• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERKERASAN JALAN

N/A
N/A
Luthfi Luthfi

Academic year: 2025

Membagikan "MAKALAH PERKERASAN JALAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

FLEKSIBEL PAVEMENT ASPAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Perancangan Perkerasan Jalan yang diampuh Oleh:

Dr.Ir.Didik S.S.Mabui, ST.,MT

`

Oleh:

KELOMPOK 1:

Munaidil Riswanto 23611001

Muhammad Zulkifli 23611035

Suryo Pratomo B. A.D. Putra 23611005

Bella Novi Lestari 23611009

Vilky S. Batkormbawa 23611046

Rossarina Febrianti Rossi 23611040

Angelica A.M. Nahumury 23611044

Dini S.N.A.priany 23611016

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS YAPIS PAPUA

2025

(2)

i KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan materi tentang Flexible Pavement atau perkerasan lentur aspal ini.

Materi ini disusun untuk memberikan pemahaman mengenai konsep dasar, karakteristik, komponen, serta metode perencanaan dan pelaksanaan perkerasan lentur aspal. Dalam infrastruktur jalan, perkerasan lentur memiliki peran penting dalam mendukung kelancaran transportasi serta memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan.

Kami berharap materi ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi mahasiswa, praktisi teknik sipil, serta siapa pun yang ingin mendalami lebih lanjut tentang konstruksi perkerasan lentur. Kami juga menyadari bahwa materi ini masih memiliki kekurangan, oleh karena itu, kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan di masa mendatang.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan materi ini. Semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Jayapura, 05 Maret 2025

Kelompok 1

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI……….………ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.1 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1 Perkerasan lentur ( Fleksibel Pavement ) ... 3

2.2 Karakteristik Perkerasan Lentur ( Fleksibel Pavement ) ... 3

2.3 Komponen Perkerasan Lentur ( Fleksibel Pavement ) ... 4

2.4 Proses Perencanaan Dan Desain Perkerasan Lentur ... 5

2.5 Metode Pelaksanaan Perkerasan Lentur ( Fleksibel Pavement )... 7

BAB III PENUTUP ... 9

3.1 Kesimpulan ... 9

3.2 Saran ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Transportasi darat merupakan salah satu aspek penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat. Infrastruktur jalan yang baik dan berkualitas akan meningkatkan efisiensi transportasi serta mengurangi biaya operasional kendaraan. Salah satu jenis konstruksi jalan yang umum digunakan adalah perkerasan lentur (Flexible Pavement), yang berbahan utama aspal sebagai lapisan pengikat agregat.

Perkerasan lentur banyak digunakan karena memiliki keunggulan dalam menyesuaikan diri terhadap beban lalu lintas dan perubahan kondisi tanah di bawahnya. Selain itu, perkerasan ini lebih ekonomis dalam hal perbaikan dan pemeliharaan dibandingkan perkerasan kaku (Rigid Pavement). Namun, dalam proses perencanaannya, perkerasan lentur harus dirancang dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti beban lalu lintas, kondisi tanah dasar, kualitas material, serta metode pelaksanaan yang tepat.

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan jalan yang tahan lama dan berkualitas, pemahaman mengenai desain, konstruksi, dan pemeliharaan perkerasan lentur menjadi hal yang sangat penting. Oleh karena itu, dalam materi ini akan dibahas secara mendalam tentang karakteristik perkerasan lentur, komponen penyusun, metode perencanaan, serta teknik pelaksanaan yang sesuai dengan standar yang berlaku.

Diharapkan materi ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi mahasiswa teknik sipil, praktisi konstruksi, serta pihak-pihak yang berkecimpung dalam perencanaan dan pembangunan jalan.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, terdapat beberapa permasalahan yang perlu dikaji dalam makalah ini, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan perkerasan lentur (Flexible Pavement) dan bagaimana karakteristiknya?

2. Apa saja komponen utama penyusun perkerasan lentur aspal ?

(5)

2

3. Bagaimana proses perencanaan dan desain perkerasan lentur yang sesuai dengan standar yang berlaku?

4. Apa saja faktor yang memengaruhi kualitas dan daya tahan perkerasan lentur?

5. Bagaimana metode pelaksanaan dan pemeliharaan perkerasan lentur agar tetap berfungsi optimal?

1.3

Tujuan

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:Memahami konsep dasar dan karakteristik perkerasan lentur (Flexible Pavement) sebagai salah satu jenis konstruksi jalan yang umum digunakan.

1. Menjelaskan komponen utama penyusun perkerasan lentur aspal, seperti agregat, aspal, dan lapisan pendukung lainnya.

2. Menganalisis proses perencanaan dan desain perkerasan lentur berdasarkan standar yang berlaku guna memastikan kualitas dan ketahanannya.

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi kualitas dan daya tahan perkerasan lentur, termasuk beban lalu lintas, kondisi tanah dasar, dan kualitas material.

4. Menjelaskan metode pelaksanaan dan teknik pemeliharaan perkerasan lentur agar tetap berfungsi optimal dan memiliki umur layanan yang panjang.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai perkerasan lentur aspal serta aplikasinya dalam pembangunan infrastruktur jalan.

(6)

3

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Perkerasan lentur ( Fleksibel Pavement )

Perkerasan fleksibel (Flexible Pavement) adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat utama dan memiliki sifat elastis, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan bentuk tanah dasar tanpa mengalami keretakan yang signifikan. Beban yang diberikan oleh kendaraan tidak langsung diteruskan ke tanah dasar, tetapi didistribusikan melalui beberapa lapisan dengan tingkat kekuatan yang berbeda.

Struktur perkerasan fleksibel terdiri dari beberapa lapisan utama, yaitu lapisan permukaan (surface course), lapisan pondasi atas (base course), lapisan pondasi bawah (subbase course), dan tanah dasar (subgrade). Lapisan-lapisan ini bekerja sama untuk menahan beban lalu lintas serta melindungi tanah dasar dari tekanan yang berlebihan.

Namun, perkerasan ini memiliki beberapa kelemahan, seperti rentan terhadap perubahan suhu ekstrem dan beban kendaraan yang berlebihan. Suhu tinggi dapat menyebabkan aspal melunak dan bergelombang, sementara suhu rendah dapat membuatnya retak. Oleh karena itu, pemeliharaan yang rutin dan pemilihan material yang sesuai sangat penting untuk memastikan daya tahan dan umur layanan yang optimal.

2.2 Karakteristik Perkerasan Lentur ( Fleksibel Pavement ) 1. Menggunakan Aspal sebagai Pengikat Utama

Perkerasan fleksibel menggunakan aspal sebagai bahan perekat yang mengikat agregat dalam campuran perkerasan, memberikan fleksibilitas terhadap beban lalu lintas.

2. Distribusi Beban Secara Bergradasi

Beban kendaraan tidak langsung diteruskan ke tanah dasar, tetapi didistribusikan melalui beberapa lapisan dengan tingkat kekuatan yang berbeda untuk mencegah kerusakan dini.

3. Lapisan Perkerasan yang Bersifat Fleksibel

Struktur perkerasan fleksibel terdiri dari beberapa lapisan, seperti lapisan permukaan, pondasi atas, pondasi bawah, dan tanah dasar, yang bekerja sama untuk menahan beban kendaraan.

(7)

4

4. Mudah dalam Perbaikan dan Pemeliharaan

Jika terjadi kerusakan, seperti retak atau lubang, perbaikan dapat dilakukan dengan menambal atau menambahkan lapisan baru tanpa perlu membongkar seluruh perkerasan.

5. Lebih Nyaman untuk Berkendara

Sifat elastis aspal membuat perkerasan fleksibel mampu menyerap guncangan dengan baik, sehingga memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna jalan.

6. Rentan terhadap Perubahan Cuaca dan Beban Berlebih

Aspal dapat melunak saat suhu tinggi dan mengalami deformasi seperti rutting (jejak roda), sementara suhu rendah dapat menyebabkan retak, sehingga pemeliharaan rutin sangat diperlukan.

7. Umur Layanan Lebih Pendek dibanding Perkerasan Kaku

Perkerasan fleksibel cenderung mengalami keausan lebih cepat dibandingkan perkerasan kaku, sehingga membutuhkan perawatan berkala untuk mempertahankan fungsinya.

Dengan memahami karakteristik perkerasan fleksibel, para perencana jalan dapat menentukan strategi terbaik dalam pemilihan material, desain struktur, serta metode pemeliharaan yang tepat guna meningkatkan ketahanan dan efisiensi infrastruktur jalan.

2.3 Komponen Perkerasan Lentur ( Fleksibel Pavement )

Komponen perkerasan fleksibel meliputi beberapa lapisan utama yang bekerja bersama untuk mendukung beban lalu lintas dan mendistribusikan tekanan ke tanah dasar. Secara umum, komponen-komponen tersebut adalah:

1. Lapisan Permukaan (Wearing Course):

Lapisan atas yang langsung bersentuhan dengan kendaraan. Terbuat dari campuran aspal dan agregat halus, lapisan ini dirancang untuk memberikan permukaan yang halus, tahan aus, dan mampu melindungi lapisan di bawahnya dari paparan langsung cuaca dan beban lalu lintas.

2. Lapisan Binder (Binder Course)

Terletak tepat di bawah lapisan permukaan, lapisan ini berfungsi sebagai pengikat antara lapisan atas dan lapisan pondasi. Biasanya menggunakan campuran aspal dengan agregat yang lebih kasar untuk memberikan kekuatan struktural dan memastikan transisi beban yang efektif.

(8)

5

3. Lapisan Pondasi (Base Course)

Merupakan lapisan yang mendistribusikan beban dari lapisan atas ke lapisan bawah. Lapisan pondasi umumnya terbuat dari agregat kasar dan berperan sebagai penopang utama yang menahan deformasi akibat beban kendaraan.

4. Lapisan Subbase (Subbase Course)

Jika diperlukan, lapisan ini ditambahkan untuk memperkuat struktur perkerasan terutama pada kondisi tanah dasar (subgrade) yang relatif lemah.

Subbase membantu meningkatkan daya dukung dan memperlambat masuknya air ke dalam struktur perkerasan.

5. Tanah Dasar (Subgrade)

Merupakan fondasi alami atau tanah yang telah dipadatkan di bawah struktur perkerasan. Meskipun bukan bagian konstruksi aktif, kondisi dan kualitas subgrade sangat menentukan kinerja dan umur perkerasan fleksibel secara keseluruhan.

Komponen-komponen tersebut dirancang agar bekerja sinergis, sehingga perkerasan fleksibel dapat menyesuaikan dengan beban dan kondisi lingkungan, serta memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan.

2.4 Proses Perencanaan Dan Desain Perkerasan Lentur

Proses perencanaan dan desain perkerasan fleksibel melibatkan serangkaian tahapan yang sistematis untuk memastikan jalan yang dibangun memiliki kekuatan dan daya tahan yang optimal. Berikut adalah langkah-langkah umumnya:

1. Pengumpulan Data dan Survei Awal

Tahap awal meliputi pengumpulan informasi mengenai kondisi lalu lintas (volume dan beban kendaraan), karakteristik iklim, topografi, dan kondisi tanah (subgrade). Data ini menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan dan spesifikasi desain.

2. Analisis Lalu Lintas dan Proyeksi Beban

Dilakukan perhitungan mengenai intensitas dan jenis beban yang akan diterima perkerasan selama umur layanan jalan. Proyeksi lalu lintas membantu menentukan tingkat perancangan dan ketebalan struktur perkerasan yang diperlukan.

(9)

6

3. Evaluasi Kondisi Tanah Dasar (Subgrade)

Pengujian laboratorium dan lapangan dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan stabilitas tanah dasar. Parameter seperti modul elastisitas dan indeks dukung tanah sangat berperan dalam menentukan ketebalan lapisan atas perkerasan.

4. Pemilihan Material

Material seperti jenis aspal, agregat, dan bahan pengikat lainnya dipilih berdasarkan kualitas, ketersediaan, dan kecocokannya dengan kondisi lingkungan setempat. Pemilihan material yang tepat akan mempengaruhi kinerja dan umur perkerasan.

5. Desain Struktur Perkerasan

Menggunakan metode empiris (misalnya pedoman AASHTO) atau pendekatan mekanistik-empiris, insinyur menentukan ketebalan masing-masing lapisan (waring course, binder course, base course, dan jika diperlukan subbase) agar beban kendaraan dapat didistribusikan secara optimal ke tanah dasar.

6. Perancangan Drainase

Sistem drainase yang baik sangat penting untuk mencegah akumulasi air yang dapat merusak perkerasan. Desain drainase mencakup pengaturan kemiringan permukaan dan sistem saluran untuk mengalirkan air secara efektif.

7. Analisis Kinerja dan Evaluasi Desain

Tahap ini melibatkan simulasi atau perhitungan struktural untuk mengevaluasi respon perkerasan terhadap beban dan kondisi lingkungan. Aspek seperti potensi retakan, deformasi (rutting), dan keausan dianalisis untuk memastikan desain memenuhi standar kinerja yang ditetapkan.

8. Kajian Ekonomi dan Dampak Lingkungan

Desain akhir dievaluasi dari segi biaya pembangunan dan pemeliharaan jangka panjang, serta dampak lingkungan yang mungkin timbul. Pemilihan solusi desain yang ekonomis dan ramah lingkungan menjadi pertimbangan penting dalam proses ini.

(10)

7

9. Dokumentasi dan Finalisasi Desain

Semua hasil analisis dan perhitungan disusun dalam dokumen desain yang lengkap, yang kemudian digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan jalan.

Proses perencanaan dan desain yang matang ini bertujuan untuk menghasilkan perkerasan fleksibel yang tidak hanya kuat dan tahan lama, tetapi juga efisien dalam hal biaya dan ramah terhadap kondisi lingkungan setempat.

2.5 Metode Pelaksanaan Perkerasan Lentur ( Fleksibel Pavement )

Metode pelaksanaan perkerasan lentur melibatkan serangkaian tahapan pekerjaan konstruksi yang sistematis untuk menghasilkan struktur jalan yang berkualitas dan tahan lama. Berikut adalah metode pelaksanaan perkerasan lentur secara umum:

1. Persiapan Lapangan

Pembersihan dan perataan area kerja untuk menghilangkan material yang tidak diinginkan. Pemeriksaan dan perbaikan kondisi tanah dasar (subgrade) melalui proses pemadatan agar mencapai kekuatan yang optimal.

2. Pemasangan Lapisan Subbase (jika diperlukan)

Penimbunan material subbase untuk meningkatkan daya dukung pada tanah dasar, terutama bila kondisi subgrade kurang stabil. Pemadatan material subbase menggunakan alat berat seperti roller untuk memastikan kestabilan dan distribusi beban yang merata.

3. Pemasangan Lapisan Base Course

Pengaplikasian lapisan base course yang biasanya terbuat dari agregat kasar. Pemadatan yang cermat untuk menciptakan dasar yang kuat sehingga beban kendaraan dapat didistribusikan secara efektif ke tanah dasar.

4. Pemasangan Lapisan Binder Course

Pengaplikasian campuran aspal binder sebagai lapisan pengikat antara base course dan lapisan permukaan.Proses pemadatan untuk memastikan adhesi yang baik dan kekompakan lapisan.

(11)

8

5. Pemasangan Lapisan Permukaan (Wearing Course)

Aplikasi lapisan aspal permukaan yang merupakan campuran aspal dan agregat halus, yang langsung bersentuhan dengan lalu lintas. Pemadatan akhir untuk menghasilkan permukaan jalan yang halus, tahan aus, dan memiliki daya cengkram yang baik terhadap kendaraan.

6. Pengaturan Drainase:

Pemasangan sistem drainase, seperti saluran dan perkerasan miring, untuk mengalirkan air hujan dan mencegah akumulasi air di dalam struktur jalan.

Drainase yang baik sangat penting untuk menjaga kondisi perkerasan dan mencegah kerusakan akibat kelembaban berlebih.

7. Pengawasan Kualitas dan Pengujian

Selama proses pelaksanaan, dilakukan pengujian kepadatan dan kekuatan pada setiap lapisan menggunakan alat uji laboratorium maupun di lapangan.

Pengawasan mutu sangat diperlukan untuk memastikan bahwa setiap tahap pekerjaan telah memenuhi standar teknis dan spesifikasiang ditetapkan.

8. Pemeliharaan dan Perawatan

Setelah jalan beroperasi, pemeliharaan rutin seperti overlay, patching, dan perbaikan retak dilakukan untuk memperpanjang umur jalan. Pemantauan berkala terhadap kondisi perkerasan membantu dalam mendeteksi kerusakan sejak dini dan melakukan tindakan perbaikan yang tepat.

Dengan menerapkan metode pelaksanaan yang teliti dan pengawasan mutu yang ketat, perkerasan lentur dapat memberikan kinerja optimal dan umur layanan yang lebih panjang meskipun terpapar beban berat dan kondisi cuaca yang beragam.

Adapun Beberapa Faktor yang mempengaruhi kualitas perkerasan lentur : 1. Kualitas material

2. Desain Struktur Perkerasan 3. Kondisi Tanah Dasar ( Subgrade) 4. Drainase

5. Proses Kontruksi 6. Beban lalu lintas

7. Kondisi lingkungan dan iklim

(12)

9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perkerasan lentur atau Flexible Pavement adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat utama dan memiliki sifat fleksibel, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan beban lalu lintas dan perubahan kondisi tanah dasar. Keunggulan utama perkerasan lentur adalah kemudahan dalam perbaikan, kenyamanan berkendara, serta distribusi beban yang lebih merata.

Namun, perkerasan ini juga memiliki kelemahan, seperti rentan terhadap perubahan suhu ekstrem dan umur layanan yang lebih pendek dibandingkan perkerasan kaku.

Perencanaan dan pelaksanaan perkerasan lentur harus dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas material, desain struktur, kondisi tanah dasar, sistem drainase, serta metode konstruksi yang tepat. Selain itu, pemeliharaan rutin sangat diperlukan untuk memastikan daya tahan dan kinerja optimal perkerasan dalam jangka panjang.

3.2 Saran

1. Pemilihan material berkualitas

Gunakan material aspal dan agregat dengan spesifikasi yang sesuai standar untuk meningkatkan daya tahan perkerasan.

2. Desain yang tepat

Pastikan desain perkerasan mempertimbangkan beban lalu lintas, kondisi tanah dasar, serta faktor lingkungan agar jalan lebih awet.

3. Sistem Drainase yang baik

Rancang sistem drainase yang efektif untuk mencegah genangan air yang dapat merusak struktur perkerasan.

4. Pengawasan konstruksi yang ketat

Lakukan pengawasan selama proses konstruksi untuk memastikan setiap tahapan memenuhi spesifikasi teknis dan standar yang berlaku.

Lakukan inspeksi dan perawatan berkala seperti penambalan retakan dan overlay untuk memperpanjang umur layanan jalan.

(13)

10

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. (2017). Spesifikasi Umum untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga.

Sukirman, S. (2003). Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung: Nova.

Mulyono, A. T. (2011). Teknologi Bahan Konstruksi. Yogyakarta: Andi.

American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO). (1993). AASHTO Guide for Design of Pavement Structures.

Washington, D.C.: AASHTO.

SNI 1732:2016. Metode Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya.

Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.

Yoder, E. J., & Witczak, M. W. (1975). Principles of Pavement Design (2nd ed.). New York: John Wiley & Sons.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari desain teknis perkerasan pada penelitian ini adalah membandingkan tebal perkerasan yang ada dilapangan baik itu perkerasan lentur (flexible pavement)

1) Bagi Penulis untuk mengetahui perbandingan biaya dan metode pelaksanaan satuan paket pekerjaan konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement) menggunakan

a) Faktor-faktor risiko apa saja yang berpengaruh terhadap kinerja mutu proyek pada tahap pelaksanaan proyek jalan perkerasan lentur (Flexible Pavement) pada kontraktor di

Perencanaan ruas jalan menggunakan Perkerasan Lentur (flexible Pavement) pada ruas jalan lintas ByPass Padang dari simpang lubuk minturun ke simpang duku merupakan

Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah menganalisis kebutuhan volume bahan pada perkerasan lentur (flexible pavement) dalam penelitian ini penulis memakai

Analisis Perbandingan Biaya Perkerasan Jalan Raya antara Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) Dengan Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)” (Studi Kasus pada Ruas Jalan

Berdasarkan paket Pembangunan Jalan Akses TSTH Perkerasan Jalan yang digunakan adalah Perkerasan Lentur Flexible Pavement karena sebelumnya telah dilakukan pengkajian dalam penerapannya

Perencanaan tebal perkerasan jalan lentur dengan metode MAK mempertimbangkan faktor fungsi jalan, umur rencana, lalu lintas, sifat tanah dasar, kondisi lingkungan, dan material lapis