• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Anti Korupsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Materi Anti Korupsi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian dan Definisi Korupsi

Dampak-dampak dari korupsi sangat merugikan. Berbagai bentuk upaya, cara mengatasi korupsi, namun tetap saja korupsi tidak dapat dihilangkan dari bumi ini. Korupsi banyak disalah artikan baik itu cara, arti, dampak, dan masalah-masalah korupsi, tahukah anda korupsi itu apa ?... Secara umum, Pengertian Korupsi adalah penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi atau politik, baik yang disebabkan diri sendiri maupun orang lain yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi, sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan atau pribadi lainnya. Sedangkan pengertian Korupsi menurut Hukum dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Pengertian Korupsi adalah "setiap orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara". Macam-Macam Pengertian Korupsi Menurut Definisi Para Ahli

Dalam bidang-bidang tertentu korupsi dipandang dan diartikan berbeda-beda sesuai dengan pengemuka pribadi atau jabatan yang memberikan definisinya mengenai pengertian korupsi antara lain sebagai berikut :

a) Dalam Ilmu Politik, korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi atau, politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi, sehingga menimbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan atau pribadi lainnya.

b) Menurut Brooks, pengertian korupsi adalah dengan sengaja melakukan kesalahan atau melalaikan tugas yang diketahui sebagai kewajiban atau tanpa keuntungan yang sedikit banak bersifat pribadi.

c) Para Ahli Ekonomi, menggunakan definisi yang konkret yang mendefinisikan korupsi sebagai pertukaran yang menguntungkan (antara prestasi dan kontraprestasi, imbalan materi atau nonmateri), yang secara diam-diam dan sukarela, yang melanggar norma-norma yang berlaku, dan setidaknya merupakan penyalagunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki salah satu pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.

d) Menurut Haryatmoko, Pengertian korupsi yang diartikan secara sederhana adalah dipahami sebagai upaya menggunakan kemampuan campur tangan karena posisinya

(2)

untuk menyalahgunakan informasi, keputusan, pengaruh, uang atau kekayaan demi kepentingan keuntungan dirinya.

Dampak Korupsi - Korupsi memiliki dampak yang dirasakan dan tidak dirasakan atau tidak terlihat namun kerugian yang ditimbulkan sangat besar baik itu bagi perekonomian, finansial, politik, dan sosial budaya. Macam-macam dampak korupsi adalah sebagai berikut :

a) Kesenjangan dalam pendapatan semakin terus meningkat

b) Kenaikan harga barang-barang akibat dari korupsi dalam dana APBN

c) Jumlah rakyat miskin semakin bertambah akibat dari korupsi dalam bidang pembangunan pemerintah

d) Banyak rakyat yang di PHK akibat perusahaan kecil korupsi dalam dana investasinya Bukan hanya itu dampak yang diakibatkan dari perilaku-perilaku tidak terpuji tersebut, korupsi sangat berbahaya dan harus diberantas seluruh masyarakat indonesia dengan terlebih dahulu dengan pencegahan dan penanganan mulai dari diri kita, kelakuan kita, sikap dan sifat kita yang mungkin kita sering melakukan korupsi yang memang dampaknya tidak sebesar dengan korupsi-korupsi elite pemerintahan, namun itu menjadi suatu langkah-langkah yang ampuh dalam mengatasi dengan pencegahan korupsi yaitu mulai dari diri kita sendiri.

Contoh kasus korupsi di kampus

Universitas identik sebagai tempat kaum cendekiawan dan intelek senantiasa dipercaya oleh publik. Universitas merupakan wadah pengembangan iptek dan menjadi tolak ukur tata perilaku dan etika. Namun kenyataan sekarang ini banyak mahasiswa yang tidak lagi menjunjung tinggi nilai-nilai etika. Fenomena yang merebak dikalangan mahasiswa yaitu, budaya ketidakjujuran mahasiswa. Fakta menunjukkan bahwa, budaya ketidakjujuran kian menggejala di kalangan mahasiswa, salah satunya adalah menitip absen ketika tidak hadir dalam perkuliahan. Titip absen merupakan hal yang tidak baru lagi tetapi sampai sekarang seperti tidak ada upaya menghapuskan budaya ini. Bahkan fenomena ini sudah menjadi sebuah masalah klasik dan mendarah daging (Internalized value). Titip absen merupakan kecurangan yang kerap kali dilakukan oleh oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan maksud tetap dianggap hadir dalam presensi walaupun tidak dating dalam perkuliahan. Perilaku seperti ini jelas menggambarkarkan sebuah tindakan demoral di kalangan mahasiswa. Budaya titip absen atau biasa disebut TA telah menjamur dalam beberapa instansi pemerintahan dan di kalangan mahasiswa khususnya. Ada diantara mereka yang memang rajin hadir dalam pertemuan tertentu

(3)

dan adapula mereka yang jarang hadir. Hal seperti inilah yang membuat budaya titip absen sering terjadi. Mereka yang tidak hadir akan senantiasa meminta tolong kepada yang hadir untuk TA.

Jika ditilik dari ilmu sosiologi tindakan yang dilakukan mahasiswa ini disa dikategorikan sebagai tindakan atau perilaku menyimpang (deviasi sosial). Perilaku menyimpang merupakan segala bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang berlaku di masyarakat.

Penyimpangan sosial ini merupakan kebalikan dari konformitas atau perilaku yang sesuai dan sejalan dengan nilai serta norma yang berlaku di masyarakat. Titip absen yang dilakukan mahasiswa ini terjadi karena adanya sosialisasi yang tidak sempurna dan juga adanya tindakan meniru perilaku yang salah karena pengaruh dari lingkungan. Penyimpangan yang terjadi ini merupakan salah satu bentuk penyimpangan yang sufatnya negatif karena akan berdampak buruk dan merugikan dirinya sendiri maupun orang lain ke depannya. Ketidakjujuran meskipun kecil seperti ini jelas akan mengikis integritas mahasiswa hingga bukan tindak mungkin kelak mahasiswa akan berani menggadaikan integritasnya untuk sesuatu yang lebih besar, karena hal-hal besar dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan. Seperti hal-halnya para pejabat yang berani melakukan korupsi, disebabkan oleh hilangnya integritas diri karena terbiasa melakukan pelanggaran-pelanggaran kecil yang yang dianggap sepele. TA sendiri bisa terjadi karena berbagai faktor yang mendorong. Pertama, karena adanya suatu hal yang penting dan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan sedangkan presensi perkuliahan juga sangat penting untuk syarat mengikuti ujian nantinya. Pada akhirnya mahasiswa lebih memilih meninggalkan kuliah karena kegiatan hal yang urgent tadi hanya sesekali terjadi sementara perkuliahan lebih sering dilakukan. Jika saja mahasiswa ketinggalan materi perkuliahan, mereka bisa bertanya dan meminta bantuan kepada temannya. TA sebenarnya dilakukan mahasiswa karena pihak kampus yang menerapkan peraturan pembatasan jumlah absen mahasiswa. Jika melewati batas maka mereka tidak diizinkan mengikuti ujian. Alasan selanjutnya adalah karena mereka sudah jenuh mengikuti perkuliahan lantaran dosen yang menyeramkan dan membosankan. Ada mereka menganggap materi yang disampaikan dosen tidak menambah pengetahuan yang dimiliki, sementara belajar secara otodidak lebih melihatkan hasil. Daripada masuk kelas lebih baik belajar ke perpustakaan hasilnyapun lebih jelas. Ada juga mereka yang benar-benar memiliki sifat pemalas, mereka bisa tidak kuliahhanya lantaran terlambat bangun karena semalaman bergadang ataupun alasan yang tidak masuk akal lainnya. Budaya TA yang memprihatinkan

(4)

seperti ini sebenarnya akan memupuk jiwa-jiwa korupsi sejak dini. Orang yang meminta TA maupun yang menolong untuk TA sama-sama patut untuk disalahkan. Orang yang meminta TA akan menjadi koruptor krdepannya, sedangkan orang yang menolong temannya yang tidak hadir juga merupakan cikal bakal penerima suap. Hal seperti itulah yang terjadi sekarang, korupsi dan suap merupakan dua sifat tak bermoral yang tidak bisa dipisahkan. Karena alasan teman akrab, seseorang dengan mudah menerima suap dari temannya yang korupsi. TA juga membentuk mahasiswa yang pengecut yang tidak bisa berterus terang alasan kenapa dia tidak hadir. Jika dikaitkan dengan kasus korupsi, banyak kasus korupsi yang sengaja ditutup-tutupi lantaran takut dan tidak bisa berterus terang mengungkapkan. Selain itu TA adalah perbuatan yang tidak bertanggung jawab. Jika seorang mahasiswa tidak hadir maka dia harus menerima konsekuensi bahwa dia memang absen. Hal seperti ini bukannya melahirkan generasi yang lebih baik melainkan generasi penerus koruptor Menyikapi ironi yang terjadi ini maka mahasiswa perlu melakukan introspeksi terhadap diri mereka sendiri. Selain itu perlu diadakan pendidikan integritas maupun pendidikan karakter. Pendidikan integritas terhadap mahasiswa adalah suatu paradigma baru dan upaya sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar mahasiswa dapat secara efektif mengembangkan potensi dirinya, baik aspek kognisi, afeksi dan sikomotoriknya sesuai dengan nilai-nilai integritas (keutuhan moralitas). Sedangkan pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang membantu individu untuk hidup dan bekerja bersama sebagai keluarga, masyarakat, dan bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Selain hal diatas, universitas juga memiliki peran vital untuk menekan ketidakjujuran yang terjadi ini.

Universitas harus lebih sering melakukan monitoring terhadap mahasiswa. Hal ini bisa dilakukan dengan memerintahkan dosen untuk selalu mengecek lembar presensi di setiap akhir perkuliahan dan memberi sanksi tegas terhadap pelaku pelanggaran. Dosen juga diharapkan bisa mengubah cara mengajar sehingga menciptakan suasana perkuliahan yang efektif dan tidak membosankan.

Upaya yang bisa dilakukan untuk menanamkan nilai anti korupsi di lingkungan kampus: 1. Pendidikan Anti Korupsi (PAK)

Korupsi merupakan salah satu masalah serius yang dihadapi masyarakat dan Negara Indonesia, oleh karena itu memerlukan upaya luar biasa pula untuk memberantasnya.

(5)

Selama ini upaya pemberantasan korupsi hanya focus pada upaya menindak para koruptor (upayarepresif), tetapi sedikit sekali perhatian pada upaya pencegahan korupsi (upayapreventif). Pendidikan anti korupsi merupakan upaya preventif yang dapat dilakukan untuk generasi muda, melalui 3 jalur, yaitu:

a. pendidikan di sekolah yang disebut dengan pendidikan formal

b. pendidikan di lingkungan keluarga yang disebut dengan pendidikan informal c. pendidikan di masyarakat yang disebut dengan pendidikan nonformal

Pendidikan anti korupsi harus mengintegrasikan domain pengetahuan (kognitif), sikap serta perilaku (afeksi), dan keterampilan (psikomotorik). Nilai-nilai PAK harus ditanamkan, dihayati, diamalkan setiap insan Indonesia sejak usia dini sampai perguruan tinggi, bila perlu long life education, artinya nilai-nilai PAK menjadi nafas di setiap waktu, setiap tempat selama samasih hidup.

Metode PAK di Kampus :

PAK sangat penting dilakukan melalui jalur pendidikan. Model penyelenggaraan PAK dilakukan dengan 3 model yaitu pertama model terintegrasi dalam Mata Pelajaran yaitu dengan memasukkan nilai-nilai anti korupsi dalam pelajaran, kedua model di luar pembelajaran melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler, dan yang ketiga model Pembudayaan/Pembiasaan Nilai dalam seluruh aktivitas kehidupan mahasiswa. Metode memasukkan nilai-nilai Anti Korupsi dalam Pelajaran disebutkan dalam UU Sisdiknas no 20 tahun 2003 pasal 3 adalah mengembangkan potensi mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dengan demikian pendidikan berhasil jika tujuan dari pendidikan terlaksana. Untuk mencapainya diperlukan kerja sama dari berbagai pihak.Pendidikan Anti Korupsi mencakup aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Aspek kognitif akan memberikan bekal pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa tentang bahaya korupsi, sehingga ia akan memiliki komitmen yang tinggi terhadap upaya Pemberantasan korupsi. Aspek afeksi akan berkorelasi dengan pembentukan sikap, keasadaran, dan keyakinan bahwa anti korupsi harus dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Adapun aspek psikomotorik akan memberikan keterampilan dan perilaku kepada mahasiswa bagaimana mengenali korupsi. Keseluruhan aktivitas pendidikan ini

(6)

akan memberikan pengalaman kepada siswa akan pentingnya mengembangkan sikap, perilaku, dan kebiasaan yang beorientasi kepada kejujuran.

Tujuan yang ingindicapai PAK adalah :

a. Membuat mahasiswa mengenal lebih dini hal-hal yang berkenaan dengan korupsi sehingga tercipta generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-bentuk korupsi, dan mengerti sanksi yang akan diterima jika melakukan korupsi.

b. Menciptakan generasi muda bermoral baik serta membangun karakter teladan agar anak tidak melakukan korupsi sejak dini.

2. Melalui keteladanan

Ini yang berat bagi seorang yang mengajar baik di sekolah maupun di perguruan tinggi, baik itu guru maupun dosen yaitu dengan memberi contoh. Sifat anak adalah suka meniru, oleh karena itu sebagai dosen hendaknya harus selalu memberi contoh yang baik sesuai dengan norma dan aturan yang ada. Maksud memberi contoh disini bukan sekedar menjelaskan contoh perilaku anti korupsi, tetapi ia sendiri mengamalkan perilaku yang ia ajarkan,sehingga dapat dicontoh para mahasiswa. Seperti halnya sikap jujur, tidak berbohong dan memakan apa yang bukan haknya.Merujuk pada nasihat Bapak Pendidikan Indonesia KH Dewantara, sekolah dan guru yang tidak bisa memberikan contoh keteladanan (ing ngarso sung tulodho) maka akan menyebabkan siswa mendapatkan bahaya dan kecelakaan (nyaru beboyo lan ciloko) di kemudian harinya.

3. Melalui pembiasaan

Pembiasaan adalah merupakan salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk mendidik mahasiswa. Dengan cara ini diharapkan mahasiswa akan terbiasa melalukan hal yang baik-baik.Contoh untuk menanamkan jiwa anti korupsi ialah dengan jujur, seperti diadakannya kantin kejujuran dalam kampus, disitulah mahasiswa dilatih untuk bersikap jujur, karena ia yang mengambil jajan, ia yang membayar, ia yang menghitung dan ia juga yang memberikan kembalian uang sisa jajan. Dan bagi mahasiswa yang ketahuan tidak jujur, maka diberikan hukuman yang sesuai agar dapat menimbulkan efek jera terhadap mahasiswa sehingga mahasiswa tidak mengulangi kesalahannya.

4. Menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di kampus dari diri sendiri.

Hal ini terutama dimulai dari kesadaran masing-masing mahasiswa yaitu menanamkan kepada diri mereka sendiri bahwa mereka tidak boleh melakukan tindakan korupsi walaupun itu hanya tindakan sederhana, misalnya terlambat dating kekampus,

(7)

menitipkan absen kepada teman jika tidak masuk atau memberikan uang suap kepada para pihak pengurus beasiswa dan macam-macam tindakan lainnya.

Memang hal tersebut kelihatan sepele tetapi berdampak fatal pada pola piker dan dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan bahkan yang lebih parah adalah menjadi sebuah karakter. Selain kesadaran pada masing-masing mahasiswa maka mereka juga harus memperhatikan kebijakan internal kampus agar dikritisi sehingga tidak memberikan peluang kepada pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan melalui korupsi. Misalnya ketika penerimaan mahasiswa baru mengenai biaya yang diestimasikan dari pihak kampus kepada calon mahasiswa maka perlu bagi mahasiswa untuk mempertanyakan dan menuntut sebuah transparasi dan jaminan yang jelas dan hal lainnya. Jadi posisi mahasiswa di sini adalah sebagai pengontrol kebijakan internal universitas.

Dengan adanya kesadaran serta komitmen dari diri sendiri dan sebagai pihak pengontrol kebijakan internal kampus maka bias menekan jumlah pelaku korupsi. Upaya lain untuk menciptakan lingkungan bebas dari korupsi di lingkungan kampus adalah mahasiswa bisa membuat koperasi atau kantin jujur. Tindakan ini diharapkan agar lebih mengetahui secara jelas signifikansi resiko korupsi di lingkungan kampus. Mahasiswa juga bisa berinisiatif membentuk organisasi atau komunitas intra kampus yang berprinsip pada upaya memberantas tindakan korupsi. Organisasi atau komunitas tersebut diharapkan bisa menjadi wadah mengadakan diskusi atau seminar mengenai bahaya korupsi. Selain itu organisasi atau komunitas ini mampu menjadi alat pengontrol terhadap kebijakan internal kampus.

http://tugaskuliahghofur.blogspot.co.id/2014/11/makalah-peran-mahasiswa-dalam-upaya.html

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“ Upaya yang bisa dilakukan untuk menanamkan

(8)

Nama : Natan Bislissin

NIM :

Prodi :

STMIK SINAR NUSANTARA

SURAKARTA

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mahasiswa yang PPL di instansi, mahasiswa melakukan ujian dengan pamong belajar dan dosen pembimbing dengan cara melaporkan kegiatan yang telah dilaksanakan, atau dalam

Untuk meningkatkan produktifitas sapi bali, sangat penting dilakukan Seminar Nasional Fakultas Kedokteran Hewan yang mengambil tema Prospek Pengembangan Sapi Bali sebagai

Selain itu, daerah supraglotis memiliki sistem limfatik yang lebih banyak mengakibatkan tumor yang berada di daerah supraglotis cenderung bermetastasis.Penurunan berat badan

Hirarki ruang “Alam Atas” dan “Alam Bawah” dalam desain pertamanan peninggalan kerajaan-kerajaan di Bali, dapat dilihat pada struktur ruang Pura Taman Sari yang

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman infusa daun salam terhadap kualitas daging kambing pada peletakkan suhu ruang yang ditinjau

Indeks Massa tubuh (IMT) merupakan metode yang mudah dan sederhana untuk menilai status gizi pada seseorang, akan tetapi tidak dapat mengukur lemak tubuh secara

Panduan Tata Cara Pengelolaan Data Rutin | 19 BAB III LANGKAH KEGIATAN Kegiatan pencatatan pelayanan KB dilakukan pada faskes KB/jaringan/jejaring, yang menghasilkan

 Peran Pancasila dan UUD 1945 terhadap korupsi  Penyebab terjadinya korupsi di Indonesia..  Budaya korupsi di Indonesia  Dampak korupsi