MAKALAH TEORI BELAJAR
MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING
Disusun Oleh :
1. Fikka Izza Dinillah 22050394135 2. Mirna Almirasari 22050394136
Dosen Pengampu : Nugrahani Astuti, S.Pd., M.Pd.
Ita Fatkhur Romadhoni, S.Pd., M.Pd.
Annisa Nur Aini, S.Pd., M.Pd.
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TATA BOGA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan tema Model Pembelajaran Inkuiri Based Learning.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Nugrahani Astuti, Bapak Ita Fatkhur Romadhoni, dan Ibu Annisa Nur Aini selaku dosen pengampu mata kuliah Teori Belajar yang telah mengajar dan membimbing kami sehingga kami mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan dalam materi Teori Belajar. Makalah ini berisi materi tentang pembahasan Model Pembelajaran Inkuiri Based Learning. Tentunya kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan juga pembaca.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran kritik demi terciptanya makalah yang lebih baik.
Surabaya, 15 Mei 2023
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...1
KATA PENGANTAR...2 DAFTAR ISI...3 BAB I PENDAHULUAN...4Y 1. Latar Belakang...4 2. Rumusan Masalah5
3. Tujuan5
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri...6 2. Landasan Teori Model Pembelajaran Inkuiri6
3. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri
4. Karakteristik Materi Model Pembelajaran Inkuiri...7 5. Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri8
6. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri
7. Contoh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri...12 BAB III KESIMPULAN13
DAFTAR PUSTAKA14
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang bersifat dinamis yang artinya selalu terjadi perubahan menuju ke arah yang baik secara terus menerus. Salah satu proses pendidikan adalah pembelajaran. Pendidikan diartikan lebih luas, menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Terdapat kata pembelajaran di pengertian pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan ini mencangkup proses pembelajaran. Menurut Fitrayana, Sajidan, dan Indrowati, (2012, hlm. 4) pembelajaran adalah proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Proses pembelajaran bisa dilakukan hanya dengan adanya seorang ahli, pendamping, ataupun pendidik sebagai pembimbing individu tersebut. Peran pendidik sebagai bagian dari lingkungan adalah memberi fasilitas bagi individu atau peserta didik untuk berinteraksi.
Memberi fasilitas ini berarti menciptakan suatu iklim pembelajaran yang nyaman untuk individu belajar dan menambah pengetahuannya, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang cocok untuk setiap prosesnya. Karena proses inkuiri ini berawal dari penyajian masalah maka proses berpikir peserta didik akan berkembang dan akan menemukan jawaban atas masalahnya berdasarkan pengalaman yang telah dimilikinya. Peserta didik akan lebih berperan aktif dalam model pembelajaran ini karena masalah dan jawabannya akan ditemukan oleh peserta didik itu sendiri dan pendidik hanya membimbing peserta didik apabila mengalami kesulitan.
Hal terakhir yang dilakukan dalam model pembelajaran ini maupun disetiap model pembelajaran lainnya adalah melakukan evaluasi terhadap peserta didik maupun pendidik. Evaluasi ini tidak hanya berupa ujian tertulis dengan berbagai pilihan ganda yang telah disediakan ataupun essai, tetapi bisa juga dalam bentuk memberikan kritik maupun saran terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Rumusan Msalah
2.1. Apa pengertian pembelajaran inkuiri based learning ?
2.2. Apa saja landasan teori model pembelajaran Inkuiri Based learning?
2.3. Apa saja karakteristik model pembelajaran Inkuiri Based learning?
2.4. Bagaimana karakteristik materi pembelajaran yang sesuai dalam penerapan model pembelajaran Inkuiri Based learning?
2.5. Apa saja tahapan pelaksanaan/Sintaks model pembelajar Inkuiri Based learning?
2.6. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan model pembelajran Inkuiri Based Learning ? 2.7. Bagaimana contoh penerapan salah satu jenis model pembelajaran Inkuiri learning
pembelajaran tata boga ?
3. Tujuan
3.1. Untuk mengetahui pembelajaran inkuiri based learning
3.2. Untuk mengetahui apa saja landasan teori model pembelajaran Inkuiri Based learning 3.3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik model pembelajaran Inkuiri Based learning 3.4. Untuk mengetahui karakteristik materi pembelajaran yang sesuai dalam penerapan
model pembelajaran Inkuiri Based learning
3.5. Untuk mengetahui apa saja tahapan pelaksanaan/Sintaks model pembelajar Inkuiri Based learning
3.6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajran Inkuiri Based Learning
3.7. Untuk mengetahui contoh penerapan salah satu jenis model pembelajaran Inkuiri learning pembelajaran tata boga
BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri Based Learning
Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau pencarian, eksperimen atau penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Dalam model ini, peserta didik diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri materi yang disajikan dalam pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri.
2. Landasan Teori Model Pembelajaran Inkuiri Based Learning
Berikut adalah beberapa pendapat beberapa ahli lain mengenai pengertian pembelajaran inkuiri atau inquiry based learning model.
a. W Gulo
Pembelajaran inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo dalam Anam, Khoirul, 2017, hlm.
11).
b. Coffman
Inquiry learning adalah model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa untuk berpikir, mengajukan pertanyaan, melakukan kegiatan eksplorasi dan
eksperimen sehingga siswa mampu menyajikan solusi atau ide yang bersifat logis dan ilmiah
c. Hanafiah dan Sudjana
Model pembelajaran inquiry merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku
d. Abidin
Menurut Abidin (2018, hlm. 149): Model pembelajaran inkuiri adalah model
pembelajaran yang dikembangkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi dan ide-ide untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah, topik, dan isu tertentu.
Berdasarkan beberapa teori menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa inquiry learning adalah model pembelajaran menuntut peserta didik untuk
melakukan proses dalam menemukan pengetahuannya secara mandiri lewat serangkaian investigasi, pencarian, eksplorasi dan mengarahkan peserta didik untuk melakukan percobaan atau penelitian untuk memecahkan suatu masalah atau mengetahui suatu materi pengetahuan yang sedang dipelajari.
3. Karakteristik Model Pembelajaran Inkuiri Based Learning
Berikut ini adalah karakteristik pembelajaran inquiry menurut Anam, Khoirul (2017, hlm. 13) :
a. Menekankan pada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan yang artinya menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.
b. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu hal yang dipertanyakan, sehingga hal tersebut diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri dan menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator belajar peserta didik.
c. Mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses perkembangan mental. Dengan demikian, peserta didik tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi lebih pada bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya untuk lebih mengembangkan pemahamannya terhadap materi pelajaran tertentu.
4. Karakteristik Materi Pembelajaran yang sesuai dalam penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Based Learning
Menurut Sund dan Trowbridge dalam E. Mulyasa (2007:109) ada tiga macam model atau pendekatan pembelajaran inkuiri yaitu :
a. Inkuiri terpimpin (guide inquiry)
Inkuiri terpimpin merupakan pendekatan inkuiri yang menggunakan pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk membimbing siswa. Jadi tugas guru dalam pendekatan ini adalah membimbing dan mengarahkan siswa secara luas serta menyusun perencanaan pembelajaran. Pemberian bimbingan oleh guru disesuaikan dengan tingkat perkembangan pengalaman siswa. Pendekatan ini digunakan terutama bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri.
b. Inkuiri bebas (free inquiry)
Inkuiri bebas merupakan pendekatan yang inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penelitian sendiri seperti seorang ilmuwan. Pendekatan ini mengharuskan siswa untuk dapat mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai macam persoalan yang hendak diselidiki secara berkelompok.
c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry)
Inkuiri bebas yang dimodifikasi merupakan pendekatan inkuiri dimana guru memberikan permasalahan kemudian siswa diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi dan prosedur penelitian.
Karakteristik materi model pembelajaran inkuiri :
a. Materi menekankan pada rangkaian berpikir dalam proses pembelajaran dan memecahkan masalah melalui bimbingan
b. Materi belajar berdasarkan pada apa yang diketahui siswa berdasarkan pengalamannya
c. Materi pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan dalam komunikasi satu arah atau komunikasi dua arah bergantung pada besarnya kelas
5. Pelaksanaan/Sintaks Model Pembelajar Inkuiri Based Learning
Gambar Sintak Inkuiri Based Learning
Selama melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri, guru dapat menerapkan langkah- langkah berikut sebagai bentuk model pembelajaran yang disebut model pembelajaran inkuiri.
a. Langkah 1 Orientasi
Beragam cara dan variasi dapat dilakukan guru agar dapat mengorientasikan siswa kepada suatu permasalahan. Seringkali siswa tidak menyadari pada suatu keadaan atau fenomena sesungguhnya terdapat suatu permasalahan, atau sesuatu yang dapat dijadikan pertanyaan untuk dipelajari secara lebih mendalam. Untuk mengorientasikan siswa terhadap masalah ini, guru harus memiliki kreativitas sehingga stimulus atau rangsangan yang diberikan benar-benar menarik bagi siswa.
Rasa ingin tahu akan suatu hal akan membimbing siswa terhadap suatu permasalahan untuk dipelajari bersama-sama di kelas atau kelompoknya.
b. Langkah 2 Merumuskan Masalah
Ketika rangsangan atau stimulus yang diberikan oleh guru bekerja dengan baik, maka dalam pemikiran siswa akan muncul pertanyaan-pertanyaan dan permasalahan- permasalahan yang akan menjadi basis dan tujuan pembelajaran tersebut. Jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa belum memenuhi harapan guru, maka gurupun dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang akan mengarahkan siswa pada "pertanyaan besar dan penting" yang seharusnya menjadi tujuan pembelajaran itu. Memang tidaklah mudah bagi siswa untuk merumuskan permasalahan secara baik jika mereka belum terbiasa dan terlatih. Tetapi, memang
seharusnyalah guru berusaha membuat mereka untuk memiliki kemampuan ini.
Kemampuan merumuskan masalah dalam pembelajaran inkuiri sangat penting sebagai titik awal pembelajaran siswa. Pertanyaan dan permasalahan yang baik akan membuat siswa benar-benar belajar, sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang sedang dipelajari.
c. Langkah 3 Mengajukan Hipotesis
Selanjutnya, setelah siswa merumuskan masalah yang ingin dipelajari, mereka kemudian diajak untuk bersama-sama merumuskan hipotesis. Perumusan hipotesis didasarkan pada informasi-informasi yang selama ini telah mereka miliki. Hipotesis ini nantinya harus diuji kebenarannya. Untuk melanjutkan sampai tahap ini, tentunya terlebih dahulu siswa harus mengumpulkan data atau informasi-informasi yang dibutuhkan dan relevan.
d. Mengumpulkan Informasi (Data)
Langkah ke-4 ini juga merupakan tahapan yang sangat penting. Pada tahap keempat model pembelajaran inkuiri ini, siswa bersama kelompoknya harus mengumpulkan sebanyak dan selengkap mungkin data dan informasi yang dibutuhkan. Siswa dan kelompoknya juga harus memilah-milah informasi dan data mana yang relevan dengan tujuan atau pemecahan masalah mereka. Informasi dan data dikumpulkan dengan beragam metode dan sumber data yang mungkin. Guru bukanlah sumber informasi utama, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator sehingga semua kebutuhan siswa dan kelompoknya untuk mengumpulkan data dan informasi yang lengkap dapat berjalan dengan baik. Siswa akan lebih banyak membaca secara mandiri, mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan dari internet, melakukan eksperimen- eksperimen kecil.
e. Menguji Hipotesis
Setelah berkutat dengan beragam sumber belajar (sumber informasi) yang tersedia dan sumber data yang ada, siswa kemudian akan diajak untuk memproses data dan informasi yang diperoleh. Mereka dapat belajar mengorganisasikan data ke dalam tabel-tabel, daftar-daftar, atau ringkasan yang akan mempermudah mereka dalam menguji kebenaran hipotesis yang telah mereka susun dilangkah sebelumnya. Di sini mungkin saja terjadi semacam perbedaan antara informasi yang baru mereka peroleh
dengan informasi yang telah mereka miliki sebelumnya. Proses berpikir kreatif, kritis, dan analitis akan dibutuhkan di tahap ini, sehingga mereka dapat menguji hipotesis.
f. Menyimpulkan
Pada akhir langkah model pembelajaran inkuiri, siswa kemudian akan dapat membuat kesimpulan mereka masing-masing tentang hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan.
Bisa saja dari pembelajaran yang baru mereka lakukan mereka ternyata mendapati bahwa informasi lama yang telah mereka sebenarnya informasi yang keliru, atau dapat pula sebaliknya, di mana informasi baru yang mereka peroleh semakin memperkuat informasi yang telah mereka miliki itu. Atau dengan kata lain, mereka dapat lebih dalam memahami hal tersebut dibanding sebelumnya. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri ini memungkinkan siswa mempunyai kedalaman pemahaman akan suatu hal yang mereka pelajari, dan ini terjadi secara kontruktif di mana mereka membangun sendiri pengetahuan baru di atas fondasi pengetahuan yang sebelumnya telah mereka punyai.
6. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inkuiri Based Learning
Keunggulan rategi pembelajaran inquiry menurut Roestiyah (2012, hlm. 76) dikemukakan sebagai berikut :
a. Dapat membentuk dan mengembangkan (self-concept) pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide pokok dengan lebih baik.
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur dan terbuka.
d. Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
e. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. ‘
i. Dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.
j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
Selain memiliki keunggulan model pembelajaran inquiry juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut Suherti dan Rohimah (2016, hlm. 53) kelemahan model pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut.
a. Kesulitan pengontrolan kegiatan dan keberhasilan peserta didik
b. Model pembelajaran inkuiri sulit dilaksanakan karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar
c. Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering pendidik sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan
d. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta menguasai materi pelajaran, maka model pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap pendidik.
7. Contoh Penerapan Satu Jenis Model Pembelajaran Inkuiri Based Learning a. Identifikasi Masalah (Pada proses pembuatan donat sering didapatkan yaitu adonan
tidak mengembang dengan baik)
b. Perumusan Masalah (Siswa diminta untuk meneliti tentang penyebab gagalnya proses proofing/ pengembangan pada donat. Siswa bisa mencari informasi terkait faktor yang menyebabkan seperti komposisi bahan, cara pengolahan, atau cuaca dan suhu) c. Hipotesis (Gagalnya proses proofing/pengembangan pada donat disebabkan ragi tidak
aktif, suhu air terlalu panas, temperature ruangan kurang hangat, dan kebanyakan tepung)
d. Eksplorasi (Siswa mengamati bagaimana proses pembuatan donat dan contoh masalah dalam prosesnya yang terjadi melalui tayangan video dan gambar yang beredar di internet)
e. Validasi Hipotesis (Semua penemuan mereka dalam kegiatan eksplorasi menunjukkan hal yang mirip dengan hipotesis awal)
f. Kesimpulan (Siswa menjelaskan bagaimana pengaruh komposisi bahan dan teknik pembuatan yang benar terhadap hasil proofing/ pengembangan pada donat)
BAB III PENUTUP KESIMPULAN
Model Pembelajaran Inkuiri Based Learning menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran tersebut dapat menjadi opsi yang efektif dalam proses belajar. Melalui pendekatan ini, siswa menjadi aktif dalam proses belajar sehingga dapat meningkatkan motivasi, pemahaman, dan kemampuan berpikir kritis.
Namun, tidak semua topik pembelajaran cocok untuk pendekatan inkuiri based learning. Beberapa topik yang membutuhkan pemahaman dasar yang kuat atau penjelasan yang lebih terstruktur mungkin tidak cocok untuk pendekatan ini. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan konteks pembelajaran.
Selain itu, penggunaan pendekatan inkuiri learning memerlukan persiapan yang matang dan bimbingan yang tepat dari guru atau instruktur. Guru harus memfasilitasi proses pembelajaran dan memberikan bimbingan yang tepat agar siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Materi ini juga mengungkapkan bahwa model pembelajaran inkuiri learning memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya termasuk peningkatan motivasi, pemahaman, dan
kemampuan berpikir kritis siswa, sementara kelemahannya termasuk waktu dan sumber daya yang lebih banyak diperlukan dan tidak cocok untuk semua topik pembelajaran.
Secara keseluruhan, kesimpulan dari materi Model Pembelajaran Inkuiri Based Learning menyatakan bahwa pendekatan tersebut dapat menjadi opsi yang efektif dalam proses pembelajaran, tetapi harus dipertimbangkan secara matang dan disesuaikan dengan konteks pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Thabroni, Gamal. 2021. Model Pembelajaran Inquiry Learning (Penjelasan Lengkap).https://serupa.id/model-pembelajaran-inquiry-learning-penjelasan-lengkap/. (Diakses pada tanggal 4 Mei 2023)
Zenius.2021. Inquiry Based Learning (Siswa Belajar Mandiri).
https://www.zenius.net/blog/inquiry-based-learning. (Diakses pada tanggal 4 Mei 2023)
Ramdani, Dani. 2018. KORELASI ANTARA KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS BLENDED LEARNING PADA MATERI SISTEM RESPIRASI MANUSIA.
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=824020&val=12690&title=KORELASI
%20ANTARA%20KEMAMPUAN%20BERPIKIR%20KRITIS%20DENGAN%20HASIL
%20BELAJAR%20SISWA%20MELALUI%20MODEL%20PEMBELAJARAN%20INKUIRI
%20TERBIMBING%20BERBASIS%20BLENDED%20LEARNING%20PADA%20MATERI
%20SISTEM%20RESPIRASI%20MANUSIA (Diakses pada tanggal 4 Mei 2023)
Permatasari, Eka. 2014. IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN.
https://journal.trunojoyo.ac.id/penasains/article/view/1334 (Diakses pada tanggal 4 Mei 2023)