MAKALAH
PENGANTAR ILMU KALAM
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Tauhid dan Ilmu Kalam Dosen Pengampu: Ni’mal Faiz, M.Pd.I
Disusun Oleh:
1. May Shinta Putri Marlinda (2001050017) 2. Rima Handes Tari (2001050026)
Kelompok 3 TBI KELAS A
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehinggga makalah yang berjudul “PENGANTAR ILMU KALAM” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini di susun sebagai tugas kelompok mata kuliah Tauhid dan Ilmu Kalam, kami berusaha menyusun makalah ini dengan segala kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan makalah selanjutnya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Ni’mal Faiz, M.Pd.I selaku dosen mata kuliah Tauhid dan Ilmu Kalam yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Metro, September 2021
Kelompok 3
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER...
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 1
C. Tujuan... 1
BAB II PEMBAHASAN... A. Pengertian Ilmu Kalam... 2
B. Nama Lain dan Sebab Penamaan Ilmu Kalam... 2
C. Objek Kajian Ilmu Kalam... 4
D. Tujuan dan Manfaat Ilmu Kalam...5
E. Peran dan Fungsi Ilmu Kalam dalam Kehidupan Sosial...5
BAB II PENUTUP... A. Kesimpulan... 7
B. Saran... 7 DAFTAR PUSTAKA...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai disiplin keilmuan Islam, ilmu kalam telah tumbuh dan
menjadi bagian dari tradisi kajian tentang agama Islam yang mengarahkannya pada segi-segi ketuhanan dan derivasinya. Ilmu kalam menduduki posisi yang signifikan dalam tradisi umat Islam, terbukti dengan adanya perkembangan dalam penyebutan nama-nama lain dari ilmu kalam, seperti Ilmu Aqāid (ilmu akidah-akidah), Ilmu Uṣūl al-Dīn (ilmu pokok-pokok agama), dan Ilmu Tauhīd (ilmu tentang kemahaesaan tuhan). Dikatakan Ilmu Aqāid karena permasalahan yang dbicarakan adalah masalah akidah dan kepercayaan dalam agama Islam. Dinamai Ilmu Uṣūl al-Dīn karena objek kajiannya adalah masalah sendi-sendi atau dasar-dasar ajaran agama Islam. Disebut Ilmu Tauhīd karena tujuan pokok dari ilmu ini adalah meng-Esakan Allah SWT, baik dzat, sifat, maupun perbuatan-Nya. Dinamai Ilmu Kalam karena masalah yang dibicarakan pada masa itu adalah Kalam Allah, atau dalam rangka memperkuat pendapat para mutakallimīn (ahli ilmu kalam) yang
mengandalkan kemahiran dalam berbicara.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud ilmu kalam?
2. Apakah nama lain dari ilmu kalam?
3. Apakah objek kajian ilmu kalam?
4. Apakah tujuan dan manfaat mempelajari ilmu kalam?
5. Bagaimanakah peran ilmu kalam dalam kehidupan sosial?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu kalam.
2. Untuk mengetahui nama lain dari ilmu kalam.
3. Untuk mengetahui objek kajian ilmu kalam.
4. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat mempelajari ilmu kalam.
5. Untuk mengetahui peran ilmu kalam dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Kalam
Menurut KBBI, kata ‘kalam’ berarti perkataan atau kata (terutama bagi Allah).1 Menurut ahli tata bahasa Arab, ‘kalam’ adalah kata atau lafadz dengan bentuk majemuk (ketentuan atu perjanjian). Secara teknis, kalam adalah alasan atu argumen rasional untuk memperkuat perkataan.2
Secara bahasa kata Kalam berarti pembicaraan yang bernalar dan menggunakan logika. Maka ciri utama Ilmu Kalam adalah rasionalitas dan logis. Sehingga ia erat dengan ilmu mantiq/logika. Istilah lain dari Ilmu Kalam adalah teologi Islam, yang diambil dari Bahasa Inggris, theology. Ilmu Kalam adalah Ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaankepercayaan keagamaan (agama Islam) dengan bukti-bukti yang yakin. Ilmu kalam disebut juga ilmu yang membahas soal-soal
keimanan. Pengertian Ilmu kalam secara terminologi adalah suatu ilmu yang membahas berbagai masalah Ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika dan filsafat. 3
Menurut Ibnu Khaldun, ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan alasan
mempertahankan kepercayaan kepercayaan iman dengan menggunakan dalil dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-
kepercayaan aliran golongan Salaf dan Ahli Sunah. 4
Ahmad Hanafi menyatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang wujudnya Tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada padaNya dan sifat-sifat yang mungkin ada pada-Nya dan membicarakan tentang Rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya dan sifatsifat yang mungkin terdapat padanya. Ada pula yang mengatakan bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keagamaan (agama Islam) dengan bukti-bukti yang yakin. 5
B. Nama Lain Ilmu Kalam dan Sebab Penamaan Ilmu Kalam
Musthafa Abd ar-Raziq menyebut ilmu kalam dengan beberapa nama, antara lain:
ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-Akbar, dan teologi Islam. Disebut ilmu ushuluddin karena ilmu ini membahas tentang pokok-pokok agama. Sementara itu, ilmu tauhid adalah suatu ilmu yang di dalamnya dikaji tentang asma' (nama-nama) dan sifat yang
1 KBBI Digital
2 Ensiklopedi Islam 2, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1994), h.
345.
3 Irham Hisyam, “pengertian ilmu kalam secara etimologi dan terminologi”,
(https://www.Irhanhisyam.com/2018/08/pengertian-ilmu-kalam-secara-etimologi.html, diakses pada 19 September 2021,17.00)
4 Ahmad Hanafi, Teologi Islam (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 200)1, h.3.
5 Ahmad Hanafi, Teologi Islam (Ilmu Kalam), (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), h. 3.
wajib, mustahil dan ja'iz bagi Allah, juga sifat yang wajib, mustahil dan ja'iz bagi Rasul- Nya. Ilmu tauhid juga membahas tentang keesaan Allah SWT., dan hal-hal yang
berkaitan dengan-Nya. Sementara fiqhul akbar adalah ilmu yang membahas tentang keyakinan. Kondisi seperti ini menunujukkan kepada kita bahwa ilmu kalam sama dengan ilmu tauhid, hanya saja argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasikan pada penguasaan logika. Oleh sebab itu, sebagian teolog membedakan antara ilmu kalam dan ilmu tauhid.6
Menurut Harun Nasution, teologi dalam Islam disebut `ilm al-Tauhid. Kata tauhid mengandung arti satu atau Esa dan keEsaan dalam pandangan Islam, sebagai agama monotheisme merupakan sifat yang terpenting di antara segala sifat-sifat Tuhan. Teologi Islam disebut pula `ilm al-Kalam. Kalam adalah kata-kata, sehingga dengan pengertian kalam ini muncul dua pemahaman. Pertama, kalam ialah sabda Tuhan. Karena soal kalam sebagai sabda Tuhan atau al-Quran di kalangan umat Islam pada abad ke sembilan dan ke sepuluh Masehi pernah menimbulkan pertentangan-pertentangan keras sehingga timbul penganiayaan dan pembunuhan-pembunuhan terhadap sesama muslim pada masa itu.
Kedua, yang dimaksud kalam adalah kata-kata manusia, karena kaum teolog Islam bersilat lidah dengan kata-kata dalam mempertahankan pendapat dan pendirian masing- masing. Teolog dalam Islam dinamai dengan mutakallimun yaitu ahli debat yang pandai memakai katakata.7
Ilmu tauhid dengan ilmu kalam sebenarnya dimaksudkan untuk membedakan antara mutakallimun dengan filosof muslim. Mutakallimun dan filosof muslim mempertahankan atau memperkuat keyakinan mereka dengan menggunakan metode filsafat tetapi mereka berbeda dalam landasan awal berpijak. Mutakalimun lebih dahulu bertolak dari al-Quran dan Hadis (wahyu) yang diyakininya (diimani), kemudian disertakan pembuktian dalil-dalil rasional. Sementara filosof berpijak kepada logika.
Artinya, mereka melakukan sebuah pembuktian secara rasional, kemudian meyakininya.
Meskipun demikian, tujuan yang ingin dicapai adalah satu yaitu ke-Esaan Allah dan ke- Mahakuasaan Allah SWT.8
Menurut Nurcholish Madjid, ilmu kalam sering diterjemahkan sebagai teologia, sekalipun sebenarnya tidak seluruhnya sama dengan pengertian teologia dalam agama Kristen. Misalnya dalam pengertian teologi Kristen, ilmu fiqih dalam Islam termasuk teologi. Karena itu sebagian di kalangan ahli ada yang menghendaki pengertian yang lebih praktis untuk menerjemahkan ilmu kalam sebagai teologis dialektis atau teologi rasional, dan mereka melihatnya sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat khas dalam Islam. 9Beberapa alasan penamaaan ilmu kalam adalah:
6 Abdul Rozak & Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setia, 2007, h. 3.
7 Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan, (Jakarta: UI H-Press, 1978), h. ix.
8 ohanda WS, Ilmu Kalam dari Klasik sampai Kontemporer, (Bandung: Najwa Press, 2006), h.3.
9 Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban. Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kem oderenan,
(Jakarta: Paramadina, 1992), h. 201 -202.
1. Persoalan terpenting di antara pembicaraan-pembicaraan masa-masa pertama Islam adalah firman Allah SWT, alQuran, apakah azali atau baru. Oleh karena itu, keseluruhan isi ilmu kalam merupakan bagian yang penting sekali.
2. Dasar ilmu kalam yaitu dalil-dalil rasional yang pengaruhnya nampak nyata pada pembicaraanpembicaraan para ulama Islam, sehingga kelihatan mereka sebagai ahli bicara. Dalil al-Quran dan Sunnah baru dipakai sesudah mereka menetapkan kebenaran suatu persoalan dari segi akal pikiran.
3. Pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dan filsafat.
Pembuktian-pembuktian dengan logika disebut ilmu kalam. Orang yang ahli dalam ilmu kalam disebut mutakallim (jamaknya mutakallimin).10
Istilah teologi Islam, ilmu kalam, dan ilmu tauhid pada intinya memiliki kesamaan pengertian, yaitu di sekitar masalah-masalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan tentang Tuhan dengan segala seginya, yang berarti termasuk di dalamnya soal-soal wujud-Nya, keesaan-Nya, sifat-sifat-Nya, dan sebagainya.
2. Pertalian-Nya dengan alam semesta, yang berarti termasuk di dalamnya persoalan terjadinya alam, keadilan dan kebijaksanaan Tuhan, serta kada dan kadar. Pengutusan rasul-rasul juga termasuk di dalam persoalan pertalian manusia dengan Tuhan, yang meliputi juga soal penerimaan wahyu dan berita-berita alam gaib atau akhirat.11 C. Objek Kajian Ilmu Kalam
Objek pembicaraan ilmu tauhid, adalah akidah yang diterangkan dalil-dalilnya.
Dimaksudkan dengan akidah ialah pendapat dan pikiran atau anutan yang mempengaruhi jiwa manusia, lalu menjadi sebagai suatu bagian dari manusia sendiri, dibela,
dipertahankan dan di itikadkan bahwa hal itu, adalah benar.
Setiap manusia mempunyai beberapa itikad sedikit ataupun banyak. Semakin banyak pengalamannya semakin besar semakin subur makrifatnya. Semakin bertambah ilmunya semakin bertambah pula itikadnya.
Oleh karena itu, akidah-akidah adalah merupakan akidah diniyah, adakala merupakan akidah adabiah, adakala merupakan akidah khulqiah adakala merupakan akidah ilmiah, adakala merupakan akidah siyasiah, menurut corak dan warna-warna masing-masing walaupun satu sama lain mempunyai hubungan yang erat.
Yang dimaksudkan dengan akidah diniyah adalah, akidah yang mempunyai
hubungan erat dengan agama, baik merupakan hukum, pikiran ataupun pendapat. Akidah Adabiyah adalah bahwasanya derajat pikiran sesuatu bangsa adalah menurut taraf
kemajuan dan kecerdasan bangsa itu. Akidah ijtima-iah, adalah bahwasanya masyarakat mempunyai hak perorangan dan bahwa setiap warga masyarakat mempunyai hak yang harus dipenuhi oleh masyarakat terhadapnya, dan bahwa tolong-menolong antara sesama anggota masyarakat adalah suatu keharusan. Akidah khulqiyah adalah
bahwabkeberanian, kesabaran, dan kebenaran adalah keutamaan yang menghasilkan
10 Ensiklopedi Islam 2, Op. Cit., h. 345-346.
11 Ensiklopedi Islam 5, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), h.
91.
kemanfaatan bagi warga masyarakat. Akidah ilmiyah, ialah bahwa benda yang berat jatuh karena daya tarik bumi dan sebagainya.12
D. Tujuan dan Manfaat Mempelajari Ilmu Kalam
Adapun tujuan dari mempelajari ilmu kalam diantaranya adalah:
1. Mewujudkan manusia agar selalu mempunyai akhlak yang mulia sebagai manifestasi dari ajaran Islam dan ajaran nilai-nilai aqidah Islam.
2. Meningkatkan kemampuan dalam berfikir, memahami, serta mengajarkan tentang ilmu kalam. Sehingga menjadi muslim yang penuh tanggung jawab dan bijaksana dalam menjalani kehidupan di masyarakat.
3. Menumbuhkan aqidah melalui pengetahuan kepada para masyarakat. Sehingga bisa menjadi manusia yang terus berkembang dalam ketaqwaan dan keimanan kepada Allah.13
Adapun manfaat dari mempelajari ilmu kalam adalah:
1. Mengenali Allah dengan dalil-dalil yang pasti dan memperoleh kebahagiaan yang kekal dan abadi.
2. Mengungkap sejarah, oleh karenanya salah satu dari ruang lingkup ilmu kalam adalah aspek kesejarahan.
3. Meneguhkan keyakinan (Aqidah). Manfaat dari ilmu kalam ini adalah menjadikan aqidahnya mantao dan tidak goyah, sehingga dengan anugrah Allah SWT, ia akan selamat diakhirat dari azab Allah yang disebabkan kefukuran dan jeleknya keyakinan.
4. Meningkatkan kemampuan pemahaman, penghayatan, dan pengalaman murid tentang ilmu kalam sehinga menjadi muslim yang penuh tanggung jawab dan bijaksana dalam kehidupan pribadi, masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
5. Mewujudkan manusia Indonesia yang berakhlak mulia sebagai manifestasi dari ajaran dan nilai-nilai akidah Islam.14
E. Peran dan Fungsi Ilmu Kalam dalam Kehidupan Sosial
Adapun peran ilmu kalam dalam kehidupan sosial adalah sebagai berikut:
1. Memahami kembali makna ajaran islam dengan argumen logika yang benar
Alquran mengajak manusia memcahkan masalah dengan cara yang pasti berdasarkan dalil dalil pikiran dan intuisional yang masuk akal dan di terima jiwa
2. Memahami keberagaman keyakinan dengan sikap toleran
Ketika agama menjadi persoalan keyakinan yang sangat fundamental, masalah toleransi dan pemahaman atas posisi masing masing penganut keyakinan menjadi kunci penting dalam keserlarasan dan keharmonisan kehidupan beragama.
12 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Tauhid/Kalam
13 Dunia Pondok, “Pengertian Ilmu Kalam”(https://duniapondok.com/pengertian-ilmu-kalam/, diakses pada 19 september 2021)
14 Jamaluddin dan Shabari Saleh Anwar, Ilmu Kalam, (Indragiri Hilir: PT Indragini Dot Com, 2020), h.27.
Adapun fungsi ilmu kalam dalam kehidupan sosial adalah sebagai berikut:
1. Menjaga kemurnian dasar-dasar agama dan memberikan dasar-dasar argumentasi yang kuat dihadapan para penentangnya.
2. Memberikan arahan dan petunjuk kepada orang-orang yang membutuhkan nasihat, khususnya ketika Islam bersinggungan dengan teologi agama lain dalam masyarakat yang heterogen.
3. Menopang dan menguatkan sistem nilai ajaran Islam yang terdiri atas 3 pilar, yaitu:
iman sebagai landasan akidah, Islam sebagai menifestasi syariat, ibadah dan muamalah serta ihsan sebagai aktualisasi akhlak.
4. Menjadi pijakan bagi ilmu-ilmu syariat.
5. Menjaga kesucian niat dan keyakinan yang merupakan dasara dalam perbuatan untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.15
15 Mona Blogging, “Ilmu Kalam”, (https://trisnamonalia.blogspot.com/2016/08/ilmu-kalam.html, diakses pada 19 September 2021, 17.30)
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu kalam adalah suatu ilmu yang membahas berbagai masalah Ketuhanan dengan menggunakan argumentasi logika dan filsafat. Nama lain dari ilmu kalam adalah ilmu ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh al-Akbar, dan teologi Islam. Objek pembicaraan ilmu tauhid, adalah akidah yang diterangkan dalil-dalilnya. Tujuan dan manfaat ilmu kalam salah satunya adalah untuk meneguhkan keyakinan(aqidah). Ilmu kalam juga berperan dalam kehidupan sosial, yaitu memberikan arahan dan petunjuk kepada orang-orang yang membutuhkan nasihat, khususnya ketika Islam bersinggungan dengan teologi agama lain dalam masyarakat yang heterogen.
B. Saran
Dengan kerendahan hati, penulis merasakan tulisan ini sangat sederhana dan jauh dari sempurna. Saran,kritik yang konstuktif sangat diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini.
Demikian pula, perlu penyempurnaan di sana-sini agar tulisan ini menjadi lebih lengkap dan lebih bermanfaat bagi pembaca dan pecinta bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Abdul Rozak dan Rosihon Anwar. 2007. Ilmu Kalam. Cet. III, Bandung: Pustaka Setia.
Ahmad Hanafi. 1974. Teologi Islam (Ilmu Kalam). Jakarta:
Bulan Bintang.
Ensiklopedi Islam. 1999. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve Harun Nasution. 1978. Teologi Islam: Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Jakarta: UI Press.
Jamaluddin dan Shabari Saleh Anwar. 2020. Ilmu Kalam. Indragiri Hilir: PT Indragini Dot Com.
KBBI Digital.
Nurcholis Madjid. 1984. Khazanah Intelektual Islam. Jakarta: Bulan Bintang, Jakarta.
---, 1992. Islam Doktrin dan Peradaban. Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemodernan. Jakarta: Paramadina.
Ohanda WS. 2006. Ilmu Kalam dari Klasik sampai Kontemporer.
Bandung: Najwa Press.
Tengku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy. 1999. Sejarah dan Pengantar Ilmu Tauhid/ Kalam. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
https://trisnamonalia.blogspot.com/2016/08/ilmu-kalam.html https://duniapondok.com/pengertian-ilmu-kalam/
https://www.Irhanhisyam.com/2018/08/pengertian-ilmu-kalam-secara-etimologi.html