MAKALAH SURAH AL -FALAQ
Disusun untuk Ujian Mata Kuliah Tafsir Tarbawi Dosen Pengampu : Dr.Oyoh Bariyah S.Ag,M.Ag
Di susun Oleh :
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA 2025
Mutiara Ayu Pratiwi 2310631110142
2 A. Muqoddimah
Surah Al-Falaq adalah surah ke-113 dalam Al-Qur’an, terdiri dari 5 ayat, dan termasuk dalam golongan surah Makkiyah, yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad ﷺ hijrah ke Madinah. Nama “Al-Falaq” secara harfiah berarti “waktu subuh” atau “yang terbelah,” merujuk pada momen munculnya cahaya fajar yang membelah kegelapan malam. Nama ini memiliki makna simbolis yang mendalam: harapan, kebangkitan, dan perlindungan dari kegelapan, baik secara fisik maupun spiritual.
B. Teks Ayat Dan Terjamah
ْ لُق
ُْذ وُعَا
ِْ بَرِب
ْ ِقَلَف لا
١
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh)
ِْم
ِْ رَشْ ن اَم
ْ َقَلَخ
٢ dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
َْو
ْ نِم
ِْ رَش
ْ قِساَغ اَذِا
ْ َبَق َو
٣ dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
َْو
ْ نِم
ِْ رَش
ِْتٰثّٰفَّنلا ىِف
ْ ِدَقُع لا
٤
dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya),
َْو
ْ نِم
ِْ رَش
ْ دِساَح اَذِا
ْࣖ
َدَسَح
٥ dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
C. Kajian Kosa kata
Kata
Arti Kata Artiُْذوُعَأ
Akuberlindung
ْ ِرَش Kejahatan
ْ ِبَرِب
Kepada Tuhan اَم Apa yangِْقَلَف لا
Waktu subuh / Yang membelah
َْقَلَخ Dia ciptakan
ْ نِم
Dari ْ نِم َو Dan dariْ لُق
Katakanlah ْ قِساَغ Gelap gulita /Kegelapan
3 D. Asbabun Nuzul dan Munasabat
• Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul (sebab turunnya) Surah Al-Falaq berkaitan dengan peristiwa Nabi Muhammad SAW mengalami gangguan sihir yang dilakukan oleh seorang Yahudi bernama Labid bin Al A'sham. Nabi disihir dengan media tali busur yang diikatkan dengan sebelas ikatan, yang berisi rambut, gigi sisir, dan benang yang ditusuk jarum sebagai bagian dari sihir tersebut. Karena kondisi ini, Allah menurunkan Surah Al-Falaq bersama Surah An-Nas (dikenal sebagai Al- Mu'awwidzatain) sebagai doa perlindungan. Malaikat Jibril kemudian mengajarkan kedua surah ini kepada Nabi untuk meruqyah (mengobati) beliau dari sihir tersebut. Setiap kali Nabi membaca satu ayat dari kedua surah itu, satu ikatan sihir terlepas hingga seluruh ikatan terbuka dan dia sembuh ..
• Munasabah
Surah Al-Falaq memiliki keterkaitan (munāsabah) yang erat dengan surah sebelum dan sesudahnya, serta dengan tema besar dalam Al-Qur’an. Surah ini datang setelah Surah Al-Ikhlas, yang menegaskan konsep tauhid, yakni keesaan Allah, tempat bergantung, dan tiada yang setara dengan-Nya. Setelah memahami siapa Allah dalam Surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq mengajarkan bentuk pengamalan dari keyakinan itu, yaitu dengan memohon perlindungan hanya kepada Allah dari segala bentuk kejahatan. Ini menunjukkan bahwa mengenal Allah harus diikuti dengan sikap berserah diri dan tawakkal kepada- Nya.
Adapun hubungan Surah Al-Falaq dengan Surah An-Nas yang datang setelahnya juga sangat kuat. Kedua surah ini dikenal sebagai Al- Mu‘awwidzatain, yaitu dua surah yang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ sebagai doa perlindungan. Surah Al-Falaq memfokuskan perlindungan dari kejahatan yang datang dari luar diri manusia, seperti makhluk jahat, kegelapan malam, sihir, dan kedengkian. Sementara itu, Surah An-Nas mengajarkan permohonan perlindungan dari godaan yang datang dari dalam, yakni bisikan setan yang menggoda hati manusia. Ini menunjukkan pentingnya meminta perlindungan kepada Allah secara menyeluruh—baik dari ancaman fisik maupun spiritual, dari luar maupun dari dalam..
E. Analisis Tematik Surah (Tahlilyyah)
4
ْ لُق
ُْذ وُعَا
ِْ بَرِب
ْ ِقَلَف لا
١
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh)
Menurut Tafsir Ibnu Katsir
Kita diperintahkan untuk meminta perlindungan kepada Allah, karena sejatinya hanya Allah yang dapat memberikan kita perlindungan dari semua mara bahaya. Maka hendaknya kita senantiasa meminta perlindungan kepada Allah.Isti’adzah adalah salah satu bentuk ibadah, karena dalam ayat ini Allah Ta’ala perintahkan kita untuk melakukannya..
Surat al-Falaq juga disebut mu’awwidzah (pelindung). Rasulullah shallallahu
’alaihi wa sallam anjurkan untuk membacanya di pagi dan sore hari, setelah shalat, sebelum tidur, dan ketika me-ruqyah. Insya Allah akan terhindar dari gangguan jin, setan, dukun, dan sihir
Menurut Tafsir Aysarut
Kata al-falaq dalam bahasa arab berarti sesuatu yang terbelah atau terpisah, sedangkan yang dimaksud dalam ayat ini adalah waktu shubuh. Robbil falaq disini adalah Allah, al-falaq bisa bermakna al-ishbah (pagi/shubuh) karena Allah membelah malam menjadi pagi.
Menurut Al-Maraghi Ayat 1-2
Katakanlah (Muhammad), "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Menguasai subuh, memiliki semua makhluk dan menciptakan semua yang ada ini, dari setiap penyakit dan kejahatan yang dilakukan oleh salah seorang makhluk-Nya tanpa disadari.
ِْم
ِْ رَشْ ن اَم
ْ َقَلَخ
٢ dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
Menurut Tafsir Ibnu Katsir
Kita diperintahkan untuk senantiasa memohon perlindungan kepada Allah dari segala bentuk keburukan. Hal ini karena Allah Ta'ala adalah Dzat yang menciptakan segala sesuatu, termasuk kebaikan dan keburukan. Semua yang ada selain Allah adalah ciptaan-Nya. Keburukan yang diciptakan Allah bukanlah tanpa tujuan, melainkan sebagai ujian bagi manusia.Para ulama menjelaskan bahwa Allah tidak mungkin menakdirkan keburukan yang murni, tanpa mengandung sedikit pun kebaikan, sebagaimana disebutkan:
َّْنَأ
َْالل
ُْهَناَحبُس
ِْدقَي َْل
ُْر
ْ ارَش
ْ اضحَم
َْس يَل
ِْهيِف
رٌيَخ
5
“Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mungkin menakdirkan keburukan yang murni, yang tidak ada kebaikan di dalamnya.”
Al-Hasan al-Bashri serta Tsabit al-Bunani memaknai “ma khalaqa” di sini maksudnya adalah iblis dan keturunannya, serta neraka Jahanam. Kita diperintahkan meminta perlindungan dari keduanya.
Menurut Tafsir Aysarut
Ayat ini mencangkup perlindungan pada diri sendiri, karna nafsu selalu memerintahkan pada kejelekan. Betapa manusia sering menuruti nafsu dirinya, oleh karena itu perbanyak diri untuk berlindung kepada Allah. Ibnu katsir menyatakan bahwa ayat ini berarti berlindung diri dari kejahatan seluruh makhluk. Sedangkan Tsabit Al-Bunani dan Al-Hasan Al-Bashri menafsirkan berlindung dari jahannam dan iblis serta keturunannya
Menurut Al-Maraghi
Katakanlah (Muhammad), "Aku berlindung kepada Tuhan Yang Maha Menguasai subuh, memiliki semua makhluk dan menciptakan semua yang ada ini, dari setiap penyakit dan kejahatan yang dilakukan oleh salah seorang makhluk-Nya tanpa disadari.
Kemudian, secara khusus ada perintah meminta perlindungan kepada Allah dari berbagai bahaya yang biasanya dilakukan orang-orang tertentu, seperti yang disebutkan di dalam ayat berikut:
ْ نِم َو
ِْ رَش
ْ قِساَغ اَذِا
ْ َبَق َو
٣ dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
Menurut Tafsir Ibnu Katsir
Dalam Tafsir Ibnu Katsir, istilah "al-ghasiq diartikan sebagai malam, sedangkan
"waqaba" berarti tenggelamnya matahari secara keseluruhan. Sebagian ulama lainnya menafsirkan "al-ghasiq" sebagai gerhana, dan "waqaba" sebagai keadaan gelap yang muncul akibat gerhana tersebut. Makna dari ayat ini adalah perintah untuk memohon perlindungan kepada Allah dari berbagai keburukan yang muncul ketika malam telah gelap, yang dimulai saat matahari telah tenggelam sepenuhnya
Karena itu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberikan berbagai arahan penting untuk dilakukan saat malam tiba. Dalam hadis-hadis shahih, beliau memerintahkan umatnya untuk menutup pintu dan jendela sambil berdzikir, menyuruh anak-anak masuk ke dalam rumah, menutup wadah makanan dan minuman, mematikan
6 lampu, membaca Al-Qur'an, melaksanakan shalat malam, serta membaca doa dan dzikir sebelum tidur. Dalam hadis dari Jabir radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:
( َْبَهَذ اَذِإَف ، ْ ذِئَني ِح ُْرِشَت نَي َْناَط يَّشلا َّْنِإَف ، ْ مُكَناَي ب ِص اوُّفُكَف ْ مُت يَس مَأ ْ وَأ ِْل يَّللا ُْح نُج َْناَك اَذِإ
ٌْةَعاَس
َْنِم
ِْل يَّللا
ْ مُهوُّلَخَف اوُقِل غَأ َو ،
َْبا َو بَ لْا
ُْك ذا َو ، او ُر
َْم سا
َِّْاللّ
َّْنِإَف ،
َْناَط يَّشلا
ُْحَت فَي َْل ا باَب
ا قَل غُم اوُك وَأ َو ،
ْ مُكَبَرِق اوُرُك ذا َو
َْم سا
َِّْاللّ
او ُرِ مَخ َو ،
ْ مُكَتَيِنآ او ُرُك ذا َو
َْم سا
َِّْاللّ
ْ وَل َو
ْ نَأ اوُضُر عَت
اَه يَلَع
،ا ئ يَش اوُئِف طَأ َو
ْ مُكَحيِباَصَم )
“Jika malam datang menjelang, atau kalian berada di sore hari, maka tahanlah anak- anak kalian (di rumah), karena ketika itu setan sedang bertebaran. Jika telah berlalu sesaat dari waktu malam, maka biarkan mereka (jika ingin keluar). Tutuplah pintu dan berdzikirlah kepada Allah, karena sesungguhnya setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup. Tutup pula wadah minuman dan makanan kalian dan berdzikirlah kepada Allah, walaupun dengan sekedar meletakkan sesuatu di atasnya, matikanlah lampu- lampu kalian.” (HR. Al-Bukhari 3280, Muslim 2012)
Menurut Tafsir Aysarut
Syaikh Asy Syinqithi mengatakan bahwa pendapat yang terkuat adalah “ghoosiq”
adalah malam sebagaimana didukung oleh tafsiran alqur’an: “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam”. (QS.Al-Isra’:78) Ayat ke tiga ini menunjukkan kepada kita bahwa diwaktu malam harilah biasanya setan, manusia dan hewan berbuat kerusakan, dan menghindari bahaya biasnya lebih sulit jika diwaktu malam maka hanya kepada Allah azza wa jalla kita mohon perlindungan. Imam Mujahid mengatakan bahwa “ghaasiq” juga diartiakan “malam” sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Ibnu Abi Najih.
Menurut Al-Maraghi
Dari kejahatan yang terjadi di malam hari, ketika kegclaan malam telah menyelimuti semuanya. Jika malam hari itu sangat gelap, memang tampak sangat menakutkan.
Ketika itu, orang-orang yang hendak me- nyakitimu bersembunyi di kegelapan. Jadi, malam hari yang pekat sangat membantu penjahat di dalam upaya menyakitimu.
َْو
ْ نِم
ِْ رَش
ِْتٰثّٰفَّنلا ىِف
ْ ِدَقُع لا
٤
dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya),
Menurut Tafsir Ibnu Katsir
7 Menurut Ibnu Katsir bahwa "an-naffäsat" dalam ayat tersebut adalah para tukang sihir. Hal ini menunjukkan celaan terhadap tukang sihir dan ilmu sihir secara keseluruhan. Tidak ada istilah sihir yang baik atau sihir putih; semua bentuk sihir adalah tercela dan diharamkan dalam Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ا وُبِنَت جِا
َْع بَّسلا
ِْتاَقِب وُم لا اوُلاَق .
اَي :
َْلوُس َر
ِْالل اَم َو ،
َّْنُه
َْلاَق ؟
ُْك رِ شلا :
ِْللاِب
ُْر حِ سلا َو ،
"Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan." Ketika para sahabat bertanya tentang dosa-dosa tersebut, beliau menjawab, "Syirik kepada Allah, dan sihir..." (HR. Bukhari no. 2766, Muslim no. 89). Hadis ini menegaskan betapa besar bahaya dan kedudukan sihir sebagai dosa besar dalam Islam.
Menurut Tafsir Aysarut
Maksud dari “an-naffaatstsaat” adalah tukang sihir wanita yang membaca mantra dan meniup pada buhul-buhu. Disebutkan disini hanya penyihir wanita karena kebanyakan penyihir adalah wanita, walaupun ada juga penyihir laki-laki, seperti yang telah menyihir Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Annaffaatsaati fii al-‘uqod”
juga sihir yang tersembunyi yang tidak diketahui. Oleh sebab itu hendaknya kita selalu berlindung kepada-Nya.
Menurut Al-Maraghi
Dan dari kejahatan orang-orang yang suka mengumpat, yaitu orang- orang yang suka memutuskan tali persaudaraan, dan suka memutuskan hubungan baik. Perbuatan mereka diserupakan dengan mengeluarkan tiupan napas untuk mengeluarkan lendir dari mulutnya, dan hubungan akrab diserupakan dengan pertalian. Bangsa Arab menamakan pertalian yang kuat antara dua kutub dengan istilah 'uqdah. Misalnya pertalian suami istri yang disebut di dalam ayat berikut ini:
ةدقع حاكنلا
" .orang yang memegang ikatan nikah 2:237). (Al-Baqarah,)
Perbuatan namimah atau mengumpat ini bisa mengalihkan hubungan antara dua orang menjadi permusuhan. Caranya ialah dengan berbagai sarana yang samar, mirip dengan perbuatan tenung (sihir) dan sangat sulit membentenginya. Seseorang yang suka mengumpat seolah-olah menga- takan secara benar kepadamu, sehingga sulit bagimu untuk tidak mem- percayainya.
Al-Ustaz Muhammad Abduh mengatakan secara ringkas: "Tentang ayat ini banyak sekali hadis-hadis yang menceritakan bahwa nabi saw.pernah disihir olch Labid Binil
8 A'sam, hingga sihir tersebut mempengaruhi nabi saw. Hal itu menyebabkan nabi tidak mengerti apa yang dilakukan- nya sendiri. Nabi seakan-akan berbuat sesuatu, tetapi pada kenyataannya tidak. Atau nabi merasa mendatangi sesuatu, tetapi kenyataannya tidak. Kemudian Allah memberitahukan kepada beliau mengenai hal tersebut.
Akhirnya, benda yang dipakai alat untuk menyihir itu dikeluarkan dari sumur. Setelah itu, sembuhlah Nabi Muhammad saw. dari derita yang se- lama ini menimpa. Kemudian turunlah surah ini.
Berdasar pengertian hadis di atas, jelas bahwa ada semacam pengaruh sihir kepada diri nabi saw. sehingga mempengaruhi akal dan jiwanya. Jadi, pengertiannya sesuai dengan kata-kata kaum musyrik mengenai diri beliau. Perkataan mereka ini disebut di dalam ayat berikut ini:
ِْإ
َْنوُعِبَّتَت ْ ن
ْ لُج َرَلْا ا روُح سَم
"... Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir". (Al-Isra', 17:47).
Tetapi dalam hal ini yang wajib kita imani adalah yang datang dari Al-Qur'an. Sebab, Al-Qur'an itu diriwayatkan dengan sanad yang muta- watir, dan menyanggah sihir yang mengenai nabi tersebut. Pada pengertian hadis di atas, sihir tersebut dapat mempengaruhi jiwa nabi, sehingga kaum musyrik mengejek beliau.
Jika hadis tersebut şahih, misalnya, maka paling tinggi hanya bisa di- katakan sebagai hadis Ahad. Yaitu termasuk kategori hadis yang tidak bisa dipakai sebagai hujjah untuk masalah-masalah akidah.
َْو
ْ نِم
ِْ رَش
ْ دِساَح اَذِا
ْࣖ
َدَسَح
٥ dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
Menurut Tafsir Ibnu Katsir
Mnurut Tafsir Ibnu Katsir Hasad adalah perasaan benci terhadap nikmat yang dimiliki orang lain, disertai keinginan agar nikmat tersebut hilang dari orang tersebut.
Hasad merupakan akhlak yang tercela dan dilarang dalam Islam.Karena hasad dapat mendorong seseorang untuk melakukan kezaliman. Rasulullah juga bersabda,
َّْنِإ َو
ََّْاللّ
ىَح وَأ
ْ يَلِإ
ْ نَأ اوُعَضا َوَت ىَّتَح
َْرَخ فَي َْل
ٌْدَحَأ ىَلَع
ْ دَحَأ
َْل َو
ْ يِغ بَي
ٌْدَحَأ ىَلَع
ْ دَحَأ
"Sungguh Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling merendah diri, agar tidak ada seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zalim kepada yang lain." (HR. Muslim no. 2865).
9 Oleh karena itu, Allah memerintahkan kita untuk senantiasa memohon perlindungan kepada-Nya dari keburukan orang yang hasad dan dari bahaya penyakit 'ain, salah satunya dengan memperbanyak membaca surat Al- Falaq sebagai bentuk perlindungan spiritual yang diajarkan oleh Rasulullah.
Menurut Tafsir Aysarut
Dalam ayat ini Allah azza wa jalla memrintahkan kita untuk berlindung dari bahayanya hasad. Adapun hasad adalah kebencian atas nikmat Allah azza wa jalla yang ada pada diri orang lain dan menginginkan hilangnya nikmat pada diri orang tersebut.
Dan salah satu dari bentuk hasad adalah ‘ain (pandangan mata jahat). ‘Ain dapat menyebabkan seseorang mati, sakit atau gila. Dan ‘ain ini haq/ benar adanya.
Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “’Ain termasuk nyata, dan seandainya ada yang mendahului takdir, niscaya ‘ain lah yang akan mendahuluinya”.
Menurut Al-Maraghi
Kami berlindung kepada Tuhan dari kejahatan orang-orang hasad. Sebab, jika ia sudah bergerak melaksanakan kedengkiannya, maka ia akan berupaya menghilangkan nikmat yang diterima orang yang didengki. Da lam hal ini, mereka banyak menggunakan berbagai tipuan dan memasang berbagai perangkap untuk menjerumuskan orang yang didengki ke jurang kecelakaan. Mereka menggunakan cara yang bermacam-macam yang sangat sulit disadarkan dan dibendung apa yang dia dalangi. Dan tujuannya ha- nyalah satu, yakni berupaya menghilangkan, kenikmatan yang ada pada orang yang didengki. Kita memang sangat sulit membendung tipuan me- reka ini, sehingga kita wajib memohon pertolongan Allah Yang Maha Pen- cipta lagi Maha Pemurah. Hanya Allah-lah yang mampu menolak tipuan orang yang dengki dan menolak kejahatannya.
F. Hikmah Tarbiyah
1. Kesadaran akan Kelemahan Manusia
Surah Al-Falaq mengingatkan bahwa manusia memiliki banyak keterbatasan dan kelemahan, baik secara fisik maupun spiritual. Karena itu, manusia sangat membutuhkan perlindungan dari Allah dalam menghadapi berbagai ancaman, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi.
2. Pentingnya Memohon Perlindungan Hanya kepada Allah
Ayat pertama menegaskan bahwa permohonan perlindungan (istiadzah) hanya layak ditujukan kepada Allah
3. Waspada terhadap Bahaya yang Tidak Terlihat
10 Surah ini menyingkap realitas bahwa tidak semua kejahatan dapat dilihat atau diprediksi secara fisik.
G. Penutup
Makalah ini mengkaji secara mendalam Surah Al-Falaq sebagai salah satu surah pendek dalam Al-Qur’an yang sarat makna dan penuh pelajaran. Surah ini diturunkan sebagai bentuk perlindungan spiritual yang diajarkan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad ﷺ untuk menghadapi ancaman-ancaman yang tak kasat mata, seperti sihir, kedengkian, dan kejahatan malam.
Makalah ini juga menyoroti asbabun nuzul (sebab turunnya) surah ini yang berkaitan dengan peristiwa disihirnya Nabi, serta kaitannya dengan surah Al-Ikhlas dan An-Nas sebagai bagian dari Al-Mu‘awwidzatain dua surah pelindung. Secara keseluruhan, Surah Al-Falaq menanamkan nilai-nilai tauhid, tawakkal, dan kesadaran akan keterbatasan manusia dalam menghadapi bahaya.
Dengan demikian, Surah Al-Falaq bukan hanya bacaan dzikir, tetapi juga sebuah pelajaran penting tentang iman, perlindungan, dan bersandar sepenuhnya kepada Allah dalam segala kondisi kehidupan.
H. Daftar Pustaka
Al-Maraghi, A. M. (2007). TAFSIR AL MAAGHI.
https://archive.org/details/tafseer_mraghi/mraghi19/page/n1/mode/1up Amalia, F. (2020). Pelajaran Penting Bagi Manusia dari Surat Al-Falaq. 10001304.
As-Singkili, A.-R., Hamka, & Shihab, M. Q. (2018). Penafsiran surat al-falaq [113]:
3-4 : 03, 3–4.
BK, M. (2019). Surat Al Falaq: Arti, Tafsir, Asbabun Nuzul. Bersama Dakwah.Net.
https://bersamadakwah.net/surat-al-falaq/?amp
Ferdi, F. (2021). Kajian Tafsir Surat Al-Falaq. SCRIBD.
https://id.scribd.com/presentation/630699818/Kajian-Tafsir-Surat-Al-Falaq Riyadh, M. T. L. D. Q. –. (2020). TAFSIR WEB. https://tafsirweb.com/103111-daftar-
urutan-surat-al-quran.html#arrow-down
Tusikal, M. A. (2010). Memahami Tafsir Surat Al Falaq. Rumaysho.Com.
https://rumaysho.com/941-memahami-tafsir-surat-al-falaq.html
Yulian purnama. (2020). Tafsir Surat Al-Falaq. Muslimah or.Id.
https://muslimah.or.id/12290-tafsir-surat-al-falaq.html