• Tidak ada hasil yang ditemukan

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VIII MTsN TALAOK BAYANG

KABUPATEN PESISIR SELATAN

Oleh

Novia Isnanni Putri*), Rahmi**), Villia Anggraini**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated by the student’s understanding on mathematics conpent that still low and students on interest in learning mathematics. This research was aimed at revealing whether the use of Student Teams Achievement Division (STAD) models could give a better effect on the student’ understanding on mathematics concept than the conventional one in class VIII MTsN Talaok Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. This was an experimental research which used random research design toward the subject. The instrument used in this research is a test in students’ understanding on mathematics concept. Based on the result of data analysis, it was revealed that the sample was distributed normally and had homogeny variant. Hypothesis test results obtained

was bigget than indicating that the hypotesis was accepted. So, it was concluded that the application of Student Teams Achievement Division (STAD) models could improve the students’ understanding on mathematics concept, and better than the conventional one.

Keyword : Student Teams Achievement Division (STAD) models, understanding on Mathematics Concept

PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan penting dalam membantu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan tersebut meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, mulai dari perkembangan pertanian,

perdagangan, perindustrian, kependudukan maupun dalam perkembangan ilmu pengetahuan lainnya. Begitu pentingnya pembelajaran matematika, maka matematika selalu diajarkan pada setiap jenjang pendidikan mulai dari

(2)

Sekolah Dasar, bahkan sampai ke Perguruan Tinggi.

Mengingat peran matematika yang sangat penting, maka pemerintah melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya dibidang matematika. Usaha yang dilakukan antara lain penyempurnaan kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, mengadakan pelatihan untuk guru- guru, memberikan kesempatan kepada guru- guru untuk melanjutkan pendidikan, serta perbaikan mutu guru melalui sertifikasi. Berbagai usaha yang sudah dilakukan hal tersebut maka sudah seharusnya kualitas pendidikan mengalami peningkatan, namun kenyataannya kualitas pendidikan masih rendah, hal ini bisa dilihat dari hasil belajar matematika siswa yang masih relatif rendah. Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan guru matematika di MTsN Talaok Bayang pada tanggal 12 April 2012 dapat disimpulkan beberapa masalah dalam pembelajaran matematika di MTsN Talaok Bayang. Masalah- masalah tersebut antara lain pembelajaran

masih terpusat pada guru, strategi pembelajaran yang kurang menarik minat siswa, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, motivasi siswa untuk belajar matematika masih rendah, dan siswa kurang dituntut untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Selama proses pembelajaran siswa tidak fokus mendengar serta menyimak penjelasan guru, dan belum bisa menyatakan ulang sebuah konsep matematis dengan benar. Jika diadakan kerja kelompok hanya satu atau dua orang yang berpartisipasi dengan sebagian dari mereka tidak mau saling berbagi pengetahuan satu dengan yang lain sehingga matematika menjadi mata pelajaran yang kurang disenangi siswa.

Untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran matematika, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. Seorang guru selain menguasai materi ajar, guru dituntut menguasai metode yang dapat mengaktifkan siswa dan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Salah satu cara yang

(3)

dilakukan guru untuk mengatasi permasalahan siswa adalah dengan memberikan suatu strategi yang mampu mengoptimalkan peranan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Suatu pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, sehingga siswa lebih memahami konsep yang diajarkan serta mampu mengembangkan konsep tersebut.

Suatu konsep matematis akan mudah dipahami dan diingat oleh siswa bila konsep tersebut disajikan melalui prosedur dan langkah- langkah yang tepat, jelas dan menarik.

Berdasarkan pemaparan masalah di atas peneliti mencoba menerapkan suatu Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif tergolong mudah digunakan sebagai pendekatan dalam mengajar. Pada proses pelaksanaan Student Teams Achievement Division (STAD), guru menjelaskan materi

pelajaran, selanjutnya guru menuntut siswa kedalam kelompok yang telah dibentuk dan siswa bekerja sama pada kelompok masing – masing.

Selama siswa berkelompok guru memberi bimbingan atau bantuan, setelah selesai belajar kelompok siswa bersiap- siap untuk melakukan kuis mengenai materi yang disampaikan dan sesama siswa tidak diperbolehkan saling membantu satu sama lain. Skor yang diperoleh dari individu atau perorangan digabungkan menjadi skor kelompok, skor rata- rata kelompok yang tertinggi berhak mendapatkan sertifikat atau hadiah – hadiah lainnya. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena mementingkan struktur penghargaan sebagai bentuk penguatan (reinforcement) terhadap apa yang telah dilakukan oleh siswa.

Hipotesis penelitian adalah

“Pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(4)

(STAD) lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa di kelas VIII MTsN Talaok Bayang Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Febri Andi (2012) dengan judul penelitian

”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII SMP N 7 Pariaman Tahun Pelajaran 2012/2013”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan random terhadap subjek.

Penelitian dilaksanakan di kelas VIII MTsN Talaok Bayang, pada tanggal 15 Agustus s/d 31 Agustus Tahun Pelajaran 2013/2014. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTsN Talaok Bayangyang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan sampel

kelas VIII3 sebagai kelas eksperimen dan VIII4 sebagai kelas kontrol.

Prosedur penelitian terdiri tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

Instrumen penelitian adalah tes akhir dengan 6 butir soal esai, yang diuji cobakan di MTsN Gurun Panjang pada tanggal 26 Agustus 2014.

MTsN Talaok Bayang dan MTsN Gurun Panjang Bayang memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sama yaitu 71.

Berdasarkan hasil analisis tingkat kesukaran soal maka didapatkan bahwa ada 2 soal yang mempunyai kriteria sedang, 2 soal yang mempunyai kriteria mudah, dan 2 soal yang mempunyai kriteria sukar. Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda soal maka diperoleh bahwa semua soal diterima.

Reliabilitas soal ditentukan dengan rumus alpha (Sudijono, 2006:

2009). Hasil perhitungan diperoleh r11 = 0,69 berarti tes hasil belajar memiliki reliabilitas yang tinggi (reliabel).

(5)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan perhitungan didapat nilai rata-rata ( , simpangan baku (S), skor tertinggi ( ), skor terendah ( , seperti Tabel 1:

Tabel 1. Analisis Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Sampel

Kelas

Sampel S

Eksperimen 48,015 19,37 100 9,8 Kontrol 27,994 15,86 63,9 0

Tabel 1 terlihat bahwa nilai rata–rata siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, kemudian simpangan baku pada kelas eksperimen lebih rendah daripada kelas kontrol. Hal ini berarti bahwa pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol.

Hipotesis penelitian adalah

“pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran

konvensional siswa di kelas VIII MTsN Talaok Bayang Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Sebelum uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji Liliefors dan uji homogenitas dengan uji F.

Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa data kedua kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen dengan selang kepercayaan 95%.

Maka hipotesis pengujian dapat dilakukan dengan uji t satu pihak, perhitungan yang diperoleh nilai

dan Karena nilai t >

maka tolak H0 dan terima H1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik daripada pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa di kelas VIII MTsN Talaok Bayang.

Soal tes yang diberikan mengandung indikator pemahaman konsep matematis siswa. Dari lembar

(6)

jawaban siswa pada tes akhir dapat dilihat sejauh mana pemahaman konsep matematis siswa. Contoh lembar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:

Gambar 1. Lembar jawaban tes akhir soal nomor 5 kelas eksperimen

Dari jawaban siswa pada Gambar 1, pada kelas eksperimen terlihat bahwa siswa sudah mampu dalam memenuhi indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah.

Gambar 2. Lembar jawaban tes akhir soal nomor 5 kelas kontrol

Dari jawaban siswa pada Gambar 2, pada kelas kontrol terlihat siswa kurang tepat dalam mengaplikasikan konsep atau algooritma ke pemecahan masalah, hal ini terlihat pada siswa menjawab soal di atas siswa masih salah dalam

menentukan hasil pemangkatan bentuk aljabar, jawaban yang benar

seharusnya = (5 ) =

5 (5 ) + 2q(5 ) =

25 =

25 . Dengan

demikian berarti siswa belum mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah yang terdapat pada soal tersebut.

Berdasarkan analisis data tes akhir yang dilakukan, terlihat bahwa pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII.3 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa kelas VIII.4

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan dapat diambil kesimpulan bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari pada pemahaman konsep

(7)

matematis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional siswa di kelas VIII MTsN Talaok Bayang.

DAFTAR KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. (2006).

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Febri Andi (2012). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 7 Pariaman Tahun Pelajaran 2012/2013. (Skripsi).

Padang : STKIP.

Sudijono, Anas. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta : Rajawali Pres.

Rusman. (2010). Model – model Pembelajaran

Mengembangkan

Profesionalisme Guru.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Division tampak pada indikator yang