PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
KELAS XI IPA SMAN 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM
JURNAL
SRI HELNY LUCYANA NIM. 12050193
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2017
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
KELAS XI IPA SMAN 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM
JURNAL
SRI HELNY LUCYANA NIM. 12050193
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2017
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
KELAS XI IPA SMAN 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM
JURNAL
SRI HELNY LUCYANA NIM. 12050193
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2017
r1
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICI(
TERHADAP PEMAHAMAN I(ONSEP MATFMATIS SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TANJUNG MUTIARA
KABI]PATEN AGAM
Sri Helny Lucyana *), Zullaneti **), Audra Pramitha Muslirn **)
*) The Snrdent Of l\4athematic Eclucation Cotu'se ln S'lKlP PGRI West Sumatera
**) The Leclurer:; OfMathematic Edtrcation Course In S7"KlP PGRI West Strntatera
ABSTRACT
This research is caused by corrprehension of rnathenratic concept for students who still low in rnastering subject. The aim of this research is to know whether the r-rnderstanding of mathematic concept at the class Xl IPA of SMAN I Tanjung Mutiara by applying cooperative learning type tolking stick as well than conventional learning. This research is experirnent research rvith random research design torvard sLrbject. Population is student Xl IPA of SMAN I Tan-iung Mutiara in academic year 201612017 who consisted of lour classes. The sample is a class XI IPA2
as a experiment class and class Xl IPA3 as a control class. The instrument that used is last exan.r
with indicator of comprehension mathematic concept. The test form who used is essay with reliability test r11 = 0.87 and rroor, = 0.70, hence problem of test is expressed by reliable.
Technique analyse data rvhich used is test oue side. Result of from hypothesis test obtained
tcount: 1.70 and ttabte = 1,67, hence hypothesis accepted. So that can be concluded that urrderstanding of mathematical concept of student with study cooperative Iype talking stick better than the understanding of mathematical concept of student with conventional study in class XI IPA SMAN 1 Tanjung I\.{utiara.
I(ey Words: C'ooperative Learning Tltpe Talking Stick, The Understqnding Of Mathematical
C rrrrplt
PENDAHULTTAN
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dipelajari oleh siswa di sekolah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas/ke.juruan dan
perguruatl tinggi.
Pelajaranmatematika berperan Lrntuk tlelatih
berfikir, bernalar,
memecahkanmasalah dan
menyampaikaninformasi atau
gagasan yang diterapkan dalam berbagai disiplinilmu, sepefti ilmu kesehatan, ilmu
agam4 ilmu ekonomi,
dan sebagainya.Tuiuan pembelajaran
matematika salah satunya adalah
siswa mampu memahami konsep matematis.
Hal ini
sesuai denganperatlrran Dirjen
DikdasmenNo.506/C/PP12004. Pemahaman konsep penting dikuasai oleh siswa,
sebab pemahaman
tidak
hanyasekedar memahami
sebuahinfbrmasi, tetapi
termasukkeobjektifan
dan makna
yangterkandung dari sebuah informasi.
Au.
Ail+,\'€l'lr"t
PENGARUII PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA
KELAS XI IPA SMAN 1 TANJUNG MUTIARA KABUPATEN AGAM
Sri Helny Lucyana *), Zulfaneti **), Audra Pramitha Muslim **)
*) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGfuI Sumatera Barat
-y
Srrf Prrqrj",Prt
"r,
Br*l_
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pemahaman konsep matematis siswa yang masih rendah dan siswa kurang siap dalam menguasai pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa kelas XI IPA SMAN 1
Tanjung Mutiara dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe talking stick leblh baik dari pada pembelajaran konvensional. Penelitian
ini
merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Populasi adalah siswa kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Mutiara Tahun Pelajaran 201612017 yang terdiri dat'. 4 kelas. Sampel adalah kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan adalah tes akhir dengan indikator pemahaman konsep matematis. Bentuk tes yang digunakan adalah essai dengan reliabilitas tes 41 = 0.87 dan ryo6"1= 0.70, maka soal tes dinyatakan reliabel. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji
t
satu pihak. Hasil dari uji hipotesis diperolehthit
^s = 1.70 dan tro6r1 = 1.67, maka hipotesis ditenma. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe talking stick lehlh baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Mutiara.
Katakunci:P"*b"l@Talkingstick,PemahamanKonsepMatematis
PENDAHULUAN
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang dipelajari oleh siswa di sekolah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas/kejuruan dan
perguruan tinggi.
Pelajaranmatematika berperan untuk melatih
berfikir, bemalar,
memecahkanmasalah dan
menyampaikaninformasi atau
gagasan yang diterapkan dalam berbagai disiplinilmu, seperti ilmu, kesehatan, ilmu
agama, ilmu ekonomi,
dan sebagainya.Tujuan pembelajaran
matematika salah satunya adalah
siswa mampu memahami konsep maternatis.
Hal ini
sesuai denganperaturan Dirjen
DikdasmenNo.506/C/PP12004. Pemahaman konsep penting dikuasai oleh siswa,
sebab pemahaman
tidak
hanyasekedar memahami
sebuahinformasi, tetapi termasuk keobjektifan dan makna yang terkandung dari sebuah informasi.
Berdasarkan observasi di SMAN I Tanjung Mutiara pada tanggal 4-5 Maret 2016, terlihat bahwa siswa belum aktif dalam pembelajaran dan belum termotivasi untuk belajar. Siswa tidak berani bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami dan takut mengemukakan ide atau pendapatnya. Siswa banyak yang bermenung dan tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan pelajaran.
Siswa terlihat tidak bersemangat, merasa jenuh mengikuti pelajaran serta siswa juga hanya menunggu dan mencatat apa yang diterangkan oleh guru. Sehingga menyebabkan siswa tidak memahami konsep yang dijelaskan guru. Siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan guru. Pada saat menyelesaikan soal, siswa menjawab asal-asalan bahkan tidak sesuai dengan konsep pembelajaran.
Salah satu pembelajaran yang dapat memotivasi siswa adalah pembelajaran talking stick.
Pembelajaran ini dilakukan dengan
bantuan tongkat. Tongkat dijadikan sebagai jatah atau giliran untuk berpendapat atau menjawab pertanyaan dari guru. Siswa yang mendapatkan tongkat diharapkan dapat berpartisipasi aktif untuk berpendapat dan menjawab pertanyaan sehingga dapat melatih kesiapan siswa dalam menguasai pelajaran. Selain itu, karena tongkat merupakan jatah atau giliran untuk menjawab pertanyaan, siswa dapat termotivasi untuk memahami materi.
Kurniasih dan Berlin (2015:
83) mengemukakan teknik pelaksanaan pembelajaran talking stick sebagai berikut: (a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada saat itu; (b) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang; (c) Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm; (d) Setelah itu, guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran tersebut dalam waktu yang telah ditentukan; (e) Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat dalam wacana; (f) Setelah kelompok
selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan; (g) Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru; (h) Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan; (i) Setelah semuanya mendapat giliran, guru membuat kesimpulan dan melakukan evaluasi, baik individu ataupun secara berkelompok. Dan setelah itu menutup pelajaran.
Berdasarkan kutipan di atas, pembelajaran talking stick dapat menguji kesiapan siswa dalam penguasaan materi, melatih membaca dan memahami materi dengan cepat serta agar lebih giat belajar. Hal ini dikarenakan siswa tidak pernah tahu tongkat akan sampai pada gilirannya.
Martiani, dkk (2014) menyatakan bahwa pembelajaran dengan metode talking stick berbantuan peta konsep berpengaruh terhadap pemahaman konsep IPA siswa kelas V SD di Gugus Ubud Kabupaten Gianyar. Selain itu, Manuaba, dkk (2014) juga menyatakan bahwa penerapan metode talking stick berbantuan media audio visual berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil ini menyatakan bahwa talking stick diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe talking stick lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Mutiara.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan mulai pada tanggal 8 Agustus sampai tanggal 25 Agustus 2016 di SMAN 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam.
Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan
penelitian random terhadap subjek merujuk pada Arikunto (2010).
Populasinya adalah siswa kelas XI IPA SMAN I Tanjung Mutiara Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari empat kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan meloting, terpilih kelas XI IPA2 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA3 sebagai kelas kontrol.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah tes akhir berbentuk essai yang mengandung indikator pemahaman konsep matematis. Uji coba soal dilaksanakan pada siswa kelas XII di SMAN 1 Tanjung Mutiara.
Berdasarkan hasil analisis butir soal dan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka diperoleh r11= 0.87 dan rtabel = 0.70 karena r11 > rtabel, berarti soal reliabel merujuk pada Sudijono (2009).
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data kemampuan pemahaman konsep matematis siswa melalui tes akhir yang diberikan pada kelas sampel diperoleh rata-rata, simpangan baku, skor tertinggi ( ) dan skor
terendah ( ) seperti yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Deskripsi Data Skor Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas
Sampel S
Eksperimen 65.73 14.51 88.89 38.89 Kontrol 59.35 14.43 84.72 35.42
Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, kemudian simpangan baku pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa nilai siswa pada kelas eksperimen tersebar jauh dari nilai rata-rata kelas dibandingkan nilai siswa pada kelas kontrol.
Hasil pengujian hipotesis dengan uji t-satu pihak diperoleh thitung = 1.70 dan ttabel=1.67, karena thitung> ttabelmaka tolak H0dan terima H1. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe talking stick lebih baik daripadapemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Mutiara.
Indikator pemahaman konsep yang diteliti adalah menyatakan
ulang sebuah konsep,
mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.
Indikator menyatakan ulang sebuah konsep pada kelas eksperimen terlihat bahwa siswa sudah mampu dalam memenuhi indikator menyatakan ulang sebuah konsep dimana siswa sudah bisa menuliskan rumus median data berkelompok dengan benar. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 1. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen Siswa
Sedangkan pada kelas kontrol siswa belum bisa memenuhi indikator pemahaman konsep. Siswa hanya mendapatkan skor 1 dari jumlah skor yang ditetapkan yaitu 3.
Siswa belum bisa menyatakan ulang konsep median. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 2. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah pada kelas eksperimen terlihat siswa sudah mampu mengaplikasikan konsep median k pemecahan masalah dengan benar.
Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 3. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen
Sedangkan pada kelas kontrol,
siswa sudah mampu
mengaplikasikan konsep median ke pemecahan masalah, namun siswa kurang teliti dalam menentukan nilai frekuensi kelas median. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 4. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Indikator mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu Indikator pemahaman konsep
yang diteliti adalah menyatakan
ulang sebuah konsep,
mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.
Indikator menyatakan ulang sebuah konsep pada kelas eksperimen terlihat bahwa siswa sudah mampu dalam memenuhi indikator menyatakan ulang sebuah konsep dimana siswa sudah bisa menuliskan rumus median data berkelompok dengan benar. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 1. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen Siswa
Sedangkan pada kelas kontrol siswa belum bisa memenuhi indikator pemahaman konsep. Siswa hanya mendapatkan skor 1 dari jumlah skor yang ditetapkan yaitu 3.
Siswa belum bisa menyatakan ulang konsep median. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 2. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah pada kelas eksperimen terlihat siswa sudah mampu mengaplikasikan konsep median k pemecahan masalah dengan benar.
Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 3. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen
Sedangkan pada kelas kontrol,
siswa sudah mampu
mengaplikasikan konsep median ke pemecahan masalah, namun siswa kurang teliti dalam menentukan nilai frekuensi kelas median. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 4. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Indikator mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu Indikator pemahaman konsep
yang diteliti adalah menyatakan
ulang sebuah konsep,
mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.
Indikator menyatakan ulang sebuah konsep pada kelas eksperimen terlihat bahwa siswa sudah mampu dalam memenuhi indikator menyatakan ulang sebuah konsep dimana siswa sudah bisa menuliskan rumus median data berkelompok dengan benar. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 1. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen Siswa
Sedangkan pada kelas kontrol siswa belum bisa memenuhi indikator pemahaman konsep. Siswa hanya mendapatkan skor 1 dari jumlah skor yang ditetapkan yaitu 3.
Siswa belum bisa menyatakan ulang konsep median. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 2. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah pada kelas eksperimen terlihat siswa sudah mampu mengaplikasikan konsep median k pemecahan masalah dengan benar.
Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 3. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen
Sedangkan pada kelas kontrol,
siswa sudah mampu
mengaplikasikan konsep median ke pemecahan masalah, namun siswa kurang teliti dalam menentukan nilai frekuensi kelas median. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 4. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Indikator mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu
sesuai dengan konsepnya pada kelas eksperimen terlihat bahwa sebagian siswa tidak mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai sesuai dengan konsep modus. Siswa mengaplikasikan konsep modus ke pemecahan masalah tanpa mengklasifikasikan nilai tepi bawah kelas modus, panjang kelas modus, selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya, dan selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 5. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen
Sedangkan pada kelas kontrol, sebagian siswa juga belum mampu
memenuhi indikator
mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep median. Siswa tidak mengklasifikasikan nilai tepi bawah kelas modus, panjang kelas modus, selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya, dan selisih kelas
modus dengan kelas sesudahnya sebelum mengaplikasikannya ke pemecahan masalah. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 6. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Oleh karena itu, berarti pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe talking stick lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Mutiara. Secara keseluruhan pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Mutiara.
sesuai dengan konsepnya pada kelas eksperimen terlihat bahwa sebagian siswa tidak mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai sesuai dengan konsep modus. Siswa mengaplikasikan konsep modus ke pemecahan masalah tanpa mengklasifikasikan nilai tepi bawah kelas modus, panjang kelas modus, selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya, dan selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 5. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen
Sedangkan pada kelas kontrol, sebagian siswa juga belum mampu
memenuhi indikator
mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep median. Siswa tidak mengklasifikasikan nilai tepi bawah kelas modus, panjang kelas modus, selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya, dan selisih kelas
modus dengan kelas sesudahnya sebelum mengaplikasikannya ke pemecahan masalah. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 6. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Oleh karena itu, berarti pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe talking stick lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Mutiara. Secara keseluruhan pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Mutiara.
sesuai dengan konsepnya pada kelas eksperimen terlihat bahwa sebagian siswa tidak mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai sesuai dengan konsep modus. Siswa mengaplikasikan konsep modus ke pemecahan masalah tanpa mengklasifikasikan nilai tepi bawah kelas modus, panjang kelas modus, selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya, dan selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 5. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Eksperimen
Sedangkan pada kelas kontrol, sebagian siswa juga belum mampu
memenuhi indikator
mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsep median. Siswa tidak mengklasifikasikan nilai tepi bawah kelas modus, panjang kelas modus, selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya, dan selisih kelas
modus dengan kelas sesudahnya sebelum mengaplikasikannya ke pemecahan masalah. Hal ini dapat dilihat pada lembar jawaban siswa:
Gambar 6. Contoh Lembar Jawaban Tes Akhir Kelas Kontrol Oleh karena itu, berarti pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe talking stick lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Mutiara. Secara keseluruhan pembelajaran kooperatif tipe talking stick dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional di kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Mutiara.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010).
Prosedur Penelitian. Jakarta.
Rineka Cipta.
Kurniasih, Imas & Berlin Sani.
(2016). Model Pembelajaran.
Yogyakarta.
Manuaba, Ida Bagus Ngurah, Kusmariyatni, dan Citra Wibawa. (2014). Jurnal MIMBAR PGSD. Pengaruh Metode Talking Stick Terhadap Hasil Belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 1 Karangasem Tahun Pelajaran 2013/2014. (Vol.2 Nomor 1 tahun 2014). Hlm. 1-10.
Martiani, Ni Kdk Dewi, Kade Tastra, dan Suwatra. (2014). Jurnal MIMBAR PGSD. Pengaruh Metode Talking Stick Berbantuan Peta Konsep Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa Kelas V SD. (Vol.2 Nomor 1 tahun 2014). Hlm. 1-10.
Sudijono, Anas. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.