• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen rantai pasok

N/A
N/A
akasa huaida

Academic year: 2024

Membagikan "Manajemen rantai pasok "

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen

rantai pasok

Kelompok 1

(2)

Dian Nur Azizah Devina Preity

Dede Kurniawan Sulthan Arkana

Bintang Bonanza Didan Sapta

Alta Kurnia

Muhammad Rafi 1. 2.

3. 4.

5. 6.

7. 8.

ANGGOTA TIM:

H1E021003

H1E021007

H1E021013

H1E021023

H1E021047

H1E021059

H1E021065

H1E021075

(3)

DefINISI STRATEGI SUPPLY CHAIN

Strategi yang berhubungan dengan

kegiatan produksi, shipping, dan

distribusi produk dari perusahaan

kepada pelanggannya.

(4)

STRATEGI OPTIMASI

Manajeman SUPPLY CHAIN

Membuat perencanaan berdasarkan permintaan(Strategi Respon Cepat by Just in Time Delivery ),

Visibilitas dan Pengendalian (Controlling),

Membangun hubungan kemitraan yang kuat denganSupplier.

Fokus SCM pada Pelanggan (Customer Service)

Melakukan review berkala dan pastikan rencanamitigasi risiko efektif.

Melakukan review berkala dan pastikan rencanamitigasi risiko efektifparagraph text

1.

2. 3.

4. 5.

6.

(5)

Menentukan tingkat outsourcing yang tepat

Mengelola pembelian / pengadaan suatu barang Mengelola pemasok

Mengelola hubungan terhadap pelanggan

Mengidentifikasi masalah dan merespon masalah dengan cepat Mengelola risiko

Menurut Stevenson, Dalam mengelola rantai pasokan memerlukan suatu proses yaitu, proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi rantai pasokan. Tujuan manajemen rantai pasokan adalah dengan menyelaraskan permintaan dan penawaran seefektif dan seefisien mungkin. Masalah-masalah utama dalam rantai pasokan terkait dengan:

TUJUAN STRATEGI SUPPLY CHAIN

(6)

ISI DISINI

KARAKTETISTIK PRODUK

Produk FungsIonal

Siklus hidup panjang Variasi sedikit

Volume per SKU tinggi

Peramalan permintaan relatif mudah (akurasi tinggi)

Stockout rate rendah

Kelebihan di akhir musim jual sangat jarang terjadi Biaya penurunan harga jual mendekati 0%

Marjin keuntungan per unit yang terjual relatif rendah

1.2.

3.4.

5.6.

7.8.

Produk INOVATIF

Siklus hidup pendek Variasi produk banyak Volume per SKU rendah

Peramalan permintaan sangat sulit dilakukan Stockout rate bisa sampai 10-40 %

Kelebihan di akhir musim jual sering terjadi Biaya penurunan harga jual berkisar 10-25 % Marjin keuntungan per unit yang terjual tinggi 1.2.

3.4.

5.6.

7.8.

(7)

STRATEGI SUPPLY CHAIN

Menurut Fisher (1997) produk dibagi menjadi dua kategori yaitu produk fungsional dan produk inovatif. fungsional adalah produk dengan konfigurasi standar dan siklus hidup panjang. Produk fungsional biasanya memiliki sedikit variasi. Kebutuhan pelanggan dari waktu ke waktu relatif tidak berubah. Karena konfigurasinya standar,variasinya sedikit,dan siklus hidupnya panjang maka permintaan terhadap produk-produk seperti ini relative stabil dari waktu ke waktu sehingga mudah untuk diramalkan. Metode-metode ramalan sederhana bisa digunakan dan bisa menghasilkan tingkat akurasi yang relatif tinggi.Produk inovatif memiliki sifat-sifat yang sebaliknya. Setiap kelompok produk inovati fmemiliki variasi sampair atusan atau ribuan.Tiap produk hanya akan bertahan sebentar di pasar dan akan digantikan oleh variasi produk lainyang baru dikembangkan.

(8)

STRATEGI SUPPLY CHAIN

Menciptakan kesesuaian antara karakteristik produk (atau pasar) dengan strategi supply chain sangatlah penting. Kesesuaian ini, yang disebut juga sebagai strategic fit, akan menyebabkan supply chain bertahan atau unggul di pasaran. Berikut gambar yang menunjukkan area strategic fit yakni daerah dimana terjadi kesesuaian antara karakteristik produk / pasar dengan strategi supply chain

(9)

STRATEGI SUPPLY CHAIN

(10)

Study Case

Perusahaan manufaktur elektronik bernama "Sanken" menghadapi tantangan dalam mengelola rantai pasok mereka.

Sanken menghasilkan berbagai produk elektronik, termasuk televisi, DVD Player yang semuanya memiliki komponen elektronik yang kompleks dan bervariasi.

Mereka mengalami masalah dalam memenuhi permintaan yang

fluktuatif, mengatasi ketidakpastian pasokan komponen, dan

menjaga kualitas produk.

(11)

Strategi rantai pasok yang dibutuhkan

Kolaborasi Pemasok

Teknologi Informasi Ter-integrasi Pemantauan Kualitas Aktif

Diversifikasi Pemasok Ramalan Akurat

Stok Adaptif

(12)

Terdapat tiga langkah yang digunakan dalam menyesuaikan supply chain dengan strategi bisnis perusahaan (Chopra dan Meindl, p32). Ketiga langkah tersebut dilakukan sebelum masuk pada penentuan langkah kebijakan atau keputusan taktis yang mendukung strategi supply chain.

Langkah pertama adalah dengan memahami pasar dimana perusahaan melayani dan meluncurkan produk. imulai dengan mengetahui siapa konsumen perusahaan. Jenis konsumen seperti apa yang dilayani oleh perusahaan. Perusahaan termasuk dalam jenis supply chain yang seperti apa. Jawaban untuk pertanyaan tersebut akan mengidentifikasi jenis supply chain yang dilayani perusahaan itu responsif atau efisiensi

Kesesuaian antara Strategi Supply Chain

dengan Kebijakan Taktis

(13)

Langkah selanjutnya yaitu dengan menentukan strategi perusahaan pada supply chain tersebut. Posisi perusahaan pada supply chain,apakah sebagai produsen, stributor, retailer ataukah penyedia jasa pelayanan.

Identifikasi kekuatan yang dimiliki perusahaan terhadap konsumen maupun anggota supply chain lainnya. Perlu diperhatikan bahwa perusahaan dapat melayani beberapa pasar dan berpartisipasi di beberapa supply chain. Ketika melayani lebih dari satu segmen pasar, perusahaan harus mencari cara untuk meningkatkan keunggulan dan kompetensinya.

Kesesuaian antara Strategi Supply Chain

dengan Kebijakan Taktis

(14)

Setelah jenis pasar yang dilayani telah diketahui dan strategi yang akan digunakan dalam supply chain pada pasar tersebut, maka tahap selanjutnya yaitu dengan mengembangkan kemampuan supply chain untuk mendukung strategi perusahaan. Pengembangan tersebut didasarkan pada keputusan taktis pengendali supply chain, masing-masing pengendali tersebut dapat dikembangkan dan dikelola menuju responsif ataupun efisiensi tergantung pada kebutuhan bisnis.

Kesesuaian antara Strategi Supply Chain

dengan Kebijakan Taktis

(15)

Strategi Taktis Responsif Efisien

Lokasi Fasilitas Cari lokasi yang dekat pasar, punya akses tenaga terampil dan teknologi yang

memadai

Tempatkan pabrik di negara yang ongkos tenaga kerjanya murah.

Sistem Produksi Sistem produksi harus fleksibel dan ada

kapasitas ekstra Tingkat utilitas sistem produksi harus tinggi

Persediaan Diperlukan persediaan pengaman yang

cukup di lokasi yang tepat Perlu upaya meminimasi tingkat persediaan

Transportasi Diperlukan transportasi cepat. Bila perlu tetapkan kebijakan LTL / LCL

Pengiriman TL / CL atau subkontakkan ke pihak ketiga

Pasokan Pilih supplier berdasarkan kecepatan, fleksibilitas, dan kualitas

Pilih supplier dengan harga dan kualitas sebagai kriteria utama

Pengembangan Produk Gunakan modular design dan tunda differensiasi produk sebisa mungkin

(postponement)

Fokus ke minimasi ongkos

Kesesuaian antara Strategi Supply Chain dengan Kebijakan Taktis

(16)

Decoupling Point (DP) merupakan titik temu sampai dimana suatu kegiatan produksi dapat dilakukan atas ramalan (tanpa menunggu permintaan definitif dari pelanggan) dan/atau titik temu dari kegiatan harus ditunda sampai ada permintaan yang pasti.

DP sangat penting bagi suatu Supply Chain karena secara langsung berpengaruh terhadap kemampuan dalam menciptakan efisiensi fisik maupun kecepatan merespon pasar.

Decoupling point (DP)

(17)

Proses produksi secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 4 bagian utama yaitu perencanaan produk, fabrikasi komponen (sub-assembly), perakitan produk akhir dan pengiriman ke pelanggan. DP dapat diposisikan di salah satu dari empat proses tersebut sesuai dengan sistem produksinya.

Decoupling point (DP)

(18)

Decoupling point (DP)

Make to stock (mts)

Make to order (MTO)

Assembly to order (ATO)

Engineering to order (eto)

Pada MTS, produk akhir dibuat berdasarkan ramalan. MTS akan cocok dengan produk-

produk fungsional yang variasinya sedikit dan ketidakpastian permintaannya relatif

rendah.

ATO adalah sistem di mana hanya kegiatan perakitan yang menunggu pesanan dari

pelanggan, sedangkan kegiatan lainnya dilakukan berdasarkan ramalan. ATO cocok

pada sistem yang memproduksi banyak variasi produk dengan kesamaan komponen

antarproduk yang cukup tinggi.

Pada sistem MTO, kegiatan fabrikasi komponen tidak bisa dikerjakan tanpa menunggu pesanan dari pelanggan karena

setiap pesanan mungkin membutuhkan jenis komponen yang berbeda-beda.

Pada sistem ETO, produk baru dirancang setelah ada pesanan dari pelanggan. Model ini pada umumnya digunakan jika pelanggan

membutuhkan produk dengan rancangan yang spesifik. Rancangan yang spesifik ini bisa berimplikasi pada kebutuhan material

dan urutan proses yang berbeda untuk setiap produk.

(19)

Decoupling point (DP)

(20)

Study Case Decoupling Point

Perusahaan brand pakaian bernama "Erigo" menghadapi tantangan dalam mengelola rantai pasok mereka.

Erigo merancang, memproduksi, dan mendistribusikan berbagai pakaian gaya terbaru kepada pelanggan di seluruh dunia.

Mereka menghadapi fluktuasi permintaan yang tinggi di beberapa

negara karena tren mode yang cepat berubah dan musim liburan

yang berbeda di berbagai negara.

(21)

Study Case Decoupling Point

Strategi Pemilihan Decoupling Point :

Decoupling di tengah Rantai : Erigo memilih untuk menempatkan decoupling point di tengah rantai pasok mereka. Mereka memproduksi pakaian dengan desain dasar dan standar kualitas tertentu di awal rantai, kemudian menyelesaikan desain dan detail

yang lebih spesifik setelah pesanan diterima.

Produksi Masa Depan : Setelah decoupling point, Erigo memutuskan untuk

memproduksi dalam jumlah besar berdasarkan permintaan yang ada, dengan lebih

memperkirakan tren mode masa depan. Ini memungkinkan mereka untuk merespons

perubahan tren dengan cepat tanpa harus memiliki persediaan besar.

(22)

SOAL !

Sebut dan Jelaskan Produk Menurut Fisher?

Jelaskan langkah-langkah dalam menyesuaikan supply chain dengan perusahaan?

mengapa DP sangat penting bagi supply chain?

Apa saja karateristik produk fungsional dan inovatif?

Pada DP terdapat sebuah sistem, Assembly to Order, jelaskan apa itu Assembly to Order?

1.

2.

3.

4.

5.

(23)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Supply chain management (manajemen rantai pasokan) adalah seperangkat pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan pemasok, produsen , gudang , dan toko secara efisien ,

Buku ini membahas tentang pengenalan proyek konstruksi, jenis-jenis proyek konstruksi, manajemen rantai pasok secara umum, konsep rantai pasok konstruksi, konsep mikro

Salah satu aspek yang berpengaruh dalam manajemen perusahaan adalah manajemen rantai pasok (Supply Chain Management), di dalam manajemen rantai pasok terdapat strategi

Supply Chain Operations Reference Model, SCOR Version 8.0 Overview menjelaskan pemetaan dilakukan untuk mendapatkan gambaran model yang jelas mengenai aliran material,

Pengukuran Kinerja Supply Chain Management Dengan Menggunakan Metode Supply Chain Operation Reference SCOR 12.0 Berbasis Analytical Hierarchy Process AHP dan Objective Matrix OMAX..

Kartu SCOR Atribut kinerja Matrik pengukuran kinerja Data aktual Data benchmark supply chain reliability Pemenuhan Pesanan PP % % Kinerja Pengiriman KP % % Kesesuaian dengan

Pada konteks MRPB, adakalanya terminologi MRPB dihubungkan dengan Manajemen Rantai Pasok Hijau MRPH green supply chain yang pada dasarnya adalah operasionalisasi MRPB dengan

Buku tentang Manajemen Rantai Pasok yang membahas strategi dan pengelolaan efisien untuk memastikan keberhasilan operasional