• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM ENDOKRIN, SUSUNAN SARAF PUSAT DAN PERIFER

N/A
N/A
septia kamila

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH SISTEM ENDOKRIN, SUSUNAN SARAF PUSAT DAN PERIFER"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SISTEM ENDOKRIN, SUSUNAN SARAF PUSAT DAN PERIFER Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Anatomi Fisiologi

Dosen Pengampu :

Devieka Rhama Dhanny, S. Gz., M.K.M

Disusun Oleh :

Nurlaila Rahmawati (2005025034) Septia Shafa Kamila (2005025171)

PRODI GIZI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA 2021

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sistem endokrin merupakan jaringan kelenjar dan organ yang memiliki peran penting dalam mengatur banyak fungsi tubuh seperti pertumbuhan sel, metabolisme, tumbuh kembang tubuh, dan proses reproduksi. Dalam sistem endokrin terdapat beberapa kelenjar seperti kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, dan kelenjar reproduksi. Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran, yang menyalurkan sekresi hormonnya langsung ke dalam darah. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.

Sistem endokrin terdiri dari kelenjar hipotalamus, hipofisis, adrenal, pankreas, tiroid, paratiroid, kelenjar gonad. Sistem endokrin memiliki lima fungsi yang paling umum yaitu, membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang, menstimulasi urutan perkembangan, mengkoordinasi sistem reproduktif, memelihara lingkungan internal optimal, melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan (Feriyawati, 2006). Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Sistem ini memungkinkan Anda untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti berjalan, berbicara, menelan, bernapas, serta semua aktivitas mental, termasuk berpikir, belajar, dan mengingat.

Sistem saraf bersama-sama dengan sistem endokrin dalam mengatur dan mempertahankan homeostasis (lingkungan internal tubuh kita) dengan mengontrol kelenjar endokrin utama (hipofisis) melalui hipotalamus otak. Dalam menjalankan kerjanya tersebut, sistem saraf terbagi menjadi dua struktur atau susunan, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan saraf tepi terdiri dari saraf yang menghubungkan saraf pusat ke seluruh tubuh Anda. Adapun saraf tepi terbagi ke dalam dua susunan besar, yaitu saraf somatik dan otonom.

Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga tahap. Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik akan menginduksi pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat (SSP) (impuls afferent), terjadi proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses pengolahan informasi) dan sebagai hasil pengolahan, SSP membentuk impuls yang berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan mempengaruhi respons motorik terhadap stimulus (Bahrudin,2013).

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. SISTEM ENDOKRIN

Sistem endokrin merupakan jaringan kelenjar dan organ yang memiliki peran penting dalam mengatur banyak fungsi tubuh seperti pertumbuhan sel, metabolisme, tumbuh kembang tubuh, dan proses reproduksi. Secara umum sistem endokrin bertanggung jawab untuk mengatur berbagai fungsi tubuh melalui pelepasan hormon seperti metabolisme, tumbuh kembang, fungsi dan reproduksi seksual, tekanan darah, nafsu makan, dan siklus tidur. Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai pembawa pesan dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan pesan tersebut menjadi suatu tindakan. Sistem endokrin tidak memasukkan kelenjar eksokrin seperti kelenjar keringat, kelenjar ludah, dan kelenjar lainnya ke dalam saluran gastrointestin.

Kelenjar endokrin merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran, yang menyalurkan sekresi hormonnya langsung ke dalam darah. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat, maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmitter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

Hormon berasal dari bahasa Yunani “hormone” yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan. Adapun susunan kimia hormon adalah sebagai berikut :

(4)

a. Amina : hormon sederhana ini merupakan variasi susunan asam amino tirosin. Kelompok ini meliputi tiroksin dari kelenjar tiroid, epinefrin dan norepinefrin dari medulla adrenal.

b. Protein : hormon ini merupakan rantai asam amino. Insulin dari pankreas, hormon pertumbuhan dari kelenjar hipofisis anterior, kalsitonin dari kelenjar tiroid semuanya merupakan protein. Rantai pendek asam amino disebut peptida. Hormon antidiuretik dan oksitosin yang disintesis oleh hipotalamus, merupakan hormon peptida.

c. Steroid : kolesterol merupakan prekursor hormon steroid, yang meliputi kortisol dan aldosteron dari korteks adrenal, estrogen dan progesteron dari ovarium, dan testosteron dari testis.

Pengaturan Sekresi Hormon :

Kadar Glukosa meningkat / hiperglikemia Merangsang sekresi insulin Insulin disekresikan dan beredar dalam darah. Keadaan ini membuat sel mampu mengeluarkan glukosa dalam darah yang digunakan untuk produksi energi dan memampukan hati menyimpan glukosa sebagai glikogen Glukosa darah menurun Membalikkan rangsangan untuk menghentikan sekresi insulin.

Skema di atas hanya merupakan salah satu mekanisme pengaturan sekresi hormone, selain itu ada beberapa macam sekresi hormon diantaranya adalah:

a. Sekresi diurnal (pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam), conoh kartisol. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari.

b. Sekresi pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi.

c. Sekresi hormonal variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.

Sistem endokrin memiliki lima fungsi yang paling umum yaitu, membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang, menstimulasi urutan perkembangan, mengkoordinasi sistem reproduktif, memelihara lingkungan internal optimal, melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

Sistem Endokrin Terdiri Dari Beberapa Kelenjar : 1. Hipotalamus

(5)

Hipotalamus merupakan bagian otak yang terdiri dari sejumlah nukleus dengan berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid dan glukokortikoid, glukosa dan suhu.

Hipotalamus juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem limfatik, dan merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke korteks otak besar.

Akson dari berbagai sistem indera berakhir pada hipotalamus (kecuali sistem olfaction) sebelum informasi tersebut diteruskan ke korteks otak besar.

Hipotalamus terletak di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat dengan ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius). Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke hipofise disebut portal hipotalamik hipofise.

Hormon-hormon hipotalamus antara lain : a. ACTH: Adrenocortico Releasing Hormonb.

b. ACIH: Adrenocortico Inhibiting Hormone.

c. TRH: Tyroid Releasing Hormpnd.

d. TIH: Tyroid Inhibiting Hormone.

e. GnRH: Gonadotropin Releasing Hormon.

f. GnIH Gonadotropin Inhibiting Hormon.

g. PTRH: Paratyroid Releasing Hormon.

h. PTIH: Paratyroid Inhibiting Hormon.

i. PRH: Prolaktin Releasing Hormon.

j. PIH: Prolaktin Inhibiting Hormon.

k. GRH: Growth Releasing Hormon.

l. GIH: Growth Inhibiting Hormon.

m. MRH : Melanosit Releasing Hormon.

n. MIH: Melanosit Inhibiting Hormon

Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan sistem endokrin. Hipotalamus dan kelenjar hipofise dihubungkan oleh infundibulum. Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.

Hipotalamus memiliki fungsi yang sangat penting. Jika bagian otak ini tidak bekerja dengan baik, ini dikenal dengan disfungsi hipotalamus. Kondisi ini bisa terjadi ketika Anda mengalami cedera kepala, cacat bawaan lahir, tumor otak, atau kelainan genetik tertentu.

(6)

2. Hipofise / Pituitari

Kelenjar hipofise dapat menghasilkan hormon yang mampu merangsang hormon yang dapat merangsang kelenjar lain untuk menghasilkan hormon lain. Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira- kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus. Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise.

Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus.

Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu :

a. Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori, berdiameter 350- 500 nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Sel-sel inilah yang menghasilkan hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan.

b. Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter 27-350 nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen.

c. Sel-sel Tirotroph berbentuk polihedral, mengandung granula sekretori dengan diameter 50-100 nm, menghasilkan TSH.

d. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira 275-375 nm, mengandung granula sekretori, menghasilakan FSH dan LH. Sel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula terbesar menghasilkan ACTH.

e. Sel nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% "sel kelenjar hipofise tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan dan karena itu disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai adalah carmosin dan erytrosin. Sel foli-kular adalah sel-sel yang berfolikel. Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki master of gland.

(7)

Kelenjar hipofise terdiri atas kelenjar hipofise anterior, medulla dan posterior.

a. Hipofise Anterior

Hormon pertumbuhan = Growth Hormone = SOMATOTROPIN = GH yang bekerja pada tulang, otot, kulit dan bekerjanya sangat terbatas. Pada pria hormon ini bekerja dari lahir hingga usia 21 tahun. Pertumbuhan drastic terjadi pada usia 13-16 tahun. Pada wanita, hormon ini bekerja sejak lahir hingga usia 18 tahun.

Pertumbuhan drastic terjadi pada usia 9-12 tahun. GH sangat dipengaruhi kadar glukosa dalam darah. Bila selesai makan, kadar gula dalam darah akan meningkat.

GH tidak mau bekerja; bila kadar gula darah menurun, GH bekerja secara maksimal.

Thyrotropic Hormone Thyrosomatotropic Hormone = TSH → mempengaruhi kelenjar thyroid untuk menghasilkan Thyroksin (T4), liotironin (T3) & kalsitonin.

Adreno Cortico Tropic Hormone (ACTH) terdiri dari tiga kelompok besar yaitu : Glukokortikoid, Mineralokartikoid dan Gonad-Kartikoid

Prolactine = Lactogenic Hormone = LUTEOTROPIC HORMONE = LTH merupakan hormone yang berfungsi untuk persiapan produksi air susu Ibu (ASI) pada saat seorang wanita dinyatakan hamil. Ketika masih gadis, seorang wanita tidak mengeluarkan ASI karena ada hormon yang menghambat yaitu estrogen.

Gonadotropin Hormone (GTH) terdiri dari: Follicle Stimulating Hormone (FSH) & Luteinizing Hormone (LH) = ICSH = Interstitial cell stimulating hormone.

Pada wanita. FSH membantu mematangkan telur dalam folikel Ovarium mulai dari folikel awal-primer-sekunder -tersier de graff (matang): LH berfungsi menebalkan dinding rahim & mempertahankan implantasi janin. Pada pria, FSH membantu mematangkan spermatogonium spermatozoa melalui spermatogenesis.

Spermatogenesisi. transformasi: LH ICSH menghasilkan sel yang memproduksi hormon testosteron.

b. Hipofise Medulla

Kelenjar ini menghasilkan Melanocytes Stimulating Hormone (MSH).

Apabila hormone ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.

Sekresi MSH juga dirangsang oleh faktor pengatur yang disebut faktor perangsang pelepasan hormon melanosit dan dihambat oleh faktor inhibisi hormon melanosit (MIF).

c. Hipofise Posterior

Hormone Oxytosin regulasi kontraksi rahim setiap 3 jam, 2.5 jam, 2 jam, 1.5 jam, 1 jam sekali sampai dengan 10 menit sekali; serta membantu dalam proses pengeluaran air susu Ibu setelah melahirkan setelah kelenjar mammae Ibu dihisap oleh bayi. Hormone Relaxing: membukanya simphisis pubis (tulang kemaluan) sehingga bayi mudah di lahirkan. Kedua hormon tersebut harus bekerja sama agar bayi mudah di keluarkan. Anti Diuretika Hormone (ADH) pitressin = Vasopressin

(8)

mencegah agar urine yang keluar tidak terlalu banyak (IN PUT OUT PUT) bila tidak akan menyebabkan diabetes incipidus.

3. Kelenjar Adrenal / Suprarenal

Kelenjar adrenal (kelenjar suprarenalis) adalah kelenjar endokrin berbentuk segitiga yang terletak di atas ginjal. Kelenjar-kelenjar ini dikendalikan oleh kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis yang terletak di bagian bawah otak. Kelenjar pituitari memerintahkan kelenjar adrenal terkait jumlah hormon yang perlu dilepaskan.Kelenjar ini bertanggung jawab pada pengaturan respon stress pada sintesis kortikosteroid dan katekolamin, termasuk kortisol dan hormon adrenalin.

Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla.

Keduanya menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan.

a. Korteks adrenal. Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.

b. Mineralokortikoid. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Defisiensi mineralokortikoid mengarah pada hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan dalam kasus akut, syok. Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan hipokalemia, c. Glukokortikoid. Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan

glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolisms glukosa (glukosancogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme protein: keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas: dan terhadap stresor.

(9)

Kelenjar adrenal juga menghasilkan hormon beberapa hormon : a. Hormon kortisol

Hormon Kortisol atau hormon stres dihasilkan di lapisan adrenal luar (korteks).

Kortisol berperan dalam mengendalikan reaksi kita terhadap stres. Kortisol juga berperan dalam kontrol metabolisme, gula darah, dan tekanan darah.

b. Hormon Aldosteron

Hormon Aldosteron juga dihasilkan di lapisan adrenal luar. Hormon ini memainkan peran dalam pengendalian tekanan darah dengan memelihara keseimbangan kalium dan natrium dalam tubuh.

c. Hormon Adrenalin

Disebut juga hormon epinefrin, hormon adrenalin dihasilkan di lapisan adrenal dalam atau medula. Hormon adrenalin bekerja sama dengan hormon kortisol dan noradrenalin dalam mengatur reaksi tubuh terhadap stres. Hormon ini membuat detak jantung kita lebih cepat, aliran darah menjadi meningkat, dan merangsang tubuh untuk melepaskan gula menjadi energi.

d. Hormon noradrenalin

Hormon noradrenalin disebut juga dengan hormon norepinefrin. Hormon ini bekerja sama dengan hormon kortisol dan adrenal dalam mengatur reaksi tubuh terhadap kondisi stres. Hormon ini juga memengaruhi cara otak memperhatikan dan merespons berbagai peristiwa, seperti peningkatan detak jantung, memicu pelepasan glukosa ke dalam darah, dan meningkatkan aliran darah ke otot.

4. Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:

menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti: insulin yang dihasilkan sel beta, GHS yang dihasilkan sel epsilon, GHIH yang dihasilkan sel delta.

Pankreas terletak di retroperiotoneal rongga abdomen bagian atas, dan terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjang sekitar 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm.

Beberapa fungsi dari pankreas yaitu mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucagon, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati dan pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot.

(10)

Pankreas juga berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin. Fungsinya sebagai organ endokrin di dukung oleh pulau-pulau Langerhans. Pulau-pulau Langerhans terdiri dari tiga jenis sel yaitu : sel alpha yang menghasilkan glukoagon, sel beta yang menghasilkan insulin dan sel delta yang menghasilkan somatostatin. Organ sasaran glucagon dan insulin adalah hepar, otot dan jaringan lemak.

5. Kelenjar Tyroid / Kelenjar Gondok

Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk seperti sayap kupu-kupu yang menutupi leher bagian depan, tepatnya di bawah pita suara. Umumnya, kelenjar ini memiliki berat antara 20 hingga 60 gram, dan dikelilingi oleh dua kapsul berserat. Kelenjar ini terdapat dibawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin, tridotironin dan kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentuk hormon ini adalah yodium yang berasal dari makanan dan minuman. Kelenjar tiroid tidak bertugas sendirian dalam mengatur produksi hormon-hormonnya. Pasalnya, tubuh bisa saja membutuhkan hormon yang lebih sedikit atau banyak.

Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian mengalami peruraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Fungsi-fungsi hormon tiroid antara lain mengatur laju metabolisme. Baik T3 dan T4 keduanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan konsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan testes, memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang, mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin, efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung, merangsang pembentukan sel darah merah dan mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.

(11)

6. Kelenjar Paratyroid

Kelenjar paratiroid adalah kelenjar penghasil hormon paratiroid yang berperan penting dalam mengatur kadar kalsium dalam darah. Kelenjar paratiroid merupakan kelenjar yang terletak di leher, tepatnya di belakang kelenjar tiroid. Kelenjar paratiroid terdiri dari 4 kelenjar kecil yang ukurannya sebesar kacang polong. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid. Parahormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ yang menjadi targetnya adalah tulang, usus kecil dan ginjal.

Kelenjar parotid berfungsi untuk mengatur pelepasan kalsium, merangsang pembentukan vitamin D pada ginjal, mengendalikan penyerapan kalsium dari makanan atau minuman pada saluran pencernaan, meningkatkan penyerapan kalsium di ginjal dan mencegah ginjal membuang kalsium melalui urine, membuat ginjal mengeluarkan fosfat melalui urine dan meningkatkan kadar magnesium dalam darah. Normalnya, kelenjar paratiroid memproduksi hormon paratiroid ketika jumlah kalsium dalam darah berkurang atau terlalu rendah. Jika kadar kalsium naik dan kembali normal, produksi hormon paratiroid akan berhenti. Sebaliknya, ketika kadar kalsium dalam darah terlalu tinggi, kinerja kelenjar paratiroid akan dihambat sementara oleh hormon kalsitonin yang diproduksi oleh kelenjar tiroid. Hormon kalsitonin ini juga berfungsi untuk menurunkan kadar kalsium yang berlebihan agar kadar kalsium di dalam darah kembali normal.

Pada kasus tertentu, dapat terjadi gangguan pada kelenjar paratiroid yang membuat kelenjar ini memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit hormon paratiroid. Hal ini tentu saja dapat mengganggu keseimbangan kadar kalsium dalam darah.

7. Kelenjar Gonad

(12)

Kelenjar kelamin (gonad) menghasilkan hormon kelamin. Pada wanita, gonad terletak pada ovanum, sedangkan pada pria terletak pada testis. Testis dan ovarium mensekresikan hormon seks yang berperan dalam produksi sel-sel kelamin Produksi hormon dan kedua kelenjar tersebut dirangsang oleh FSH dan LH yang diproduksi oleh hapofise. Hipofise memproduksi FSH dan LH yang disebabkan oleh rangsangan dan GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) yang diproduksi oleh hipotalamus.

Gonadotropin, yaitu nama umum untuk hormon yang dilepaskan oleh hipofise.

Gonadotropin adalah FSH dan LH.

a. Ovarium

Ovarium menghasilkan hormon Estrogen dan Progesteron. Aktivitas ovarium ini berlangsung pada saat anak perempuan beranjak remaja atau pada masa pubertas Sebelum masa tersebut, ovarium dalam keadaan inaktif.

Hormon Estrogen dan Progesteron bekerja sama mengatur ciri seks sekunder dan mengatur masa reproduksi (menstruasi) dan masa kehamilan. Ovarium ada dua buah, masing-masing mengandung selatar 200.000 buah bakal sel telur. Setiap bakal sel telur terdapat di dalam kantung yang disebut folikel.

b. Testis

Testis merupakan organ reproduksi khusus pria. Testis menghasilkan spermatozoid dan hormon androgen yaitu testosteron Spermatozoid pembentukannya dirangsang oleh FSH, dan pembentukan hormone testosteron dirangsang oleh LH Homon testosteron menyebabkan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder pada laki-laki.

Misalnya, dada menjadi bidang, tumbuh kumis, dan suara menjadi lebih berat.

B. SUSUNAN SARAF PUSAT DAN PERIFER 1. Susunan Saraf Pusat

Susunan saraf pusat (SSP) yaitu otak (ensefalon) dan medula spinalis, yang merupakan pusat integrasi dan kontrol seluruh aktifitas tubuh. Bagian fungsional pada susunan saraf pusat adalah neuron akson sebagai penghubung dan transmisi elektrik antar neuron, serta dikelilingi oleh sel glia yang menunjang secara mekanik dan metabolik.

a. Otak

(13)

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia yang terletak di dalam rongga tengkorak. Bagian utama otak adalah otak besar (cerebrum), otak kecil (cereblum) dan otak tengah. Otak besar dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan kiri. Tiap belahan tersebut terbagi menjadi 4 lobus yaitu frontal, parietal, okspital, dan temporal. Sedangkan disenfalon adalah bagian dari otak besar yang terdiri dari talamus, hipotalamus, dan epitalamus (Khanifuddin, 2012). Otak belakang/ kecil terbagi menjadi dua subdivisi yaitu metensefalon dan mielensefalon. Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan cereblum. Sedangkan 7 mielensefalon akan menjadi medulla oblongata (Nugroho, 2013). Otak tengah/ sistem limbic terdiri dari hipokampus, hipotalamus, dan amigdala.

Pada otak terdapat suatu cairan yang dikenal dengan cairan serebrospinalis. Cairan cerebrospinalis ini mengelilingi ruang sub araknoid disekitar otak dan medula spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel otak dan cairan ini menyerupai plasma darah dan cairan interstisial dan dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel epindemal yang mengelilingi pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral medula spinalis. Cairan ini berfungsi sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medula spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta medula spinalis (Nugroho, 2013). Otak juga dilindungi oleh selaput meninges. Selaput ini terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Piameter, merupakan selaput paling dalam yang menyusun sistem saraf pusat dan banyak mengandung pembuluh darah.

2. Arakhnoid, merupakan selaput tipis yang berada diantara piameter dan durameter.

3. Durameter, merupakan lapisan paling luar yg terhubung dengan tengkorak.

(14)

Otak juga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1. Otak Besar (Cerebrum)

Cerebrum dikenal dengan otak besar merupakan pusat dari beberapa kegiatan yang terpusat di beberapa lobus, yaitu lobus frontal, lobus optical, lobus temporal, dan lobus parietal. Lobus frontal bertanggung jawab untuk kegiatan berpikir, perencanaan dan penyusunan konsep. Lobus temporal bertanggung jawab terhadap persepsi suara dan bunyi. lobus parietal bertanggung jawab untuk kegiatan berpikir, terutama pengaturan memori, bekerja sama dengan lobus occipital, ia turut mengatur kerja penglihatan.

Berfungsi sebagai pengaturan semua aktivitas mental yaitu berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar terletak di bagian depan otak yang terdiri atas :

Bagian depan (frontal) : Lobus frontalis adalah yang terbesar dibandingkan dengan lobus lainnya. Lobus ini terletak di otak bagian depan, kira-kira sejajar dengan tulang dahi.Fungsinya adalah untuk mengoordinasikan perilaku yang memerlukan kemampuan tingkat tinggi, seperti kemampuan motorik, menyelesaikan masalah, perencanaan, fokus, dan menimbang baik dan buruk. Lobus frontalis juga berperan untuk mengatur emosi serta mengatur impuls atau informasi rangsang.

 Bagian belakang (oksipital) : Lobus oksipital terletak di bagian belakang otak. Bagian ini berperan besar dalam kemampuan seseorang untuk bisa membaca dan mengenali literasi serta aspek penglihatan lainnya.

 Bagian samping (temporal) : Lobus temporal terletak di sisi sebelah kiri dan kanan otak, dekat telinga. Fungsi lobus temporal adalah untuk mengendalikan kemampuan daya ingat visual (misalnya mengingat wajah seseorang), daya ingat verbal (mengerti bahasa tertentu), pendengaran, dan menginterpretasikan emosi dan reaksi orang lain.

 Bagian tengah (parietal) : Lobus parietal terletak di belakang lobus frontal. Bagian ini berperan dalam kemampuan mengatur sensasi tubuh, tulisan tangan, posisi tubuh, dan menerjemahkan informasi yang dikirimkan oleh bagian otak lain.

(15)

2. Otak Kecil (Cerebellum)

Terletak disisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua dari otak. Struktur cerebellum terdiri dari 3 bagian, yaitu :

 Vestibulaserebelum berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol mata.

 Spinoserebelum berfungsi untuk meningkatkan tonus otot dan mengoordinasikan gerakan volunteer terampil.

 Serebraserebelum berperan dalam perencanaan dan inisiasi aktivitas volunteer dengan memberikan masukan ke daerah motoric korteks.

Berfungsi mengendalikan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan otot tubuh menyeimbangkan tubuh. Letak otak kecil terdapat diatas batang otak.

3. Otak Tengah (Mesensefalon)

Otak tengah disebut juga dengan mesencephalon. Terletak di dalam batang otak, didepan otak kecil dan jembatan varol (menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang). Didepan otak tengah (diencephalon) terdapat Talamus sebagai pusat pengatur sensoris dan Hipotalamus sebagai pusat pengatur suhu, mengatur selera makan, dan keseimbangan cairan tubuh.

Dibagian atas terdapat Lobus Optikus sebagai pusat refleks mata. Otak tengah merupakan bagian terkecil dari batang otak dengan ukuran hanya sekitar 1,5 cm.

Dilihat dari strukturnya, otak tengah memiliki 3 bagian dengan fungsi yang berbeda- beda, yaitu:

1. Tektum → terletak di bagian atas otak tengah yang disusun oleh dua tonjolan bernama superior colliculi dan inferior colliculi.

2. Tegmentum → terletak di depan tektum. Tegmentum ini terdiri dari saluran serat dan 3 bagian yang dibedakan oleh warna, yaitu nukleus merah, periaqueductal abu-abu, dan substansia nigra.

Nukleus merah berperan dalam koordinasi informasi sensoris, periaqueductal abu-abu berperan dalam menekan rasa sakit, sedangkan substansia nigra lebih terlibat dalam mediasi gerakan dan koordinasi motorik.

(16)

3. Pedunkulus serebri → Fungsi otak tengah bagian pendukulus serebri (cerebral peduncle) adalah sebagai jalan utama yang membawa dan mengantarkan sinyal dari bagian terluar tubuh ke bagian lain sistem saraf pusat. Selain itu, bagian otak tengah ini juga berperan penting dalam koordinasi gerak tubuh.

b. Medulla Spinalis (Sumsum Tulang Belakang)

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi dua lapis yaitu lapisan luar berwarna putih (white area) dan lapisan dalam berwarna kelabu (grey area) (Chamidah, 2013). Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik dan saraf penghubung yang berfungsi sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks. Medulla spinalis berawal sebagai lanjutan dari medulla oblongata. Terbentang dari foramen magnum Os. Accipitale sampai discus invertebralis antara vertebrae lumbalis I dan II, tetapi berakhir di vertebrae thoracica XII atau vertebrae lumbalis III. Medulla spinalis memiliki Panjang 40/45 cm, beratnya 34/38 gr. Medulla spinalis dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Pars cervikalis : mengeluarkan 8 pasang nervi (spinales) cervicales.

2. Pars thoracica : mengeluarkan 12 pasang nervi (spinales) thoracales.

3. Pars lumbalis : engeluarkan 5 pasang nevi lumbales, 5 pasang nervi sacrales, dan 1 pasang nervi coccygeus.

Medulla spinalis adalah pusat reflek. Terletak dalam kolumna vertebra mulai dari foramen magnum tengkorak sampai vertebra lumbar pertama atau kedua. Medulla spinalis memiliki dua bagian, yaitu :

(17)

 Bagian sensorik, terdapat badan sel didalamnya.

 Bagian motorik, badan sel diluar medulla spinalis.

Bagian depan dan belakang terhubung dengan serabut saraf perifer. Sisi depan (radix anterior) berhubungan dengan serabut efferen motorik. Sisi belakag dapat dijumpai serabut afferent sensoris dengan badan di sensorium nervus spinalis yang memasuki medulla spinalis. Medulla spinalis mengeluarkan akar-akar saraf yang melintas ke kaudal sampai mencapai foramen intervertebrale di daerah di daerah lumbal dan sacral untuk keluar dari canalis vertebralis. Berkas akar-akar saraf spinal di spatium subarachnoideum kaudal dari ujung medulla spinalis membentuk cauda equina.

2. Susunan Saraf Perifer

Susunan saraf tepi (SST) yaitu saraf kranial dan saraf spinalis yang merupakan garis komunikasi antara SSP dan tubuh . Medula spinalis terdiri dari 31 pasang saraf spinal yang mengandung campuran serabut-serabut sensorik dan motorik. Dalam saraf tepi, serabut disusun dalam berkas terpisah yang dikenal dengan fasikel. Kurang dari setengah saraf dilapisi oleh lapisan myelin. Serabut-serabut yang tak bermyelin ber jalan sepanjang permukaan sel-sel Schwann. Tiap sel Schwann dikelilingi jaringan serabut-serabut kolagen retikular, yaitu endoneurium. SST tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke SSP (Bahrudin, 2013). Berdasarkan fungsinya SST terbagi menjadi 2 bagian, yaitu sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Saraf-saraf tersebut mengandung serabut saraf aferen dan eferen. Pada umumnya serabut eferen terlibat dalam fungsi motorik, seperti kontraksi otot atau sekresi kelenjar sedangkan serabut aferen biasanya menghantarkan rangsang sensorik dari kulit, selaput lendir dan struktur yang lebih dalam (Groot ,1997). Serabut aferen membawa informasi sensoris menuju SSP yang berasal dari reseptor yang terdapat dalam organ dan jaringan perifer.

Sedangkan serabut eferen membawa perintah gerak dari SSP menuju otot dan kelenjar. Serabut eferen dibagi lagi menjadi dua, yaitu saraf somatic dan saraf otonom.

(18)

a. Saraf Kranial

Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak dan keluar meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang disebut foramina ( tunggal , foramen). Terdapat 12 pasang saraf kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi. Saraf-saraf tersebut adalah Olfaktorius (I), Optikus (II), Okulomotorious (III), Troklearis (IV), Trigeminus (V), Abdusen (VI), Fasialis (VII), Festibulokoklear (VIII), Glosofaringeus (IX), Fagus (X), Aksesorious (XI), Hipoglosus (XII). Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kepala terutama berhubungan dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. 12 saraf kepala meliputi :

 Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor I, II, dan VIII.

 Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII.

(19)

 Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor V, VII, IXdan X.

Di dalamkepala ada dua saraf kranial. Beberapa di antara serabut campuran gabungansaraf motorik dan saraf sensorik tetapi ada yang terdiri dari saraf motorik sajaatau hanya sensorik.

a. Nervus Olfactorius

Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal. Nervus olfaktorius adalah saraf sensorik murni yang berperan untuk menyampaikan impuls saraf yang dapat diinterpretasikan oleh otak sebagai rangsangan atau sensasi suatu bau. Saraf olfaktorius terdiri dari epitelium olfaktorius hidung, fila olfaktoria, bulbus olfaktorius dan tractus olfaktorius serta area kortikal sarafnya. Saraf ini memonitor asupan bauan yang dibawa udara ke dalam sistem pernapasan manusia dan sangat menentukan rasa, aroma, dan palatabilitas dari makanan dan minuman.

Selain itu, fungsi saraf olfaktorius juga dapat berperan dalam memperingatkan adanya makanan yang busuk, kebocoran gas, polusi udara, dan asap yang berbahaya untuk tubuh.

b. Nervus Opticus

Ini merupakan jenis saraf gabungan dari saraf sensorik dan saraf motorik, namun sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata kecuali otot oblik superior dan rektus lateral, ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa informasi indra otot atau kesadaran perioperatif dari otot mata yang terinervasi ke otak. Fungsi saraf ini yatu untuk menggerakan sebagian besara otot bola mata. Nervus optikus terdiri dari akson sel ganglion retina dan sel glia. Jumlah akson cenderung tetap, sedangkan jumlah sel glia dan meilin relatif bervariasi di berbagai tempat dibandingkan akson. Nervus optikus membentang dari retina melewati foramen sklera posterior hingga ganglion genikulatum leteral di thalamus. Pada manusia, panjang nervus optikus yang terbentang dari belakang bola mata hingga kiasma optikum adalah sekitar 50 mm dan terdiri dari empat bagian, yaitu :

 Bagian inn intraokuler (head nervus optikus) memiliki panjang sekitar 1 sampai 1.5 mm dengan diameter transversal terhadap sklera sebesar 1,5 mm.

 Bagian intraorbital dimulai dari bagian posterior permukaan sklera, memiliki panjang sekitar 30-40 dan diameter 3-4 mm. Bagian ini memiliki sinous course sehingga tetap memungkinkan gerakan excursi bola mata. Sekitar 8-15 mm dibelakang bola mata, a.centralis retina berpenetrasi kedalam nervus optikus

 Bagian intrakanalikuler yang memiliki panjang sekitar 5-8 mm terfiksasi erat di dalam kanalis optikus.

 Bagian intrakranial memiliki panjang sekitar 10 mm dan bergabung dengan nervus kontralateral membentuk kiasma optikum. Karena merupakan bagian dari SSP, bagian intarorbita nervus optikus diselubungi pula oleh lapisan piamater, araknoid, dan duramater.

(20)

c. Nervus Oculomotorius

Ini merupakan jenis saraf gabungan dari saraf sensorik dan saraf motorik, namun sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata kecuali otot oblik superior dan rektus lateral, ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Saraf nervus oculomotorius motoris, mensarafi otot-otot orbital (ototpenggerak bola mata). Di dalam saraf ini terkandung serabut-serabut saraf otonom (parasimpatis). Saraf penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak dan menuju ke lekuk mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata atas, selain itu mempersarafi otot miring atas mata dan otot lurus sisi mata. berfungsi memberi pasokan saraf ke otot-otot sekitar mata, termasuk otot kelopak mata bagian atas (membuat kelopak mata bergerak), otot ekstraokular, dan otot pupil (membuat pupil mengecil).

d. Nervus Trochlearis

Saraf ini merupakan saraf gabungan dari saraf motorik dan saraf sensorik namun sebagian besar terdiri atas saraf motorik. Saraf ini merupakan saraf terkecil dalam saraf kranial.

Neurin motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle (serabut) otot menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak. Fungsi saraf ini yaitu untuk menggerakkan beberapa otot bola mata.

Nervus trochlearis mengurus medulla obliquus didalam orbita. Saraf ini muncul dari permukaan posterior mesencephalon tepat dibawah colliculus inferior. Nervus trochlearis keluar dari permukaan dorsal batang otak, muncul dari tekum, mesensefali ke sisterna kuardigeminalis.

Kemudian ke bagian leteral mengelilingi pendikulus serebri menuju ke permukaan batang otak, sehingga saraf keluar bersama dengan nervus oculomotorius lewat fisura orbita menuju medulla obliquus posterior.

e. Nervus Trigeminus

Nervus trigeminus merupakan saraf cranial terbesar. Saraf ini merupakan saraf gabungan tapi sebagian besar terdiri dari saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta rongga oral. Nervus ini mempunyai tiga cabang, yaitu nervus optalmikus, nervus maksilaris, dan nervus mandibularis. Fungsinya sebagai saraf kembar, saraf ini merupakan saraf otak besar yang mempunyai dua buah akar saraf besar yang mengandungserabut saraf penggerak. Pada ujung tulang belakang yang terkecilmengandung serabut saraf penggerak. . Di ujung tulang karang bagianperasa membentuk sebuah ganglion yang dinamakan simpul saraf serta meninggalkan rongga tengkorak.

Nervus Oftalmikus: Sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala bagiandepan kelopak mata atas, selaput lendir kelopak mata, dan bola mata.

Nervus Maksilaris: Sifatnya sensoris, mensarafi gigi-gigi atas, bibiratas, palatum, batang hidung, rongga hidung, dan sinus maksilaris.

(21)

Nervus Mandibularis: Sifatnya majemuk (sensoris motoris). Serabut-serabut motorisnya mensarafi otot-otot pengunyah. Serabut-serabutsensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal, dan dagu.Serabut rongga mulut dan lidah dapat membawa rangsangan citrarasake otak.

f. Nervus Abducens

Saraf ini merupakan saraf gabungan, namun sebagian besar terdiri dari saraf motorik.

Neuron motorik berasal dari nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral mata.

Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons. Saraf abdusen bertugas untuk mengatur pergerakan otot yang disebut otot rektus lateral. Otot ini fungsinya berhubungan dengan pergerakan mata. Ia menjadi salah satu otot yang berperan saat mata melotot atau melirik. Saraf ini terletak di kaudal tegmentum pontis, dibawah dasar ventrikel ke mesencephalon.

g. Nervus Facialis

Saraf ini merupakan saraf gabungan. Neuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron tersebut menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva.

Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah. Nervus facialis merupakan saraf kranial yang mempersarafi otot ekspresi wajah dan menerima sensorik dari lidah. Inti motorik nervus facialis terletak pada bagian ventolateral tegmentum pons bagian bawah. Kemudian menjalar ke belakang dan mengelilingi inti nervus abducens dan membentuk genu internal nervus facialis, kemudian berjalan ke bagian-lateral batas kaudal pons pada sudut ponto serebelar. Serabut motorik saraf Facialis bersama-sama dengan saraf intermedius dan saraf vestibulokoklearis memasuki meatus akustikus internus untuk meneruskan perjalanannya didalam os petrosus (kanalis facialis). Nervus Facialis keluar dari os petrosus kembali dan tiba dikavum timpani. Kemudian turun dan sedikit membelok kebelakang dan keluar dari tulang tengkorak melalui foramen stilomatoideus. Pada saat turun ke bawah dan membelok ke belakang kavum timpani, nervus kemudian bergabung dengan ganglion genikulatum. Ganglion tersebut merupakan set induk dari serabut penghantar impuls pengecap, yang dinamakan korda timpani. juluran sel-sel tersebut yang menuju ke batang otak adalah nervus intennedius, disamping itu ganglion tersebut memberikan cabangcabang kepada ganglion lain yang menghantarkan impuls sekretomotorik.

h. Nevus Vestubulocochlearis

Nervus Vestibulocochlearis merupakan nervus cranialis ke delapan. Nervus ini terdiri dari 2 komponen fungsional yang berbeda, yaitu :

 Nervus Vestibularis, yang membawa impuls keseimbangan dan orientasi ruang tiga dimensi dari apparatus vertibular.

(22)

 Nervus Cochlearis, yang membawa impuls pendengaran yang berasal dari organon corti di dalam cochlea.

Kedua komponen nervus Vestibulochlearis ini terdiri dari serabut-serabut somatosensorik khusus. Perjalanan nervus ini dalam susunan saraf pusat adalah sangat kompleks. Anatomi Nervus Vestibulocochlearis memasuki batang otak tepat dibelakang nervus facialis (VII) pada suatu daerah berbentuk segitiga yang dibatasi oleh pons, flocculus dan medulla oblongata, keduanya kemudian terpisah dan mempunyai hubungan ke pusat yang berbeda. Nervus Vestibularis dan Cochlearis biasanya bersatu yang kemudian memasuki meatus acustikus internus, disebelah bawah akar motorik nervus VII. Nervus Vestibularis Nervus Vertibularis intinya terdiri dari 4 bagian yaitu medial, superior, inferior dan lateral. Nukleus ini terletak di bagian dorsal antara pons dan medulla sehingga menjadi bagian depan/dinding dari ventrikel IV.

Nukleus vestibularis lateral dan medial berperan dalam refleks labiryntine statis, sedangkan nukleus vestibularis medial dan superior berperan dalam refleks dinamis dan vestibuloocular.

Pada daerah fundus dari meatus acustikus internus, bagian vestibuler dari N.vestibulocochlearis, meluas untuk membentuk ganglion vestibuler yang kemudian terbagi menjadi divisi dan superior clan inferior. Kedua divisi ini kemudian berhubungan dengan canalis semisirkularis.

i. Nervus Glossopharyngeal

Ini merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring. Neuron ini juga membawa informasi tentang tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu. Nervus Glossopharyngeal adalah saraf campuran yang membawa informasi motorik sensoris dan eferen aferen. Saraf ini dapat membawa rangsangan citrarasa ke otak. Di dalamnya mengandung saraf-saraf otonom. Fungsinya sebagai saraf lidah tekak karena saraf ini melewati lorong di antara tulang belakang dan karang. Terdapat dua buah simpul saraf yang di atas sekali dinamakan ganglion jugularis atai gaglion atas dan yang di bawah dinamakan ganglionpetrosum atau ganglion bawah. Saraf ini (saraf lidah tekak) berhubungandengan nervus-nervus fasialis dan saraf simpatis ranting 11 utnuk faringdan tekak.

j. Nervus Vagus

Sifatnya majemuk, mengandung serabut-serabut saraf motorik,sensorik dan parasimpatis faring, laring paru-paru, esofagus, gasterintestinum minor, kelenjarkelenjar pencernaan dalam abdomen dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf perasa. Saraf ini keluar dari sumsum penyambung dan terdapat di bawah saraf lidah tekak.

k. Nervus Accesorius

Saraf ini merupakan saraf gabungan, namun sebagian besar terdiri dari serabut motorik.

Neuron motorik berasal dari dua area yaitu bagian cranial berawal dari medulla dan

(23)

menginervasi otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang terinervasi saraf motorik ; misalnya otot laring, faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid. Saraf ini merupakan perpanjangan dari nucleus gabungan dengan saraf IX dan X. bahkan ada yang menduga bahwa saraf asesoris juga berperan dalam persarafan otot laring dan dalam persarafan otot laring dan faring bersamaan dengan saraf vagus.

Akan tetapi pada aplikasi klinisnya tidak ada perbedaan yang berarti karena setiap kerusakan yang terjadi berpengaruh terhadap batang otak secara keseluruhan. Saraf accesorius merupakan saraf yang memberikan impuls motoris untuk otot-otot didaerah segitiga posterior dari leher, yaitu sternocleidomastoid dan trapezius. Fungsi saraf kranial ini diantaranya yaitu untuk mengendalikan pergerakan kepala.

l. Nervus Hypoglussus

Saraf ini merupakan saraf gabungan, namun sebagian besar terdiri dari saraf motorik.

Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah. Saraf hypoglussus merupakan saraf yang berperan dalam memberikan persarafan pada otot-otot lidah. Gerakan lidah memiliki berbagai macam peranan mulai dari untuk mengunyah, menelan, dan bahkan berbicara. Selain itu, saraf ini juga menyalurkan serat saraf dari C1 yang berfungsi mensarafi otot-otot lidah. Nervus hypoglussus berasal dari medulla oleh seri vertical antara rootlets piramida dan zaitun kanal dari hypoglossal (condylar) sendiri berada didalam tulang oksipital. Persarafan hypoglussus dibutuhkan untuk mensarafi otot intrinsik lidah, hypoglussus, genioglossus, dan styloglossus.

b. Saraf Spinal

Saraf-saraf spinal pada manusia dewasa berukuran panjang sekitar 45cm dan lebar 14mm. Pada bagian permukaan dorsal dari saraf spinal terdapat alur yang dangkal secara longitudinal pada bagian medial posterior berupa sulkus dan bagian dalam dari anterior berupa fisura. Saraf-saraf spinal diberi mana sesuai dengan formen intervetebratis tempat keluarnya saraf-saraf tersebut kecuali saraf servikal pertama yang keluar diantara tulang oksipital dan vertebra servikal pertama. Dengan demikian, terdapat 8 pasang saraf servikal (dan hanya 7 vertebra servikalis), 12 pasang saraf torakalis, 5 pasang saraf lumbalis, 5 pasang saraf sakralis dan 1 pasang saraf koksigeal. Pada tubuh manusia dijumpai fleksus (gabungan) yaitu beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf. Ada 4 macam fleksus yaitu sebagai berikut.

a. Fleksus Servikalis

Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang letaknya dalam leher di bawahotot sterno masteroid, dari sini timbul cabang yang berfungsi untuk mempersarafibeberapa otot leher, saraf prenikus yang mempersarafi diafragma.

(24)

b. Fleksus Brakialis

Dibentuk oleh 4 saraf servikal pertama yang lebih rendah dari saraf torakalpertama, terletak dalam segitiga posterior leher, di belakang klavikula dan aksalia.Dari tiga saraf ini muncul lima saraf utama yang mempersarafi lengan danbeberapa otot leher dan dada.

c. Fleksus Lumbo Sakralis

Menyalurkan saraf yang utama untuk anggota gerak bawah (bagian pinggul dan kaki).

d. Fleksus Sakralis

Terdiri dari saraf lumbal ke-4 dan ke-5 dan saraf sakralis yang begabung untuk membentuk nervus iskiadikus yang besar masuk ke dalam paha melalui cairansakrum untuk melayani otot paha. Becabang menjadi nervus popliteus medialisdan lateralis mempersarafi otot sebelah belakang paha dan depan bawah lutut.

c. Saraf Otonom

Saraf otonom adalah susunan saraf yang mempunyai peranan penting mempengaruhi pekerjaan otot involunter (otot polos) seperti jantung, hatipankreas, jalan pencernaan, kelenjar dan lain-lain. Saraf-saraf otonom bekerjatidak dapat disadari dan bekarja secara otomatis. Oleh karena itu disebut juga saraf taksadar. Salah satu sifat yang menonjol dari sistem saraf otonomik adalah kecepatan (rapidity) atau intensitas yang ada di dalam sistem saraf ini dapat mengubah fungsi viseral. Dalam waktu beberapa detik secara tidak disadari dapat timbul keringat dan terjadi pengosongan kandung kemih. Jadi, sistem saraf yang bekerja melalui serat-serat saraf otonomik dapat dengan cepat dan secara efektif mengatur sebagian besar atau seluruh fungsi internal tubuh. Sistem saraf otonom diaktifkan oleh pusat-pusat yang terletak pada medula spinalis, batang otak dan hipotalamus. Juga bagian korteks selebriti dan khususnya sistem limbik dapat juga menghantarkan impuls ke pusat-pusat yang lebih rendah sehingga dengan demikian dapat mempengaruhi pengaturan otonomik. Seringkali sistem saraf otonom ini bekerja sebagai refleks viseral. Jadi, sinyal pusat di dalam ganglion otonomik, medula, batang otak atau hipotalamus, pusat-pusat ini sebaliknya akan menjalarkan respons refleks yang sesuai Kembali ke organ-organ viseral dan mengatur organ-organ tersebut. Sistem saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat dan antarakeduanya dihubungkan oleh urat-urat saraf eferen dan saraf eferen ini seolah-olah berfungsi sebagai sistem saraf pusat saraf otonom terutama berkenaan dengan organ-organ dalam. Menurut fungsinya susunan saraf otonom terdiri dari dua bagian.

1. Saraf Simpatik

Saraf simpatik dimulai dari medula spinalis antara segmen T-1 danL-2 dan dari tempat ini mula-mula ke rantai simpatik, untuk selanjutkanmenuju ke jaringan dan organ yang akan dirangsang oleh saraf simpatik. Setiap jaras simpatik terdiri atas dua serat, yaitu neuronpreganglionik dan neuron postganglionik. Badan sel dari neuron preganglionik terletak di dalam kormu intermediolateral dari medula spinalis dan serat- seratnya berjalan melewati radiks anterior medula menuju ke saraf spinal. Setelah saraf spinal meninggalkan kolumna spinalis, seratpreganglionik simpatiknya akan

(25)

meninggalkan saraf itu dan berjalanmelewati ramus putih menuju ke salah satu ganglia dari rantai simpatik. Selanjutnya serat-serat itu melalui ketiga jalan berikut :

 Serat-serat bersinaps dengan neuron postganglionik yang ada dalamganglion yang dimasukinya.

 Serat-serat berjalan ke atas atau ke bawahdalam rantai dan bersinaps pada salah satu ganglia lain dalam rantai tersebut.

 Serat itu berjalan melalui rantai ke berbagai arah dan selanjutnya melalui salah satu saraf memisahkan diri dari rantai, untuk akhirnya berakhir didalam ganglion simpatetik yang terpencil.

Dari rantai simpatik sebagian besar serat-serat postganglionik berjalan kembali ke saraf- saraf spinal melalu ramus abu-abu, yang terdiri dariserat-serat tipe C di dalam saraf skeletal yang akan menyebar ke seluruhbagian tubuh. Serat-serat ini mengatur pembuluh darah, kelenjar keringat, danotot piloerektor dari rambut. Jaras simpatetik yang berasal dari berbagai segmen medula spinalis tidak perlu didistribusikan ke bagian tubuh yang samaseperti halnya saraf-saraf spinal dari segmen yang sama. Serat simpatetik dariT-1 umunya akan melewati rantai simpatik di daerah kepala. Serat saraf preganglionik simpatetik berjalan tanpa mengadakansinapsis, yaitu dari seluruh sel-sel kornu intermediolateral dari medula spinalis, melewati rantai simpatetik, melewati nervus splanknikus dan berakhir pada medula adrenal. Dalam medula adrenal, serat-serat saraf ini akan langsungberakhir pada sel-sel khusus yang akan mensekresikan epinefrin dannorepinefrin langsung ke dalam aliran darah.Saraf ini terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan dengansumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf.

2. Saraf Parasimpatis

Saraf ini merupakan penghubung, melalui serabut-serabut parasimpatis dalamperjalanan keluar otak menuju organ-organ yang sebagian dikendalikan oleh serabut-serabut menuju iris, dengan demikian merangsang gerakan-gerakan saraf ke-3 yaitu saraf okulomotorik. Sistem saraf parasimpatik memperlihatkan bahwa serat-serat parasimpatik meninggalkan sistem saraf pusat melalui beberapa saraf kranial, saraf sakral spinal kedua dan ketiga, dankadang saraf sakral spinal pertama dan keempat. Saraf simpatik sebanyak 75% dari jumlah seluruhnya terdapat dalam nervus vagus, melewati seluruh daerah toraks dan abdomen tubuh. Sistem saraf parasimpatik, kecuali saraf parasimpatik kranial, juga mempunyai neuron preganolik dan neuron postgangnolik, yang terdapat pada dinding organ. Serat pregangnolik pada system saraf parasimpatik tidak mengalami hambatan menuju ke organ-organ yang diaturnya. Neuronpreganglionik akan bersinaps dengan neuron postganglionik, yang kemudianserat postganglioniknya akan meninggalkan neuron untuk menyebar ke dalam organ. Fungsi saraf parasimpatis, yaitu :

(26)

 Merangsang sekresi kelanjar air mata, kelenjar sublingualis, submandibulairs dan kelenjar kelenjar dalam mukosa rongga hidung.

 Mempersarafi kelanjar air mata dan mukosa rongga hidung,berpusat dinukleilakrimalis, saraf-sarafnya keluar bersama nervus fasialis.

 Mempersarafi kelenjar ludah (sublingualis dan submandibularis) berpusat dinukleus, salifatoprius superior, saraf-saraf ini mengikuti nervus VII.

 Mempersarafi parotis yang berpusar di nukleus salifatorius inferios di dalam medullaoblongata, saraf ini mengikuti nervus IX.

 Mepersarafi sebagian besar alat tubuh yaitu jantung, paru-paru, gastrointestinum, ginal, pankreas, limpa, hepar dan kelenjar supralenalis yang bepusat pada nukleus dorsali nervus X.

 Mepersarafi kolon desenden sigmoid, rektum, fesikaurinaria, dan alat kelamin berpsat disakral II III dan IV.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Manurung, Nixson, Rostinah Manurung, dan Christina Magdalena T. Bolon. 2017. Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin Dilengkapi Mind Mapping Dan Asuhan Keperawatan Nanda Nic Noc. Yogyakarta : Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA.

Arif Putra. 2020. “Fungsi Kelenjar Adrenal, Penghasil Hormon Stres Hingga Hormone Adrenalin” https://www.sehatq.com/artikel/kelenjar-adrenal-si-penghasil-hormon-stres- hingga-hormon-adrenalin Diakses 18 Juni 2021 pukul 18. 15

Dr. Kevin Adrian. 2020. “Mengenal Fungsi dan Gangguan Kelenjar Paratiroid”

https://www.alodokter.com/mengenal-fungsi-dan-gangguan-kelenjar-paratiroid Diakses 18 Juni 2021 pukul 18.20

Aprinda Puji. 2020. “Kenali Hipotalamus, Bagian Kecil Di Otak Dengan Fungsi Yang Penting”

https://hellosehat.com/saraf/hipotalamus/ Diakses 18 Juni 2021 pukul 20.34

Selina, Dinda Muthi. 2020. “Sistem Saraf Manusia”. https://www.studiobelajar.com/sistem- saraf-manusia/. Diakses 21 Juni 2021.

Kalanjati, VP. 2020. Belajar Praktis Neuroanatomi. Surabaya : Sintesa Book-Indonesia.

Mahadewa, Tjokro Gde Bagus. 2013. Saraf Perifer. Jakarta : PT Indeks.

Ruru, P. M., Pasiak, T. F., & Kaseke, M. M. 2021. Nervus Olfaktorius: Dasar, Klinis Medis, dan Psikologis. eBiomedik, 9(1).

Syaifuddin, H. 2006. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Cahyono, I. D., Sasongko, H., & Primatika, A. D. 2009. Neurotransmitter Dalam Fisiologi Saraf Otonom. JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia), 1(1), 42-55.

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan sistem saraf pusat (central nervoussystem) adalah bagian yang mengatur keIja saraf tepi yang terdapat di otak (brain), batang otak (brain stem), dan sumsum

2) Saluran Eustachius, yaitu saluran sempit yang menghubungkan 2) Saluran Eustachius, yaitu saluran sempit yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang

Refleks : gerakan otomatis dan tidak dirancang terhadap rangsangan dari luar yang di berikan suatu organ atau bagian tubuh. Meningitis : Peradangan pada selaput otak dan

Pada perekaman sinyal EMG dibutuhkan suatu penghantar berupa elektroda guna mengirimkan sinyal tubuh pada instrument (EMG), elektroda memiliki banyak jenis

membawa sinyal dari CNS menuju otot dan kelenjar.. 2) Autonomic Nervous System (Sistem Saraf Otonom), adalah bagian dari PNS yang berfungsi mengatur kondisi

 Motorik otonom dari sistem saraf pusat di daerah lumbar (bagian belakang tubuh yang paling sempit, daerah pinggang) dan thoracic di sumsum tulang belakang.  Contoh:

PTDK bagian tengah yang melibatkan cedera saraf fasialis paling banyak terjadi pada fraktur longitudinal dengan keterlibatan tulang labirin pada telinga bagian dalam namun

Seperi Analog adalah sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/karateristik