MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN
(Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Ali-Izzah Benda Sirampog Brebes.)
Skiripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : Isnawati NIM. 13311281
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA
1439 H/ 2018 M
IMPLEMENTASI METODE TAKRIR DALAM MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN
(Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes.)
Skiripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Isnawati NIM. 13311281
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA
1439 H/ 2018 M
MENINGKATKAN HAFALAN AL-QUR’AN
(Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes.)
Skiripsi ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Isnawati NIM. 13311281
Pembimbing:
Dr. Hj. Umi Khusnul Khaotimah, M.Ag
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QURAN (IIQ) JAKARTA
1439 H/ 2018 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Implementasi Metode Takrir Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur’an (Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes.)” yang disusun oleh Isnawati dengan nomor Induk Mahasiswa 13311281 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan disetujui untuk diajukan sidang munaqasyah.
Jakarta, Agustus 2018 Pembimbing
Dr. Hj. Umi Khusnul Khaotimah, M.Ag
ii
iii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Isnawati
NIM : 13311281
Tempat/Tanggal Lahir : Tegal, 20 Januari 1993
Menyatakan bahwa skripsi dengan judul” Implementasi Metode Takrir dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur‟an (Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Aly- Izzah Benda Sirampog Brebes)” adalah benar-benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, Agustus 2018
Isnawati
iv
Kurangnya kemampuan bukan menjadi penghalang
untuk sebuah keberhasilan kesungguhan dan
semangatlah yang menjadi modal kesuksesan
v
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim
Sebagai ungkapan rasa syukur, Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmatNya kepada penulis, khususnya berupa kekuataan, kesabaran dan kesempatan untuk menyelasaikan skripsi ini. Salawat dan salam penulis tujukan kepada baginda Rosullullah Muhammad saw, yang telah meninggalkan Al-Qur‟an dan sunnah sebagai pedoman dalam menjalani hidup dan kehidupan dunia ini.
Demikian pula keluarga dan para sahabat setianya yang telah banyak berjasa dalam menjelaskan kedua pedoman hidup tersebut.
Penulis menyadari, bahwa dalam proses penyelasaian skripsi ini telah melibatkan banyak pihak, sekaligus mendapatkan sumbangan dari mereka, baik bersifat materi, fikiran, fasilitas, motivasi dan lain sebagainya yang rasanya sulit diungkapkan satu persatu. Tanpa mengurangi arti penghargaan dan rasa terima kasih kepada pihak, berikut ini secara khusus penulis menyampaikan rasa terima kasih yang seluas-luasnya kepada terhormat:
1. Prof. Dr. Huzaemah Tahido Yanggo, MA., selaku rektor Institut Ilmu Al- Qur‟an (IIQ) Jakarta.
2. Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Imu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada program Sarjan (S1) IIQ Jakarta dengan berbagai fasilitasnya.
3. Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M.Ag., selaku pembimbing yang telah banyak memberikan kritikan dan arahan berharga kepada penulis.
4. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Program Sarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta khususnya yang telah memberikan berbagai ilmu
vi
5. Seluruh bagian staf bagian Tata Usaha Fakultas Tarbiyah Institut Imu Al- Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah memberikan banyak informasi terkait perkuliahan dan pengurusan penyelesaian skripsi serta kemudahan pengurusan administrasi kepada penulis.
6. Pimpinanan dan staf perpustakaan Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang telah mempermudah penulis dalam mengakses berbagai informasi dalam penyelasaian skripsi penulis.
7. Ibu Nyai. Hj. Minkhatul-Izzah, selaku pengasuh PPTQ Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes yang sudah mengizinkan kepada penulis untuk mengadakan penelitiaan.
8. Ustadzah Qamariyah yang sudah bersedia menyempatkan waktu untuk diwawancarai demi memenuhi kelengkapan data peneliti dalam penulisan skripsi.
9. Kepada Ulfah Ahsanti yang sudah memberikan motivasi dan partisipasi baik tenaga maupun fikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.dalam penulisan skripsi.
10. Kepada seluruh Santri PPTQ Aly-Izzah yang telah membantu penulis dalam proses penelitian skripsi.
11. Orang tua penulis, ayahanda Bapak Fatkhi dan Ibunda Nur Rokhmah yang selalu mendukung, memotivasi, memberikan perhatian yang sangat besar baik moril dan materil dan yang paling penting adalah do‟a yang selalu dipanjatkan beliau dalam setiap waktunya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini merupakan hasil kerja keras dan upaya yang maksimal, namun penulis adalah manusia biasa yang tentu masih banyak ditemukan kelemahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, sekaligus membuka luas kepada para pembaca untuk bisa memberikan saran,
vii
kritik dan koreksi atas kelemahan dan kekurangan tersebut, terutama mereka yang menekuni bidang pendidikan Al-Qur‟an. Dari semua ikhtiar yang penulis lakukan selama ini, kemudian penulis kepada Allah swt sajalah penulis berserah diri dan memberikan penilaian yang terbaik dimataNya.
Semoga usaha penulis dan peran serta semua pihak yang terkait, yang penulis tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya di skripsi ini, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal jariyah yang Allah swt meridhoinya dan mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari-Nya.
Jakarta, Agustus 2018 Penulis
Isnawati
viii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
PENGESAHAN PENGUJI ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
MOTTO ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
TRANSILITERASI ... xiv
ABSTRAK ... xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Perumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
G. Tinjauan Pustaka ... 9
H. Sistematika Penulisan ... 12
BAB II KAJIAN TEORI A. Metode Takrir dalam Menghafal Al – Qur'an ... 15
1. Pengertian Metode dalam Menghafal Al-Qur‟an ... 15
2. Pengertian Takrir dalam Menghafal Al – Qur'an ... 17
3. Macam-macam Metode dalam Mengahafal Al-Qur‟an 19 4. Pengertian Metode Takrir ... 22 B. Tahapan Penerapan Dan Manfaat Serta Tujuan Takrir
ix
dalam Menghafal Al-Qur'an ... 24
1. Tahapan Penerapan Metode Takrir Dalam menghafal Al-Qur'an ... 24
2. Manfaat dan Tujuan Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur'an ... 28
3. Faktor Penghambat dan Pendukung Metode Takrir dalam Menghafal Al-Qur'an ... 29
C. Menghafal Al-Qur‟an ... 30
1. Pengertian Menghafal Al-Qur‟an ... 30
2. Keutamaan Menghafal al-Qur‟an ... 37
3. Manfaat Menghafal Al-Qur‟an ... 39
4. Kunci Sebelum Menghafal Al-Qur‟an dan Teknik Menghafal Al-Qur‟an ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitiaan ... 49
B. Jenis Penelitiaan ... 49
C. Populasi danb Sampel ... 50
D. Teknik Pengumpulan Data ... 51
E. Variabel Penelitian ... 52
F. Analisis Data ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 57
1. Letak dan Keadaan Geografis ... 57
2. Sejarah singkat berdirinya PPTQ Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes ... 58
3. Visi , Misi dan Tujuan PPTQ Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes ... 59 4. Struktur Organisasi PPTQ Aly-Izzah Benda
x
Benda Sirampog Brebes ... 62
6. Sarana dan Prasarana PPTQ Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes ... 64
7. Invetaris tetap ... 65
B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 66
1. Deskripsi Data ... 66
2. Analisis Data ... 81
3. Interpretasi Data ... 83
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Interpretasi Korelasi ... 54
Tabel 2 Sarana Prasarana PPTQ Aly-Izzah ... 64
Tabel 3 Mengetahui manfaat metode takrir ... 67
Tabel 4 Pernah menerapkan takrir dalam menghafal ... 68
Tabel 5 Pernah Merasakan Nikmatnya Takrir Dalam Menghafal ... 68
Tabel 6 Melakukan Takrir yang disetorkan setiap hari ... 69
Tabel 7 Mengikuti Sima‟an Bil-Ghaib guna menakrir hafalan ... 69
Tabel 8 Merasa takrir itu penting dalam menghafal ... 70
Tabel 9 Merasa takrir dilakukan setiap hari dalam menghafal Al-Qur‟an ... 70
Tabel 10 Merasa senang dalam menakrir hafalan ... 71
Tabel 11 Merasa takrir bisa dilakukan sendiri ... 71
Tabel 12 Merasa takrir harus ada teman ... 72
Tabel 13 Nilai (skor) Penerapan metode takrir dalam menghafal Al-Qur‟an ... 72
Tabel 14 Mengetahui fadhilah menghafal Al-Qur‟an ... 74
Tabel 15 Merasa Al-Qur‟an itu mudah dihafal dan di ulang-ulang ... 74
Tabel 16 Merasakan kenikmatan dalam menghafal Al-Qur‟an ... 75
Tabel 17 Merasa senang menghafal Al-Qur‟an setiap hari ... 75
Tabel 18 Menghafal Al-Qur‟an karena ada sima‟an bil-ghaib ... 76
Tabel 19 Menghafal Al-Qur‟an karena ada sima‟an bil-ghaib ... 76
Tabel 20 Tentang Al-Qur‟an dapat menyejukkan hati ... 77
Tabel 21 Tiada hari tanpa hafalan Al-Qur‟an ... 77
Tabel 22 Tentang menghafal Al-Qur‟an dengan baik dan lancar setiap setoran hafalan ... 78
Tabel 23 Nilai (skor) ... 78
xii
Santri PPTQ Aly-Izzah benda sirampog brebes ... 80 Tabel 25 Nilai Angket Metode Takrir (variabel X) dalam
meningkatkan hafalan Al-Qur‟an (variabel Y) Studi Kasus Santri PPTQ Aly-Izzah benda sirampog brebes ... 81
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Lembar Angket Lampiran 2: Lembar Wawancara Lampiran 3: Surat Pengajuan Skripsi
Lampiran 4: Surat Permohonan Pembimbing Lampiran 5: Surat Permohonan Penelitiaan Lampiran 6: Dokumentasi
Lampiran 7: Riwayat Hidup
xiv
Transliterasi adalah penyalinan dengan panggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di InstitutIlmu Al- Qur`an, transiliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:
2. Konsonan
أ A ط Th
ب B ظ Zh
ت T ع „
ث Ts غ Gh
ج J ف F
ح H ق Q
خ Kh ك K
د D ل L
ذ Dz م M
ر R ن N
ز Z و W
س S ه H
ش Sy ء ‟
ص Sh ي Y
ض Dh
xv 3. Vokal
Vokal tunggal Vokal panjang
Vokal rangkap Fathah : a
أ
: âْى...´
: ai Kasrah : iى
: îْو....´
: au Dhammah : uو
: û4. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam )لا(qamariyah Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )لا(qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
ةزقبنا
: al-Baqarahتنيدمنا
: al-Madînahb. Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )لا(syamsyiah Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )لا(syamsyiah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
مجزنا
: ar-Rajulةديسنا
: as-Sayyidahسمشنا
: asy-Syamsيمرادنا
: ad-Dârimîc. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara Arab digunakan lambang ( ّ), sedangkan untuk alihaksara ini dilambangkan dengan huruf, yaitu dengan cara menggandakan huruf yang bertanda tasydîd. Aturan ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada di tengah kata, di akhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah.
xvi
ِللهبِب بَنَمَا
: Âmannâ billâhiُءبَهَفُسنا َنَمَا
: Âmana as-sufahâ’uَنْيِذَنا َنِّا
: Inna al-ladzînaِعَكُّزناَو
: waar-rukka‘id. Ta Marbûthah (ة)
Ta Marbûthah (ة) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na’at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
ِةَدِئْفَلأا
: al-Af’idahُتَيِملآْسِلإا ُتَعِمَبجنا
: al-Jâmi‘ah al-IslâmiyyahSedangkan ta marbûthah (ة) yang diikuti atau disambungkan (di- washal) dengan kata benda (ism), maka dialihaksarakan menjadi huruf “t”. Contoh:
ُتَبِصبَن ٌتَهِمبَع
: ‘Âmilatun Nâshibahىَزْبُكْنا ُتَيلآا
: al-Âyat al-Kubrâe. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan ejaan yang disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang, maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata
xvii
sandangnya. Contoh: „Alî Hasan al-„Âridh, al-‟Asqallânî, al-Farmawî dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Alqur‟an dan nama- nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur‟an, Al- Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya.
xviii
Isnawati (NIM: 13311281).Skripsi ini dengan judul “Implementasi Metode Takrir dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur‟an (Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes) ”, diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd), Fakultas Tarbiyah, Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
Adapun peneliti menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang meneliti dan mempelajari suatu objek, kondisi, peristiwa dan fenomena di lapangan pada masa sekarang dan data hasil penelitian di analisis serta disajikan secara kuantitatif, yaitu analisis yang dilakukan terhadap data yang berwujud angka dengan cara mengklasifikasikan dan melakukan perhitungan dengan menggunakanan analisis statistik uji korelasi Product moment. Selain pendekatan kuantitatif, peneliti juga melakukan pendekatan metode deskriptif analisis dari angket yang disebarkan kepada santri-santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur‟an Aly-Izzah Benda Sirampog Bbes.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai korelasi sebesar (1,032) dengan “r” table masing-masing sebesar (0,374) taraf signifikan 5%
dan (0,478) taraf 1% dari perolehan df sebesar 26. Maka dengan demikian
“r” hitung lebih besar dari ro baik pada taraf 5% atau 1%, maka berdasarkan data yang ada, maka Hipotesis Alternatif (Ha) yang menyatakan ada hubungan yang signifikan Penerapan Metode Takrir dalam Meningkatkan hafalan Al-Qur‟an (Study Kasus Santri PPTQ Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes) sedangkan Hipotesis Nihil (Ho) ditolak.
Dengan demikian terdapat ada korelasi yang signifikan Penerapan Metode Takrir dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur‟an (Study Kasus Santri PPTQ Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes). dan berdasarkan interpretasi sederhana dengan memperhatikan besarnya rxy (1,032) Korelasi Penerapan Metode Takrir dalam Menghafal al-Qur‟an Sangat Kuat atau Sangat Tinggi
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hakikat manusia diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi ini adalah sebagai Khalifah. Keberadaannya di dunia ini disertai dengan aturan-aturan, dan Islam sebagai agama terakhir umat manusia telah mengajarkan hal tersebut. Kehadiran agam Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya1.
Aturan-aturan tersebut dalam Islam terkandung di dalam sebuah kitab suci, yaitu Al-Qur’an, dan juga dalam sunnah Rasul.
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi sumber pokok ajaran Islam. Namun sesungguhnya hanya orang-orang yang mau membaca, mempelajari, dan menghayati serta mengambil pelajaran dari ayat-ayat Al-Qur’an saja yang akan menjadikannya sebagai petunjuk dan pedoman hidup. ini sesuai dengan janji Allah SWT dalam (QS. Al-Isra’[17]:9) yang berbunyi:
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurusdan memberi khabar gembira kepada
1Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm.1.
orang-orang mu’min yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”(QS.Al-Israa’[17]:9).
Pintu pertama dari semua kebaikan adalah Al-Qur’an Al- Karim. Al-Qur’an lah yang bisa membimbing kita kepada Allah, menaati-Nya dan mengabdikan diri dengan baik. Al-Qur’an adalah firman Allah yang tidak terdapat kebatilan di dalamnya, dan Al- Qur’an adalah mu’jizat terbesar dan kekal bagi Rasulullah SAW.
Allah SWT telah memerintahkan akan menjaganya dari perubahan dan penggantian2. Allah SWT berfirman dalam (QS.Al-Hijr [15]:
9) yang berbunyi :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS.Al-Hijr [15] : 9)
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT di tengah-tengah Bangsa Arab yang pada waktu itu kebanyakan masyarakatnya masih buta huruf. Meskipun begitu, mereka mempunyai satu keistimewaan yaitu ingatan yang sangat kuat. Melihat kenyataan seperti itu maka disarankan suatu cara yang selaras dengan keadaan itu dalam menyiarkan dan memelihara Al-Qur’an.
Secara operasional menjadi tugas dan kewajiban umat Islam untuk selalu menjaga dan memeliharannya, salah satunya ialah dengan menghafalkannya. Namun keadaan di zaman modern sekarang ini masih sedikit orang Islam yang mau menghafalkan Al-Qur’an. Untuk menarik minat mereka ialah perlu adanya
2Abdurrab Nawabudin, Teknik Menghafal Al-Quran, (Bandung: Sinar Baru, 1991), Cet.1, hlm. 1-2.
3 metode pembelajaran yang memudahkan dan sistematis.
Pembelajaran tahfidzul Qur’an ini bisa di pandang sebagai salah satu upaya penguatan pendidikan Al-Qur’an.
Untuk mencapai suatu tujuan, dibutuhkan suatu strategi dan cara yang pantas dan cocok, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Demikian pula dengan pelaksanaan menghafal Al- Qur’an di pondok pesantren Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes memerlukan suatu metode dan teknik yang dapat memudahkan usaha-usaha tersebut, sehingga dapat berhasil dengan baik. Oleh karena itu metode merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan dalam menghafal Al-Qur’an.
Dalam dunia Tahfidzul Qur’an ada dua klasifikasi menghafal yaitu menambah hafalan dan mengulang hafalan.
metode repetitive atau pengulangan hafalan dikenal dengan nama
“takrir”. Yakni sebuah metode yang sering digunakan oleh para penghafal Al-Qur’an dengan mengulang bacaan ayat atau surah yang telah dihafal dengan baik. Allah telah menjelaskan dalam Al- Qur’an betapa pentingnya metode “pengulangan”, yakni dalam (QS. Al-Israa’[17]:41) yang berbunyi:
“Dan sesungguhnya dalam Al Quran ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)” (QS. Al-Isra’ [17]: 41)
Ayat di atas memberikan jaminan bahwa sesungguhnya dalam Al-Qur’an telah memberikan peringatan berulang-ulang agar mereka selalu ingat. Membaca Al-Qur’an secara rutin dan berulang-ulang akan memindahkan surah-surah yang telah dihafal
dari otak kiri ke otak kanan. Di antara karakteristik otak kiri ialah menghafal dengan cepat, tetapi cepat pula lupa.
Adapun karakteristik otak kanan ialah daya ingat yang memerlukan jangka waktu yang cukup lama guna memasukan memori ke dalamnya, namun hal itu mampu menjaga ingatan yang telah di hafal dalam jangka waktu yang cukup lama. Salah satu cara yang ampuh untuk mengoptimalkan fungsi dan memasukan memori ke otak kanan adalah dengan cara sering mengulang-ulang.
Cara ini sangat tepat sekali untuk para penghafal Al-Qur’an khususnya di pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes. Para penghafal Al-Qur’an diwajibkan untuk melakukan kegiatan mengulang-ulang hafalannya agar tidak mudah hilang.Karena sudah menjadi kodrat bagi manusia memiliki ingatan yang berbeda-beda. Begitu juga dalam penyimpanan memori manusia serta berapa lama kekuatannya untuk menyimpan, sangat tergantung pada individual.
Al-Qur’an yang ada sekarang ini masih asli dan murni sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Hal itu karena Allah – lah yang menjaga.
Penjagaan Allah kepada Al-Quran bukan berarti Allah menjaga secara langsung fase-fase penulisan Al-Quran, tetapi Allah melibatkan para hamba- Nya untuk ikut menjaga Al-Qur’an.3Dari ayat tersebut yang membuat banyak umat Islam ingin menghafalkan Al-Qur’an demi keutuhan Al-Qur’an itu sendiri.
Materi hafalan yang mengharuskan keutuhan urutan-urutan seperti hafalan Al-Qur’an memang harus selalu diulang terus-
3Muhammad Ahsin Sakho, Kiat-kiat Menghafal al-Qur’an, Jawa Barat:
Badan Koordinasi TKQ- TPQ- TQA, hlm, 3.
5 menerus, karena ayatnya sangat banyak. Diantaranya terdapat ayat- ayat yang hampir sama, panjang pendeknya ayat, urutan-urutan ayat, halaman, nama surat dan lain sebagainya. Hingga sekarang tradisi menghafal Al-Qur’an masih dilakukan oleh umat Islam di dunia ini.
Pembelajaran Al-Qur’an di Indonesia telah di mulai bersamaan dengan masuknya agama Islam di Indonesia. Bahkan pendidikan ini merupakan pendidikan non formal yang pertama dan lebih tua dari sistem pendidikan pondok pesantren.
Pembelajaran Al-Quran pada saat itu merupakan embrio yang pada gilirannya melahirkan pondok pesantren. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan umat Islam di sebagaian daerah di Indonesia yang memisahkan anak laki-laki berumur 7 tahun atau lebih dari ibunya.
Mereka mulai bermalam di masjid atau surau untuk belajar Al- Qur’an pada guru yang ada di surau tersebut.4Maka pondok pesantren, sebagai suatu wadah dan tempat pembinaan mental spiritual sadar sepenuhnya akan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai salah satu lembaga pendidikan yang akan mengisi pembangunan ini.
Menyadari pentingnya hal tersebut maka dibangun pondok- pondok pesantren baik oleh masyarakat maupun pemerintah, terutama khusus untuk menghafal Al-Qur’an. Salah satu pondok pesantren di wilayah brebes yang juga membuka kesempatan untuk menghafal Al-Qur’an adalah Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes. Pondok Pesantren yang didirikan oleh KH. Kholil bin Makhali, meskipun letaknya
4Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Mutiara, 1979), hlm.34
berdekatan dengan pondok-pondok pesantren lainnya, tidak menjadikan Pondok Pesantren Aly-Izzah ini sedikit peminatnya.
Banyak yang datang dari dalam dan luar wilayah brebes bahkan datang dari luar pulau jawa untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren tersebut.
Menghafal Al-Qur’an sangat diminati, karena merupakan upaya mengakrabkan orang-orang yang beriman dengan kitab sucinya, sehingga ia tidak buta terhadap kitab sucinya. Terbukti dengan jelas terlihat muslimah yang masih terbuka auratnya. Ini hanya salah satu contoh dari sekian banyak ajaran Al-Qur’an yang belum dilaksanakan oleh jutaan kaum muslimin baik di negeri ini maupun negeri muslim lainnya.5Meskipun sangat diminati namun sebagian besar masyarakat yang telah mengenyam pendidikan Al- Qur’an sejak masa kanak-kanak namun kenyataannya, masih tergolong jumlah yang sedikit dalam minat menghafal Al-Qur’an.
Keberhasilan suatu program, terutama pengajaran dalam proses belajar mengajar tidak lepas dari pemilihan metode yang digunakan dalam pembelajaran itu sendiri. Karena sebenarnya hal tersebut berhubungan erat dengan faktor yang berpengaruh terhadap tujuan pengajaran. Karena disinilah seorang pengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam melaksanakan metode pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan hafalan.
Ponpes Aly-Izzah Sirampog Brebes adalah salah satu pesantren yang memiliki program tahfidzul Qur’an. program ini diterapkan kepada semua santri baik santri yang sekolah atau santri yang khusus menghafal Al-Qur’an. Akan tetapi program 30 juz ini
5 Abdul Azis Abdul Rauf Al Hafizh, Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah (Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2004), hlm.2.
7 lebih ditekankan kepada santri yang khusus menghafal. Dimana santri yang menghafal 30 juz ini dipersiapkan untuk terjun mengabdi kepada masyarakat. Sedangkan santri sekolah hanya ditekankan pada hafalan juz 30, surat-surat penting dan wajib mengikuti binnadzar. Ponpes tahfidzul Qur’an ini merupakan ponpes yang menerapkan bebrapa metode untuk menunjang hafalan santri. Seperti metode tahfidz, takrir. Namun pada kenyataannya apakah penerapan metode takrir benar-benar memberikan hasil yang efektif untuk semua santri atau hanya santri tertentu yang benar-benar memiliki kesadaran dan motivasi yang tinggi dalam menghafal Al-Qur’an.
B. Identifikasi Masalah
Agar pada pembahasan bab berikutnya tidak mengembang sehingga mengesampingkan permasalahan yang mendasar yang menjadi titik tolak dalam penelitian ini, maka perlu identifikasi masalah yang akan dibahas dan merumuskannya dalam bentuk kalimat Tanya. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah- masalah sebagai berikut :
1. Banyak ayat-ayat yang serupa 2. Ingatan santri yang berbeda-beda 3. Motivasi santri yang naik turun
4. Ketidakseimbangan waktu untuk menghafal dan takrir 5. Banyak santri yang susah melancarkan hafalan Al-Qur’an 6. Ayat-ayat yang sudah dihafal cepat hilang
7. Banyak metode yang digunakan dalam menghafal Al-Qur’an 8. Pentingnya menentukan metode dalam menghafal Al-Qur’an
9. Pengaruh metode tertentu dalam meningkatkan kualitas hafalan
C. Pembatasan Masalah
Dari banyaknya permasalahan yang terkait dengan menghafal Al-Qur’an maka penulis membatasi penelitian tersebut pada penerapan metode takrir dalam meningkatkan hafalan Al- Qur’an.
D. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat keberhasilan Implementasi metode takrir dalam meningkatkan hafalan?
2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat Implementasi metode takrir di pondok pesantren Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan metode takrir dalam meningkatkan hafalan santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izzah benda Sirampog Brebes.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi metode takrir dalam meningkatkan hafalan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izah Benda Sirampog Brebes.
9 F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat secara teoritis maupun praktis 1. Secara teoritis, bermanfaat bagi pengembangan khazanah Ilmu
khususnya dalam pendidikan tahfidzul Qur’an.
2. Secara praktis, penelitian ini berguna bagi :
a. Sebagai bahan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, terutama kepada yang bertanggung jawab secara langsung terhadap pondok pesantren Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes.
b. Sebagai bahan masukan bagi Pembina maupun santri khususnya Pembina hafalan di Pondok Pesantren Aly-Izzah agar selalu meningkatkan metode-metode yang efektif, terhadap peningkatan hafalan seperti metode takrir.
c. Bagi para Penghafal Al-qur’an, membantu dalam menghafal Al-Qur’an dan meningkatkan hafalan Al-Qur’an
G. Tinjauan Pustaka
Dalam menelusuri hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang hendak penulis lakukan, penulis menemukan beberpa penelitian yang mempunyai tema tentang pembelajaran Al-Qur’an:
1. Maria Ulfa tahun2012 Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan NIM (07310828) Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam skripsinya yang berjudul “ Korelasi Antara MEtode Fahim dengan menghafal Al-Qur’an di Azhari Aslamic School, Lebak Bulus” Pada skripsi ini mengkaji bagaimana hubungan antara metode fahim Qur’an dengan minat menghafal Al-Qur’an berdasarkan jawaban responden
disimpulkan bahwa terdapat hubungan korelasi antara metode fahim Qur’an dengan minat menghafal Al-Qur’an. Persamaan penulis dengan peneliti diatas adalah tentang menghafal Al- Qur’an, sedangkan perbedaannya adalah cara penerapan metode dalam proses menghafal Al-Qur’an.
2. Sari Lestari tahun 2014, Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan NIM (09310951) Fakultas TArbiyah jurusan PAI (pendidikan Agama Islam) dalam skripsinya yang berjudul “Konsep Pendidikan Tahfidz Al-Qur’an (penelitian di SD Pesantren Darul Qur’an Cipondoh Tangerang”. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, latar belakang peneliti ini menggunakan metode kualitatif, latar belakang peneliti mengambil judul skripsi ini adalah bertujuan untuk mengetahui kpnsep tahfidz Al-qur’an di SD Pesantren Darul Qur’an Cipondoh Tangerang serta menambah wawasan dan pengetahuan mengenai konsep yang diterapka di Sd Pesantren Darul Qur’an Cipondoh Tangerang.
3. Nila Murthadiyah Hakim tahun 2014 Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan NIM (1231125) Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam skripsinya yang berjudu “ Efektifitas Penggunaan Metode Turki Usmani Dalam Menghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Qadr Tangerang” pada skripsi ini, persamaanya dengan skripsi yang akan penulis buat adalah sama-sama membahas tentang menghafal Al-Qur’an perbedaannya adalah metode yang diterapkan dalam menghafal Al-Qur’an. Dalam skripsi yang ditulis oleh peneliti sebelumnya yaitu Metode Turki Usmani adalah metode menghafal Al-
11 Qur’an secara acak, yaitu dengan menghafal satu halaman dari juz satu pojok 20 yang mereka hafal dan setelah itu pindah lagi satu halaman pada juz kedua pojok 20 dan begitu seterusnya.
bahwasanya kesimpulan dari penelitian diatas menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara korelasi metode Turki Usmani dengan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri putri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Qadr Tangerang.
Adapun penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian tentang metode takrir dalam meningkatkan hafalan.
4. Lutfiah Nabila tahun 2016, Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan NIM (12311164) Fakultas Tarbiyah jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam skripsinya yang berjudul “ Penerapan Metode STIFIn dalam Menghafal Al- Qur’an’ pada skripsi ini menggunakan metode stifin dimana metode tersebut memaksimalkan kinerja otak yang memiliki kualitas yang berbeda dalam menghafal Al-Qur’an karena setiap manusia memiliki kekuatan hafalan dibelahan otak bagian tertentu. Persamaan skripsi ini dengan penulis adalah sama- sama bagaimana cara proses menghafal Al-Qur’an dan perbedaanya adalah bagaiman cara mengguanakan metode dalam menghafal Al-Qur’an.
5. Nurmilah Mutahharoh tahun 2016 Mahasiswi Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ) Jakarta dengan NIM (12311130) Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam skripsinya yang berjudul “Usia Ideal Menghafal Al-Qur’an”
pada skripsi ini berisikan tbahwasanya usia ideal dalam menghafal al-Qur’an di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Unit Asrama Darul Qur’an adalah anak usia 16-21 tahun. Ada
usia emas dalam kekuatan dan kualitas menghafal Al-Qur’an.
Akan tetapi disini penulis akan meneliti apakah usia ideal menjadi patokan umum dalam mengahafalkan Al-qur’an sedangkan penulis disini menuliskan tidak memandang usia, jabatan maupun harta yang terpenting adalah niat dan optimis dalam menghafal Al-Qur’an disertai mengharap ridho Allah SWT supaya dimudahkan dalam mnghafal kalam-kalamNya.
H. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menjaga terjadinya pembahasan yang terlalau luas dan menyimpang dari materi pokok, sehingga tidak mengarah pada sasaran dan tujuan, maka peniliti membuat batasan yang akan dipaparkan yaitu meliputi pembahasan model pembelajaran.pengertian model pembelajaran, tahfidzul qur’an, faktor-faktor yang mempengaruhi penigkatan hafalan, fungsi model pembelajaran.
I. Sistematika Penulisan
Mengenai sistematika dan teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis, dan dan diseratasi yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta cetakan II tahun 2011. Adapun sistematikannya penulis bagi ke dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari sub bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah,
13 Tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB II KERANGKA TEORI
Pada bab ini, penulis akan mengemukakan teori yang diperlukan dalam penelitian yang didalamnya diuraikan tentang Implementasi Metode Takrir dalam Meningkatkan Hafalan yang meliputi: Pada bagian pertama membahas Metode Takrir dalam menghafal Al- Qur'an, meliputi: Pengertian menghafal Al-Qur'an, metode dalam menghafal Al-Qur'an, Pengertian Metode Takrir. Bagian kedua membahas Implementasi metode Takrir dalam menghafal Al-Qur'an meliputi: Tahapan Penerapan Metode Takrir dalam menghafal Al-Qur'an, manfaat dan tujuan metode Takrir dalam menghafal Al- Qur'an. Bagian ketiga membahas factor penghambat dan pendukung metode Takrir dalam menghafal AL-Qur'an Bagian keempat membahas solusi dalam mengatasi hambatan penerapan metode Takrir dalam upaya menghafal Al-Qur'an.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Sebagaimana layaknya penulisan Ilmiah, maka penulis menggunakan metode yang berlaku dalam penulisan Ilmiah, diantaranya: Tempat dan Waktu Penelitian, Jenis dan Pendekatan Penelitian, Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada bab ini, penulis paparkan tentang gambaran umum Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izzah
Benda Sirampog Brebes: Letak dan Keadaan Geografis, Sejarah Berdiri dan Proses Perkembangannya, Visi, Misi, Tujua dan Struktur Organisasinya, Keadaan Pembina, Santri, keadaan sarana dan prasarana, prestasi yang dicapai dalam hafalan.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab terakhir berisikan kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hakikat manusia diciptakan oleh Allah SWT di muka bumi ini adalah sebagai Khalifah. Keberadaannya di dunia ini disertai dengan aturan-aturan, dan Islam sebagai agama terakhir umat manusia telah mengajarkan hal tersebut. Kehadiran agam Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas- luasnya1.
Aturan-aturan tersebut dalam Islam terkandung di dalam sebuah kitab suci, yaitu Al-Qur’an, dan juga dalam sunnah Rasul. Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi sumber pokok ajaran Islam. Namun sesungguhnya hanya orang-orang yang mau membaca, mempelajari, dan menghayati serta mengambil pelajaran dari ayat-ayat Al-Qur’an saja yang akan menjadikannya sebagai petunjuk dan pedoman hidup. ini sesuai dengan janji Allah SWT dalam (QS. Al-Isra’[17]:9) yang berbunyi:
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang
1Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), hlm.1.
mu’min yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.”(QS.Al-Israa’[17]:9).
Pintu pertama dari semua kebaikan adalah Al-Qur’an Al-Karim.
Al-Qur’an lah yang bisa membimbing kita kepada Allah, menaati-Nya dan mengabdikan diri dengan baik. Al-Qur’an adalah firman Allah yang tidak terdapat kebatilan di dalamnya, dan Al-Qur’an adalah mu’jizat terbesar dan kekal bagi Rasulullah SAW. Allah SWT telah memerintahkan akan menjaganya dari perubahan dan penggantian2. Allah SWT berfirman dalam (QS.Al-Hijr [15]: 9) yang berbunyi :
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS.Al-Hijr [15]: 9)
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah SWT di tengah-tengah Bangsa Arab yang pada waktu itu kebanyakan masyarakatnya masih buta huruf.
Meskipun begitu, mereka mempunyai satu keistimewaan yaitu ingatan yang sangat kuat. Melihat kenyataan seperti itu maka disarankan suatu cara yang selaras dengan keadaan itu dalam menyiarkan dan memelihara Al-Qur’an.
Secara operasional menjadi tugas dan kewajiban umat Islam untuk selalu menjaga dan memeliharannya, salah satunya ialah dengan menghafalkannya. Namun keadaan di zaman modern sekarang ini masih sedikit orang Islam yang mau menghafalkan Al-Qur’an. Untuk menarik minat mereka ialah perlu adanya metode pembelajaran yang memudahkan dan sistematis. Pembelajaran tahfidzul Qur’an ini bisa di pandang sebagai salah satu upaya penguatan pendidikan Al-Qur’an.
2Abdurrab Nawabudin, Teknik Menghafal Al-Quran, (Bandung: Sinar Baru, 1991), Cet.1, hlm. 1-2.
3 Untuk mencapai suatu tujuan, dibutuhkan suatu strategi dan cara yang pantas dan cocok, sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Demikian pula dengan pelaksanaan menghafal Al-Qur’an di pondok pesantren Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes memerlukan suatu metode dan teknik yang dapat memudahkan usaha-usaha tersebut, sehingga dapat berhasil dengan baik. Oleh karena itu metode merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keberhasilan dalam menghafal Al- Qur’an.
Dalam dunia Tahfidzul Qur’an ada dua klasifikasi menghafal yaitu menambah hafalan dan mengulang hafalan. metode repetitive atau pengulangan hafalan dikenal dengan nama “takrir”. Yakni sebuah metode yang sering digunakan oleh para penghafal Al-Qur’an dengan mengulang bacaan ayat atau surah yang telah dihafal dengan baik. Allah telah menjelaskan dalam Al-Qur’an betapa pentingnya metode
“pengulangan”, yakni dalam (QS. Al-Israa’[17]:41) yang berbunyi:
“Dan sesungguhnya dalam Al Quran ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran)” (QS. Al-Isra’ [17]: 41)
Ayat di atas memberikan jaminan bahwa sesungguhnya dalam Al-Qur’an telah memberikan peringatan berulang-ulang agar mereka selalu ingat. Membaca Al-Qur’an secara rutin dan berulang-ulang akan memindahkan surah-surah yang telah dihafal dari otak kiri ke otak kanan. Di antara karakteristik otak kiri ialah menghafal dengan cepat, tetapi cepat pula lupa.
Adapun karakteristik otak kanan ialah daya ingat yang memerlukan jangka waktu yang cukup lama guna memasukan memori
ke dalamnya, namun hal itu mampu menjaga ingatan yang telah di hafal dalam jangka waktu yang cukup lama. Salah satu cara yang ampuh untuk mengoptimalkan fungsi dan memasukan memori ke otak kanan adalah dengan cara sering mengulang-ulang.
Cara ini sangat tepat sekali untuk para penghafal Al-Qur’an khususnya di pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes. Para penghafal Al-Qur’an diwajibkan untuk melakukan kegiatan mengulang-ulang hafalannya agar tidak mudah hilang. Karena sudah menjadi kodrat bagi manusia memiliki ingatan yang berbeda-beda. Begitu juga dalam penyimpanan memori manusia serta berapa lama kekuatannya untuk menyimpan, sangat tergantung pada individual.
Al-Qur’an yang ada sekarang ini masih asli dan murni sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para sahabatnya. Hal itu karena Allah – lah yang menjaga. Penjagaan Allah kepada Al-Quran bukan berarti Allah menjaga secara langsung fase-fase penulisan Al-Quran, tetapi Allah melibatkan para hamba- Nya untuk ikut menjaga Al-Qur’an.3Dari ayat tersebut yang membuat banyak umat Islam ingin menghafalkan Al-Qur’an demi keutuhan Al-Qur’an itu sendiri.
Materi hafalan yang mengharuskan keutuhan urutan-urutan seperti hafalan Al-Qur’an memang harus selalu diulang terus-menerus, karena ayatnya sangat banyak. Diantaranya terdapat ayat-ayat yang hampir sama, panjang pendeknya ayat, urutan-urutan ayat, halaman, nama surat dan lain sebagainya. Hingga sekarang tradisi menghafal Al- Qur’an masih dilakukan oleh umat Islam di dunia ini.
3Muhammad Ahsin Sakho, Kiat-kiat Menghafal al-Qur’an, Jawa Barat: Badan Koordinasi TKQ- TPQ- TQA, hlm, 3.
5 Pembelajaran Al-Qur’an di Indonesia telah di mulai bersamaan dengan masuknya agama Islam di Indonesia. Bahkan pendidikan ini merupakan pendidikan non formal yang pertama dan lebih tua dari sistem pendidikan pondok pesantren. Pembelajaran Al-Quran pada saat itu merupakan embrio yang pada gilirannya melahirkan pondok pesantren. Hal ini dapat dilihat dari kebiasaan umat Islam di sebagaian daerah di Indonesia yang memisahkan anak laki-laki berumur 7 tahun atau lebih dari ibunya. Mereka mulai bermalam di masjid atau surau untuk belajar Al-Qur’an pada guru yang ada di surau tersebut.4 Maka pondok pesantren, sebagai suatu wadah dan tempat pembinaan mental spiritual sadar sepenuhnya akan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai salah satu lembaga pendidikan yang akan mengisi pembangunan ini.
Menyadari pentingnya hal tersebut maka dibangun pondok- pondok pesantren baik oleh masyarakat maupun pemerintah, terutama khusus untuk menghafal Al-Qur’an. Salah satu pondok pesantren di wilayah brebes yang juga membuka kesempatan untuk menghafal Al- Qur’an adalah Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes. Pondok Pesantren yang didirikan oleh KH. Kholil bin Makhali, meskipun letaknya berdekatan dengan pondok-pondok pesantren lainnya, tidak menjadikan Pondok Pesantren Aly-Izzah ini sedikit peminatnya. Banyak yang datang dari dalam dan luar wilayah brebes bahkan datang dari luar pulau jawa untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren tersebut.
Menghafal Al-Qur’an sangat diminati, karena merupakan upaya mengakrabkan orang-orang yang beriman dengan kitab sucinya,
4Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Mutiara, 1979), hlm.34
sehingga ia tidak buta terhadap kitab sucinya. Terbukti dengan jelas terlihat muslimah yang masih terbuka auratnya. Ini hanya salah satu contoh dari sekian banyak ajaran Al-Qur’an yang belum dilaksanakan oleh jutaan kaum muslimin baik di negeri ini maupun negeri muslim lainnya.5Meskipun sangat diminati namun sebagian besar masyarakat yang telah mengenyam pendidikan Al-Qur’an sejak masa kanak-kanak namun kenyataannya, masih tergolong jumlah yang sedikit dalam minat menghafal Al-Qur’an.
Keberhasilan suatu program, terutama pengajaran dalam proses belajar mengajar tidak lepas dari pemilihan metode yang digunakan dalam pembelajaran itu sendiri. Karena sebenarnya hal tersebut berhubungan erat dengan faktor yang berpengaruh terhadap tujuan pengajaran. Karena disinilah seorang pengajar memiliki peranan yang sangat penting dalam melaksanakan metode pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan hafalan.
Pondok pesantren Aly-Izzah Sirampog Brebes adalah salah satu pesantren yang memiliki program tahfidzul Qur’an. program ini diterapkan kepada semua santri baik santri yang sekolah atau santri yang khusus menghafal Al-Qur’an. Akan tetapi program 30 juz ini lebih ditekankan kepada santri yang khusus menghafal. Dimana santri yang menghafal 30 juz ini dipersiapkan untuk terjun mengabdi kepada masyarakat. Sedangkan santri sekolah hanya ditekankan pada hafalan juz 30, surat-surat penting dan wajib mengikuti binnadzar. Pondok pesantren tahfidzul Qur’an ini merupakan pondok pesantren yang menerapkan bebrapa metode untuk menunjang hafalan santri. Seperti metode tahfidz dan takrir. Namun pada kenyataannya apakah penerapan metode takrir
5 Abdul Azis Abdul Rauf Al Hafizh, Kiat Sukses Menjadi Hafizh Qur’an Da’iyah (Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2004), hlm.2.
7 benar-benar memberikan hasil yang efektif untuk semua santri atau hanya santri tertentu yang benar-benar memiliki kesadaran dan motivasi yang tinggi dalam menghafal Al-Qur’an.
B. Identifikasi Masalah
Agar pada pembahasan bab berikutnya tidak mengembang sehingga mengesampingkan permasalahan yang mendasar yang menjadi titik tolak dalam penelitian ini, maka perlu identifikasi masalah yang akan dibahas dan merumuskannya dalam bentuk kalimat Tanya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut : 1. Banyak ayat-ayat yang serupa
2. Ingatan santri yang berbeda-beda 3. Motivasi santri yang naik turun
4. Ketidak seimbangan waktu untuk menghafal dan takrir 5. Banyak santri yang susah melancarkan hafalan Al-Qur’an 6. Ayat-ayat yang sudah dihafal cepat hilang
7. Banyak metode yang digunakan dalam menghafal Al-Qur’an 8. Pentingnya menentukan metode dalam menghafal Al-Qur’an
9. Pengaruh penerapan metode takrir dalam meningkatkan kualitas hafalan
C. Pembatasan Masalah
Dari banyaknya permasalahan yang terkait dengan menghafal Al- Qur’an maka penulis membatasi penelitian tersebut pada implementasi metode takrir dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an.
D. Perumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat keberhasilan Implementasi metode takrir dalam meningkatkan hafalan?
2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat Implementasi metode takrir di pondok pesantren Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan metode takrir dalam meningkatkan hafalan santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izzah benda Sirampog Brebes.
2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan penghambat implementasi metode takrir dalam meningkatkan hafalan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izah Benda Sirampog Brebes.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat secara teoritis maupun praktis
1. Secara teoritis, bermanfaat bagi pengembangan khazanah Ilmu khususnya dalam pendidikan tahfidzul Qur’an.
2. Secara praktis, penelitian ini berguna bagi :
a. Sebagai bahan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan, terutama kepada yang bertanggung jawab secara langsung terhadap pondok pesantren Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes.
b. Sebagai bahan masukan bagi Pembina maupun santri khususnya Pembina hafalan di Pondok Pesantren Aly-Izzah agar selalu
9 meningkatkan metode-metode yang efektif, terhadap peningkatan hafalan seperti metode takrir.
c. Bagi para Penghafal Al-qur’an, membantu dalam menghafal Al- Qur’an dan meningkatkan hafalan Al-Qur’an
G. Tinjauan Pustaka
Dalam menelusuri hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang hendak penulis lakukan, penulis menemukan beberpa penelitian yang mempunyai tema tentang pembelajaran Al-Qur’an:
1. Maria Ulfa tahun 2012 Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan NIM (07310828) Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam skripsinya yang berjudul “ Korelasi Antara Metode Fahim dengan menghafal Al-Qur’an di Azhari Aslamic School, Lebak Bulus” Pada skripsi ini mengkaji bagaimana hubungan antara metode fahim Qur’an dengan minat menghafal Al- Qur’an berdasarkan jawaban responden disimpulkan bahwa terdapat hubungan korelasi antara metode fahim Qur’an dengan minat menghafal Al-Qur’an. Persamaan penulis dengan peneliti diatas adalah tentang menghafal Al-Qur’an, sedangkan perbedaannya adalah cara penerapan metode dalam proses menghafal Al-Qur’an.
2. Sari Lestari tahun 2014, Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan NIM (09310951) Fakultas TArbiyah jurusan PAI (pendidikan Agama Islam) dalam skripsinya yang berjudul “Konsep Pendidikan Tahfidz Al-Qur’an (penelitian di SD Pesantren Darul Qur’an Cipondoh Tangerang”. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, latar belakang peneliti ini menggunakan metode kualitatif, latar belakang peneliti mengambil judul skripsi ini adalah bertujuan untuk mengetahui kpnsep tahfidz Al-qur’an di SD Pesantren Darul
Qur’an Cipondoh Tangerang serta menambah wawasan dan pengetahuan mengenai konsep yang diterapka di Sd Pesantren Darul Qur’an Cipondoh Tangerang.
3. Nila Murthadiyah Hakim tahun 2014 Mahasiswi Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ) Jakarta dengan NIM (1231125) Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam skripsinya yang berjudu “ Efektifitas Penggunaan Metode Turki Usmani Dalam Menghafal Al-Qur’an Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al- Qadr Tangerang” pada skripsi ini, persamaanya dengan skripsi yang akan penulis buat adalah sama-sama membahas tentang menghafal Al-Qur’an perbedaannya adalah metode yang diterapkan dalam menghafal Al-Qur’an. Dalam skripsi yang ditulis oleh peneliti sebelumnya yaitu Metode Turki Usmani adalah metode menghafal Al-Qur’an secara acak, yaitu dengan menghafal satu halaman dari juz satu pojok 20 yang mereka hafal dan setelah itu pindah lagi satu halaman pada juz kedua pojok 20 dan begitu seterusnya. bahwasanya kesimpulan dari penelitian diatas menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara korelasi metode Turki Usmani dengan kemampuan menghafal Al-Qur’an santri putri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Qadr Tangerang. Adapun penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian tentang metode takrir dalam meningkatkan hafalan.
4. Lutfiah Nabila tahun 2016, Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan NIM (12311164) Fakultas Tarbiyah jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam skripsinya yang berjudul “ Penerapan Metode STIFIn dalam Menghafal Al-Qur’an’ pada skripsi ini menggunakan metode stifin dimana metode tersebut memaksimalkan kinerja otak yang memiliki kualitas yang berbeda dalam menghafal Al-Qur’an karena setiap manusia memiliki kekuatan
11 hafalan dibelahan otak bagian tertentu. Persamaan skripsi ini dengan penulis adalah sama-sama bagaimana cara proses menghafal Al- Qur’an dan perbedaanya adalah bagaiman cara mengguanakan metode dalam menghafal Al-Qur’an.
5. Nurmilah Mutahharoh tahun 2016 Mahasiswi Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dengan NIM (12311130) Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam skripsinya yang berjudul “Usia Ideal Menghafal Al-Qur’an” pada skripsi ini berisikan tbahwasanya usia ideal dalam menghafal al-Qur’an di Pondok Pesantren Bidayatul Hidayah Unit Asrama Darul Qur’an adalah anak usia 16-21 tahun.
Ada usia emas dalam kekuatan dan kualitas menghafal Al-Qur’an.
Akan tetapi disini penulis akan meneliti apakah usia ideal menjadi patokan umum dalam mengahafalkan Al-qur’an sedangkan penulis disini menuliskan tidak memandang usia, jabatan maupun harta yang terpenting adalah niat dan optimis dalam menghafal Al-Qur’an disertai mengharap ridho Allah SWT supaya dimudahkan dalam menghafal kalam-kalamNya.
H. Sistematika Penulisan
Mengenai sistematika dan teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi, tesis, dan disertasi yang diterbitkan oleh Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta cetakan II tahun 2011. Adapun sistematikannya penulis dibagi ke dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari sub bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Meliputi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
BAB II KERANGKA TEORI
Pada bab ini, penulis akan mengemukakan teori yang diperlukan dalam penelitian yang didalamnya diuraikan tentang Implementasi Metode Takrir dalam Meningkatkan Hafalan yang meliputi: Pada bagian pertama membahas Metode Takrir dalam menghafal Al-Qur'an, meliputi:
Pengertian metode metode dalam menghafal Al-Qur'an, Pengertian Takrir dalam menghafal Al-Qur’an, Macam- macam metode menghafal Al-Qur’an, Bagian kedua membahas Implementasi metode Takrir dalam menghafal Al- Qur'an meliputi: Tahapan Penerapan Metode Takrir dalam menghafal Al-Qur'an, manfaat dan tujuan metode Takrir dalam menghafal Al-Qur'an. Bagian ketiga membahas factor penghambat dan pendukung metode Takrir dalam menghafal AL-Qur'an, faktor penghambat dan pendukung mtode takrir, Bagian keempat membahas Menghafal Al-Qur’an, meliputi:
pengertian menghafal Al-Qur’an, keutamaan menghafal Al- Qur’an, kunci sebelum menghafal Al-Qur’an dan teknik Menghafal Al-Qur’an, Manfaat menghafal Al-Qur’an, Keutamaan Menghafal Al-Qur’an.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Sebagaimana layaknya penulisan Ilmiah, maka penulis menggunakan metode yang berlaku dalam penulisan Ilmiah, diantaranya: Tempat dan Waktu Penelitian, Jenis dan Pendekatan Penelitian, Metode Pengumpulan Data dan Metode Analisis Data
13 BAB IV HASIL PENELITIAN
Pada bab ini, penulis paparkan tentang gambaran umum Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Aly-Izzah Benda Sirampog Brebes: Letak dan Keadaan Geografis, Sejarah Berdiri dan Proses Perkembangannya, Visi, Misi, Tujuan dan Struktur Organisasinya, Keadaan Pembina, Santri, keadaan sarana dan prasarana, prestasi yang dicapai dalam hafalan.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab terakhir berisikan kesimpulan dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.
15
A. Metode Takrir dalam Menghafal Al – Qur'an 1. Pengertian Metode
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ”metode” adalah cara yang teratur dan berfikir baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat di pahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar mencapai tujuan pelajaran.1
Metode juga berarti strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang di gunakan itu pasti tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.2
Metode merupakan salah satu sarana yang amat penting untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.3 Tanpa metode suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efisien dan efektif.
Metode yang tidak tepat akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses belajar mengajar sehingga banyak waktu dan tenaga yang terbuang sia-sia.4
Banyak metode yang dilakukan dalam menghafal Al-Qur’an.
Diantaranya ada 9 metode dalam menghafal Qur’an menurut Majdi Ubaid Al-hafidz:
a. Tanamkan kerinduan, kecintaan, dan keinginan yang bernyala- nyala dalam menghafal Al-Qur’an.
1Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka1995), h.52
2Saipul Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2002), h. 178
3 Nashrudin Baidan, Metode Penafsiran Al-Qur’an, pustaka pelajar, h. 55
4 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 197
16
b. Memupuk rasa ikhlas, tawakal dan do’a.
c. Stop untuk beralasan
d. Menguatkan keyakinan diri dan kata-kata positif e. Menciptakan rasa rileks dan suasana belajar yang ideal f. Melakukan visualisasi
g. Optimalisasi Panca Indera h. Muraja’ah
i. Menentukan tujuan dan menyusun rencana5
Berdasarkan definisi diatas dapat penulis simpulkan bahwa metode adalah seperangkat jalan, cara yang dilakukan oleh pendidik untuk menyampaikan pengajaran kepada peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
2. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur- unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah, bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Nyata, dan memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru.
5 Majdi Ubaid Al-Hafiz, 9Langkah Mudah Menghafal Al-Qur’an,( Solo: Aqwam, 2014) h. iii-v
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut adalah penjelasannya:6
a. Metode sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajaran mengajar yang tidak menggunakan metode pngajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Sardiman. A.M. dalam bukunya Syaiful Bahri Djamarah yang berjudul “Strategi Belajar Mengajar” Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.
b. Metode Sebagai Strategi Pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dlmwaktu yang relative lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam- macam, ada yang cepat, ada yang sedang, da nada yang lambat.
Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.
6Syaiful Bahri Djamarah, M.Ag. dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), cet. 5 h. 72-74
18
c. Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan juga berarti pedoman yang memberi arah ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa.
Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia.
Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan.
Salah satunya adalah komponen metode. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mncapai tujuan pengajaran. Karena mtode adalah pelican jalan pengajaran menuju tujuan . ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara mtode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pncapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. Apakah artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.
3. Macam-macam Metode dalam Mengahafal Al-Qur’an
Dalam menghafal Al-Qur’an pasti pernah menggunakan metode. Supaya lebih teratur dan terjaga. Para penghafal Al- Qur’an tentu menginginkan hal-hal cepat dan singkat dalam menghafal Al-Qur’an, tentunya dengan kualitas hafalan yang baik. Apabila penghafal memilih metode yang tepat serta mempunyai ketekunan, istiqamah, sungguh-sungguh dan rajin.
Sebagaimana Firman Allah SWT: (QS. Al-Ankabut [29]:69).
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (QS. Al-Ankabut [29]:69)
Menurut Bahirul Amali Hery dalam bukunya Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Al-Qur’an terdapat beberapa metode dalam mengahafal Al-Qur