• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

N/A
N/A
0028@Sandrianus Marten Bau

Academic year: 2023

Membagikan "HUBUNGAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

DISUSUN OLEH : Yulius Ama kii

2212020125

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pada masa pertumbuhan seperti pada saat ini, Indonesia menghadapi berbagai macam tantangan, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, dan lain sebagainya. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah bagaimana cara Indonesia mengatasi inflasi. Laju inflasi di Indonesia tidak hanya dipengaruhi oleh demand pull, melainkan juga dipengaruhi oleh cost push, maka supaya pencapaian sasaran inflasi dapat dilakukan dengan efektif, kerja sama dan koordinasi antara pemerintah dan BI sangat diperlukan.

Pada tahun 2005, koordinasi antara pemerintah dan BI telah diwujudkan dengan membentuk Tim Koordinasi Penetapan Sasaran, Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (TPI) di tingkat pusat.

Salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah pertumbuhan perekonomian. Jika perekonomian negara stabil, maka dapat dikatakan bahwa negara tersebut maju, sebaliknya jika keadaan perekonomian suatu negara terpuruk, maja negara tersebut belum dapat dikatakan sebagai negara maju. Untuk pencapaian pertumbuhan perekonomian yang stabil dan berkelanjutan, Bank sentral sebagai otoritas moneter akan menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai kestabilan nilai rupiah, baik itu dengan menetapkan suku bunga, mempengaruhi jumlah uang beredar, dan lain sebagainya dimana arah kebijakan moneter disesuaikan pada sasaran laju inflasi yang ingin dicapai.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia

Perumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia?

(3)

Tujuan penelitian

Tujuan penelitian dari makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi

BAB 2 PEMBAHASAN Inflasi

Secara umum, inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan secara terus menerus dalam waktu yang panjang. Umumnya, inflasi menjadi penyebab menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Dikatakan tingkat harga secara umum sebagai syarat inflasi dikarenakan ada banyak sekali jenis barang di pasaran. Naiknya harga satu atau dua barang saja tidak bisa disebut inflasi, disebut inflasi jika sebagian besar barang-barang mengalami kenaikan. Juga dikatakan kenaikan harga secara terus menerus sebagai syarat dikatakannya sebuah inflasi, hal ini karena harga bisa saja naik hanya untuk sementara, kenaikan harga yang bersifat sementara ini tidak bisa disebut inflasi. Jadi, ketika kenaikan tersebut berlangsung dalam waktu yang lama dan terjadi hampir pada seluruh barang dan jasa secara umum, maka gejala inilah yang disebut dengan inflasi.

inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi juga dapat terjadi dikarenakan jumlah uang beredar lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi merupakan sebuah gejala ekonomi yang susah untuk diatasi secara tuntas. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi inflasi biasanya hanya sampai sebatas mengurangi dan mengendalikannya saja.

definisi inflasi menurut para ahli :

(Bambang & Aristanti, 2007) Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus menerus. Kejadian inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat.

Hal ini terjadi dikarenakan dalam inflasi akan terjadi penurunan tingkat pendapatan (Sukwiaty, 2009) Inflasi merupakan proses suatu kejadian dan bukan tinggi rendahnya

(4)

tingkat harga. Sehingga, jangan menganggap kalau tingkat harga tinggi itu berarti inflasi tinggi, inflasi terjadi kalau proses kenaikan harga yang terus menerus dan saling pengaruh mempengaruhi

(Kamus Lengkap Webster’s New Universal, 1983) Inflasi adalah peningkatan jumlah mata uang yang beredar yang mengakibatkan penurunan nilai mata uang yang tajam dan tiba-tiba serta kenaikan harga; hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan jumlah uang kertas yang dikeluarkan atau emas yang ditambang atau peningkatan pengeluaran relatif seperti saat pasokan barang gagal memenuhi permintaan.

Jenis-jenis Inflasi berdasarkan tingkat keparahannya

Inflasi Rendah, yaitu jenis inflasi yang jumlahnya kurang dari 10% per tahun.

Inflasi menengah, yaitu jenis inflasi yang jumlahnya berkisar antara 10-30% per tahun.

Inflasi berat, yaitu jenis inflasi yang jumlahnya berkisar antara 30-100% per tahun.

Hyperinflation, yaitu jenis inflasi yang jumlahnya lebih dari 100% per tahun.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Inflasi di Indonesia Ada dua Faktor yang yang menyebabkan terjadinya inflasi (Yanuar, 2016) Inflasi akibat tarikan permintaan (Demand Pull Inflation)

Inflasi yang terjadi akibat permintaan masyarakat terhadap barang atau jasa yang lebih tinggi dibandingkan kemampuan pasar untuk menghasilkan kebutuhan barang atau jasa pada waktu tersebut.

Inflasi akibat desakan biaya produksi (Cost Push Inflation)

Inflasi yang terjadi akibat adanya kenaikan harga bahan mentah atau bahan baku yang digunakan dalam proses memproduksi barang atau jasa, sehingga akan terjadi penyesuaian harga jual barang atau jasa yang diproduksi mengikuti peningkatan harga bahan baku.

Inflasi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar (Quantity Theory Inflation)

Ada sebuah keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan barang yang tersedia.

Apabila jumlah uang yang beredar lebih banyak 2x lipat, maka harga jual barang akan mengalami kenaikan sebesar 2x lipat. Hal ini akan menyebabkan nilai mata uang negara tersebut turun.

Penyebab campuran (Permintaan dan Penawaran)

(5)

Pada saat permintaan akan suatu barang mengalami kenaikan, ketersediaan barang tersebut akan mengalami penurunan. Apabila barang tersebut tidak memiliki barang pengganti atau barang substitusi, maka akan terjadi keadaan tidak seimbang yang akan menyebabkan harga barang naik.

Inflasi akibat kekacauan ekonomi dan politik

Inflasi akan terjadi pada saat negara mengalami kekacauan baik dalam hal politik maupun perekonomiannya. Sebagai contoh, pada saat peristiwa tragedy 1998, Indonesia mengalami inflasi yang mencapai 77,63%, padahal idealnya inflasi hanya berkisar antara 3-4% saja.

2.1.3 Dampak Inflasi terhadap perekonomian Dampak positif :

Memang terdengar aneh apabila inflasi memberikan keuntungan, tapi sebenarnya ada beberapa pihak akan diuntungkan dengan adanya inflasi. contohnya produsen atau pengusaha yang akan mendapatkan pendapatan lebih tinggi dibandingkan kenaikan biaya produksi, pada saat terjadi inflasi produsen akan terdorong untuk memproduksi lebih banyak barang yang akan meningkatkan penghasilan produsen, terutama produsen kebutuhan pokok yang barangnya akan tetap dibeli meskipun harga barang naik.

Dampak negatif :

menurunkan kesejahteraan masyarakat terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan tetap, dengan adanya inflasi, harga barang-barang di pasar akan naik sedangkan penghasilan masyarakat tidak mengalami perubahan, hal ini dapat menurunkan kesejahteraan masyarakan karena daya beli masyarakat menjadi rendah.

Memburuknya distribusi pendapatan, inflasi akan menguntungkan apabila tingkat pendapatan suatu negara lebih tinggi dibandingkan laju inflasinya, tetapi jumlah yang mengalami keuntungan itu jauh lebih sedikit dibandingkan mereka yang mengalami kerugian. Oleh karena itu, pembagian pendapatan di suatu negara menjadi tidak rata atau berat sebelah.

Mendorong tingkat suku bunga, pada saat terjadi inflasi, Lembaga-lembaga keuangan akan melakukan kebijakan untuk menambah tingkat bunga pinjaman agar tidak terjadi penurunan pada nilai mata uang. Tetapi disisi lain peningkatan bunga pinjaman akan menghambat pengembangan usaha karena dapat mengurangi minat investor untuk mengembangkan usahanya

(6)

Mendorong tingkat spekulatif, para investor cenderung akan menyimpan kekayaannya dalam bentuk investasi spekulatif yakni membeli barang-barang berharga yang akan lebih menguntungkan pada saat dijual nanti karena nilainya tidak mengalami penurunan karena inflasi seperti tanah, emas dan lain sebagainya. (Embun, 2017)

Kebijakan moneter

Secara umum kebijakan moneter adalah proses mengelola persediaan uang sebuah negara agar dapat mencapai tujuan tertentu, seperti mengontrol inflasi, meningkatkan kesempatan kerja atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Di Indonesia sendiri, definisi dari kebijakan moneter sudah dirumuskan dalam UU No. 3 tahun 2004 yang berbunyi, kebijakan moneter adalah kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan antara lain melalui pengendalian jumlah uang beredar (JUB) dan suku bunga (BI Rate/Repo Rate)

Definisi Kebijakan moneter menurut para ahli :

(Nophirin, 1992) kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat.

(Iswardono, 1997) kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan, dan keseimbangan neraca pembayaran.

Tujuan kebijakan moneter

Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999, tujuan utama Bank Indonesia sebagai bank HYPERLINK "https://www.studiobelajar.com/bank-sentral/" HYPERLINK

"https://www.studiobelajar.com/bank-sentral/" HYPERLINK

"https://www.studiobelajar.com/bank-sentral/"sentral di Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Dalam menjalankan tugas tersebut, menetapkan serta melaksanakan kebijakan moneter menjadi salah satu tugas utama Bank Indonesia.

Selain itu, Bank Indonesia juga bertugas untuk mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan mengawasi bank.

Kebijakan moneter memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah yang dimaksud dapat merupakan kestabilan harga-harga barang dan jasa (yang tercermin dari inflasi) di Indonesia serta kestabilan nilai tukar

(7)

rupiah terhadap mata uang asing. Untuk menjaga kestabilan serta tingkat inflasi tersebut agar tetap rendah, Bank Indonesia menggunakan beberapa instrumen kebijakan moneter.

(Bank Indonesia, n.d.)

Kebijakan moneter yang dikeluarkan untuk mengatasi masalah inflasi :

Kebijakan pasar terbuka, merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual SBI (Surat Bank Indonesia).

Dengan menjual SBI, Bank Sentral akan menerima uang dari masyarakat dengan artinya jumlah uang yang beredar dapat dikurangi

Kebijakan diskonto, merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan menaikkan tingkat suku bunga, diharapkan masyarakat akan menabung di bank lebih banyak. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar dapat dikurangi

Kebijakan cadangan kas, merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menaikkan cadangan kas minimum, sehingga bank umum harus menahan uang lebih banyak di bank sebagai cadangan, dengan demikian jumlah uang yang beredar dapat dikurangi

Kebijakan kredit selektif, merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara memperketat syarat-syarat pemberian kredit. Syarat pemberian yang ketat akan mengurangi jumlah pengusaha yang bisa memperoleh kredit, dengan demikian jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.

Sanering, merupakan kebijakan bank sentral dengan memotong nilai mata uang dalam negeri jika negarqa sudah mengalami Hyperinflation (inflasi diatas 100%), dengan memotong nilai mata uang, maka nilai uang yang beredar dapat dikurangi.

Menarik atau memusnahkan uang lama, merupakan kebijakan bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menarik atau memusnahkan uang yang lama seperti uang pecahan Rp 5,00, Rp 10,00, Rp 25,00 serta uang kertas Rp 100,00.

Membatasi pencetakan uang baru, dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi inflasi dengan membatasi pencetakan uang baru agar jumlah uang yang beredar tidak semakin bertambah (Dosen pendidikan 2, 2019)

Pertumbuhan ekonomi

Pengertian Pertumbuhan Ekonomi adalah sebuah kondisi dimana meningkatnya

(8)

pendapatan karena terjadi peningkatan produksi barang dan jasa. Peningkatan pendapatan tersebut tidak dikaitkan dengan tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, dan dapat kita lihat dari output yang meningkat, perkembangan teknologi, dan berbagai inovasi di bidang sosial.

Pertumbuhan Ekonomi juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perekonomian negara dalam jangka waktu tertentu untuk menuju kondisi ekonomi yang lebih baik. Pertumbuhan ekonomi identik dengan kenaikan kapasitas produksi yang diwujudkan melalui kenaikan pendapatan nasional.

Suatu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi diindikasikan dengan kehidupan masyarakatnya yang lebih baik. Lalu apakah suatu negara yang mengalami gejala perkembangan ekonomi berpengaruh terhadap perkembangan suatu bisnis? Tentu saja iya, karena perubahan dari perekonomian masyarakat akan mempengaruhi permintaan persediaan barang dan jasa suatu bisnis.

Definisi pertumbuhan ekonomi menurut para ahli :

(Sadono, 1985) pengertian pertumbuhan ekonomi adalah perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun. Untuk mengetahui pertumbuhannya, maka harus dilakukan perbandingan pendapatan nasional negara dari tahun ke tahun, yang kita kenal dengan laju pertumbuhan ekonomi.

(Budiono, 1994) pengertian pertumbuhan eknomoi adalah sebuah proses pertumbuhan output perkapita jangka panjang yang terjadi apabila ada peningkatan output yang bersumber dari proses intern perekonomian itu sendiri dan sifatnya sementara.

Artinya, pertumbuhan tersebut sifatnya self generating yang menghasilkan suatu kekuatan atau momentum untuk kelangsungan pertumbuhan ekonomi di periode berikutnya.

2.3.1 faktor-faktor yang mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi

Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak

(9)

didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas. (makalah artikel online, n.d.)

2.3.2 Perbedaan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi

Keberhasilan dalam pertumbuhan ekonomi biasanya bersifat kuantitatif, yakni adanya kenaikan standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan keberhasilan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, tidak hanya pertambahan produksinya saja, tetapi juga adanya perubahan dalam alokasi input dan struktur produksi pada berbagai sektor perekonomian.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang dilakukan terus-menerus yang mengakibatkan suatu perubahan perekonomian kearah yang lebih baik di berbagai bidang dimana hasil akhir adalah peningkatan pendapatan perkapita. Dan yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi ialah suatu proses kenaikan output perkapita yang dilakukan secara terus menerus dalam jangka panjang.

2.4 Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang telah meneliti hubungan antara Inflasi dan

(10)

Pertumbuhan Ekonomi adalah :

1. Herman Ardiansyah (2017) dengan judul Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jika inflasi naik maka pertumbuhan ekonomi akan turun dan sebaliknya jika inflasi turun maka pertumbuhan ekonomi akan naik.

2. Dina Ayucninda (2013) dengan judul Analisis Hubungan Antara Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kointegrasi dan kausalitas granger. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ditemukan hubungan kausalitas yang terjadi dari pertumbuhan ekonomi terhadap inflasi, melainkan hubungan kausalitas yang ditemukan terjadi dari inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil pengujian menunjukan bahwa variabel inflasi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

BAB 3 KESIMPULAN

Kesimpulan

Inflasi yang terjadi di Indonesia terus mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun, tetapi perkembangan produk domestik bruto tidak berfluktuasi seperti perkembangan inflasi di Indonesia, perkembangan produk domestik bruto justru mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Dari data inflasi dan data perkembangan produk domestik bruto pada tahun 2010-2017, dapat terlihat bahwa inflasi yang terjadi tidak memiliki pengaruh dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Asian Development Bank. (2018). Key Indicators for Asia and the Pacific 2018.

Retrieved from https://www.adb.org/publications/key-indicators-asia-and-pacific- 2018

Bambang, & Aristanti. (2007). Pengertian Inflasi.

Bank Indonesia. (n.d.). Koordinasi Kebijakan Moneter dan Fiskal. Retrieved from https://www.bi.go.id/id/moneter/koordinasi-kebijakan/Contents/Default.aspx

Budiono. (1994). Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.

(11)

Dosen pendidikan 2. (2019). Cara Mengatasi Inflasi Dengan Kebijakan Moneter Dan Fiskal Lengkap. Retrieved from https://www.dosenpendidikan.com/cara-mengatasi- inflasi-dengan-kebijakan-moneter-dan-fiskal-lengkap/

Embun, D. (2017). dampak positif dan negatif inflasi terhadap suatu negara. Retrieved from https://blog.ruangguru.com/dampak-positif-dan-negatif-inflasi-terhadap-negara Iswardono. (1997). Pengertian Kebijakan Moneter.

Kamus Lengkap Webster’s New Universal. (1983). pengertian Inflasi.

makalah artikel online. (n.d.). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi.

Retrieved from http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor- yang-mempengaruhi.html

Nophirin. (1992). Pengertian Kebijakan Moneter.

Sadono, S. (1985). Pengertian Pertumbuhan Ekonomi.

Sukwiaty. (2009). Pengertian Inflasi.

Yanuar. (2016). ekonomi makro : suatu analisis konteks indonesia. Retrieved from https://doi.org/10.17605/OSF.IO/CTMGP

Referensi

Dokumen terkait

Inflasi adalah kecenderungan harga-harga naik secara terus-menerus, sehingga dalam memproduksi suatu produk yang di ekspor akan mengalami kenaikan biaya produksi (cost production)

Inflasi merupakan kenaikan tingkat harga secara umum dan terus menerus. Secara teori, inflasi berpengaruh terhadap dunia perbankan sebagai salah satu institusi

 Inflasi terjadi terutama disebabkan karena adanya kenaikan harga, dimana kenaikan IHK (inflasi) terjadi pada semua kelompok, yaitu inflasi tertinggi terjadi pada

 Inflasi terjadi terutama disebabkan karena adanya kenaikan harga, dimana kenaikan IHK (inflasi) terjadi pada semua kelompok, dimana inflasi tertinggi terjadi pada

Boediono (2013) dalam bukunya mendefinisikan inflasi secara singkat sebagai kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus- menerus. Kenaikan harga

Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga secara keseluruhan yang berlangsung terus-menerus. Sebenarnya inflasi tidak terlalu buruk, asalkan masih berada pada tingkat yang

 Inflasi terjadi terutama disebabkan karena adanya kenaikan harga, dimana kenaikan IHK (inflasi) terjadi pada lima kelompok, yaitu kelompok bahan makanan

Perubahan tingkat inflasi dapat mempengaruhi aktifitas perdagangan internasional karena adanya perbedaan harga sebagai dampak inflasi tersebut.perubahan aktivitas