• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Keuangan Sektor Publik (MKSP)

N/A
N/A
Farhan Maulana

Academic year: 2024

Membagikan "Manajemen Keuangan Sektor Publik (MKSP)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Keuangan Sektor Publik (MKSP)

Materi #4: CAPITAL STRUCTURE (Struktur Modal)

OLEH: RIYANTO, SE., MM.

(2)

#1. KONSEP

MKSP POKOK

BAHASAN

#2. TIME VALUE OF

MONEY

#3. CAPITAL BUDGETING

#4. COST OF CAPITAL (COC)

#5. CAPITAL STRUCTURE

(3)

KONSEP CAPITAL STRUCTURE

STRUKTUR MODAL membahas berbagai kombinasi struktur modal yang optimal untuk meningkatkan nilai perusahaan.

NILAI PERUSAHAAN yang dimaksud adalah total nilai pasar modal sendiri & nilai pasar utang.

01

Struktur Modal yang Optimal adalah kombinasi

dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan.

02

03

Pentingnya Struktur Modal:

1. Setiap ada perubahan struktur modal akan mempengaruhi biaya modal secara keseluruhan 2. Besarnya biaya modal

keseluruhan ini nantinya menjadi cut of rate pada pengambilan keputusan investasi

(4)

SUMBER COC DAN STRUKTUR MODAL

(5)

Pasar modal yang sempurna adalah pasar modal yang sangat kompetitif. Dalam pasar tersebut antara lain tidak dikenal biaya kebangkrutan, tidak ada biaya

transaksi, bunga simpanan, pinjaman sama & berlaku untuk semua pihak, dan diasumsikan tidak ada pajak penghasilan.

ASUMSI:

Laba operasi yang diperoleh setiap tahunnya dianggap konstan, dan tidak diperlukan penambahan modal kerja untuk menjalankan operasi perusahaan.

Semua laba yang tersedia bagi pemegang saham dibagikan sebagai dividen.

Utang yang digunakan bersifat permanen, artinya utang yang jatuh tempo akan diperpanjang lagi.

Pergantian struktur utang dilakukan secara langsung, artinya jika perusahaan menambah utang, maka modal sendiri/ekuitas dikurangi.

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK

(6)

NOTASI YANG DIGUNAKAN:

O = laba Operasi (EBIT)

F = bunga utang yang dibayarkan oleh perusahaan E = laba yang tersedia bagi pemilik saham

S = nilai pasar modal sendiri (saham) B = nilai pasar utang

V = total nilai perusahaan yaitu B + S

Ke = biaya modal sendiri atau tingkat return (keuntungan) yg diharapkan Kd = biaya modal utang atau tingkat bunga utang

Ko = biaya modal rata-rata tertimbang

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK

(7)

Rumus biaya modal dari masing-masing sumber dana sbb:

 Biaya modal sendiri (Ke) Ke = E/S

 Biaya modal utang (Kd) Kd = F/B

 Biaya modal rata-rata tertimbang (Ko) Ko = Ke (S/(B+S) + Kd (B/(B+S) atau Ko = O/V

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK

(8)

Pendekatan Tradisional  dalam pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai perusahaan atau biaya modal perusahaan dapat diubah dengan cara mengubah struktur modal, yaitu B atau S.

CONTOH 1

PT X mempunyai 100% modal sendiri, laba bersih yang diharapkan per tahun Rp 10 juta. Tingkat keuntungan yang diharapkan pemilik modal (Ke) adalah 20%, maka nilai perusahaan dapat dihitung sbb.:

Ke = E/S Ko = O/V

S = E/Ke Ko = 10 juta/(0 + 50 juta) S = 10 juta/0,2 = 50 juta Ko = 0,20

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK – PENDEKATAN TRADISIONAL

(9)

CONTOH 1 (lanjutan)

O Laba Bersih Operasi 10 juta F Bunga - (tdk punya utang) E Laba utk pemilik saham 10 juta Ke Biaya modal sendiri 0,20

S Nilai modal sendiri 50 juta

B Nilai pasar utang - (tdk punya utang) V Nilai perusahaan (B + S) (50 juta + 0) = 50 juta Ko Biaya modal perusahaan

= 0(0/50) + 0,2(50/50) 0,20

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK – PENDEKATAN TRADISIONAL

(10)

CONTOH 2

PT. X mengganti sebagian modal sendiri dengan utang. Biaya modal utang (Kd) atau tingkat keuntungan yang diminta oleh kreditor 16 %.

Bunga harus dibayar setiap tahunnya Rp 4 juta.

Dengan menggunakan utang, perusahaan menjadi lebih beresiko, karenanya biaya modal sendiri (Ke) menjadi naik, misalnya 22 %.

Jika laba operasi bersih tetap Rp 10 juta, maka nilai perusahaan akan menjadi sebagai berikut :

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK – PENDEKATAN TRADISIONAL

(11)

CONTOH 2 (lanjutan)

O Laba Bersih Operasi 10 juta F Bunga (4 juta)

E Laba utk pemilik saham 6 juta Ke Biaya modal sendiri 0,22

S Nilai modal sendiri (Rp 6 juta/0,22) 27,27 juta B Nilai pasar utang (Rp 4 juta/0,16) 25 juta V Nilai perusahaan (B + S) 52,27 juta

Ko Biaya modal perusahaan

= 0,22(27,27/52,27) + 0,16(25/52,27) 0,191 STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK – PENDEKATAN TRADISIONAL

(12)

Simpulan:

 Setelah perusahaan menggunakan utang, nilai perusahaan meningkat (mjd Rp 52,27) dan biaya modal perusahaan menurun (mjd 0,191).

 Jika misalnya sebelum perusahaan menggunakan utang

perusahaan mempunyai jumlah lembar saham sebanyak 1.000 lembar, maka harga sahamnya adalah Rp 50.000 per lembar.

 Setelah perusahaan mengganti sebagian saham dengan utang (yang diganti adalah sebesar Rp 25 juta atau 500 lembar

saham), maka nilai sahamnya naik menjadi : Rp 27,27 juta/500 = Rp54,540

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK – PENDEKATAN TRADISIONAL

(13)

 Menurut Modigliani dan Miller pendekatan tradisional tidak benar.

 Mereka menunjukan kemungkinan munculnya proses arbitrase (permufakatan) yang akan membuat harga saham (nilai

perusahaan) yang tidak menggunakan utang maupun yang menggunakan utang, akhirnya sama.

 Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit tetapi

memberikan penghasilan bersih yang sama dengan risiko yang sama pula.

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK – PENDEKATAN MODIGLIANI &

MILLER (MM)

(14)

Dalam keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pajak, MM merumuskan bahwa biaya modal sendiri (Ke) akan berperilaku sebagai berikut:

Ke = Keu + (Keu – Kd ) (B/S)

Keu = biaya modal sendiri jika perushan tidak menggunakan utang.

Dalam contoh PT. X, dimana:

Keu = 20% | Kd = 16% | B = 25 juta | S = 25 juta Maka:

Ke = 20% + (20% -16%) (25/25) = 24%

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK – PENDEKATAN MODIGLIANI &

MILLER (MM)

(15)

Simpulan:

Biaya utang (Kd) selalu lebih kecil dari biaya modal sendiri (Keu).

Hal tersebut disebabkan karena pemilik modal sendiri/saham menanggung risiko yang lebih besar dari pada pemberi kredit, apalagi jika berada dalam pasar modal yang sangat kompetitif.

Hal tersebut disebabkan oleh :

Penghasilan yang diterima oleh pemilik modal sendiri bersifat lebih tidak pasti dibandingkan dengan kreditur (pemberi utang).

Dalam peristiwa likuidasi perusahaan, pemilik modal sendiri akan menerima bagian paling akhir setelah utang-utang dilunasi

Pada pasar modal yg sempurna dan tidak ada pajak, maka keputusan pendanaan menjadi tidak relevan, artinya penggunaan utang ataukah modal sendiri akan memberi dampak yang sama bagi kemakmuran pemilik perusahaan.

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN TIDAK ADA PAJAK – PENDEKATAN MODIGLIANI &

MILLER (MM)

(16)

 Pada pasar modal sempurna dan ada pajak, MM berpendapat bahwa keputusan pendanaan menjadi relevan.

 Hal ini disebabkan, bunga yang dibayar dapat dipergunakan untuk mengurangi pendapatan yang kena pajak (bersifat tax deductible), dengan demikian terdapat penghematan

pembayaran pajak dan merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan.

 Dampaknya nilai perusahaan yang menggunakan utang akan lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak menggunakan utang.

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN ADA PAJAK – PENDEKATAN MODIGLIANI & MILLER (MM)

(17)

CONTOH

 Di bawah ini terdapat perhitungan rugi laba untuk PT. A (yang tidak mempunyai utang) dan PT. B (yg mempunyai utang).

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN ADA PAJAK – PENDEKATAN MODIGLIANI & MILLER (MM)

(18)

CONTOH (lanjutan)

 Jika diasumsikan utang bersifat permanen, maka PT. B akan

memperoleh manfaat penghematan pajak setiap tahun Rp 1 juta.

Selanjutnya berapa nilai manfaat ini?

 Nilai penghematan pajak dapat dihitung dengan cara sbb:

Dimana:

PV = present value

r = tingkat bunga utang yang biasanya sama dengan Kd (biaya modal utang) karena penghematan tsb diperoleh dari menggunakan utang.

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN ADA PAJAK – PENDEKATAN MODIGLIANI & MILLER (MM)

(19)

Karena asumsi utang adalah permanen maka:

PV Penghematan Pajak = Penghematan Pajak Kd

Menurut MM, nilai perusahaan yg menggunakan utang akan lebih besar daripada perusahaan yang tidak menggunakan utang, dimana nilai selisihnya disebut Present Value penghematan pajak.

VL = VU + PV penghematan pajak dimana:

VL = nilai perusahaan yang menggunakan utang

VU = nilai perusahaan yang tidak menggunakan utang

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN ADA PAJAK – PENDEKATAN MODIGLIANI & MILLER (MM)

(20)

 Misal PT A (tidak menggunakan utang) nilai Keu = 20%, dan Kd = 16%, maka nilai PT A dapat dihitung sebagai berikut:

VU = Rp 7,5 juta/0,20 VU = Rp 37.50

PV penghematan pajak = Rp 1 juta/0,16 = Rp 6,25 juta

Maka nilai perusahaan PT. B yang menggunakan utang (VL):

VL = Rp 37,50 + Rp 6,25 juta VL = Rp 43,75 juta

STRUKTUR MODAL PADA PASAR

MODAL SEMPURNA DAN ADA PAJAK – PENDEKATAN MODIGLIANI & MILLER (MM)

(21)

RASIO UTANG DAN BIAYA MODAL RATA-RATA TERTIMBANG (WACC)

(22)

LATIHAN SOAL COST OF CAPITAL (PRAKTIKUM)

Hitunglah biaya modal sumber-sumber pendanaan berikut ini :

a. Obligasi dengan nominal $1000 dan nilai pasar $970, tingkat kupon/bunga sebesar 10%. Obligasi tersebut jatuh tempo dalam 10 tahun dan tarif pajak sebesar 34%.

b. Saham istimewa dijual seharga $100, pembayaran dividen tahunan sebesar $8.

Jika perusahaan menjual saham baru, biaya emisi sebesar $9. Tarif pajak perusahaan sebesar 30%.

c. Secara internal, saham biasa mengemisi 10 ribu lembar saham. Harga saham

biasa $75 perlembar, dan dividen perlembar tahun lalu sebesar $9,80. Dividen ini tidak diperkirakan bertambah (tdk ada growth).

d. Saham biasa, dimana dividen sebesar $2,80. Dividen per lembar perusahaan terus meningkat pada tingkat pertumbuhan sebesar 8% ke dalam masa depan yang tidak menentu. Harga pasar saham akhir-akhir ini sebesar $53 dan biaya emisi sebesar $6% per lembar.

(23)

LATIHAN SOAL CAPITAL STRUCTURE (PRAKTIKUM)

SOAL 1

Perusahaan KARYA (K) dan perusahaan SAKTI (S) sama persis kecuali bahwa K tidak mempunyai utang dan S mempunyai utang Rp 100 juta dengan bunga 10%.

Asumsikan bahwa semua asumsi MM terpenuhi, tidak ada pajak, EBIT perusahaan Rp.40 juta dan biaya modal sendiri perusahaan K adalah 20%.

Pertanyaan:

a. Berapa nilai kedua perusahaan menurut teori MM tanpa pajak?

b. Berapa biaya modal sendiri untuk ke dua perusahaan?

c. Berapa biaya modal tertimbang (Ko) untuk kedua perusahaan?

SOAL 2

Soal sama dengan soal 1, bedanya ada pajak 20%.

Pertanyaan sama dengan soal 1

(24)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Saham yang batal dipesan tersebut akhirnya dapat dijual dengan harga Rp 12.250,- per lembar dan biaya penjualan Rp 10.000,-.

 Nilai pasar ekuitas pemegang saham adalah nilai semua kepentingan dalam perusahaan.. Nilai pasar ekuitas = Nilai pasar per lembar saham (x) jumlah lbr

Dengan demikian kebutuhan modal kerja mengalami penurunan sebesar Rp 363,596.000 juta dari jumlah modal kerja pada

Jelaskan proses penyusunan dan penetapan APBN dan bandingkan dengan proses penyusunan dan penetapan APBD berbasis peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai dasar

Berdasarkan pada 2 (dua) pandangan yang berbeda terhadap sisstem perekonomian sektor public tersebut di atas, yaitu cara pandang

Perseroan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit akan melepas 275 juta saham atau setara 11,72% dari total sahamnya, dengan target perolehan dana sebesar Rp 508,7

pelanggan sedangkan pendapatan internet broadband dari pelanggan korporasi mencapai Rp 255.751 juta di tahun 2014, naik sebesar 34% dibandingkan tahun sebelumnya, terutama disebabkan

• Kekayaan pemegang saham antara lain dapat diukur melalui harga saham, • Setiap alternatif keputusan keuangan atau kemungkinan tindakan yang mempengaruhi harga dari setiap lembar saham