• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Keuangan Haji dan Umrah

N/A
N/A
Hidayah Teja

Academic year: 2023

Membagikan "Manajemen Keuangan Haji dan Umrah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEUANGAN BPKH

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN HAJI & UMRAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Haji & Umrah Dengan dosen pengampu Dr. H. Syamsuddin RS, M.Ag. & Putri Diesy Fitriani SE.Sy., ME.

Kelompok 5:

1214070001 1214070006 1214070013 1214070034 1214070037 1214070039

Abdul Basit

Alfian Fahridho Saputro Ari Faturahman Malik Hidayah Tejawulandari Ilanniar Martyyani Maskur Ilma Sari

PRODI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Laporan Keuangan BPKH Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Manajemen Keuangan Haji dan Umrah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang keuangan BPKH.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. H. Syamsuddin RS, M.Ag. & Putri Diesy Fitriani SE.Sy., ME. selaku dosen mata kuliah Manajemen Keuangan Haji & Umrah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi Sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 31 Mei 2023

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...ii

BAB I ... iii

PENDAHULUAN... iii

1.1 Latar Belakang ... iii

1.2 Rumusan Masalah ... iii

1.3 Tujuan Masalah ... iii

BAB II ...1

PEMBAHASAN ...1

2.1 Pengertian BPKH ... 1

2.2 Sumber Keuangan BPKH ... 2

2.3 Komponen Laporan Keuangan BPKH ... 3

2.4 Contoh Laporan Keuangan BPKH ... 3

BAB III ... iv

PENUTUP ... iv

3.1 Kesimpulan ... iv

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) Merupakan dokumen yang menyajikan informasi tentang keuangan pengelolaan dana Haji di negara Indonesia. Lembaga BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) memiliki tanggung jawab atas pengelolaan serta pengawasan dana Haji. Hal ini menjadi suatu kepentingan mengenai keuangan BPKH atas penerimaan dan pengeluaran dana Haji serta investasi yang telah dilakukan, sehingga masyarakat dan pemerintah dapat memantau serta mengevaluasi penggunaan dana Haji.

Dengan adanya laporan keuangan BPKH menjadi suatu sarana untuk menjadi bukti bahwa dana Haji dikelola dengan baik sesuai prinsip prinsip keuangan yang berlaku. Laporan keuangan BPKH disusun menggunakan standar akutansi yang di akui secara umum serta harus diaudit oleh auditor independent yang ditunjuk oleh BPKH itu sendiri guna memastikan keabsahan dan keandalan informasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apa itu BPKH?

2. Dari manakah keuangan BPKH bersumber?

3. Apa saja komponen laporan keuangan BPKH 4. Laporan keuangan BPKH

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengertian BPKH, sumber keuangan BPKH, komponen laporan keuangan BPKH serta contoh laporan keuangan BPKH

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian BPKH

Lembaga BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) Negara Indonesia merupakan badan pengelola keuangan Haji. Berdasarkan Pepres No. 110 Tahun 2017 Pasal 2 dibentuklah BPKH sebagai lembaga pengelola Keuangan Haji di tanah air. BPKH merupakan badan hukum publik yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.

Dalam Undang-undang RI No. 34 Tahun 2014 pasal 22, adapun tugas BPKH yakni mengelola Keuangan Haji yang meliputi penerimaan, pengembangan, pengeluaran, dan pertanggungjawaban Keuangan Haji.

Berdasarkan UU No. 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji. Dalam UU tersebut, keuangan haji merupakan "semua hak dan kewajiban pemerintah yang dapat dinilai dengan uang terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji serta semua kekayaan dalam bentuk uang atau barang yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, baik yang bersumber dari jemaah haji maupun sumber lain yang sah dan tidak mengikat".

Berbicara laporan keuangan, ialah media yang paling lengkap yang dapat mendokumentasikan kondisi dan situasi suatu unit bisnis secara menyeluruh. Laporan keuangan BPKH tidak jauh dari istilah-istilah akuntansi. Dengan demikian, cara untuk memahami laporan keuangan ialah dengan melakukan perbandingan, setidaknya dengan periode yang sama sebelumnya. Misal ‘Neraca per 31 Desember, dibandingkan antara 2019 dan 2018’ dengan demikian sebuah angka akan lebih mudah dipahami dan di tafsirkan.

Dengan demikian, laporan keuangan BPKH memiliki peran penting dan memiliki strategis, diantaranya:

a. Sebagai dokumen atau media atas pertanggungjawaban sebuah Amanah yang dititipkan oleh pemangku kepentingan, baik dari Jemaah haji, DPR, Kemenag, dan pemerintah umum dan pihak yang lainnya.

b. Sebagai sumber informasi sehingga dapat membuat keputusan terbaik, sesuai dengan kepentingan atau keperluan yang dihadapi.

Dapat disimpulkan, bahwa dengan adanya laporan keuangan BPKH maka banyak hal yang bisa di lakukan seperti evaluasi kinerja BPKH, banyak hal yang harus diputuskan baik

(6)

jangka Panjang, jangka menengah dan jangka pendek, baik yang bersifat makro ataupun mikro, baik yang bersifat eksternal ataupun internal, begitu pula seterusnya.

2.2 Sumber Keuangan BPKH

Menurut Kementrian Agama (kemenag), uang Jemaah terkumpul dari restoran BIPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) yakni uang milik masyarakat yang dikelola oleh negara.

Namun BIPIH itu sendiri masuk dalam rezim keuangan negara, karena penggunaan nya sesuai pada ketentuan yang dibuat oleh negara untuk kepentingan jemaah Haji.

BPKH merupakan lembaga pemerintahan yang bertanggungjawab kepada presiden melalui menteri agama. Pada RUU PKH, struktur BPKH terdiri atas Dewan Pengawas dan Badan Pengelola. BPKH memiliki sifat nirlaba yang memiliki prinsip pengelolaan keuangan mengutamakan hasil dari penggunaan dan pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi penyelenggaraan dan pelayanan jemaah ibadah haji Indonesia.

Dalam UU No. 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Dana Haji, merupakan setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji, dana efesiensi penyelenggaraan haji, dana abadi umat, serta nilai manfaat yang dikuasai oleh negara dalam rangka penyelenggaraan ibadah haji dan pelaksanaan program kegiatan untuk kemaslahatan umat.

Pada laporan keuangan BPKH 2022, dana pengelolaan haji mencapai Rp166,01 triliun atau meningkat 4,56 persen dibandingkan saldo 2021 yang Rp158,79 triliun.

BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) telah memeriksa laporan keuangan teridiri atas neraca per 31 desember 2021, laporan operasional, laporan arus kas, dan laporan perubahan aset neto untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, serta catatan atas laporan keuangan.

Sesuai dengan LK BPKH Tahun 2021 (audited) nilai aset dan liabilitas BPKH per 31 Desember 2021 disajikan masing-masing sebesar Rp 160,59 triliun dan Rp 142,88 triliun. Dengan demikian, jumlah aset neto sebesar Rp 17,71 triliun. Hal ini dikutip dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan BPKH Tahun 2021 yang diselesaikan pada Mei 2022.

Pendapatan dan beban BPKH Tahun 2021 masing-masing sebesar Rp10,76 triliun dan Rp3,04 triliun. Sehingga terdapat surplus komprehensif sebesar Rp7,72 triliun. Berdasarkan hasil pemeriksaan, BPK memberikan opini WTP atas LK BPKH Tahun 2021.

(7)

2.3 Komponen Laporan Keuangan BPKH

Laporan keuangan merupakan sebuah unit bisnis yang disusun atas standar dasar yang diatur oleh seorang akuntan. Di Indonesia, akuntan atau profesi akuntansi dikelola oleh (IAI) Ikatan Akuntan Indonesia, badan IAI mengeluarkan regulasi mengatur proses akuntansi yang mesti dilakukan oleh sebuah unit bisnis. IAI mengeluarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi-akuntansi) yang kelompokan menjadi dua bagian yakni

a. PSAK mengatur unit bisnis yang bergerak secara kesepakatan umum, atau konvensional. PSAK dalam kelompok ini diberi kode no 1-99 oleh IAI.

b. PSAK mengatur unit bisnis yang beroprasi berdasarkan syari’ah. PSAK dalam kelompok ini diberi kode dengan nomor101-150 oleh IAI.

Terdapat klasifikasi yang lain berlaku pada pengelompokan PSAK, yaitu PSAK untuk entitas yang bersifat komersial (mencari laba), dan PSAK untuk entitas (unit bisnis) yang bersifat sosial (nirlaba).

Sesuai dengan UU No. 34 tahun 2014, bahwa BPKH pada dasarnya bersifat nirlaba.

BPKH juga dituntut mengelola dana jemaah haji secara pendekatan korporatif agar dapat nilai manfaat untuk Jemaah. Dan juga kegiatan pengelolaan keuangan BPKH sesuai dengan syariah.

Dengan demikian, BPKH tidak spesifik mengacu pada salah satu PSAK yang telah ada. BPKH mengacu kepada beberapa dari Sebagian PSAK terkait, selain kebijakan, proses dan bentuk pelaporan mesti dibentuk secana unik. Hal ini khusus dan berlaku untuk BPKH saja.

Berdasar atas kebijakan akuntansi BPKH, hal penyajian memiliki 6 (enam) komponen Laporan Keuangan yang terdiri dari:

a. Neraca

b. Laporan Operasional

c. Laporan Perubahan Aset Netto d. Laporan Arus Kas

e. Laporan Realisasi Anggaran

f. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

2.4 Contoh Laporan Keuangan BPKH a. Neraca

Neraca terikat hanya pada tanggal tertentu. Misal, ‘per 31 Maret, per 30 Juni, per 31 Agustus, per 31 Desember’ pada suatu tahun tertentu. Sehingga bisa dipastikan Neraca per 31 Juni berbeda dengan Neraca per 1 Juli.

(8)

Neraca memiliki 2 ansir pokok, yaitu: (a) asset/aktiva (b) utang/liabilitas. Kelompok utang tersebut dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu (a) utang entitas kepada pihak luar (b) asset neto.

Neraca merupakan gambaran ‘hak’ unit bisnis yang disebut sebagai asset atau aktiva, dan

‘kewajiban’ unit bisnis. Mengacu pada neraca, maka ‘hak’ selalu sama besar dengan

‘kewajiban’. Hak atau asset dapat dibagi menjadi dua kelompok utama, yaitu asset lancar (current assets) dan asset tidak lancar atau asset tetap (fixed assets).

Berikut Neraca BPKH

b. Laporan Operasional

Laporan Operasional kurang lebih seperti laporan Laba Rugi, namun sifat BPKH yang nirlaba maka yang bisa disajikan ialah laporan operasional. Laporan Operasional bersifat periodic, yaitu dari satu tanggal tertentu ‘misalnya 1 januari 2023’ sampai pada tanggal tertentu

‘misalnya 31 desember 2023’. Periodesasi tersebut dapat bersifat tahunan, semesteran, bulanan, kwartalan hingga pekanan.

Laporan operasional memiliki dua komponen utama yaitu, pendapatan dan beban/biaya.

Dan Adapun dua pendekatan dalam penyajian laporan operasional yaitu, single step (kelompok pendapatan dikumpulkan menjadi satu dan diadu dengan beban/biaya) dan multiple steps (dibuat beberapa jenjang/Langkah)

Berikut Laporan Operasional BPKH

(9)

c. Laporan Perubahan Aset Neto (LPAN)

LPAN mirip dengan Laporan Ekuitas pada entitas yang bersifat komersial. Namun konteks BPKH tidak bisa menerapkan konsep kepemilikan sehingga sesuai ketentuan maka disusun sebagai Laporan Perubahan Aset Neto. LPAN ini menyampaikan perubahan nilai Aset Neto dari awal tahun hingga akhir tahun. Naik jika terjadi penambahan akibat dari surplus, atau turun akibat deficit.

Berikut Laporan LPAN BPKH

(10)

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas terdiri atas: menggambarkan aktifitas operasi; menggambarkan aktifitas investasi; menggambarkan aktifitas pendanaan.

Berikut Laporan Arus Kas BPKH

e. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan realisasi anggaran menyajikan kinerja manajemen dalam mencapai target pendapatan. Terdapat dua dimensi yang di sajikan: perbandingan antara anggaran yang sudah diumumkan dan realisasinya; perbandingan antara target pendapatan dan target pengeluaran. Laporan realisasi anggaran, menunjukkan kemampuan manajemen unit bisnis dalam menyusun perencanaan, karena rencana yang dinyatakannya dalam bentuk angka.

Berikut Laporan Realisasi Anggaran BPKH

(11)

f. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

CALK merupakan bagian penting dalam sebuah laporan yang lengkap. Terdapat lima pokok yang dicakup oleh CALK, yaitu: (a) informasi umum entitas (b) dasar hukum yang menjadi landasan (c) ikhtisar kebijakan akuntansi (d) pos-pos akun dalam neraca, laporan operasional, laporan perubahan asset neto, lapran arus kas (e) catatan penting lainnya.

(12)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

• Lembaga BPKH (Badan Pengelola Keuangan Haji) Negara Indonesia merupakan badan pengelola keuangan Haji berdasarkan UU No. 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Haji. Dalam UU tersebut, keuangan haji merupakan "semua hak dan kewajiban pemerintah yang dapat dinilai dengan uang terkait dengan penyelenggaraan ibadah haji serta semua kekayaan dalam bentuk uang atau barang yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut, baik yang bersumber dari jemaah haji maupun sumber lain yang sah dan tidak mengikat". laporan keuangan, ialah media yang paling lengkap yang dapat mendokumentasikan kondisi dan situasi suatu unit bisnis secara menyeluruh. Laporan keuangan BPKH tidak jauh dari istilah-istilah akuntansi.

• Dalam UU No. 34 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Dana Haji, merupakan setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji, dana efesiensi penyelenggaraan haji, dana abadi umat, serta nilai manfaat yang dikuasai oleh negara dalam rangka penyelenggaraan ibadah haji dan pelaksanaan program kegiatan untuk kemaslahatan umat.

• Laporan keuangan merupakan sebuah unit bisnis yang disusun atas standar dasar yang diatur oleh seorang akuntan. Di Indonesia, akuntan atau profesi akuntansi dikelola oleh (IAI) Ikatan Akuntan Indonesia, badan IAI mengeluarkan regulasi mengatur proses akuntansi yang mesti dilakukan oleh sebuah unit bisnis.

• Sesuai dengan UU No. 34 tahun 2014, bahwa BPKH pada dasarnya bersifat nirlaba.

BPKH juga dituntut mengelola dana jemaah haji secara pendekatan korporatif agar dapat nilai manfaat untuk Jemaah.

• Berdasar atas kebijakan akuntansi BPKH, hal penyajian memiliki 6 (enam) komponen Laporan Keuangan yang terdiri dari: Neraca; Laporan Operasional; Laporan Perubahan Aset Netto; Laporan Arus Kas; Laporan Realisasi Anggaran; Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

(13)

DAFTAR PUSTAKA

BPKH. Apa & Bagaimana Investasi Keuangan Haji BPKH Edisi-2. https://bpkh.go.id/wp- content/uploads/2021/01/BUKU-APA- DAN-BAGAIMANA-INVESTASI- KEUANGAN-HAJI-BPKH.pdf

Ccnindonesia. 2023. Mengenal Dana Haji yang Dikelola BPKH. Diakses pada 1 Juni 2023:

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230120202028-92-903269/mengenal- dana-haji-yang-dikelola-

bpkh#:~:text=Dari%20laporan%20keuangan%20BPKH%20per,2021%20yang%20Rp 158%2C79%20triliun

Kemenag.go.id. 2014. Menag: BPKH Merupakan Lembaga Pemerintah. Diakses pada 1 Juni 2023: https://www.kemenag.go.id/nasional/menag-bpkh-merupakan-lembaga- pemerintah-

5g54v3#:~:text=Jakarta%20(Pinmas)%20%E2%80%94%2D%20Menteri,kepada%20 Presiden%20melalui%20Menteri%20Agama

Wikipedia. Badan Pengelola Keuangan Haji. Diakses pada 1 Juni 2023:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Badan_Pengelola_Keuangan_Haji

Referensi

Dokumen terkait

Basis akuntansi yang digunakan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Bali adalah Basis Akrual untuk pengakuan pada Laporan Neraca, Operasional, Perubahan

2) , Aset antarkantor dan Liabilitas antarkantor disajikan secara netto dalam Neraca 3) : Disi hanya sampai PSAK yang terkait

Neraca (Balance Sheet) adalah dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan

(2) Basis Akrual digunakan untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca dan pengakuan pendapatan dan beban dalam Laporan Operasional. 3) Periode Akuntansi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh penyajian laporan keuangan, aksesibilitas laporan keuangan, dan penyajian neraca terhadap akuntabilitas

Balai Besar Veteriner Denpasar menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan

Prinsip penyajian wajar dalam LKPP pada umumnya berkaitan dengan penyajian/ pengungkapan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,

Sedangkan menurut Sutrisno 2012:9, laporan keuangan merupakan sebuah hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama neraca dan laporan laba-rugi, yang disusun