• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh strategi pembelajaran aktif tipe"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWER (GQGA)

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWAKELAS VIII SMPN 1 KOTO XI TARUSAN

KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh

Riri Andri Yanti*), Melisa**), Mulia Suryani**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The background of this research were comprehend of students who were lack mathematic concept. This case happened because students did not brave to ask their opinion. One of the way to resolve the problem was applying active learning strategies GQGA. The purpose of this research was to find out comprehend the of students mathematic concept by using GQGA better than comprehend the of students mathematic concept by using convesional learning in class. Kind of this research was experimental research with the population all of class VIII except VIII1. The technique of the sample was random sampling, VIII4 as experiment class and VIII6 as control class. The instrument that used in this research test, the form of the test was essay and fact analysis technique using T test.. Therefore, understanding of students mathematic concept by using GQGA beter than comprehend the of students mathematic concept by using convesional learning in class VIII SMPN 1 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisr Selatan.

Key Words : Understanding Concepts, Active Learning, Giving and Getting Questions Answered

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang memegang peran penting dalam kehidupan manusia. Mengingat peran matematika yang sangat penting, maka pemerintah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan

mutu pendidikan khususnya di bidang matematika. Usaha yang dilakukan antara lain penyempurnaan kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, mengadakan pelatihan untuk guru, memberikan kesempatan kepada guru untuk melanjutkan pendidikan, serta perbaikan mutu guru melalui

(2)

sertifikasi. Dengan berbagai usaha yang sudah dilakukan tersebut maka sudah seharusnya kualitas pendidikan mengalami peningkatan.

Namun pada kenyataannya kualitas pendidikan masih rendah, hal itu bisa dilihat dari hasil belajar matematika siswa yang masih rendah yang menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematika siswa juga masih rendah..

Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran belum maksimal. Hal ini disebabkan karena siswa kurang serius dalam belajar, pembelajaran matematika yang masih berpusat pada guru sementara siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, pembelajaran terasa membosankan, siswa hanya menghafal rumus-rumus yang diberikan tanpa memahaminya sehingga pemahaman konsep siswa kurang. Pada saat pembelajaran siswa juga tidak mau bertanya dan mengeluarkan pendapat tentang materi yang tidak dimengerti yang sudah dipelajari, pada saat guru memberikaan latihan kebanyakan siswa yang kurang pandai hanya

menyalin punya teman yang lebih pandai tanpa meminta penjelasannya, siswa sering kali tidak bisa mengerjakan soal yang berbeda dengan contoh soal yang diberikan guru meskipun materinya sama sehingga saat guru memberikan ujian banyak siswa kesulitan dalam menjawab soal – soal yang diberikan akibatnya hasil belajar siswa rendah.

Menurut Depdiknas 2003 dalam Shadiq (2009 : 13) pada kurikulum 2004 Matematika SMP dinyatakan bahwa “kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian pembelajaran matematika antara lain adalah pemahaman konsep dan prosedur (algoritma)”

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika bahwa siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Strategi belajar yang dapat membuat siswa lebih aktif, lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran matematika, yang dapat meningkatkan pemahaman konsep yang baik adalah strategi pembelajaran aktif (active learning) tipe Giving Questions and Getting Answer. Silberman (2009:254)

(3)

menyatakan bahwa strategi ini menantang peserta didik untuk mengingat kembali apa yang dipelajari dalam setiap topik atau unit pelajaran, dengan cara mengungkapkan hal yang belum dipahami dan hal yang sudah dipahami melalui tulisan di kartu.

Pembelajaran aktif tipe Giving Question and Getting Answer dijelaskan oleh Silberman (2007 : 244): 1) Berikan dua buah kartu indeks kepada masing – masing siswa. 2) perintahkan setiap siswa untuk melengkapi kalimat pada masing – masing kartu. 3) buatlah sub – sub kelompok dan perintahkan tiap kelompok untuk memilih pertanyaan yang relevan dan yang paling menarik. 4) perintahkan setiap sub kelompok untuk melaporkan pertanyaan yang diajukan. 5) perintahkan tiap kelompok untuk melaporkan pertanyaan yang ditulis pada kartu.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Giving Questions and

Getting Answer lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran Konvensional di kelas VIII SMPN 1 Koto XI Tarusan.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Minta Ito Tanbunan (2009) dengan judul

“Pengaruh strategi Giving Question and Getting Answer pada pembelajaran matematika kelas VII SMPN 9 Padang Sidempuan”.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2015 sampai dengan 10 September 2015. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII SMPN 1 Koto XI Tarusan semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016.

Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian ini dapat digambarkan oleh Tabel 1.

Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelas Perlakuan Tes

akhir

Eksperimen X O

Kontrol - O

Sumber: Arikunto (2010:126)

(4)

Keterangan:

X= Pembelajaran aktif tipe GQGA O= Tes Akhir pada kelas sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Koto XI Tarusan kecuali kelas VIII1 karena merupakan kelas unggul Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan sampel kelas VIII4 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII6 sebagai kelas kontrol.

Instrumen penelitian yaitu tes akhir untuk melihat pemahaman konsep matematis siswa dengan 8 butir soal essai, yang diuji cobakan di kelas VIII SMPN 1 Koto XI Tarusan.

Hasil Uji coba menunjukkan semua soal diterima/baik dengan r11=0,92 sedangkan rtabel=0,444, jadi r11 >

rtabel, berarti soal memiliki

reliabilitas. Menurut kriteria dalam Arikunto (2010: 109) instrumen tersebut reliabel.

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan uji-t satu arah.

Sebelum menganalisis data hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas (Sudjana, 2005: 249, 466), kemudian uji hipotesis dengan uji-t satu arah pada (Sudjana, 2010: 239).

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis data tes akhir pemahaman konsep matematis siswa diperoleh rata-rata, simpangan baku, nilai tertinggi dan terendah dari masing- masing kelas diperoleh data seperti Tabel 2.

Tabel 2.Deskripsi Data Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa Pada Kelas Sampel

Kelas Sam Pel

Rata- rata

Sim Pang- an baku

Nilai ter- tinggi

Nilai teren -dah Eksperi

men

60,27 21,66 100 20 Kon

Trol

48,38 16,82 95 27

Tabel 2 menunjukkan nilai rata-rata tes akhir siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Kedua kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Jadi, uji hipotesis dilakukan dengan uji t satu pihak, diperoleh thitung = dan ttabel =1,672 dengan thitung > ttabel maka maka tolak H0 dan terima H1. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Giving Question and Getting Answer lebih

(5)

baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional.

Proses pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe Giving Question and Getting Answer diawali dengan siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Setelah itu, Guru menjelaskan materi pelajaran dan memberikan contoh soal, kemudian memberikan waktu kepada siswa untuk mencatat terlebih dahulu. Guru membagikan dua buah kartu indeks yang berbeda kepada masing-masing siswa. Kartu 1 akan diisi dengan hal-hal yang belum dipahami dan kartu 2 akan diisi tentang hal yang sudah dipahami.

Guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan yang diberikan.

Guru meminta siswa untuk mengisi kartu 1 dan kartu 2 tentang soal dan materi yang tidak dimengerti. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan anggota kelompoknya masing – masing dan mempersiapkan kartu 1 dan kartu 2 untuk dipersentasikan. Jika tidak da kelompok yang bisa menjawab

pertanyaan pada kartu 1 maka guru akan menjelaskan jawabannya.

Pada pertemuan pertama, pada saat pengisian kartu indeks, siswa masih ada yang bingung untuk mengisi kartu indeks tersebut karena ada 2 buah kartu yang akan diisi secara bersamaan. Untuk mengatasi masalah di atas, guru memberikan pengarahan kepada siswa agar tidak bingung untuk mengisi kartu indeks dan lebih memperhatikan lagi materi yang diajarkan sehingga untuk pertemuan selanjutnya kartu-kartu indeks dapat diisi dengan baik.

Pertemuan kedua siswa sudah mulai mengerti dalam pengisian kartu indeks. Namun, dalam mengerjakan latihan yang diberikan siswa masih mengandalkan siswa yang berkemampuan tinggi dalam kelompoknya.

Pertemuan ketiga dan keempat sudah terlaksana dengan baik. Siswa juga tidak takut lagi dalam bertanya dan menyampaikan ide atau gagasan yang mereka miliki.

Selesai semua materi diajarkan, selanjutnya diadakan tes akhir di kelas sampel. Gambaran untuk hasil

(6)

tes akhir dapat dilihat dari lembar jawaban siswa pada soal no 1 di kelas eksperimen dan kontrol sebagai berikut:

Jawaban siswa:

Gambar 1. Contoh Lembar Jawaban Siswa Kelas Eksperimen Soal No 1.

Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa siswa sudah mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah dengan benar dan tepat karena siswa dapat menyelesaikan soal pada no 1 dengan benar. Sedangkan untuk kelas kontrol terlihat siswa masih

kurang paham untuk

mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Ini terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Contoh Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol pada Soal No.1

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan Pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran aktif Tipe Giving Question and Getting Answer lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VIII SMPN 1 Koto XI Tarusan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

(7)

Depdiknas. (2001). Penyusunan Butir Soal dan Instrumen Penilaian.

Jakarta: Diknasmen.

Silberman, Mel. (2009). Active learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Sudjana. (2005). Metode Statistika.

Bandung: Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen dengan menerapkan pembelajaran aktif teknik berbagi

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe The Leaning