• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membangun Etika Komunikasi

N/A
N/A
Sutrisno stu

Academic year: 2024

Membagikan "Membangun Etika Komunikasi"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

TUJUAN SOSIALISASI ETIKA KOMUNIKASI

Netral

• Memahami prinsip-prinsip etika komunikasi agar menjamin netralitas aparatur

• pemerintah untuk mencegah kubu-kubu ideologi & menjaga harmoni masyarakat

Kritis

• Memberdayakan aparatur pemerintah untuk melek media-digital sehingga

• menumbuhkan intuisi kewaspadaan di internet & sikap kritis terhadap informasi

Akuntabel

• Membantu meningkatkan pelayanan publik agar transparan & akuntabel

• berkat kompetensi ASN dalam hal etika komunikasi

(3)

L A T A R B E L A K A N G

Lemahnya Verifikasi:

masyarakat sering mengabaikan verifikasi

kebenaran informasi

Kebohongan marak sulit membedakan antara berita, opini,

fakta & analisis.

Ujaran kebencian bersembunyi di balik

kedok kebebasan berpendapat.

Akibatnya

Polarisasi Ideologi:

konflik & ketegangan mudah dipicu

Media Arus Utama

Praktisi pegang kendali informasi, diatur

deontologi jurnalisme

Media Sosial

Kendali oleh netizen sehingga lemah dalam

verifikasi, independensi &

akuntabilitas

.

1 2

3 4

(4)

APA SAJA MATERI YANG KITA BAHAS?

Netralitas Aparatur Pemerintah

Etika Komunikasi Mencegah Manipulasi

Netralitas Aparatur Pemerintah melalui Analisis Wacana Kritis

Teknik-Teknik Provokatif

&

Dampak Negatif Psikologi

Netralitas Aparatur Pemerintah di Medsos,

membuat lebih Kritis & Kreatif

1 2 3

4 5

(5)

Netralitas

Aparatur Pemerintah

(6)

MENJAGA NETRALITAS APARATUR PEMERINTAH

Dalam bernegara, keadaban publik dijamin bila aparatur pemerintah netral (ideologis): tidak

berpihak ke politik tertentu, politik praktis, termasuk bijaksana komentar like, comment, love, agree, share

Tidak condong ke partai politik, kelompok agama/suku tertentu, tapi mengatasi

kepentingan kelompok demi menjamin

pemenuhan hak-hak dasariah setiap warga- negara & masyarakat yang lebih luas.

Penggunaan media digital: untuk pengembangan pelayanan publik agar lebih berkualitas, relevan

& responsif akan kebutuhan masyarakat.

1

2

3

(7)

UU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG ASN

KEDUDUKAN ASN :

Unsur aparatur negara yang melaksanakan kebijakan yang

ditetapkan oleh pimpinan Instansi pemerintah, harus bebas dari pengaruh & intervensi semua golongan dan partai politik

TUGAS ASN :

1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

2. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas 3. mempererat persatuan dan kesatuan NKRI

FUNGSI ASN:

1. Pelaksana Kebijakan Publik 2. Pelayanan Publik

3. Perekat Pemersatu Bangsa

(8)

SEGITIGA KOMPETENSI PROFESIONAL DALAM PELAYANAN PUBLIK

Kompetensi Teknis

Kompetensi Leadership Kompetensi

Etika

-Pengetahuan terspesialisasi -Pengetahuan tentang hukum -Manajemen Program & Strategis -Manajemen Sumberdaya

 Manajemen Nilai

 Penalaran Moral

 Integritas pribadi

Etika Komunikasi

 Budaya Etika dalam Organisasi

Penilaian & Penetapan tujuan

 Ketrampilan manajemen hard/soft

 Gaya Manajemen

 Ketrampilan politik & negosiasi

 Evaluasi

J.S.Bowman 2010: 23

(9)

PENGIRIM Analisis Kontrol

ENCODING

ACUAN Analisis Konten

PENERIMA Analisis Audiens

KOMPO NEN KOMUNIKASI

MODEL

TRADISIONAL MODEL

DIGITAL

Kendali informasi oleh

praktisi benchmark verifikasi, independensi, akuntabilitas

Kendali ada pada pengguna maka etika komunikasi lemah sehingga

sulit menjamin nilaiverifikasi, independensi & akuntabilitas Penggunaan simbol, tanda,

visual atau audio terbatas:

sumber, skenario, materi

Media sosial mengembangkan banyak simbol, tanda, visual, audio, meme, emoticon, skenario

Produksi informasi dalam bentuk fisik: cetak & siaran berita dan iklan terpisah

Produksi informasi virtual dinamis berkembang Iklan tampil bersama atau sebelum berita

Mendapat informasi tanpa disengaja oleh paparan kumpulan kisah tak saling berhubungan

Informasi tambahan diperoleh

melalui hyperlink dalam suatu kisah khusus

1

2

3

4

(10)

KOMPO NEN KOMUNIKASI

MODEL

TRADISIONAL MODEL DIGITAL

Selalu ada upaya framing produktor berita. Penafsiran tergantung tingkat pendidikan, lingkungan, ideologi audience

Maraknya hoax menunjukkan audience langsung mengutamakan keyakinan/

ideologinya dalam seleksi dan memaknai informasi (dampak Echo Chamber)

Transmisi monologis: satu sumber ke banyak penerima koran, majalah, radio, siaran TV

Transmisi dialogis: banyak sumber &

penerima. Kualitas jangkauan lebih luas, interaktif, waktu riil & umpan- balik instan.

Audience pasif akses ke sumber dan produksi informasi

mengandaikan memiliki daya tawar: kapital ekonomi, budaya, sosial atau simbolik.

Meningkatkan rasa terkoneksi komunitas riil/daring : Komunikasi efektif, orang mudah cari informasi, produktor berita bisa menargetkan audiens, warga mengatur diri untuk waspada akan informasi.

Ada jarak waktu antara

peristiwa dan pemberitaan Waktu riil: logika waktu pendek

membantu berita dalam hitungan detik DECODING

SALURAN KONTAK Analisis Media

DAMPAK Analisis Dampak

WAKTU

5

6

7

8

(11)

INTI PEMBANDINGAN KEDUA JENIS MEDIA ITU:

Media digital berkembang cepat, namun…

1. Setiap orang tetap bertanggungjawab atas pembuatan konten, membagikan dan menggunakan media sosial 2. Setiap orang wajib menghormati martabat manusia

3. Setiap orang ikut bertanggungjawab atas nasib atau penderitaan orang lain

4. ASN menyumbang dalam mewujudkan keadaban publik bila penggunaan medsos mengacu ke prinsip-prinsip

ETIKA KOMUNIKASI

(12)

Ucapkan ”Selamat Tinggal” kepada:

(13)

Etika Komunikasi Mencegah

Manipulasi

(14)

URGENSI ETIKA: “VIRAL TANPA MORAL”

Perlu

keseimbangan antara

kebebasan berekspresi &

tanggung- jawab

→ terutama untuk menjaga netralitas

aparatur pemerintah

Mengingatkan tanggung-jawab pembuat konten medsos di dua dunia:

fisik & maya

mencegah dampak negatif terhadap

psikologi pengguna

Pencitraan merebak demi insentif

instan: like, love, comment, share.

Kebohongan menjadi biasa tanpa ada rasa bersalah

Era Pasca- Kebenaran sarat dengan hoax, emosi sosial &

disinformasi yang mudah menyulut konflik.

Rentan menyalah- gunakan &

meretas data pribadi,

kelompok, organisasi, negara:

phising, carding, ransomware, SIM Swap

Situs

‘darknet’:

pornografi, jual-beli narkoba, prostitusi, pedofilia, perdagangan manusia

1 2 3 4 5 6

(15)

PERTANYAAN ETIKA, BUKAN HANYA ETIKET

Apa yang seharusnya saya lakukan ketika membuat konten, membagikan, dan bagaimana bereaksi atau menggunakan media sosial?

Apa batas-batas tanggungjawab saya dalam menggunakan media sosial?

Siapa diuntungkan/dirugikan dalam kegiatan/tindakan saya di media sosial?

Nilai-nilai apa yang saya perjuangkan dalam aktivitas saya di medsos?

(16)

TUJUAN ETIKA KOMUNIKASI

• Menciptakan masyarakat yang melek informasi secara politik

& tercerahkan : masyarakat bisa menggunakan informasi

kredibel untuk mengambil keputusan

Membantu netizen mendapat pertimbangan

& informasi yang diperlukan agar bisa ambil bagian dalam menciptakan komunitas yang peduli

kesejahteraan bersama

• Mendorong penciptaan komunikasi terbuka agar berkembang transparansi &

akuntabilitas untuk mencegah konflik

kepentingan &

korupsi

• Mudah

membangun pemahaman bersama sehingga

meningkatkan integrasi

sosial,

solidaritas

dan pembentukan

identitas diri.

(17)

PRINSIP-PRINSIP ETIKA KOMUNIKASI

1. Kewajiban menghormati martabat manusia

2. Memperlakukan semua orang setara

3. Memfasilitasi partisipasi setiap orang untuk ambil keputusan &

menciptakan nilai komunitasnya 4. Kita ikut bertanggungjawab atas

nasib/penderitaan orang lain

• Jangan ada perundungan, ujaran kebencian,

manipulasi, penyesatan, konten yang merendahkan martabat manusia

• Setiap orang memperoleh status sosial berkat bantuan masyarakat. Ketaksamaan sosial-ekonomi menguntungkan semua pihak, terutama yang paling tidak beruntung

• membantu terpenuhinya

• kebutuhan, kebahagiaan dan masa depan sesama.

• Jangan sampai media sosial disalahgunakan untuk membuat orang lain menderita

(18)

I M

P L E M

E N T A S I

Menghormati martabat manusia:

hak berekspresi di media, hak jawab, privacy data, praduga tak bersalah, reputasi & rahasia komunikasi

Perlindungan atas sumber berita, informasi dipercaya, tepat, dan jujur.

Metode mendapat informasi: jujur, pantas, bukan mencuri, bohong, menyalahgunakan kepercayaan, mengorbankan sumber berita.

Menjamin akses ke informasi ke semua lapisan masyarakat, terutama yang paling tersingkir, daerah yang infrastruktur digitalnya tidak memadai

Menghormati hak akan informasi,

sarana yang perlu untuk mendapatkannya dan dijamin representasi riil di media.

Aparatur pemerintah wajib menjaga harmoni masyarakat: suasana damai,

menghindari diskriminasi, jangan

menghalangi komunitas tertentu dalam memenuhi hak-hak mereka.

1

2

3

4

5

(19)

Netralitas

AparaturPemerintah dengan melatih

Analisis Wacana Kritis

(20)

Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tapi instrumen kekuasaan.

Di balik bahasa ada ideologi/kepentingan

FENONOMEN YANG SAMA BISA

DIDESKRIPSIKAN DENGAN BERAGAM CARA :

Variasi laporan/ cerita/ fiksi/

representasi/ virtual

DINAMIKA MASYARAKAT TIDAK

TRANSPARAN RETORIKA, ADA

MANIPULASI, PENYESATAN,

TERUTAMA HOAX

2 3

5 4

1

BAHASA DIGUNAKAN UNTUK BERAGAM FUNGSI DAN KONESEKUENSI

Mengapa perlu Analisis Wacana Kritis?

(21)

“Orang yang sudah divaksin menunjukkan gelombang bluetooth.

Bagi yang sudah di vaksin coba di tes. Caranya, jauhkan seluler/jaringan sekitar yang ada jaringan bluetooth kemudian

nyalakan browsing bluetooth.

Jika muncul angka^kode itu adalah kode vaksin Anda.

Selamat bagi Yang sudah di vaksin, Anda jadi mayat hidup yang terkoneksi dengan signal 5G yang dikendalikan oleh Zionis serta

pemerintah RRC.”

INFORMASI YANG DICURIGAI HOAX

(22)

1 2

4 3

IDENTIFIKASI

“KETIDAKBERESAN”

SOSIAL

Mengidentifikasi Ketidakadilan, diskriminasi, adu domba, abuse of power, prasangka negatif, menyebar kebencian,

memancing konflik

IDENTIFIKASI HAMBATAN

Mengidentifikasi hambatan- hambatan untuk menangani

‘ketidakberesan sosial’.

APAKAH TATANAN INI DIBUTUHKAN?

Apakah tatanan sosial-politik itu

‘membutuhkan’ ketidakberesan sosial tersebut? (siapa diuntungkan)

TEMUKAN CARA ATASI HAMBATAN

Menemukan cara-cara yang mungkin untuk mengatasi hambatan-hambatan

Empat Langkah Analisis Wacana Kritis

(23)

IDENTIFIKASI

KETIDAKBERESAN SOSIAL

1.

(24)

KOMPO NEN KOMUNIKASI

PEMBERI PESAN

1

ACUAN

2

PENERIMA

3

SALURAN-KONTAK

4 5

EFEK

KEPENTINGAN

6

SIAPA?

MENGATAKAN APA?

KEPADA SIAPA?

MELALUI APA?

DAMPAKNYA APA?

APA TUJUANNYA?

Control Analysis Content Analysis Audience Analysis

Media Analysis

Effect Analysis Ideology Analysis

Tidak ada

Ada chip kendali dalam vaksin Warganegara

Indonesia Tidak Kredibel

Tidak Kredibel

Tebar kebencian, anti-vaksinasi

5/6 Tidak Memenuhi = Patut Dicurigai

(25)

IDENTIFIKASI HAMBATAN

KETIDAKBERESAN SOSIAL

2.

(26)

Menolak untuk verifikasi fakta dan tidak peduli perbedaan fakta-opini 1

2

3

4

5

Rasa penasaran membuat haus berita sehingga mudah menelan hoax, yang dipicu oleh FOMO (Fear of Missing Out)

Hanya mau menerima berita yang sesuai dengan ideologinya (Ilusi Muller-Lyer)

Echo Chamber: gagasan anggota kelompok menggema di telinga sesama (ideologi) anggota komunitas sehingga memperteguh sistem keyakinan ->

membuat tidak terbuka lagi terhadap gagasan pihak lain

Bahasa tidak mengacu ke kebenaran: berbohong tidak menimbulkan rasa salah

6 Jurnalisme warga mengakibatkan lemahnya verifikasi, independensi &

akuntabilitas serta tidak peduli lagi terhadap deontologi jurnalisme

( praktisi/ wartawan)

(27)

Apakah

ketidakberesan- sosial didukung tatanan yang ada?

3.

(28)

1 2 3

4

Bagi pihak yang anti-pemerintah informasi semacam itu menguntungkan

Kelompok-kelompok yang tidak suka dengan etnis

tertentu mendapatkan semacam alasan untuk semakin mengobarkan kebencian

Kelompok-kelompok yang menganggap Covid-19 sebagai ‘konspirasi’ semakin mendapat alasan untuk membenarkan pendapat mereka

Kelompok-kelompok anti-vaksin memperoleh bahan

untuk mengobarkan keresahan/ketakutan agar terus

menolak vaksinasi.

(29)

IDENTIFIKASI CARA

PENYELESAIAN MASALAH

4.

(30)

1

2 3

4

PERIKSA INFORMASI DENGAN ANALISIS ENAM KOMPONEN KOMUNIKASINYA

VERIFIKASI FAKTA : www.fullfact.org

PECAHKAN FILTER BUBBLE KITA UNTUK BERANI MELIHAT PERSPEKTIF LAIN!

CEK KEMBALI. APAKAH MEDIA ARUS

UTAMA MEMBERITAKANNYA ?

(31)

TEKNIK

PROVOKATIF

MEDIA SOSIAL

(32)

TEKNIK AGRESIF YANG MERUGIKAN

teknik digital untuk memodifikasi hasil fotografi yang digunakan sebagai sarana pembunuhan karakter lawan

melepaskan suatu pernyataan dari konteksnya yang dimaksudkan untuk menciptakan kambing hitam atau memancing emosi publik.

IMAGE MANIPULATION

DEKONTEKSTUALISASI

berupa unggahan pesan jahil atau membakar dengan sengaja di blog, kelompok, forum untuk provokasi

respon kemarahan.

TROLLING

(33)

TEKNIK MANIPULATIF

MENARIK PERHATIAN PUBLIK

Gaya bahasa yang dipakai untuk menarik perhatian

audience.

Berita yang sensasional, padahal menjebak karena isinya tidak

sesuai dan hanya untuk memancing perhatian audience.

KOMUNIKASI PHATIQUE MEMASANG HEADLINE

(34)

ARGUMENTASI YANG

MENYESATKAN

(35)

1 2

4 3

ARGUMEN EKSTRAPOLASI

Argumen yang mendasarkan pada data yang minim,

tetapi kesimpulannya sensasional.

ARGUMEN AD- INFINITUM

Argumen yang diungkap dengan mengulang-ulang pernyataan seakan menjadi benar.

WEAPONIZED INFORMATION

informasi dipersenjatai untuk memengaruhi persepsi penerima agar skeptis atau berubah

keyakinan/sikapnya

SKEMATISASI

Menyederhanakan

argumen agar bisa jadi

karikatur provokatif

(36)

KERENTANAN PSIKOLOGI

SEBAGAI

DAMPAK

(37)

Merasa lebih bebas melakukan apa saja di internet tanpa hambatan.

Seolah Internet adalah ruang tanpa otoritas, status sosial,

norma, dan moral.

ODE

(ONLINE

DISINHIBITION EFFECT)

FOMO

(FEAR OF

MISSING OUT)

MOTIVASI

UNGGAHAN KONTEN

Merasakan takut berlebihan akan

ketinggalan bila tidak mengikuti perkem-

bangan informasi melalui gadgetnya

Mendapatkan love, share, like, yang banyak sehingga viral. Kualitas & etis

dikesampingkan.

ALARMING INTUITION

Lemahnya intuisi kewaspadaan di internet sehingga rentan sekali untuk

mudah dalam

meyakini sesuatu.

(38)

RISIKO

PEMIKIRAN

SEMPIT

(39)

ILUSI MULLER-LYER

Ilusi Muller-Lyer: dua proses kognitif dalam menilai/memecahkan masalah:

1. “melihat bahwa…” →berpikir intuitif (otomatis): intuisi bisa dorong berpikir “mengapa”, tapi tidak tergantung pada penalaran.

2. “berpikir mengapa…” →tidak otomatis, orang harus sadar betul

(40)

KRITIS

TERHADAP

ECHO-CHAMBER

(41)

ECHO CHAMBER GASLIGHTING

Gagasan anggota kelompok yang menggema berulang di

telinga sesama anggota komunitas dianggap benar

& memperteguh sistem keyakinan hal ini membuat

kita tidak lagi terbuka

terhadap gagasan pihak lain.

Rekayasa psikologis dalam hubungan antar-pribadi.

Perekayasa melemahkan rasa percaya diri korban yang

membuat korban

mempertanyakan ingatan, sudut pandang & kewarasannya :

korban menjadi mudah

dipengaruhi & diindoktrinasi.

(42)

NETRALITAS ASN :

“KRITIS PENUH

INISIATIF”

(43)

NETRALITAS MEMBUAT LEBIH KRITIS

Aparatur pemerintah harus menelusuri sumber berita:

bisa dipercaya, alamat situs, detil visual, cek redaksi (bisa dikomplain), bila cari sensasi atau sebar kebencian, perlu dipertanyakan

Periksalah organisasi berita: mencek profesionalitas sumber berita.

Cara verifikasi fakta: media mainstream memberitakan/tidak.

Gunakan Hoax Buster Tools!

(44)

NETRALITAS: KRITIS & PENUH INISIATIF

masuk dialog dengan kelompok-kelompok tertutup.

Tembuslah kelompok yang diisolasi sudut pandang sendiri.

BuzzFeed News mempresentasikan pendapat berbagai Facebooks sikap terbuka terhadap pihak lain: harus tahu apa pikiran pihak seberang sebagai jembatan agar tidak mudah mengadili

bersikap skeptis terhadap narasi yang kita percaya seperti narasi orang lain yang tidak kita percaya.

Obyektivitas/rasionalitas jangan kalah dari emosi

(45)

NKRI Butuh

Aparatur Pemerintah sebagai

Juru Damai yang Kritis & Kreatif

Netralitas

A S N

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah: ”Bagaimana Penerapan Etika Komunikasi Kantor pada DINAS INFORMASI KOMUNIKASI DAN PENGOLAHAN DATA ELEKTRONIK PEMKO

- hambatan dan peluang nilai- nilai etika kebudayaan, IPTEK, dan seni bagi kehidupan masyarakat - nilai-nilai etika politik dalam. lingkungannya (keluarga, gereja,

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan mengkaji tentang model komunikasi organisasi yang terjadi dalam perusahaan PT Telkomsel Branch Malang,

Ranah sosiologi komunikasi juga tidak mengambil ranah komunikasi secara keseluruhan.. Sebutkan Komponen Masyarakat - Informasi

tradisi etika komunikasi karena kemampuan berbicara etika, menarik perhatian akan pelanggaran dan protes terhadap kejadian tersebut adalah

Klasifikasi Etika Etika Bisnis Etika Etika Umum Etika Khusus Etika Individual Etika Sosial Etika Lingkungan Hidup Etika terhadap sesama Etika Keluarga Etika Politik Etika

ANALISIS ETIKA DAN KOMUNIKASI BISNIS. PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP

Etika Komunikasi Dalam Islam. Disusun