• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATA KULIAH ETIKA DAN PERILAKU KESEHATAN

N/A
N/A
Nimas Elok Cahyaning

Academic year: 2024

Membagikan "MATA KULIAH ETIKA DAN PERILAKU KESEHATAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PERILAKU DAN RUANG LINGKUP PERILAKU

MATA KULIAH ETIKA DAN PERILAKU KESEHATAN

Dosen Pembimbing : Ferry Kriswandana, SST., MT.

Hadi Suryono, ST., MPPM.

Winarko, SKM., M.Kes.

Disusun Oleh :

1. Avie Syahputri Hassan P27833122051 2. Filla Hanida Fauzia P27833122053 3. Lady Maulida Cahyanita P27833122057 4. Muhammad Fitrah A.H. P27833122061 5. Nafisa Iftahur Masruroh P27833122063 6. Nimas Elok Cahyaning P27833122065

KEMENTRIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA PROGRAM STUDI SANITASI PROGRAM DIPLOMA III

TAHUN AJARAN 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Etika dan Perilaku Kesehatan dengan tepat waktu.

Salah satu tujuan kami menulis makalah ini adalah sebagai pembelajaran mata kuliah Perilaku dan Kesehatan serta memenuhi tugas dalam mata kuliah ini. Makalah yang kami buat berdasarkan analisis data yang valid dan dikumpulkan dari berbagai sumber.

Penyusunan makalah ini masih belum sempurna, sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan makalah selanjutnya, sehingga dapat bermanfaat bagi yang membaca dan memberikan informasi kepada semua pihak.

Surabaya, 13 Januari 2024

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan ditinjau dari aspek biologis dan semua makhluk hidup termasuk binatang dan manusia, mempunyai aktivitas masing-masing. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup mempunyai bentangan kegiatan yang sangat luas, sepanjang kegiatan yang dilakukannya, yaitu antara lain : berjalan, berbicara, bekerja, menulis, membaca, berpikir dan seterusnya (Notoatmodjo, 2012).

Kesehatan adalah kebutuhan dasar manusia seperti dijelaskan pada UU No.36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Menurut pengertian ini, kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial, yang merupakan suatu keadaan yang dinamis, dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya dan salah satu indikator yang mencerminkan kesehatan pada masyarakat adalah perilaku kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.

Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan pelayanan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Perilaku manusia itu sebagai reaksi yang bersifat sederhana maupun kompleks, informasi yang di dapat guna mengarah pada perilaku melalui pengelolahan pesan dalam lingkungan. Sebab manusia berada disisi dunia yang memiliki pesan yang sangat luas.

Perilaku dalam komunikasi sendiri merupakan suatu tindakan berupa verbal maupun nonverbal. Perilaku seseorang ketika menerima sebuah pesan dan informasi merupakan tindakan yang dapat kita lihat bahwa pesan tersebut merujuk pada suka atau tidak.

Karakteristik reaksi perilaku manusia yang menarik ialah sifat diferensialnya, yaitu satu stimulus dapat menimbulkan lebih dari satu respons yang berbeda dan beberapa stimulus yang berbeda dapat saja menimbulkan satu respons yang sama. Karakteristik individu meliputi berbagai variabel seperti motif, nilai-nilai, sifat kepribadian, dan sikap yang saling berinteraksi satu sama lain dan kemudian berinteraksi pula dengan faktor – faktor lingkungan dalam menentukan perilaku. Dan faktor lingkungan tersebut berpengaruh besar terhadap penentuan perilaku, lebih besar dari karakteristik individu.Karena hal itulah yang membuat perilaku bersifat sederhana dan lebih kompleks.

Manusia juga memberikan reaksi yang berbeda - beda ketika dihadapkan oleh situasi yang sesuai dengan karakteristik personal, apakah pesan dan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan yang dapat memberikan keuntungan atau tidak. Karena pesan dan informasi

(5)

seseorang tersebut membentuk nilai baik – buruk, postif – negatif, menyenangkan – tidak menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap.

B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Perilaku?

2. Bagaimanakah Domain Perilaku?

3. Taksonomi

C. Tujuan

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Perilaku

Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa perilaku tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari. Perilaku ini tidak sama dengan sikap.

Sikap adalah suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi objek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia. Perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.

Ada beberapa definisi perilaku manusia yang disampaikan oleh beberapa ahli seperti berikut ini :

a. Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori skiner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons.

Skiner membedakannya menjadi dua respon yaitu :

1) Respondent Respons atau reflexsive, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan- rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Misalnya makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menimbulkan mata tertutup, dsb. Respondent Respons ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta dsb.

2) Operant Respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut organisme reinforcing stimulation atau reinforcer , karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi). Kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus baru) maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

b. Robert Kwik ( 1974 ) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap.

Sikap adalah hanya suatu kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu cara yang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi atau tidak menyenangi obyek tersebut. Sikap hanyalah sebagian dari perilaku manusia.

(7)

c. Menurut Sunaryo ( 2004), yang disebut perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku manusia adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang dapat diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

D. Bentuk Perilaku

Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2012), seoarang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan luar).

Berdasarkan rumus teori Skinner tersebut maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Perilaku tertutup (convert behavior) Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

E. Domain Perilaku

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku manusia itu ke dalam 3 domain.Pembagian ini dilakukan untuk tujuan pendidikan. Bahwa dalam suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yakni :

1. Kogniti

Yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual , seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan berfikir.

a. Pengetahuan (Knowledge) b. Pemahaman

c. Penerapan d. Penguraian e. Memadukan

(8)

f. Penilaian

2. Afektif

Yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi,seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

a. Penerimaan b. Respons c. Menghargai d. Organisasi e. Karakterisasi

3. Psikomotori

Yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang,dan mengoperasikan mesin.Dapat ditinjau melalui keterampilan dan aktualisasi di dunia nyata.

Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni:

1. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan. (knowledge) 2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan.

(attitude)

3. Tindakan atau praktek yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan. (practice)

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu lebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya. Oleh karena itu menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap si subjek terhadap objek yang diketahui itu. Pada akhirnya, rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau objek tadi.

(9)

Akan tetapi, di dalam kenyataan stimulus yang diterima oleh subjek dapat langsung menimbulkan tindakan, artinya, seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru dengan mengetahui terlebih dahulu terhadap makna stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain, tindakan (practice) seseorang tidak harus disadari oleh pengetahuan atau sikap.

1. Pengetahuan ( knowledge)

pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera pengelihatan, pendengaran, 9 penciuman, rasa, dan raba.

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni : 1) Tahu (know), tahu artinya sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension), memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application), aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajaripada situasi atau kondisi sebenernya.

4) Analisis (analysis), suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tesebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (syhthesis), sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation), evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

2. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Dalam kehidupan sehari-hari, sikap merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap 10 merupakan kesiapan atau kesediaan untuk

(10)

bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni :

1) Keperayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek 2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek 3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :

1) Menerima (receiving), menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi, dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian seseorang terhadap ceramah-ceramah.

2) Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Suatu usaha untuk menjawab suatu pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan berarti orang dapat menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkatan yang ketiga. Misalnya : seorang ibu yang mengajak ibu yang lain untuk pergi menimbang anaknya ke Posyandu.

4) Bertanggung jawab (responsible), bertanggu jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Praktek atau tindakan (practice)

Tindakan terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :

1) Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan tindakan tingkat pertama.

2) Respon terpimpin (guided respons), dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh merupakan indicator tindakan tingkat kedua.

3) Mekanisme (mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai tindakan tingkat ketiga.

4) Adaptasi (adaptational), adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

Referensi

Dokumen terkait

dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dapat dengan mudah dilihat oleh..

Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak..

Berdasarkan batasan perilaku dari skinner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,

Wawan dan Dewi mengungkapkan perilaku sebagai respon individu terhadap stimulus atau tindakan yang dapat diamati secara spesifik dengan durasi dan tujuan yang disadari

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau..

Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau "observable

Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari pada manusia itu sendiri, perilaku juga adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik dapat diamati secara

Perilaku kesehatan menurut Soekidjo Notoatmodjo yang juga berdasarkan pada teori Skinner, mengatakan bahwa perilaku kesehatan yaitu suatu respon seseorang organisme terhadap stimulus