MAKALAH
PENYUSUNAN STANDAR DALAM PENYELENGGARAAN MAKANAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi
Dosen Pengampu : Marianawati Saragih, M.Gz Disusun Oleh : Kelompok
Cindi Nurhasanah P20631122008 Fatiyah Nurul Hidayah P20631122006 Gina Raudhatul Jannah P20631122016 Lativa Febriyani Putri P20631122022 Neng Silvi Riyani P20631122028
Sopian P20631122037
Syifa Zahra Fuji P20631122038 Kelas : 2A
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI D III GIZI TASIKMALAYA 2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Penyusunan Standar dalam Penyelenggaraan Makanan". Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Marianawati Saragih, M.Gz sebagai dosen pengampu mata kuliah Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Dalam kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca, menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nanti kami dapat memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Demikian kata pengantar ini, semoga bermanfaat.
Tasikmalaya,10 Februari 2024
Kelompok 2
DAFTAR ISI
PENYUSUNAN STANDAR DALAM PENYELENGGARAAN MAKANAN
KATA PENGANTAR...2
DAFTAR ISI...3
BAB I...4
PENDAHULUAN...4
A. Latar Belakang...4
B. Rumusan Masalah...5
C. Tujuan...5
BAB II...6
PEMBAHASAN...6
a. Definisi Standar Makanan, Standar Porsi, Standar Resep, Standar Bumbu dan Modifikasi resep...6
b. Penyusunan Standar Makanan, Standar Porsi, Standar Resep, dan Standar Bumbu pada kasus Diet jantung...8
BAB III...19
PENUTUP...19
A. Kesimpulan...19
B. Saran...19
DAFTAR PUSTAKA...20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem penyelenggaraan makanan institusi adalah sebuah sistem yang dirancang untuk menyediakan makanan bagi sekelompok orang dalam jumlah besar di institusi seperti rumah sakit, sekolah, penjara, panti asuhan, dan lain sebagainya. Sistem ini harus memastikan bahwa makanan yang disediakan aman, bergizi, dan sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen. Sistem penyelenggaraan makanan institusi yang efektif dan efisien dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan konsumen, serta meningkatkan reputasi institusi. Untuk mencapai hal tersebut, institusi harus mengatasi berbagai tantangan yang ada, seperti keamanan dan higiene makanan, kebutuhan dan preferensi konsumen, anggaran, dan keterampilan dan pengetahuan tenaga kerja.
Penyelenggaraan makanan yang berkualitas merupakan aspek penting dalam berbagai sektor, seperti rumah sakit, sekolah, panti asuhan, katering, dan lain sebagainya. Makanan yang berkualitas tidak hanya memiliki rasa yang lezat, tetapi juga memenuhi kebutuhan gizi dan keamanan pangan. Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan makanan adalah penerapan standar. Standar yang dimaksud meliputi standar penyelenggaraan makanan, standar porsi, standar bumbu, dan standar resep. Penyelenggaraan makanan yang terstandar dapat memastikan konsistensi kualitas, keamanan, dan nilai gizi dari makanan yang disajikan.
Standar porsi membantu memastikan bahwa setiap individu mendapatkan asupan energi dan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai masalah gizi, seperti kekurangan gizi dan obesitas.
Standar bumbu dan resep membantu menghasilkan makanan dengan rasa yang konsisten dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal ini penting untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan membangun citra yang baik bagi penyelenggara makanan. Secara umum, penerapan standar menu dapat membantu meningkatkan kualitas, keamanan, dan mutu gizi makanan yang disajikan. Hal ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait, mulai dari penyelenggara makanan, konsumen, hingga pemerintah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi standar makanan, standar porsi, standar resep, dan standar bumbu, modifikasi resep?
2. Bagaimana cara menyuusun standar makanan, standar porsi, standar resep, dan standar bumbu pada kasus diet jantung?
3. Bagaimana cara modifikasi resep untuk diet jantung?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi standar makanan, standar porsi, standar resep, dan standar bumbu, modifikasi resep.
2. Mahasiswa mampu menyusun standar makanan, standar bumbu, standar resep, dan standar porsi untuk kasus diet jantung.
3. Mahasiswa mampu memodifikasi resep untuk diet jantung.
BAB II PEMBAHASAN
a. Definisi Standar Makanan, Standar Porsi, Standar Resep, Standar Bumbu dan Modifikasi resep
1. Standar Makanan:
Standar makanan adalah acuan yang menentukan kualitas dan keamanan bahan makanan yang digunakan, cara pengolahan makanan, dan higiene sanitasi tempat pengolahan makanan. Standar ini dibuat untuk memastikan bahwa makanan yang diolah dan disajikan aman dan layak dikonsumsi. Standar ini meliputi:
Kriteria mutu bahan makanan: Menentukan spesifikasi dan karakteristik bahan makanan yang boleh digunakan, seperti kesegaran, tingkat kematangan, dan kandungan gizi.
Keamanan pangan: Menentukan persyaratan higiene dan sanitasi dalam pengolahan dan penyimpanan makanan untuk mencegah kontaminasi dan keracunan makanan.
Informasi gizi: Mencantumkan informasi tentang kandungan gizi pada makanan yang disajikan, seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, dan vitamin.
2. Standar Porsi:
Standar porsi adalah acuan yang menentukan jumlah makanan yang disajikan untuk satu orang. Standar ini dibuat untuk memastikan bahwa setiap orang mendapatkan asupan gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhannya. Standar ini mempertimbangkan:
Kebutuhan gizi: Menentukan porsi yang sesuai dengan kebutuhan gizi individu berdasarkan usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan kondisi kesehatan.
Kebiasaan makan: Memperhatikan kebiasaan makan masyarakat dan budaya setempat.
Efisiensi dan efektivitas: Menentukan porsi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen tanpa menimbulkan pemborosan.
3. Standar Resep:
Standar resep adalah acuan yang menentukan bahan-bahan, takaran, dan cara pengolahan makanan untuk menghasilkan hidangan yang konsisten dalam rasa,
tekstur, dan penampilan. Standar ini dibuat untuk memudahkan proses pengolahan makanan dan memastikan kualitas hidangan yang dihasilkan. Standar ini meliputi:
Daftar bahan-bahan: Mencantumkan jenis dan jumlah bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat resep.
Takaran bahan: Menentukan takaran yang tepat untuk setiap bahan agar menghasilkan rasa yang optimal.
Cara pengolahan: Menjelaskan langkah-langkah pengolahan makanan secara detail dan jelas.
4. Standar Bumbu:
Standar bumbu adalah acuan yang menentukan jenis dan takaran bumbu yang digunakan untuk menghasilkan rasa dan aroma yang khas pada hidangan. Standar ini dibuat untuk memastikan konsistensi rasa hidangan dan memudahkan proses pengolahan makanan. Standar bumbu biasanya meliputi:
Jenis bumbu: Mencantumkan jenis bumbu yang digunakan dalam resep, seperti garam, gula, lada, bawang merah, bawang putih, dan rempah-rempah lainnya.
Jumlah bumbu: Menentukan takaran yang tepat untuk setiap bumbu agar menghasilkan rasa yang seimbang.
Cara penggunaan bumbu: Menjelaskan cara menambahkan bumbu pada makanan, seperti saat menumis, merebus, atau menggoreng.
5. Modifikasi Resep:
Modifikasi resep adalah proses mengubah bahan-bahan, takaran, atau cara pengolahan makanan dalam resep untuk menghasilkan hidangan yang sesuai dengan kebutuhan atau selera tertentu. Modifikasi resep dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
Mengganti bahan-bahan dengan bahan yang lebih sehat atau sesuai dengan alergi atau preferensi tertentu.
Menyesuaikan takaran bahan-bahan untuk menghasilkan hidangan dengan rasa yang lebih ringan atau lebih kuat.
Mengubah cara pengolahan makanan untuk menghasilkan hidangan dengan tekstur yang berbeda.
Manfaat Modifikasi Resep:
Menyesuaikan hidangan dengan kebutuhan dan selera individu.
Meningkatkan nilai gizi hidangan.
Menghemat waktu dan biaya pengolahan makanan.
Meningkatkan kreativitas dalam memasak.
b. Penyusunan Standar Makanan, Standar Porsi, Standar Resep, dan Standar Bumbu pada kasus Diet jantung
Diet jantung adalah pola makan yang dirancang untuk membantu menjaga kesehatan jantung dan menurunkan risiko penyakit jantung. Diet ini berfokus pada beberapa prinsip utama:
1. Mengurangi Lemak Jenuh dan Lemak Trans:
Lemak jenuh banyak terdapat dalam daging merah berlemak, produk susu berlemak penuh, dan makanan yang digoreng. Contohnya daging sapi berlemak, mentega, dan santan.
Lemak trans banyak terdapat dalam makanan olahan seperti kue, biskuit, dan makanan yang digoreng dengan minyak terhidrogenasi. Contohnya makanan siap saji, margarin, dan makanan yang dipanggang.
2. Meningkatkan Lemak Tak Jenuh Tunggal dan Lemak Tak Jenuh Ganda:
Lemak tak jenuh tunggal banyak terdapat dalam minyak zaitun, kacang- kacangan, dan alpukat. Contohnya minyak zaitun, kacang almond, dan alpukat.
Lemak tak jenuh ganda banyak terdapat dalam minyak ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Contohnya minyak ikan salmon, kacang kenari, dan biji chia.
3. Meningkatkan Asupan Serat:
Serat banyak terdapat dalam buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian.
Contohnya apel, brokoli, dan oatmeal.
4. Mengurangi Asupan Garam:
Garam dapat meningkatkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Batasi konsumsi garam maksimal 5 gram per hari.
5. Mengurangi Asupan Gula:
Gula dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Batasi konsumsi gula maksimal 50 gram per hari.
6. Meningkatkan Asupan Protein:
Protein membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Pilihlah sumber protein tanpa lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, dan kacang-kacangan.
7. Menjaga Berat Badan Ideal:
Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui berat badan ideal Anda.
Studi Kasus :
Tn.DK , umur 64bthn BB 72kg TB 162 cm , diagnosa acute miocard infarction (AMI). Pasien dibawa ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada, kurang nafsu makan, mual dan muntahserta kesulitan makan. Data klinis pasien : hemoglobin 13,5. kolesterol 228 mg/dl , HDL-C 29mg/dl, LDL-C 190mg . kebiasaan makan nasi 2-3 x/hari sayuran semua macam kecuali melinjo 2-3 x /hari.
Dik : TB : 162 cm BB : 72kg Usia : 64 th
Kebutuhan Energi :
IMT
= BB/TB2
= 72 / (1,62)2
= 72/ 2,6244
= 27,4 (Status Gizi obesitas)
BB ideal
= (TB-100)-10%(TB-100)
= (162-100) 10% (162-100)
= 62-6,2
= 55,8 kg (Azura, 2013)
BEE (Rumus Mifflin )
= (10xBBI) + (6.25X Tb) - (SU) + 5
= (10x55.8) (6.25×162) - (5x64)+5
= 558 + 1012,5 – 320 + 5
= 1255,5 kkal
TEE
TEE = BEE x FA x FS
= 1255,5×1.2×1,3
= 1958,58 kkal
Protein
= 0,8 gr x BB1
= 0,8 x 55.8
= 44,64 gram x 4
= 178,56 kkal
Lemak
= 20%x1958.58 kkal
KH
KH = energy-(protein +lemak)
= 1958.58-17856-391,716
= 1388 104/4
= 347,076 gram
= 391,716 kkal/9
= 43,524 gram
a.
Standar makanan
Contoh standar makanan diet jantung
Gol. Bahan Makanan Penukar Energi Kh Protein Lemak
Karbohidrat 4 700 160 16
Protein hewani rendah lemak 2 100 14 4
Protein hewani lemak sedang 1 75 7 5
Protein nabati 41/2 360 36 27 13,5
Sayuran B 3 75 15 3
Buah 5 250 50
Susu tanpa lemak 2 150 20 14
Lemak tak jenuh 3 150 15
Gula 2 74 18
jumlah 24 1/2 1784 279 67 37,5
Toleransi : + 1962 306 73,7 41,25
- 1605 251,1 60,3 33,75
Contoh standar makanan diet jantung
waktu jenis makanan Jumlah (granm)
makan pagi Havermout 100
kacang kenari 10
pisang 50
susu sapi 200
snack pagi melon 190
apel 42.5
semangka 90
yoghurt 120
anggur 82.5
makan siang ikan tuna 80
nasi tim 200
tahu 110
minyak jagung 5
pepaya 137.5
jminyak jagung 1.25
wortel 25
buncis 25
bakso 85
snak sore alpukat 120
susu skim cair 200
makan malam nasi tim 200
hati sapi 35
buncis 25
susu kedelai 50
kacang hijau 20
susu skim cair 100
Nilai Gizi Energi = 1784 Protein = 279 Lemak = 67
Karbohidrat = 37,5
b. Standar Porsi
No. Jenis Bahan Makanan
Penukar URT BDD Berat
Bersih/
Porsi (gr)
Berat Kotor/
Porsi (gr)
Pembulatan
Havermout 2 11 sdm 100%
100 100 100
kacang kenari
¼ 1sdm 100%
10
10 10
Pisang
1 1 bh sdg 75
50
100/75x 50=
susu sapi 1 1 gls 100%
200 200 200
melon 1 1 ptg bsr 58%
190
100/58x1 90 = 327,58
328
Apel 1/2 ½ bh 88%
42.5
100/88x4 2,5 = 48,29
48
semangka
1 1 ptg sdg 46
90
100/46x9 0 = 195,6
196 Yoghurt
non fat
¾ gls 120 100% 120 120 120
anggur 82.5
ikan tuna 80
nasi tim 200
tahu 110
minyak
jagung 5
pepaya 137.5
jminyak
jagung 1.25
wortel 25
buncis 25
bakso 85
alpukat 2 1 bh besar 61%
120 120 120
susu skim cair
1 1 gls 100%
200
200 200
nasi tim 200
hati sapi 35
buncis 25
susu
kedelai 50
kacang
hijau 20
susu skim
cair 100
c.
Standar Bumbu
Nama bumbu berat kotor
(gr) berat bersih (gr) BDD
(%)
bawang merah 25 22,5 90%
bawang putih 15 13,2 88%
kemiri 10 10 100%
cabai rawit 25 21,25 85%
kunyit 10 7,8 78%
jahe 10 9,7 97%
Jumlah berat bersih = 84,45 1. Standar Bumbu A (Merah)
Komposisi bahan makanan untuk 100 porsi Nama Bumbu Berat Kotor Berat Bersih
Bawang merah 2 kg 1.5 kg Bawang putih 0,4 kg 0.25 kg Cabai merah 2.5 kg 1.4 kg
Kemiri 1.25 kg 1.25 kg
Gula merah Gula merah 1 kg Jumlah berat bersih = 5,4 kg
Contoh penggunaan dalam masakan a. Sambal goreng
b. Sayur asem c. Rendang d. Balado
2. Standar Bumbu B (Putih)
Komposisi bahan makanan untuk 100 porsi
Nama Bumbu Berat Kotor Berat Bersih
Bawang merah 1 kg 0,75 kg
Bawang putih 0,1 kg 0.075 kg
Kemiri 0,25 kg 0,25 kg
Ketumbar 0,125 kg 0,125 kg
Gula merah 0,4 kg 0,4 kg
Jumlah berat bersih = 1,6 kg
Contoh penggunaan dalam masakan a. Sayur bobor
b. Terik c. Gudeg d. Opor e. Sayur lodeh
3. Standar Bumbu C
Komposisi bahan makanan untuk 100 porsi Nama Bumbu Berat Kotor Berat Bersih
Bawang merah 0,5 kg 0,4 kg Bawang putih 0,05 kg 0,05 kg
Lada 0,05 kg 0,05 kg
Jumlah berat bersih = 0,5 kg
Contoh penggunaan dalam masakan a. Sop sayuran
b. Mie goreng/rebus c. Semur
d. Puyung hai e. Perkedel f. Capcay g. Tumisan cah
4. Standar Bumbu D (Iris)
Komposisi bahan makanan untuk 100 porsi Nama Bumbu Berat Kotor Berat Bersih
Cabe merah 0,5 kg 0,4 kg Bawang merah 0,4 kg 0,25 kg Bawang putih 0,5 kg 0,4 kg
Tomat 0,4 kg 0,4 kg
Gula merah 0,2 kg 0,2 kg
Terasi 0,05 kg 0,05 kg
Jumlah berat bersih = 1,7 kg
Contoh penggunaan dalam masakan a. Tumisan
b. Asem-asem c. Oseng-oseng
d. Sambal goreng kering e. Pindang serai
5. Standar Bumbu E (bumbu tambahan disesuaikan dengan kebutuhan) • Tomat
• Salam, sereh, laos
• Kunyit, jahe
• Daun kunyit, daun salam, daun jeruk
• Limau, terasi
d. Standar resep
Tuna Bumbu kuning Suhu : 145oC Porsi : 60
Waktu : 60 menit Alat : Pisau, talenan, blender, wajan, spatula, piring saji
Bahan Bumbu Proses
2400 gr dada ikan Tuna 5 buah jeruk nipis 25 cabai rawit
10 lembar daun jeruk 10 batang serai geprek 50 lembar kemangi 5 batang daun bawang 60 gr Kaldu jamur 2 1/2 sdt gula 40 gr Garam
Bahan bumbu halus:
15 gr bawang putih 25 gr bawang merah 10 cm kunyit
10 cm jahe
10 buah kemiri sangrai
1. Lumuri tuna dengan jeruk nipis, biarkan 15 menit.
Cuci bersih.
2. Tumis bumbu halus, daun jeruk, serai dan rawit sampai harum.
3. Masukkan tuna, aduk rata, masak sampai pucat.
4. Tuang air sampai menutupi tuna. Beri bumbu. Aduk.
5. Masak sampai tuna matang.
6. Menjelang diangkat masukkan kemangi dan daun bawang.
7. Sajikan.
Nilai Gizi Energi :
Protein : Lemak : KH :
e. Modifikasi Resep 1) Resep lama
Nama Resep : Tuna bumbu kuning Jumlah Porsi : 60
Bahan Alat Proses
2400 gr dada ikan Tuna
5 buah jeruk nipis
25 cabai rawit
10 lembar daun jeruk
10 batang serai geprek
50 lembar kemangi
5 batang daun bawang
60 gr Kaldu jamur
2 1/2 sdt gula
40 gr Garam
Bahan bumbu halus:
15 gr bawang putih
25 gr bawang merah
10 cm kunyit
10 cm jahe
10 buah kemiri sangrai
1. Pisau, 2. talenan, 3. blender, 4. wajan, 5. spatula, 6. piring saji
1. Lumuri tuna dengan jeruk nipis, biarkan 15 menit. Cuci bersih.
2. Tumis bumbu halus, daun jeruk, serai dan rawit sampai harum.
3. Masukkan tuna, aduk rata, masak sampai pucat.
4. Tuang air sampai menutupi tuna.
Beri bumbu. Aduk.
5. Masak sampai tuna matang.
6. Menjelang diangkat masukkan kemangi dan daun bawang.
7. Sajikan.
2) Resep Baru
Nama Resep: Ikan Tuna Bakar Bumbu Ketumbar Jumlah Porsi : 12
Bahan Alat Proses
450 gr Ikan Tuna
1 Butir Jeruk Nipis
Secukupnya Air
32 gr Bawang Putih Kating (5 butir)
50 gr Bawang Merah (7 butir)+
1 sdm Ketumbar Sangrai
1/4 sdt Garam
3/4 sdt Kaldu Jamur Bubuk
1/4 sdt Lada Bubuk
1. Pemangganga n
2. Wajan 3. Spatula 4. Pisau 5. Talenan 6. Piring Saji 7. Ulekan 8. Sendok
1. Cuci bersih ikan lalu cemplungkan ke air yg sudah diisi dg perasan jeruk nipis, biarkan sejenak sekitar 2 menit lalu bilas dg air. Selanjutnya haluskan baput dan kunyit dulu, setelah setengah halus masukan bamer, ulek hingga setengah kasar lalu beri ketumbar sangrai, garam, kaldu bubuk, lada bubuk, gula merah. Ulek hingga halus yg sudah disangrai dan dihaluskan kasar.
10 gr Gula Merah
2 Keping Daun Jeruk (1 Lembar)
22 gr Margarin
2 Sdm Kecap Manis
1/2 sdm Air Asam Jawa
Secukupnya olive oil
2. Panaskan 2.5 sdm Minyak Goreng, lalu masukan bumbu, daun jeruk tumis hingga wangi lalu tuang air asem, kecap manis, 50 ml air dan margarin lalu aduk rata. Matikan kompor.
3. Selanjutnya sisihkan sebagian utk bumbu oles, lalu masukan ikan tuna dan masak hy 3 menit.
Diamkan Ikan sekitar 15 menit saja. Lalu siapkan pan beri olive oil lalu bakar ikan diatas pan dan beri bumbu oles.
4. Bakar ikan hingga kecokelatan, lalu sajikan
Modifikasi ini bertujuan untuk mengurangi lemak jenuh dan trans yang dapat meningkatkan kolesterol jahat. Dengan membakar, kandungan omega-3 yang baik bagi jantung tetap terjaga. Selain kesehatan, cita rasa pun ikut meningkat. Membakar ikan tuna menghasilkan aroma dan rasa yang lebih kuat dibandingkan bumbu kuning, serta tekstur yang renyah di luar dan juicy di dalam. Prosesnya pun lebih praktis dan mudah dibersihkan.
Kebaikan lainnya, modifikasi ini mengurangi penggunaan bumbu dan garam, sehingga asupan natrium dan gula terkendali. Vitamin dan mineral dalam ikan tuna pun tidak rusak.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyelenggaraan makanan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat. Termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan dan evaluasi. Cakupan penyelenggaraan makanan sangat luas, tidak seperti yang dipahami hanya sekedar merencanakan menu, mengolah, menyimpan dan menyajikan bahan makanan, tetapi juga meliputi fasilitas, peraturan perundang-undangan, anggaran, ketenagaan, peralatan, hygiene-sanitasi dan lain sebagainya (Aritonang, I.
2014). Penyelenggaraan Makanan Institusi/massal (SPMI/M) adalah penyelenggaraan makanan yang dilakukan dalam jumlah besar atau massal.Batasan mengenai jumlah yang diselenggarakan di setiap negara bermacam-
macam, sesuai dengan kesepakatan masing-masing. Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan makanan adalah penerapan standar. Standar yang dimaksud meliputi standar penyelenggaraan makanan, standar porsi, standar bumbu, dan standar resep.
Penyelenggaraan makanan yang terstandar dapat memastikan konsistensi kualitas, keamanan, dan nilai gizi dari makanan yang disajikan. Standar porsi membantu memastikan bahwa setiap individu mendapatkan asupan energi dan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai
masalah gizi, seperti kekurangan gizi dan obesitas.
B. Saran
Saran untuk Ahli Gizi :
1) Modifikasi dan sesuaikan standar dan resep sesuai dengan kebutuhan individu pasien.
2) Edukasi pasien mengenai pentingnya memasak dan makan sehat untuk kesehatan jantung.
3) Berikan contoh resep dan tips praktis untuk membantu pasien menerapkan diet jantung dalam kehidupan sehari-hari.
4) Lakukan monitoring dan evaluasi secara berkala untuk memastikan pasien mencapai tujuan dietnya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Pedoman penyelenggaraan makanan di institusi kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Almatsier, S. (2005). Gizi dan kesehatan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Purnomo, H. D., & Rahayu, E. S. (2017). Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi.
Yogyakarta: Deepublish.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pedoman Penyelenggaraan Makanan Sehat di Institusi. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kemenkes RI. (2019). Pedoman Penyelenggaraan Makanan Institusi. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.