• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PSIKOLOGI KESEHATAN “PERILAKU KESEHATAN”

N/A
N/A
Dheyaaa

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH PSIKOLOGI KESEHATAN “PERILAKU KESEHATAN”"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PSIKOLOGI KESEHATAN

“PERILAKU KESEHATAN”

DISUSUN OLEH:

NAMA : DHEA PUTRI UTAMI NIM : PO714241201008 PRODI : D4 FISIOTERAPI

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2020

KATA PENGANTAR

(2)

Assalamualaikum wr.wb. Dengan menyebutkan nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang serta memanjatkan puji syukur kehadirat Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Makalah ini sudah disusun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, penulis sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya penulis dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya sebagai penulis sangat berharap semoga saja dengan adanya penulisan makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Makassar, 06 Oktober 2020

Dhea Putri Utami

DAFTAR ISI

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Psikologi Kesehatan dikembangkan untuk memahami pengaruh psikologis terhadap bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat, dan mengapa mereka menjadi sakit dan

(4)

untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan saat mereka jatuh sakit. Selain mempelajari hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan mempromosikan intervensi untuk membantu orang agar tetap sehat dan juga mengatasi kesakitan yang dideritanya.

Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan sehat sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial.

Psikologi kesehatan mempelajari seleruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup.

Pengertian perilaku kesehatan adalah sebuah bentuk perilaku yang menunjukkan adanya kaitan antara sehat atau sakit. Perilaku kesehatan menurut Skinner adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman, dan lingkungan. (Notoatmodjo, 2007).

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang didapatkan yaitu 1. Apa pengertian dari perilaku kesehatan?

2. Apa saja klasifikasi perilaku kesehatan?

3. Apa saja teori-teori perilaku kesehatan dan perubahannya?

4. Bagaimana perilaku orang sakit dan orang sehat serta penyebab nya?

5. Bagaimana upaya perubahan perilaku kesehatan?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian dari perilaku kesehatan.

2. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi perilaku kesehatan

3. Untuk mengetahui teori-teori perilaku kesehatan dan teori perubahannya

4. Untuk mengetahui perbedaan perilaku orang sakit dan orang sehat serta penyebabnya 5. Untuk mengetahui upaya yang dapat diambil dalam perubahan perilaku kesehatan

BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN PERILAKU KESEHATAN

A. Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena mempunyai aktivitas masing – masing. Perilaku manusia adalah

(5)

semua tindakan atau aktivitas manusia, baik yang diamati lansung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar

Dilihat dari Segi Psikologis

Menurut Skiner (1938), perilaku adalah suatu respon atau reaksi seseorang te rhadap stimulus (rangsangan dari luar. pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R (stimulus-organisme- respons). skiner membedakan respons tersebut menjadi 2 jenis, yaitu respondent response (reflexive) dan operant response (instrumental response).

B. Definisi Sehat

Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.

Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan. konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.

2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Kementerian Kesehatan R.I: Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.

UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.

C. Perilaku Sehat

Perilaku kesehatan menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan (health practice).

Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan.

(6)

Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan.

Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Perilaku kesehatan menurut Soekidjo Notoatmodjo yang juga berdasarkan pada teori Skinner, mengatakan bahwa perilaku kesehatan yaitu suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari definisi tersebut kemudian dirumuskan bahwa perilaku kesehatan yaitu terkait dengan

1) Perilaku pencegahan, penyembuhan penyakit, serta pemulihan dari penyakit 2) Perilaku peningkatan kesehatan, dan

3) Perilaku gizi (makanan dan minuman)

Berbeda dengan Notoatmodjo, Kasl dan Cobb (1966, dalam Neil Niven, 2002:184) membuat perbedaan antara tiga tipe yang berbeda. Pertama, perilaku kesehatan yaitu suatu aktivitas dilakukan oleh individu yang meyakini dirinya sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau mendeteksinya dalam tahap asimptomatik. Kedua, perilaku sakit yaitu aktivitas apapun yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk mendefinisikan keadaan kesehatannya dan untuk menemukan pengobatan mandiri yang tepat sedangkan, Ketiga, perilaku peran sakit yaitu aktivitas yang dilakukan untuk tujuan mendapat kesejahteraan oleh individu yang

mempertimbangkan diri mereka sendiri sakit.

Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan elemen kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi. Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat.

2.2 KLASIFIKASI PERILAKU KESEHATAN

Menurut Becker (1979). Sebagaimana dikutip oleh Notoadmodjo (1997) bahwa klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan adalah :

Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu perilaku individu yang ada kaitannya dengan health promotion, health prevention, personal hygiene, memilih makanan dan sanitasi.

Perilaku sakit (illness behavior), yaitu semua aktivitas yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk mengenal keadaan kesehatan aturan sakitnya, pengetahuan dan kemampuan

(7)

individu untuk mengenal penyakit, pengetahuan dan kemampuan individu tentang penyebab penyakit dan usaha-usaha untuk mencegah penyakit.

Perilaku peran sakit (the sick role behavior) yaitu segala aktivitas individu yang sedang menderita sakit untuk memperoleh kesembuhan.

2.3 TEORI-TEORI PERILAKU KESEHATAN Teori – Teori perilaku kesehatan

1. Perilaku manusia merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal

2. Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba merumuskan teori terbentuknya perilaku manusia

3. Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC, Reason Action, “PRECED-PROCEED”, Behavior intention, Thoughs and Feeling.

a) Teori ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer : 1977 )

Menurut teori ini perilau manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara :

Antecedent Behavior Consequences

1. Antecedent : trigger, bisa alamiah ataupun man made 2. Behavior : reaksi terhadap antecedent

3. Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif ( menolak ) Contoh:

Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A)

Ibu membuat tampilan makanan semenarik mungkin ( B ) Anak mau makan banyak ( C )

b) Teori “REATION ACTION” (FESBEIN &AJZEN :1980 )

Teori ini menekankan pentingnya “intention”/niat sebagai faktor penentu perilaku Niat itu sendiri ditentukan oleh :

1. sikap

2. norma subjektif 3. pengendalian perilaku

c) Teori PRECED-PROCEED ( Lawrence Green : 1991 ) Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor :

a. Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai

b. Enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas

c. Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat

Contoh :

(8)

Seseorang mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :

1. Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)

2. Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )

3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf) Secara matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )

d) Teori BEHAVIOR INTENTION( Snehendu Kar : 1980 )

Menurut teori ini, perilaku kesehatan merupakan fungsi dari : 1. Behavior intention

2. Social support

3. Accessibility to information 4. Personal autonomy

5. Action situation

Secara matematis B = f ( BI, SS, AI, PA, AS ) Contoh:

Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal, bukan di tenaga medis terlatih, mungkin dikarenakan :

1. Tidak ada niat melahirkan di bidan(BI)

2. Tidak ada tetangganya yang melahirkan di bidan(SC) 3. Tidak mendapat informasi persalinan yang sehat(AI) 4. Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA)

5. Kondisi jauh dari puskemas(AS)

e) Teori “THOUGHT AND FEELING” ( WHO:1984)

Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh : 1. Thoughts and feeling

2. Personal reference 3. Resources

4. Culture

Secara matematis B = f ( TF, PR, R, C ) Contoh :

Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau karena artis yang diidolakannya tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak ada waktu untuk menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren kalau memberi susu formula daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin naik (C).

Teori – Teori Perubahan Perilaku Kesehatan

Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting dalam promosi kesehatan yang bertujuan “behavior change”

Perubahan perilaku ini diarahkan untuk :

1. mengubah perilaku negatif ( tidak sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai dengan nilai-nilai kesehatan )

2. pembentukan atau pengembangan perilaku sehat

(9)

3. memelihara perilaku yang sudah positif

Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori SOR, Festinger, Fungsi, Kurt Lewin.

1. Teori Perubahan Perilaku Kesehatan

Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb

a) Dissonance Theory (Festinger : 1957)

Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan ketidakseimbangan psikologis, yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Dissonance tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang bertentangan, pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi penyesuaian secara kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku.

Contoh :

Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok (consonance).

b) Teori Fungsi (Katz : 1960)

Menurut teori ini perilaku mempunyai fungsi : 1. instrumental

2. defence mechanism

3. penerima objek dan pemberi arti 4. nilai ekspresif

5. Perubahan perilaku individu tergantung kebutuhan Stimulus yang dapat memberi perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.

c) Teori Kurt Lewin (1970)

Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang antara driving forces (kekuatan-kekuatan pendorong) dan restrining forces (kekuatan- kekuatan penahan). Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :

1. Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku baru

Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit kusta sebelumnya tidak mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi dini kusta.

2. Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru

(10)

Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku.

3. Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku.

Misalnya pada contoh di atas dua-duanya dilakukan.

2.4 PERILAKU ORANG SAKIT DAN PERILAKU ORANG SEHAT

Menurut Solita Sarwono (1993) yang dimaksud denga perilaku sakit dan perilaku sehat sebagai berikut;

Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan.

Perilaku sakit menurut Suchman adalah tindakan untuk menghilangkan rasa tidak enak atau rasa sakit sebagai akibat dari timbulnya gejala tertentu.

Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, dan penjagaan kebugaran melalui olahraga dan makanan bergizi.

Penyebab Perilaku Sakit

Menurut Mechanic sebagaimana diuraikan oleh Solito Sarwono (1993) bahwa penyebab perilaku sakit yaitu:

a. Dikenal dan dirasakannya tanda dan gejala yang menyimpang dari keadaan normal b. Anggapan adanya gejala serius yang dapat menimbulkan bahaya

c. Gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan dampak terhadap hubungan dengan keluarga, hubungna kerja, dan kegiatan kemasyrakatan.

d. Frekuensi dan persisten (terus-menerus) tanda dan gejala yang dapat dilihat e. Kemungkinan individu untuk terserang penyakit

f. Adanya informasi, pengetahuan, dan anggapan budaya tentang penyakit g. Adanya perbedaan interpretasu tentang gejala penyakit

h. Adanya kebutuhan untuk mengatasi gejala penyakit

i. Tersedianya berbagai saran pelayanan kesehatan, seperti fasilitas, tenaga, obat-obatan, biaya, dan transpostasi.

Menurut Sri Kusmiyati dan Desmaniarti (1990), terdapat 7 perilaku orang sakit yang dapat diamati, yaitu :

Fearfulness (merasa ketakutan), umumnya individu yang sedang sakit memiliki perasaan takut. Bentuk ketakutannya, meliputi takut penyakitnya tidak sembuh, takut mati, takut mengalami kecacatan, dan takut tidak mendapat pengakuan dari lingkungan sehingga merasa diisolasi.

Contoh:

 Takut anak istri nya terlantar apabila ia meninggal

 Takut tidak ada yang mencari nafkah untuk keluarga apabila cacat

 Takut istri dan anaknya tidak menerima kehadirannya karena sakit.

(11)

Regresi, salah satu perasaan yang timbul pada orang sakit adalah ansietas (kecemasan).

Untuk mengatasi kecemasan tersebut, salah satu caranya adalah dengan regresi (menarik diri) dari lingkungannya.

Contoh :

 Bila tidak diajak bicara atau ditanya, tidak berbicara atau berdiam diri

 Tidak berani mengungkapkan apa yang dirasakan.

Egosentris, mengandung arti bahwa perilaku individu yang sakit banyak mempersoalkan tentang dirinya sendiri. Perilaku ini ditandai dengan hal-hal berikut:

a. Hanya ingin menceritakan penyakitnya yang sedang diderita b. Tidak ingin mendengar persoalan orang lain

c. Hanya memikirkan penyakitnya sendiri

d. Senang mengisolasi dirinya baik dari keluarga, teman, lingkungan atau kegiatan.

Terlalu memperhatikan persoalan kecil, yaitu perilaku individu yang sakit dengan melebih- lebihkan persoalan kecil. Akibatnya pasien menjadi cerewet, banyak menuntut, dan banyak mengeluh tentang hal sepele.

Reaksi emosional tinggi, yaitu perilaku individu yang sakit ditandai dengan sangat sensitive terhadap hal-hal remeh sehingga menyebabkan reaksi emosional tinggi.

Contoh :

 Makan siang di rumah sakit agak terlambat, sudah marah-marah

 Perasaan sakit sedikit, sudah menangis

 Diberi nasihat baik-baik oleh perawat, malah tersinggung

Perubahan presepsi terhadap orang lain karena beberapa faktor di atas, seorang penderita sering mengalami perubahan presepsi terhadap orang lain.

Contoh:

 Dokter adalah dewa penolong yang sangat diharapkan untuk dapat menyembuhkan penyakit.

Berkurangnya minat, individu yang menderita sakit di samping memliki rasa cemas juga kadang-kadang timbul stress. Faktor psikologis inilah salah satu penyebab berkurangnya minat sehingga ia tidak mempunyai perhatian terhadap segala sesuatu yang ada di lingkunganya.

Berkurangnya minat terutama kurangnya perhatian terhadap sesuatu yang dalam keadaan normal ia tertarik atau berminat terhadap sesuatu.

Perilaku perubahan pada orang sehat

Konfik adalah suatu keadaan yang timbul sebagai aklbat adanya duaatau lebih keinginan, kondisi atau dorongan yang tidak harmonis. Tendapat tiga jenis konflik, yaitu:

a. Approach approach conflict, adalah konflik yang terjadi apabila keinginan, kondisi atau dorongan yang ada, sama -sama dikehendaki dan akibatnya positif.

Contoh:

Seorang anak Iulusan SMU dengan NEM yang tinggi, mengikuti ujian UMITN dan Sipensimaru Akper. Temyata kedua-duanya dinyatakan lulus dan diterima. Dalam

(12)

memilih mana yang akan dimasuki, pasti dalam dirinya timbul dorongan yang bertentangan, namun keduanya positif.

b. Avoidance-avoidance conflict, adalah konflik yang terjadi apabila semua keinginan, kondisi, dan dorongan yang ada sama-sama tidak dikehendaki, dan bersifat negatif.

Peribahasa mengatakan ibarat makan buah simalakama.

c. Approach-avoidance conflict, adalah konflik yang terjadi apabila keinginan, kondisi dan dorongan yang dikehendaki mengandung resiko positif dan negative yang seimbang

Frustasi, adalah suatu keadaan yang terjadi akibat konflik berkepanjangan atau tidak terselesaikan atau ada perasaan kecewa berat karena tujuan yang dicita-citakan tidak tercapai.

Marah, apabila frustasi yang dialami oleh sorang individu tidak dapat dikelola dengan baik, akan timbul perilaku mudah marah.

2.5 UPAYA PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN

Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya.

Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma – norma kesehatan diperlukan usaha – usaha yang konkrit dan positip.

Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian :

1) Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan / undang – undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai banyak pagar yang kurang terawat.

2) Pemberian informasi

Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih langgeng.

3) Diskusi partisipatif

Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini

(13)

berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.

Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan, propaganda politis yang mengancam akan tidak banyak berguna untuk mewujutkan perubahan

yang langgeng.

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.

Dan Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.

Sehingga dapat kita ketahui perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan elemen kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi. Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat.

Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik. Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup yang sehat.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Bandiah, et al. 2008. Psikologi Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press.

Drs. Sunaryo, M. Kes.2002. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Ircham Machfoedz dan Eko Suryani.2008.Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.Yogyakarta : Fitramaya.

Muzaham,Fauzi.1995.Sosiologi Kesehatan.Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Momon Sudarma.2008. Sosiologi untuk Kesehatan. Jakarta : Penerbit Salemba Medika

Notoatmodjo, Soekidjo, & Sarwono, Solita. 1985. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Hlm. 23

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon seseorang (organism) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

Berdasarkan batasan perilaku dari skinner tersebut, maka perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,

Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (Organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skinner, maka perilaku kesehatan ( health behavior ) adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit,

Berdasarkan batasan perilaku dari skinner pada pembahasan sebelumnya, maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang

Menurut Notoatmodjo (2003) meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons

Pengertian perilaku sehat menurut Soekidjo Notoatmojo adalah suatu respon seseorang organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem

Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner di dalam (Notoatmodjo, 2010), perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau objek- objek yang berkaitan dengan