta didik baru bagi yang memenuhi syarat, kecuali jika daya tampung di sekolah yang bersangkutan tidak
1 Dian Purwanti, Ira Irawati, dan Josy Adiwisastra, “Efektivitas Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru Sistem Zonasi Bagi Siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan,” Dinamika 5, no. 4 (2018): 1–7.
2 Jaja Jahari, Heri Khoiruddin, dan Hany Nurjanah, Manajemen Peserta Didik, Jurnal Isema : Islamic Educational Management, vol. 3, 2019, https://doi.org/10.15575/isema.v3i2.5009.
3 m.Ed. Hadiyanto, “Manajemen Peserta Didik Bernuansa Karakter.”
4 Drs. Hj. R. Adjeng Ratna Suminar, Zonasi Pendidikan, 2019.
4
mencukupi dan ketentuan waktu proses penerimaan peserta didik baru telah berakhir.
3. Sejak awal pendaftaran calon peserta didik dapat menentukan pilihannya, ke sekolah negeri atau ke sekolah swasta
Asas penerimaan peserta didik baru sebagai berikut:
1. Objektif
Objektif bermakna bahwa penerimaan peserta didik baru baik peserta didik baru maupun pindahan harus memenuhi ketentuan umum yang telah ditetapkan.
2. Transparan
Transparan artinya penerimaan peserta didik baru bersifat terbuka dan dapat diketahui oleh masyarakat termasuk orang tua peserta didik, untuk menghindari penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi.
3. Akuntabel
Akuntabel artinya penerimaan peserta didik baru dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat baik prosedur maupun hasilnya.
4. Tidak diskriminatif
Tidak diskriminatif artinya penerimaan peserta didik baru tidak membedakan suku, agama, dan golongan kecuali sekolah dengan karakteristik yang tersendiri misalnya MI, MTs dan MA yang siswanya harus beragama5
Pembaharuan sistem pendidikan yang dilakukan pemerintah adalah dengan mengeluar- kan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2019 Tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, atau Bentuk Lainyang Sederajat. Kebijakan Jalur Zonasi yang harus diterapkan oleh setiap satuan pendidikan dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Jalur zonasi merupakan sebuah kriteria utama dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang melihat berdasarkan jarak antara tempat tinggal calon peserta
5 Jahari, Khoiruddin, dan Nurjanah, Manajemen Peserta Didik.
5
didik dengan satuan pendidikan, bukan berdasarkan Nilai Ujian Nasional sebagaimana ketentuan sebelumnya.
Jalur zonasi juga merupakan salah satu strategi percepatan pemerataan pendidikan yang ber- kualitas, serta melayani kelompok yang rentan dan terpinggirkan6 Jalur zonasi memberi kemudahan bagi peserta didik yang berdomisili dalam wilayah zonasi yang ditetapkan pemerintah daerah untuk melanjutkan studi di sekolah yang satu zona dengannya. Domisili calon peserta didik ini dilihat dari alamat pada kartu keluarga yang diterbitkan minimal 1 tahun sebelum PPDB. Mendikbud Nadiem Makarim memang tidak menghapuskan jalur zonasi pada PPDB tahun ini sesuai dengan Permendikbud No. 44 Tahun 2019. Alasan di balik tetap adanya zonasi antara lain untuk memberikan fleksibilitas pada daerah dan meratakan kuantitas dan kualitas guru.
Tujuan penerapan jalur zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) ini adalah untuk menjamin pemerataan akses layanan pendidikan bagi siswa, mendekatkan lingkungan sekolah dengan lingkungan keluarga, menghilangkan eksklusivitas dan diskriminasi di sekolah, khususnya sekolah negeri, serta membantu analisis perhitungan kebutuhan dan distribusi guru (Sumber: kemdikbud.go.id). Muhadjir Effendy menyampaikan, sistem zonasi ini merupakan upaya pemerintah dalam hal pemerataan kualitas pendidikan di berbagai penjuru daerah di Indonesia.
Kebijakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut pada pelaksanaannya menimbulkan pro dan kontra. Banyak orang tua dari peserta didik baru yang belum mengetahui dan memahami mengenai aturan zonasi peserta didik baru. Hal tersebut dikarenakan belum dilakukan secara optimal sosialisasi kepada masyarakat terutama kepada orang tua peserta didik baru terkait aturan zonasi tersebut, sehingga meng- akibatkan orang tua peserta didik baru kebingu- ngan pada saat mendaftarkan anak-anaknya ke SMA/SMK Negeri dan orang tua ingin anak- anaknya bisa masuk sekolah favorite,
6 Nona Widyana, “Implementasi Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru Melalui Jalur Zonasi,” Jurnal Kebijakan Publik 12, no. 1 (2021): 1–62.
6
sedangkan pemerintah sudah membuat program rujukan nasional, dan tidak adalagi sekolah-sekolah favorite. Pada Pasal 16 ayat (2) dinyatakan bahwa jalur zonasi paling sedikit 90% dari daya tampung sekolah, dan di ayat (3) dikatakan bahwa jalus prestasi paling banyak 5% dari daya tampung sekolah.
Pasal 26 ayat (1) Seleksi calon peserta didik baru kelas 7 (tujuh) SMP yang menggunakan mekanisme daring dilakukan dengan memprioritaskan jarak tempat tinggal terdekat ke sekolah dalam zonasi yang ditetapkan.7 Sesuai Juknis PPDB Tahun Ajaran 2017/2018 pasal 16 ayat 5 disebutkan bahwa diluar ketentuan zonasi 90 %, sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah dapat menerima calon peserta didik melalui :
1. Jalur luar daerah (Kab/Kota) dan Provinsi paling banyak 2 %;
2. Jalur bagi calon peserta didik yang berdomisili di luar zona terdekat dari sekolah dengan alasan khusus meliputi perpindahan domisili orangtua/wali peserta didik atau terjadi bencana alam/social, paling banyak 3 % dari total jumlah keselurihan peserta didik yang diterima;
3. Jalur prestasi yang berdomisili di luar zona dari sekolah paling banyak 5 % dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima.8 Aturan ini memberikan peluang bagi calon peserta didik untuk tetap bersekolah di luar zonasinya dengan pertimbangan pertimbangan tertentu
Kelebihan kebijakan jalur zonasi
1. Memberikan akses dan keadilan terhadap pendidikan bagi semua masyarakat
Pemerintah berkewajiban untuk memastikan hak semua anak Indonesia untuk mendapat pendidikan terpenuhi. Adanya sistem zonasi dapat menekan kompetisi yang berlebihan untuk memperoleh layanan pemerintah, dalam hal ini sekolah negeri. Peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu tidak perlu memikirkan biaya transportasi jika ia bersekolah di sekolah yang dekat dengan tempat tinggalnya
7 Miftah Urrahmi et al., “Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik ( JMIAP )” 2, no. 2 (2020): 9–17.
8 Ratih Fenty A. Bintoro, “Public Perception Regarding Policy Implementation On School Zoning Policy In The Acceptance Of High School New Students Year 2017/2018 In Samarinda,” Jurnal Riset Pembangunan 1, no. 20 (2018): 48–57.
7
2. Mempercepat pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia
Kualitas pendidikan dapat diukur dari kurikulum, sebaran guru dan peserta didik, hingga kualitas sarana dan prasarana. Hal-hal tersebut ditangani dengan basis zonasi.Pemerintah berupaya agar tidak ada lagi sekolah favorit dan sekolah tidak favorit. Dengan begini, diharapkan dapat menghilangkan praktik jual beli kursi juga.
3. Mendekatkan lingkungan sekolah dengan lingkungan keluarga
Dengan adanya sistem zonasi, maka lingkungan siswa antara sekolah dan keluarga bisa menjadi lebih dekat. Dengan ini, para orang tua siswa bisa lebih mudah untuk mengawasi kegiatan dan perkembangan para siswa.
Kekurangan kebijakan sistem zonasi
1. Tetap adanya sekolah yang ramai pendaftar dan sepi pendaftar
Sekolah yang jauh dari konsentrasi pemukiman warga menjadi sepi peminat. Sementara itu, di sisi lain ada sekolah yang malah kelebihan peminat karena berada di zona padat penduduk.
2. Pilihan sekolah siswa lebih terbatas
Sebelum ada sistem zonasi, siswa bisa lebih bebas menentukan pilihan sekolah yang yang ingin didaftarkannya. Namun setelah diberlakukan sistem zonasi, pilihan sekolah hanya terbatas pada sekolah-sekolah yang ada dalam jarak tertentu.
3. Sekolah favorit masih terbatas9
Salah satu tujuan dari PPDB dengan sistem zonasi ini adalah mendorong akses layanan pendidikan. Dengan kata lain, dengan sistem zonasi ini tidak akan terjadi gap antara sekolah yang favorit dengan sekolah yang non- favorit. Namun, fakta di lapangan berbeda. Sekolah unggulan atau favorit masih ada dan menjadi rebutan para orang tua.
4. Pemerataan kualitas pendidikan yang masih timpang
Pemerataan kualitas pendidikan yang dimaksudkan oleh pemerintah masih jauh dari harapan meskipun dengan PPDB sistem zonasi ini pemerintah akan mewujudkannya. Pemerataan kualitas pendidikan ini,
9 Rambat Nur Sasongko Suharsa, “Jurnal manajer pendidkan” 14, no. 3 (2022): 93–101.
8
seperti harapan pemerintah tersebut, bisa juga dipetakan melalui PPDB sistem zonasi ini. Dengan kata lain, pemerintah akan mengupayakan secepat mungkin kebutuhan-kebutuhan sekolah seperti sekolah-sekolah yang banyak diminati oleh masyarakat
5. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah
Kebijakan pemerintah terhadap PPDB dengan sistem zonasi ini mendapatkan direspon positif dan negatif dari masyarakat. Masyarakat yang tinggalnya di sekitar sekolah yang kualitasnya bagus akan merasa senang dengan PPDB dengan sistem zonasi ini, sedangkan yang tinggalnya jauh dari sekolah yang bagus tersebut merasa adil. Oleh karena itu, sosialisasi menjadi faktor penentu juga dalam menentapkan dan memberlakukan suatu kebijakan10
6. Sistem zonasi dengan prioritas jarak
Hal ini menyebabkan motivasi belajar peserta didik menurun, karena nilai atau prestasi menjadi dianggap tidak penting. Sesuai aturan zonasi, calon peserta didik dapat diterima di sekolah negeri meskipun dengan nilai seadanya. Hal ini menjadi kontra produktif antara tujuan utama kebijakan zonasi untuk pemerataan kualitas pendidikan dengan peningkatan prestasi akademik peserta didik11.
Selain itu hambatan yang sring terjadi adalah sulitnya menetapkan tolak ukur yang baku dalam menyusun materi tes seleksi bagi calon siswa, rendahnya kualitas penyeleksi, sulitnya membuat perhitungan yang matang mengenai jumlah siswa yang akan mendaftar.
B. Prosedur Penerimaan Peserta Didik
Sistem informasi pendaftaran siswa baru berbasis web dan memberikan Pelayanan pendaftaran yang lebih baik. Saat musim penerimaan siswa baru pihak sekolah bisa membuat web.penerimaan siswa baru sehingga calon siswa
10 Muammar Muammar, “Problematika Penerimaan Peserta Didik Baru (Ppdb) Dengan Sistem Zonasi Di Sekolah Dasar (Sd) Kota Mataram,” El Midad 11, no. 1 (2019): 41–60, https://doi.org/10.20414/elmidad.v11i1.1904.
11 Dinar Wahyuni, “Sistem Zonasi Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru,” Info Singkat 11, no. 1 (2019): 13–18.
9
cukup melakukan pendaftaran diweb yang disediakan oleh pihak sekolah tentunya lebih menghemat waktu dan tenaga karena tidak perlu mengantri kerena sudah disediakan pendaftaran siswa baru secara online. Dalam sistem penerimaan peserta didik baru saat ini pemanfaatan teknologi sudahdigunakan,penerimaan peserta didik baru dilaksanakan secara online.Hal ini mempermudah sekolah dalam pendaftaran,informasiserta pengolahan hasil pendaftaran data calon peserta didikdan juga memudahkan para pendaftar untuk mendaftar kesekolah tanpa harus mendatangisekolah,memudahkan untuk mencari informasi mengenai profil dan keunggulan sekolah serta penerimaan pesertadidik baru akan lebihpraktis,efektif dan efisien12.
Ada tiga macam kriteria penerimaan siswa baru, yaitu : 1. Kriteria acuan patokan (standart criterian referenced).
2. Kriteria acuan norma (normcriterian referenced).
3. Kriteria berdasarkan daya tampung sekolah.
Penerimaan peserta didik termasuk salah satu aktivitas penting dalam manajemen peserta didik. Sebab aktivitas penerimaan ini menentukan seberapa kualitas input yang dapat diterima oleh sekolah tersebut. Prosedur penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik baru, pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan peserta didik baru yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.13 Secara sistematis, kegiatan penerimaan siswa baru dapat dilakukan dengan langkah- langkah:
1. Membentuk panitia penerimaan murid.
Kegiatan pertama yang harus dilakukan oleh kepala sekolah dalam penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan panitia. Panitia ini dibentuk, dengan maksud agar secepat mungkin melaksanakan pekerjaanya.
12 Diki Sumardja Alam Iin Aulyan Febriani, Hardiasnyah, Sr iUlandari, “Implementasi Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru(Ppdb)Online,” l, 2018, 8.
13 Nurdian Ramadhani Ansar, “Implementasi Manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru Berbasis Online di SMK Negeri 6 Makassar,” Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan 4, no.
1 (2019): 65, https://doi.org/10.26740/jdmp.v4n1.p65-72.
10
Panitia yang sudah dibentuk, umumnya di formalkan dengan menggunakan Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah.
2. Rapat penerimaan peserta didik baru
Rapat penerimaan peserta didik dipimpin oleh wakil kepala sekolah urusan kesiswaan. Yang dibicarakan dalam rapat ini adalah keseluruhan ketentuan penerimaan peserta didik baru. Walaupun penerimaan peserta didik merupakan pekerjaan rutin yang dilakukan setiap tahun, tetapi ketentuan-ketentuan yang berkenan dengan penerimaan harus senantiasa dibicarakan agar tidak dilupakan oleh mereka yang terlibat. Dalam rapat ini, keseluruhan anggota penitia dapat berbicara sesuai dengan kapasitas mereka masing-masing.
Aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan dibicarakan setuntas mungkin sehingga setelah rapat selesai, seluruh anggota panitia tinggal menindak lanjuti saja. Apa yang sudah diputuskan dalam rapat hendaknya tidak dimentahkan, melainkan diikuti dengan langkah selanjutnya. Hasil rapat panitia penerimaan peserta didik baru disebut, dicatat dalam buku notulen rapat. Buku notulen rapat merupakan buku catatan tentang rapat yang dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk membuat keputusan-keputusan sekolah. Dalam rapat banyak sekali pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan cemerlang yang perlu didokumentasikan.
3. Pembuatan,Pengiriman/Pemasangan Pengumuman
Setelah rapat mengenai penerimaan peserta didik baru berhasil mengambil keputusan-keputusan penting, seksi pengumuman membuat pengumuman yang berisi hal-hal sebagai berikut:
- Gambaran singkat mengenai sekolah. Gambaran singkat ini, bias meliputi sejarahnya, kelengkapan gedung yang dimiliki, fasilitas-fasilitas sekolah yang dimiliki serta tenega-tenaga kependidikan: guru, pustakawan, laboran, dan sebagainya. Dengan gambaran demikian, bisa juga dikemukakan prospektif sekolah tersebut.
- Persyaratan pendaftaran peserta didik baru yang meliputi:
Lulusan ujian yang ditunjukan dengan Surat Tanda Tamat Belajar
11
(STTB) atau Surat Keterangan Kepala Sekolah yang menyatakan lulus.
Berkelakuan baik yang ditunjukan dengan Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari POLRI atau Kepala Sekolah,Berbadan sehat yang ditunjukan dengan Surat Keterangan dari Dokter,Selain STTB/Surat Keterangan Lulus dari Kepala Sekolah dengan daftar nilai yang dimiliki,Salinan raport peserta didik disekolah sebelumnya,Membayar uang pendaftaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku,Melampirkan pas foto ukuran 4x6 sesuai yang diminta oleh sekolah,Batasan umur (yang ditunjukan dengan Surat Keterangan Kelahiran)
4. Pendaftaran Calon Peserta Didik
Yang harus disediakan pada saat pendaftaran peserta didik baru adalah loket pendaftaran, loket informasi, dan formulir pendaftaran. Formulir hendaknya disediakan secukupnya berdasarkan antisipasi awal. Semakin banyak formulir yang distribusikan berarti semakin besar peluang tersebut untuk mendapatkan siswa sesuai dengan yang diinginkan. Sangat ideal, jika semua calon peserta didik yang akan masuk sekolah tersebut, mendapatkan formulir semua. Dengan cara demikian, mereka mendapatkan peluang yang sama untuk mengikuti tes. Jika pengisian formulir tersebut memang membutuhkan penjelasan, maka sekolah dapat menerbitkan petunjuk pengisian formulir. Batas waktu pengambilan formulir juga harus jelas, dan diterapkan secara kongsisten. Harus disebut dengan jelas, konsekuensinya jika calon pesrta didik terlambat mengembalikan formulir.
5. Seleksi Peserta Didik Baru
Seleksi penerimaan peserta didik baru adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh sekolah dalam melakukan penyaringan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas demi membantu kelancaran tugas suatu sekolah.
Sekolah dapat menentukan kriteria-kriteria peserta didik baru yang dapat diterima dan cara yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan seleksi tersebut. Tahapan seleksi yang ditetapkan berbeda untuk masing-masing
12
sekolah, sehingga kriteria dan teknik penilaiannya pun berbeda-beda.14 Seleksi peserta didik baru, sebagaimana dikemukakan diatas, selain dengan menggunakan nilai raport (jika menggunakan sistem PMDK) dan nilai ebtanas murni (jika menggunakan sistem danem ), juga menggunakan tes.
Jika yang digunakan sebagai alat seleksi adalah tes maka yang harus diperhatikan dalam mengatur pengawas dan peserta tes. Pengawas perlu diatur agar dalam pengerjaan tugasnya dapat sesuai dengan yang ditentukan, sehari sebelum menjalankan tugasnya sebagai pengawas, maka perlu diberikan pengarahan mengenai apa yang dibolehkan dan apa yang tidak boleh dilakukan selama mengawas peserta didik.
6. Penentuan Peserta Didik Yang Diterima
Penentuan peserta didik baru yang diterima disesuaikan dengan daya tampung sekolah dan berdasarkan hasil tes seleksi yang telah diikuti oleh calon peserta didik baru, kemudian pihak sekolah mengumumkan secara resmi dan sah secara yuridis oleh panitia penerimaan peserta didik baru. Dan untuk transparansi data pihak panitia penerimaan peserta didik baru menempelkan hasil tes seleksi peserta didik secara keseluruhan baik itu seleksi secara lisan dan tulisan di papan pengumuman sekolah, sehingga peserta didik yang mendaftar serta orangtua wali dapat melihat hasil dan kemampuan anaknya pada saat melaksanakan tes, dan juga dapat melihat apakah peserta didik tersebut dinyatakan lulus atau tidak. Transparansi data ini dilakukan agar peserta didik dan orangtua wali dapat memahami ketika peserta didik tersebut tidak dapat diterima di sekolah tersebut karena telah melihat secara langsung hasil dari setiap seleksi tes yang dilakukan.
7. Pendaftaran Ulang
Peserta didik tersebut harus melakukan daftar ulang setelah mengetahui statusnya diterima sebagai calon peserta didik baru pada suatu sekolah. Hal itu sebagai bukti bahwa ia memang benar- benar serius untuk melanjutkan
14 Eva Salsa Nabila, Rita Rahmawati, dan Tatik Widiharih, “Implementasi Metode Saw Dan Waspas Dengan Pembobotan Roc Dalam Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (Studi Kasus:
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Kisaran Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun Ajaran 2018/2019),” Jurnal Gaussian, 8.4 (2019), 428–38
<https://doi.org/10.14710/j.gauss.v8i4.26723>.
13
jenjang pendidikan pada sekolahtempat ia mendaftar. Sementara untuk mereka yang tidak melakukan pendaftaran ulang dalam kurun waktu yang telah ditetapkan maka peserta didik tersebut dianggap mengundurkan diri dan kuota akan kekosongan tersebut akan diisi oleh peserta didik yang statusnya dinyatakan sebagai calon peserta didik baru cadangan.
C. Penentuan Peserta Didik Yang Diterima
Seperti yang telah dijelaskan diatas, pada sekolah-sekolah yang sistem penerimaannya biasanya berdasarkan DANEM, ketentuan siswa yang di terima berdasarkan atas ranking DANEM yang dibuat. Sedangkan pada sekolah yang menggunakan sistem PMDK, ketentuan penerimaannya di dasarkan atas hasil ranking nilai rapot peserta didik. Sementara pada sekolah yang menggunakan sistem tes, dalam penerimaanya di dasarkan atas hasil tes. Walaupun demikian, umunya yang terlebih dahulu yang di pertimbangkan sekolah adalah berapa daya tampung kelas baru tersebut, sebab apapun jenis seleksi yang di pergunakan, ketentuanpeneriaanya masih berdasarkan atas daya tamping kelas baru. Sementara itu, daya tampung kelas baru kelas baru juga masih mempertimbangkan jumlah peserta didik yang tinggal di kelas satu. Hasil penerimaan penerimaan peserta didik berupa tiga macam kebijaksanaan sekolah, yakni peserta didik yang di terima, peserta didik di cadangan, peserta didik yang tidak di terima. Hasil penentuan demikian kemudian diumumkan.15.
Terdapat dua macam pengumuman yaitu pengumuman tertutup dan pengumuman terbuka. Yang dimaksud pengumuman tertutup yaitu pengumuman tentang diterima tidaknya seseorang menjadi peserta didik secara tertutup melalui surat sedangkan sistem terbuka adalah pengumuman secara terbuka mengenai peserta didik yang diterima dan menjadi cadangan pada umumnya, pengumuman demikian ditempelkan dipapan pengumuman sekolah mereka yang tidak diterima secara umum tidak dicantumkan nomor ujian dan tesnya, yang dicantumkan nomor tes dan ujiannya hanya yang diterima saja.16
15 Mukhlishah, AM, Sistem Penerimaan Siswa Baru Di Sekolah Efektif, Prosiding: Silaturahmi Dan Temu Ilmiah Nasional (Surabaya: Panitia Penyelenggara Silaturahmi Dan Temu Ilmiah Nasional Asosiasi, 2015).
16 Eka Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), 65.
14 D. Pendaftaran Ulang
Setelah diadakan pendaftaran calon peserta didik baru, kemudian dilakukan tes seleksi, pengumuman peserta didik yang diterima atau tidak dan selanjutnya adalah pendaftaran ulang atau biasa disebut dengan registrasi.17 Calon peserta didik yang telah dinyatakan diterima maka diharuskan untuk mendaftar ulang dengan memenuhi persyaratan dan perlengkapan yang diminta sekolah, sekolah harus menetapkan batas waktu pendaftaran ulang dimulai dan ditutup.
Mereka yang dinyatakan gugur karena tidak mendaftar ulang kehilangan haknya sebagai peserta didik di sekolah tersebut dan kemudian dapat diisi dengan cadangan. Begitu juga yang cadangan, ada saat dimana dipangil untuk mendaftar ulang juga sekaligus mencantumkan kapan batas waktu pendaftaran dibuka dan ditutup dan jika cadangan ini tidak mendaftar ulang sanpai dengan batas yang telah ditentujkan maka maka akan diisi dengan cadangan lain. 18
Calon peserta yang dinyatakan diterima diharuskan mendaftar cy Peserta didik yang mendaftar ulang dicatat dalam buku induk sekolah yang dimaksud dengan buku induk sekolah adalah buku yang memuat data penting mengenai diri peserta didik yang bersekolah di sekolahnya. Adapun hal hal yang tercantum dalam dalam buku induk adalah sebagai berikut.
1. Nomor urut.
2. Nomor Induk.
3. Identitas peserta didik yang meliputi a. Nama lengkap.
b. Tempat/ tanggal lahir peserta didik.
c. Kebangsaan peserta didik.
d. Alamat peserta didik.
4. Identitas orangtua wali peserta didik, meliputi:
a. Nama ayah peserta didik.
b. Nama ibu peserta didik.
17 Widya Astuti Permana, “Manajemen Rekrutmen Peserta Didik Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan ,” Jurnal Isema : Islamic Educational Management 5, no. 1 (2020): 83–96,
https://doi.org/10.15575/isema.v5i1.5989.
18 Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung: Alfabeta, 2011), 65.
15 c. Nama wali peserta didik.
d. Hubungan peserta didik dengan wali.
e. Alamat ayah peserta didik.
f. Alamat ibu peserta didik.
g. Alamat wali.
5. Latar belakang pendidikan peserta didik
6. Nilai raport peserta didik diekolah tiap semester E. Problema Penerimaan Peserta Didik Baru
Terdapat banyak problem atau masalah peserta didik yang harus dipecahkan yaitu:
1. Adanya peserta didik hasil tesnya, jumlah danemnya dan kecakapannya sama dan mereka sama berada pada batas bawah penerimaan.
2. Adanya calon peserta didik yang dari segi kemampuannya masih kalah dibandingkan dengan yang lainya sementara yang bersang- kutan mempunyai kekuasaan yang tinggi didaerah tersebut.
3. Terbatasnya daya tampung sarana prasarana sekolah, sementara di daerah tesebut sangat banyak calon peserta didik yang mempunyai kecakapan yang tinggi.
Ketiga masalah tersebut haruslah dapat dipecahkan dengan baik dan bijaksana oleh Kepala sekolah bersama dengan dengan aparat sekolah lainnya.
16 BAB III
PENUTUP A. Kesimpulan
Penerimaan peserta didik baru yang familiar dengan akronim PPDB adalah kegiatan rutin tahunan yang merupakan tahap seleksi bagi calon peserta didik baru yang diselenggarakan oleh panitia tingkat Sekolah dibawah pengawasan dan koordinasi Dinas Pendidikan. Kebijakan Penerimaan peserta didik baru merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.
Prosedur penerimaan peserta didik baru adalah pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru, rapat penentuan peserta didik baru, pembuatan, pemasangan atau pengiriman pengumuman, pendaftaran peserta didik baru, seleksi, penentuan peserta didik baru yang diterima, pengumuman peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima dan registrasi peserta didik yang diterima.
Pada sekolah-sekolah yang sistem penerimaannya bedasarkan DANEM, ketentuan siswa yang di terima berdasarkan atas ranking DANEM yang dibuat. Sedangkan pada sekolah yang menggunakan sistem PMDK, ketentuan penerimaannya di dasarkan atas hasil ranking nilai rapot peserta didik.
Sementara pada sekolah yang menggunakan sistem tes, dalam penerimaanya di dasarkan atas hasil tes.
Calon peserta didik yang telah dinyatakan diterima maka diharuskan untuk mendaftar ulang dengan memenuhi persyaratan dan perlengkapan yang diminta sekolah, sekolah harus menetapkan batas waktu pendaftaran ulang dimulai dan ditutup. Mereka yang dinyatakan gugur karena tidak mendaftar ulang kehilangan haknya sebagai peserta didik di sekolah tersebut dan kemudian dapat diisi dengan cadangan.
Terdapat tiga masalah yang harus dipecahkan oleh kepala sekolah dalam melaksanakan penerimaan peserta didik baru.
17
DAFTAR PUSTAKA
Ansar, Nurdian Ramadhani. “Implementasi Manajemen Penerimaan Peserta Didik Baru Berbasis Online di SMK Negeri 6 Makassar.” Jurnal Dinamika Manajemen Pendidikan 4, no. 1, 2019 https://doi.org/10.26740/jdmp.v4n1.p65- 72.
Bintoro, Ratih Fenty A. “Public Perception Regarding Policy Implementation On School Zoning Policy In The Acceptance Of High School New Students Year 2017/2018 In Samarinda.” Jurnal Riset Pembangunan 1, no. 20, 2018
Dra.Mukhlishah, AM, M.pd. Sistem Penerimaan Siswa Baru di Sekolah Efektif.
Prosiding: Silaturahmi dan Temu Ilmiah Nasional. surabaya: panitia penyelenggara silaturahmi dan temu ilmiah Nasional Asosiasi, 2015.
Drs. Hj. R. Adjeng Ratna Suminar. Zonasi Pendidikan, 2019.
Hadiyanto, M.Ed. “Manajemen Peserta Didik Bernuansa Karakter,” n.d.
Iin Aulyan Febriani, Hardiasnyah, Sr iUlandari, Diki Sumardja Alam.
“Implementasi Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru(Ppdb)Online,” no. l 2018
Jahari, Jaja, Heri Khoiruddin, dan Hany Nurjanah. Manajemen Peserta Didik.
Jurnal Isema : Islamic Educational Management. Vol. 3, 2019.
https://doi.org/10.15575/isema.v3i2.5009.
Muammar, Muammar. “Problematika Penerimaan Peserta Didik Baru (Ppdb) Dengan Sistem Zonasi Di Sekolah Dasar (Sd) Kota Mataram.” El Midad 11, no. 1, 2019 https://doi.org/10.20414/elmidad.v11i1.1904.
Nabila, Eva Salsa, Rita Rahmawati, dan Tatik Widiharih. “Implementasi Metode Saw Dan Waspas Dengan Pembobotan Roc Dalam Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (Studi Kasus: Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Kisaran Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara Tahun Ajaran 2018/2019).” Jurnal Gaussian 8, no. 4 (2019): 428–38. https://doi.org/10.14710/j.gauss.v8i4.26723.
Permana, Widya Astuti. “Manajemen Rekrutmen Peserta Didik Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan .” Jurnal Isema : Islamic Educational Management 5, no. 1, 2020 https://doi.org/10.15575/isema.v5i1.5989.
Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik, Bandung: Alfabeta, 2011.
18
Purwanti, Dian, Ira Irawati, dan Josy Adiwisastra. “Efektivitas Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru Sistem Zonasi Bagi Siswa Rawan Melanjutkan Pendidikan.” Dinamika 5, no. 4 2018
Suharsa, Rambat Nur Sasongko. “Jurnal manajer pendidkan” 14, no. 3, 2022 Urrahmi, Miftah, Nora Eka Putri, Pemula Pada, Pemilukada Kota, dan Pariaman
Tahun. “Jurnal Mahasiwa Ilmu Administrasi Publik ( JMIAP )” 2, no. 2, 2020 Wahyuni, Dinar. “Sistem Zonasi Dalam Penerimaan Peserta Didik Baru.” Info
Singkat 11, no. 1, 2019
Widyana, Nona. “Implementasi Kebijakan Penerimaan Peserta Didik Baru Melalui Jalur Zonasi.” Jurnal Kebijakan Publik 12, no. 1, 2021