10 MATERI DASAR ANTI KORUPSI
S H A F A A N G G I T A A M A N D A N A S U T I O N
2 1 8 1 4 0 0 3 1
1.DASAR HUKUM PEMBERANTASAN KORUPSI DI INDONESIA
Pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia didasarkan pada berbagai landasan hukum yang menjadi pedoman dalam pencegahan dan penindakan korupsi
UU No. 31 Tahun 1999 (jo. UU No. 20 Tahun 2001):
Mengatur tindak pidana korupsi dan sanksinya.
UU No. 30 Tahun 2002 (jo. UU No. 19 Tahun 2019):
Pembentukan dan tugas KPK.
UU No. 28 Tahun 1999:
Prinsip penyelenggaraan negara bersih dari KKN.
PP No. 71 Tahun 2000:
Peran serta masyarakat dalam pemberantasan korupsi.
UU No. 46 Tahun 2009:
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.
2. PENGERTIAN,FAKTOR FAKTOR, DAN TEORI PENYEBAB KORUPSI
Pengertian Korupsi
Penyalahgunaan wewenang untuk keuntungan pribadi/kelompok yang melanggar hukum dan moral.
Faktor Penyebab Korupsi
Internal: Keserakahan, kebutuhan finansial.
Eksternal: Kesempatan (sistem lemah), risiko rendah tertangkap.
Teori Penyebab Korupsi
Teori GONE: Greed, Opportunity, Need, Exposure.
Fraud Triangle: Tekanan, Kesempatan, Rasionalisasi.
Teori Partikularisme: Tekanan sosial dari keluarga/kelompok dekat.
3.DELIK TINDAK PIDANA KORUPSI DAN PENGELOMPOKANNYA
Pengelompokan Utama:
Kerugian Keuangan Negara: Merugikan keuangan/perekonomian negara.
Suap-Menyuap: Pemberian/penerimaan hadiah terkait jabatan.
Penggelapan dalam Jabatan: Menggelapkan uang/surat berharga.
Pemerasan: Memaksa seseorang memberikan sesuatu.
Perbuatan Curang: Manipulasi untuk keuntungan pribadi.
Benturan Kepentingan: Konflik dalam pengadaan barang/jasa.
Gratifikasi: Penerimaan hadiah yang melanggar aturan
4.PERBEDAAN GRATIFIKASI ,PEMERASAN,DAN SUAP
Gratifikasi
Pemberian tanpa permintaan sebelumnya.
Contoh: Hadiah hari raya kepada pejabat.
Suap
Pemberian dengan kesepakatan untuk keuntungan tertentu.
Contoh: Uang untuk memenangkan tender.
Pemerasan
Permintaan atau paksaan menggunakan wewenang.
Contoh: Petugas meminta uang agar layanan dipercepat.
5. BAHAYA DAN DAMPAK KORUPSI DALAM BERBAGAI SEKTOR
Ekonomi
Menghambat pertumbuhan ekonomi.
Meningkatkan kemiskinan dan kesenjangan sosial.
Kesehatan
Pelayanan kesehatan memburuk.
Pembangunan
Infrastruktur berkualitas buruk atau mangkrak.
PembanguPenegakan Hukum
Melemahkan keadilan dan supremasi hukum.
Masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap lembaga hukum.
Politik dan Demokrasi
Melemahkan sistem demokrasi dan integritas politik.
Menyandera pemerintahan oleh pemilik modal besar.
Penegakan Hukum
Melemahkan keadilan dan supremasi hukum.
Masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap lembaga hukum.
Politik dan Demokrasi
Melemahkan sistem demokrasi dan integritas politik.
Menyandera pemerintahan oleh pemilik modal besar.
Birokrasi Pemerintah
Layanan publik menjadi buruk dan tidak adil.
Penyalahgunaan kekuasaan dalam pengambilan keputusan.
6.PENGERTIAN DAN UNSUR BIAYA KORUPSI
Biaya sosial korupsi adalah dampak kerugian dari perilaku korupsi yang membebani keuangan negara, meliputi:
Biaya Antisipasi
Pengeluaran negara untuk mencegah korupsi, seperti kebijakan dan program antikorupsi.
Biaya Akibat
Kerugian yang ditanggung masyarakat akibat korupsi, termasuk dampak sosial dan ekonomi.
Terbagi menjadi:
Eksplisit: Kerugian yang dihitung oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Implisit: Efek domino dari korupsi, seperti penurunan investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Biaya Reaksi
Biaya proses hukum terhadap pelaku korupsi, mulai dari penyelidikan hingga pemasyarakatan.
7.STRATEGI PEMBERANTASAN KORUPSI
Pendidikan Antikorupsi
Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang bahaya korupsi melalui program edukasi dan kampanye sosial.
Pencegahan Korupsi
Mengidentifikasi dan memperbaiki sistem yang berpotensi menjadi celah korupsi dengan melakukan kajian, monitoring, dan memberikan rekomendasi perbaikan kepada instansi terkait.
Penindakan Korupsi
Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap pelaku tindak pidana korupsi untuk memberikan efek jera dan menegakkan hukum.
Indeks Persepsi Korupsi (IPK)
Diterbitkan oleh Transparency International.
Skala 0 (sangat korup) hingga 100 (sangat bersih).
8.REFERENSI PENGUKURAN TINGKAT KORUPSI
Indeks Perilaku Antikorupsi (IPAK) Dikembangkan oleh BPS.
Menilai perilaku antikorupsi masyarakat.
Survei Penilaian Integritas (SPI) Dilakukan oleh KPK.
Mengukur risiko korupsi dan efektivitas pencegahan.
Survei Reputasi Organisasi Dilakukan oleh KPK.
Mengukur persepsi publik terhadap kinerja KPK.
9.INTEGRITAS DAN NILAI NILAI ANTI KORUPSI
KPK mengidentifikasi sembilan nilai integritas yang dapat mencegah tindak korupsi:
Jujur: Bersikap tulus dan tidak berbohong.
1.
Peduli: Memperhatikan dan peduli terhadap sesama.
2.
Mandiri: Berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain.
3.
Disiplin: Mematuhi aturan dan ketentuan yang berlaku.
4.
Tanggung Jawab: Menerima dan melaksanakan kewajiban dengan penuh kesadaran.
5.
Kerja Keras: Berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan.
6.
Sederhana: Hidup tidak berlebihan dan tidak boros.
7.
Berani: Mampu mengambil keputusan yang benar meskipun sulit.
8.
Adil: Berlaku sama terhadap semua orang tanpa diskriminasi.
9.
Denmark, Finlandia, Selandia Baru Peringkat teratas IPK (88/100).
Pemerintahan transparan dan penegakan hukum efektif.
10. REFERENSI ,ROLE MODE
NEGARA/DAERAH/INSTANSI,INDIVIDU YANG ANTI KORUPSI
Lembaga
KPK Indonesia
Pendidikan, pencegahan, dan penindakan korupsi.
Strategi trisula antikorupsi.
CPIB Singapura
Lembaga antikorupsi yang efektif di Asia.
ICAC Hong Kong
Reputasi internasional dalam pemberantasan korupsi.