“MANFAAT PENELITIAN”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulaih Pembelajaran Tematik
Dosen Pengampu : Suci Dwi Handayani, M.Pd
Disusun Oleh : Kelompok 1
Neng Aendah Sofawiyah Dedeh Maesaroh Nurasri Fatonaqh
Aji sofyan
Latar Belakang
Pembelajaran tematik merupakan Istilah yang dikenal oleh masyarakat luas,terlebih adalah dunia pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi yangterjadi antara pendidik dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar untuk mencapaitujuan belajar (Rachmawati, 2015:
141). Peserta didik sebagai subjek nelajar dituntutuntuk aktif mencari, menemukan, menganalisis, memecahkan masalah danmenyimpulkan suatu masalah (Thobroni 2016: 17).
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambilmelakukan sesuatu. Oleh karena itu, guru harus merancang pengalaman belajar yangakan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa.. Kaitankonseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswamemperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan, selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik disekolah dasar akan sangat membantu siswa, hal ini dilihat daritahap perkembangan siswa yang, masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan.
Landasan pembelajaran tematik adatiga, yaitu: filosofis, psychologis, dan yuridis. Prinsip pembelajaran tematik adalah terintegrasi denganlingkungan, bentuk belajar dirancang agar peserta didik menemukan tema, dan efisiensi.Kelebihan pembelajaran tematik, yaitu:
menyenangkan, memberikan pengalaman, hasil belajar dapat bertahanlama, berkesan, dan bermakna, mengembangkan keterampilan berfikir anak, menumbuhkanketerampilan sosial, menumbuhkan sikap toleransi,komunikasi, dan tanggap, menyajikan kegiatanyang bersifat nyata.
A. Pengertian pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik adalah bentuk model pembelajaran terpadu yang menggabungkan suatu konsep dalam beberapa materi, dan mata pelajaran menjadi satu tema atau topik pembahasan tertentu sehingga terjadi integrasi antara pengetahuan, keterampilan dan nilai yang memungkinkan siswa aktif menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
Pembelajaran tematik, seperti yang diisyaratkan dalam kurikulum merdeka
merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil
belajar dan indikator dari suatu mata pelajaran, atau bahkan beberapa mata
pelajaran. Melalui pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat belajar dan
bermain dengan kreativitas yang tinggi. Sebab, dalam pembelajaran tematik,
belajar tidak semata-mata mendorong siswa untuk mengetahui (learning to
know), tetapi belajar juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi
(learning to be), dan untuk hidup bersama (learning to live together).
B. Landasan pembelajaran tematik
Landasan filosofi dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu :
Progresivisme
Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa..
Konstruktivisme
Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran.
Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentuk oleh manusia. Manusia mengkonstruksi
pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentuk oleh manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya
humanisme.
Dalam pembelajaran tematik yang bersifat humanis, peserta didik didorong untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang diri mereka sendiri, masyarakat di sekitar mereka, dan hubungan antara keduanya. Pendekatan ini mendorong
kolaborasi, refleksi, dan pemecahan masalah, sambil tetap memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan seperti empati, keadilan, dan penghargaan terhadap keragaman.
C. Prinsip-Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik
Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik menurut Triatno (2009) dapat diklasifikasikan menjadi :
prinsip penggalian tema,
prinsip pengelolaan pembelajaran,
prinsip evaluasi, dan
prinsip reaksi.
D. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain :
Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;
Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa;
Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa;
Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya;
Mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan
tanggap terhadap gagasan orang lain.
E. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik
Kelebihan pembelajaran tematik
1. Pengalaman dan kegiatan belajar siswa akan lebih relevan dengan tingkat perkembangannya.
2. Kegiatan belajar dipilih sesuai dengan bakat dan kemampuan siswa.
3. Kegiatan belajar menjadi lebih bermakna untuk siswa sehingga akan diingat oleh siswa dalam waktu yang cukup lama.
Kekurangan pembelajaran tematik
1.Menuntut guru untuk mempersiapkan diri sedemikian rupa, mulai dari memiliki wawasan yang luas, kreativitas yang tinggi, percaya diri, hingga kemampuan dalam menggali informasi dan pengetahuan.
Tanpa persiapan yang matang, pembelajaran tematik akan sulit untuk diterapkan.
2. Pembelajaran tematik mengharapkan siswa untuk memiliki kreativitas dan kemampuan akademik agar keterampilan-keterampilan mereka dapat terbentuk saat pembelajaran dilakukan.
3. Memerlukan sarana dan sumber belajar yang bervariasi.
Kesimpulan