Bahan Kuliah: Teori Pembangunan Kamis, 26 Agt. & 2 Sept. 2021
Pembangunan sebagai upaya yang dilakukan oleh manusia secara sadar dan terencana, merupakan fenomena yang menarik untuk diikuti, dipelajari, dipahami dan dikritisi dalam perjalanannya. Sebab, pembangunan sebagai suatu “konsep” ia sesungguhnya sarat akan “nilai” yang dikandungnya (value added).
Pertanyaan awal yang saya ajukan adalah: mengapa perlu pembangunan?
khususnya di negara yang dikenal dengan konotasi “berkembang”? Satu hal yang melatarbelakangi adalah adanya suatu fenomena, dimana perekonomian di negara berkembang cenderung relatif tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju.
Dengan ketertinggalannya tersebut, kemudian akan diatasi melalui pembangunan.
Oleh Todaro (1987), dipaparkan tentang ciri-ciri umum perekonomian negara berkembang, diantaranya:
1. standar hidup yang rendah;
2. produktivitas yang rendah;
3. tingkat pertumbuhan penduduk dan beban ketergantungan yang tinggi;
4. tingkat pengangguran yang tinggi dan meningkat terus serta kekurangan pekerjaan;
5. sangat tergantung pada produksi pertanian dan barang ekspor primer;
6. dominasi, ketergantungan dan kepekaan yang besar dalam hubungan internasional.
Kondisi perekonomian tersebut, yang menjadikan fenomena kemiskinan menjadi ciri yang menonjol di banyak negara berkembang yang sudah barang tentu bisa
dijelaskan secara teoritis tentang faktor determinan mengapa kemiskinan itu terjadi dalam konteks masing-masing negara dengan menggunakan pendekatan struktural maupun kultural.
Thesis menarik, dikemukakan oleh Ragnar Nurske (1973), yang mengemukakan, bahwa: “the country is poor, because it is poor”. Baginya kemiskinan yang terjadi karena negara yang bersangkutan terbelenggu dalam lingkaran setan (tidak berujung pangkal) dibuat diagramnya !!! (karena kuliah daring, saya gak bisa gambarkan diagram tersebut).
Kondisi itulah yang kemudian akan diatasi melalui kegiatan pembangunan yang didasarkan pada konsep dan pengertian yang dikemukakan oleh banyak pakar dengan berbagai perspektif. Dibawah ini akan saya paparkan beberapa konsep dan definisi tentang pembangunan, diantaranya adalah:
Pembangunan dirumuskan sebagai proses perubahan yang terencana dari suatu situasi nasional yang satu ke situasi nasional yang lain yang dinilai lebih tinggi (Katz: 1971 dalam Moeljarto, 1987). Makna tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan menyangkut “proses perbaikan” sebagaimana dikemukakan oleh Dudley Seers (The Meaning of Development: 1973). Sedangkan Todaro (1987), mengemukakan pembangunan harus diartikan atau dimaknai lebih dari sekedar pemenuhan materi di dalam kehidupan manusia. Pembangunan
seharusnya merupakan proses multidimensi yang meliputi perubahan organisasi dan orientasi dari seluruh sistem sosial dan ekonomi (p.614). Bagi Todaro (2000), pembangunan harus memenuhi 3 (tiga) komponen dasar yang dijadikan sebagai basis dan pedoman praktis, yaitu:
1. kecukupan (sustainance) memenuhi kebutuhan pokok;
2. meningkatkan rasa harga diri atau jati diri (self-esteem); serta 3. kebebasan (freedom) untuk memilih.
Sementara itu, Amartya Sen –peraih Nobel Ekonomi 1998--, mengemukakan, bahwa pembangunan seharusnya merupakan proses yang menfasilitasi manusia untuk mengembangkan sesuatu yang sesuai dengan pilihannya (development as a process of expanding the real freedom that people enjoy).
Oleh karenanya, UNDP mendefinisikan pembangunan, khususnya pembangunan manusia, sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk (a process of enlarging people’s choice), dan penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir (the ultimate end), bukan alat; cara atau instrumen pembangunan.
Sehingga secara filosofis, dapatlah dikemukakan bahwa proses pembangunan dapat diartikan “upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang paling humanistik” (lihat: Ernan, dkk. 2009).
Berbagai definisi tersebut, pada gilirannya akan dan telah menimbulkan berbagai dilema yang melekat pada konsep tentang pembangunan terkait dengan bagaimana
konsep/ teori tersebut diimplementasikan dalam mewujudkan tujuan yang hendak dicapai suatu negara bangsa (nation state).
Oleh karenanya untuk memahami berbagai teori/ konsep pembangunan tersebut perlu untuk dipahami tentang beberapa pendekatan dalam pembangunan
(ekonomi), diantaranya, yaitu:
1. Pendekatan sosial budaya dalam masalah pembangunan. Pendekatan ini menonjolkan tata sosial budaya di masyarakat negara berkembang sebagai dimensi yang lebih penting daripada perilaku ekonomi golongan masyarakat.
2. Pendekatan neo-marxis dan aliran “dependencia”. Pendekatan ini berpangkal pada teori nilai surplus berdasarkan pemerasan terhadap tenaga kerja dan dialektika sebagai faktor dinamika dalam gerak perkembangan keadaan.
3. Pendekatan strukturalisme. Pendekatan ini memandang, bahwa
pembangunan ekonomi adalah suatu proses peralihan (transisi) dari tingkat ekonomi tertentu yang bercorak sederhana menuju ke tingkat ekonomi yang lebih maju.
Pustaka Rujukan
A. Prasetyantoko, setyo Budiantoro & Sugeng Bahagijo. 2012. Pembangunan Inklusif. Prospek dan Tantangan Indonesia. LP3ES. Jakarta
Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, & R. Diah Panuju. 2009. Perencanaan Pengembangan Wilayah. Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia.
Jakarta
Michael P. Todaro. 1987. Economic Development in the Third World. New York &
London: Longman
Moeljarto T, 1987. Politik Pembangunan. PT Tiara Wacana. Yogyakarta Ragnar Nurske. 1973. Some International Aspect of the Problem of Economic
Development, The Economics of Under Development. London: Oxford University Press
Sumitro Djojohadikusumo. 1994. Perkembangan Pemikiran Ekonomi: dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Penerbit PT Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta