• Tidak ada hasil yang ditemukan

Population of research is all student class VII SMP PGRI 1 Padang at year 2015/2016

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Population of research is all student class VII SMP PGRI 1 Padang at year 2015/2016"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ) DI SERTAI KUIS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP PGRI 1 PADANG

Yolla Oktavia*), Mulia Suryani**), Dewi Yuliana Fitri**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Based on first observation at class VII SMP PGRI 1 Padang knowing that understand concept of mathematical that student very down. This is cause and student less brave to ask. This research purpose to knowing concept mathematical student by Learning Starts With A Question (LSQ) strategy with add quiz more well from at convensional student at SMP PGRI 1 Padang. This researcher is eksperiment with plan random subject. Population of research is all student class VII SMP PGRI 1 Padang at year 2015/2016. Technik removal sampel is random at class VII.1 as class eksperiment and class VII.2 as class control. Using instrument in this reseach from last test have essay form. Result of research is everage from students value eksperiment class very high than class control. Using hipotesis at 0.009 very small is 0.05 If hipotesis acceptance.

Conclusion that knowing concept mathematical that students using LSQ strategy very well of at concept student mathematical who apply conventional learning.

Keywords: Active Learning, Learning Starts With A Question (LSQ), Quiz, Understanding of Concept Mathematical.

PENDAHULUAN

Matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Hal ini disebabkan karena hampir dalam setiap aktivitas sehari-hari manusia menggunakan matematika. Selain itu, pembelajaran matematika dapat melatih manusia berpikir secara logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Besarnya peran matematika tersebut menjadikan pelajaran matematika dipelajari secara luas, mulai dari taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi.

Meningkatkan pemahaman konsep memerlukan usaha dari pihak yang terkait, baik guru, maupun siswa. Usaha yang dapat dilakukan guru agar siswa memahami konsep dengan baik adalah menggunakan berbagai metode untuk menjadikan siswa lebih aktif dan tidak mudah jenuh dalam proses pembelajaran, sedangkan usaha yang dapat dilakukan siswa adalah berperan aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran siswa tidak hanya mendengarkan guru, tetapi siswa juga menemukan konsep dari materi yang diajarkan.

(2)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP PGRI 1 Padang pada tanggal 1 s/d 3 Desember 2015 diketahui bahwa pembelajaran masih terpusat pada guru. Hal ini terlihat ketika guru menjelaskan materi pelajaran, siswa malu bertanya tentang materi yang belum dipahami, sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi dan konsep yang dipelajari. Pada saat latihan hanya sebagian siswa yang mengerjakan, sedangkan sebagian siswa melakukan aktivitas seperti berbicara dengan teman, mengerjakan tugas mata pelajaran lain dan mengganggu teman yang sedang mengerjakan latihan

Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VII SMP PGRI 1 Padang.

Pada saat guru meminta siswa menanggapi tentang materi yang sudah diajarkan, hanya siswa yang berkemampuan tinggi saja yang menjawab. Siswa juga mengalami kesulitan jika guru memberikan soal yang sedikit berbeda dengan contoh soal yang diberikan.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa kelas VII SMP PGRI 1 Padang, mereka menganggap bahwa matematika itu merupakan pelajaran yang sulit, sehingga pada saat mengerjakan latihan siswa tidak mampu menyelasaikan soal latihan yang diberikan guru. Hal ini menunjukan bahwa

pemahaman konsep matematika siswa masih rendah

Salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan pemahaman konsep yang baik adalah strategi pembelajaran aktif (active learning) tipe Learning Starts With A Question (LSQ).

Strategi pembelajaran aktif tipe LSQ merupakan pembelajaran di mulai dengan pertanyaan, siswa diminta memahami materi kemudian menandai materi yang kurang dipahami. Siswa diminta berdiskusi membahas materi yang kurang dipahami bersama pasangan, setelah itu siswa menuliskan pertanyaan, dan mengumpulkan pertanyaan ke guru. Sehingga guru menjelaskan materi dari pertanyaan- pertanyaan yang dituliskan siswa. Strategi ini mendorong siswa untuk meningkatkan rasa ingin tahu, percaya diri dan siswa juga dapat saling bertukar pengetahuan dengan siswa lain. Proses pembelajaran aktif tipe LSQ ini agar bisa dilaksanakan dengan lancar dan bisa memotivasi siswa, serta dapat mengetahui perkembangan pemahaman konsep matematis siswa terhadap materi yang diberikan, maka dapat diadakan kuis diakhir pertemuan. Kuis merupakan suatu tes singkat yang dilaksanakan diakhir pembelajaran dengan materi yang telah diajarkan

(3)

Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran aktif tipe LSQ adalah Guru menyediakan bahan ajar yang telah difotocopy dan diberikan kepada masing- masing siswa. Siswa membaca secara individu dan mempelajari bahan ajar yang diberikan oleh guru dengan pasangan masing-masing, sehingga siswa memiliki gambaran materi yang akan dipelajari. Siswa berdiskusi dengan pasangan dan menandai materi yang kurang dipahami. Siswa membuat pertanyaan tentang materi yang kurang dipahami. Guru mengumpulkan pertanyaan - pertanyaan siswa dan guru mulai menyampaikan materi pelajaran dan mulai menjawab pertanyaan - pertanyaan yang dibuat oleh siswa. Hal ini merujuk pada Zaini (2005: 46). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe LSQ disertai Kuis lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP PGRI 1 Padang.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Rika Rahmawaty (2015) dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe LSQ dalam pembelajaran matematika pada kelas VIII SMPN 27 Padang”. Hasil yang diperoleh

dalam penelitian tersebut adalah pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe LSQ lebih baik dari pada pemahaman konsep siswa menggunakan pembelajaran konvesional. Pada penelitian ini menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe LSQ disertai kuis sedangkan penelitian sebelumnya hanya menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Starts With A Question (LSQ).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 1 Padang pada tanggal 4 April sampai 29 April 2016. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek (Arikunto, 2010: 126). Variabel bebas yaitu penerapan strategi pembelajaran aktif tipe LSQ disertai kuis di kelas eksperimen dan penerapan pembelajaran konvensional di kelas kontrol. Variabel terikat yaitu pemahaman konsep matematis siswa kelas VII SMP PGRI 1 Padang yang terpilih menjadi sampel. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP PGRI 1 Padang yang terdaftar pada semester genap Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan sampel kelas VII. 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas VII. 2sebagai kelas kontrol.

(4)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuis dan tes akhir yang berbentuk uraian. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas VII SMP Muhammadiyah 7 pada tanggal 12 April 2016 yang diikuti 18 orang siswa.

Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal diterima/ baik dengan reliabilitas 0,864.

Menurut kriteria dalam Arikunto (2010:

229) instrumen tersebut reliabel. Untuk mengukur pemahaman konsep matematis siswa digunakan rubrik analitik skala 4 merujuk pada Iryanti (2004: 13).

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis hasil kuis nilai kuis yang diperoleh oleh siswa dari setiap kali pertemuan dianalisis dengan mencari rata- ratanya dan analisis data bertujuan untuk menguji hipotesis yang dilakukan diterima atau ditolak. Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan bantuan software MINITAB.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kuis dilaksanakan dalam waktu ±10 menit pada setiap akhir pembelajaran dengan 1 butir soal. Pemberian kuis diberikan sebanyak 5 kali yang dilakukan pada setiap akhir pertemuan. Kuis pertama diikuti oleh 29 orang siswa, kuis kedua

diikuti oleh 30 orang siswa, kuis ketiga diikuti oleh 20 orang siswa, kuis keempat diikuti oleh 27 orang siswa dan kuis kelima diikuti oleh 25 orang. Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan pada lembar kuis siswa diperoleh rata-rata perkembangan

pemahaman konsep matematis siswa yang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata Nilai Kuis Siswa Setiap Pertemuan

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata dan simpangan baku hasil kuis siswa dengan indikator pemahaman konsep matematis siswa setiap pertemuan tidak sama. Pertemuan pertama sampai pertemuan kedua rata-rata hasil kuis siswa mengalami peningkatan, sedangkan pada pertemuan ketiga menurun dan pada pertemuan keempat sampai pertemuan kelima mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh tingkat kesukaran materi setiap pertemuan yang tidak sama.

Simpangan baku hasil kuis juga tidak sama setiap pertemuannya. Jadi nilai kuis yang diperoleh siswa setiap pertemuan memiliki keragaman yang berbeda-beda.

Data mengenai pemahaman konsep siswa dapat dilihat dari hasil tes akhir Kuis I II III IV V

67.18 70.4 79.43 98.78 77.64 S 9.17 10.28 22.94 6.35 12.15

(5)

pemahaman konsep matematis siswa setelah diberikan perlakuan dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe LSQ disertai kuis dan pembelajaran konvensional. Hasil analisis data tes akhir diperoleh rata-rata, simpangan baku, nilai tertinggi dan terendah dari masing- masing kelas diperoleh data seperti Tabel 2.

Tabel 2. Analisis Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Sampel

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Rata-rata nilai tes akhir kelas eksperimen yaitu 76,15 sedangkan kelas kontrol 63,21 dengan selisih 12,94 poin.

Simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil dari pada simpangan baku kelas kontrol. Hal ini berarti umumnya nilai siswa kelas eksperimen tersebar mendekati rata- rata kelas. Selain itu, jika dilihat dari nilai maksimum dan minimum yang diperoleh siswa pada kelas eksperimen juga lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang menggunakan uji t satu pihak dengan software MINITAB. Berdasarkan analis

terlihat bahwa pada taraf kepercayaan 95%

di peroleh p-value =0.009, karena p-value yang didapatkan kecil dari pada α = 0,05, maka tolak H0 dan terima H1. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe LSQ lebih baik dari pada pemahaman konsep matemaris siswa yang menggunakan pembeajaran Konvensional di SMP PGRI 1 Padang.

Kelas eksperimen dilaksanakan dengan pembelajaran aktif tipe LSQ sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaannya. Dengan adanya pembelajaran aktif tipe LSQ ini dapat memotivasi siswa dan bersemangat dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal yang tidak dipahami dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan hal yang sudah dipahami kepada siswa lainnya.

Strategi pembelajaran aktif tipe LSQ menuntut siswa lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa bisa mengembangkan kemampuan yang dimilikinya dengan menyampaikan hal-hal yang dipahaminya kepada teman sekelompoknya yang dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen pada pembukaan pembelajaran, Kelas

Sampel

S Xmaks Xmin Eksperimen 76,15 16,27 100,00 39,00

Kontrol 63,21 20,72 94,00 30,00

(6)

guru mengucapkan salam dan menyuruh siswa berdoa, setelah itu guru mengambil absen serta mengatur kesiapan siswa dalam belajar. Kemudian guru memberikan motivasi kepada siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari serta menjelaskan tentang metode pembelajaran aktif tipe LSQ disertai kuis dan diberikan tes akhir kepada siswa.

Selesai semua materi diajarkan, selanjutnya diadakan tes akhir di kelas sampel.

Gambaran untuk hasil tes akhir dapat dilihat dari lembar jawaban siswa di kelas eksperimen dan kontrol sebagai berikut:

Pada kelas eksperimen siswa sudah dapat menyatakan ulang sebuah konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah. Dapat dilihat pada Gambar 1 pada soal no 2

Gambar 1. Contoh Lembar Jawaban Siswa Kelas Eksperimen

Pada kelas kontrol, siswa masih sulit mengaplikasikan konsep atau algoritma kepemecahan masalah dimana siswa masih salah dalam membuat penyelesaian aljabar

b = 10 + 3. Dapat dilihat pada Gambar 2 pada soal no 2b.

Gambar 2. Contoh Lembar Jawaban Siswa Kelas Kontrol

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan Pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran aktif tipe Learning starts with A Question (LSQ) disertai kuis lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional di kelas VII SMP PGRI 1 Padang.

DAFTAR PUSTAKA

Hayati, Mimin. (2007). Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. Gaung Persada Pers

Iriyanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja.

Yogyakarta: Depdiknas.

Lie, Anita. 2002. CooperativeLearning.

Jakarta : PT Gramedia Widia Sarana Indonesia.

(7)

Silberman, Melvin. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Bandung : Nusamedia.

Zaini, Hisyam. 2005. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Center For Teaching Staff Development.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Disertai