• Tidak ada hasil yang ditemukan

meningkatkan hasil belajar ips melalui model

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "meningkatkan hasil belajar ips melalui model"

Copied!
184
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

IPS merupakan kajian yang menarik karena mencakup sosial budaya, adat istiadat, ciri-ciri alam, dan lain-lain. Menjadikan pembelajaran IPS menyenangkan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan mengubah model atau metode pembelajaran konvensional menjadi model pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dan aktif dalam pembelajaran. Artinya siswa dipaksa menerima segala informasi tanpa mempunyai kesempatan mencernanya dan berpikir logis dan kritis; (3) Guru selalu mendominasi proses pembelajaran dengan menggunakan metode proofreading, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kreatif dalam menerima ide dan mengemukakan idenya; (4) Komunikasi pembelajaran hanya bersifat satu arah, kurang adanya interaksi timbal balik antara guru dengan siswa dan antar siswa itu sendiri; (5) Kualitas proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS rendah, karena mereka menganggap bahan ajar IPS bersifat deskriptif.

Inside Outside Circle (IOC) merupakan model pembelajaran dengan sistem lingkaran kecil, lingkaran besar, dimana siswa saling berbagi informasi secara singkat dan sering dengan pasangan yang berbeda (Rahim Rahman 2012). Penggunaan model Inside Outside Circle (IOC) dalam pembelajaran IPS diharapkan dapat meningkatkan minat dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar IPS dapat meningkat. Tujuan penggunaan model Inside Outside Circle (IOC) dalam pembelajaran IPS adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam mempelajari IPS, menumbuhkan rasa tanggung jawab, meningkatkan rasa ingin tahu siswa, meningkatkan pemahaman siswa terhadap IPS, dan untuk mengajar. penelitian sosial. lebih menarik.

Masalah Penelitian

Oleh karena itu peneliti memperoleh judul Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model Inside Outside Circle (IOC) Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Watampone. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah penerapan model Inside Outside the Circle (IOC) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri 1 Watampone?” Untuk mengatasi permasalahan kurangnya semangat dan minat belajar yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Watampone, penulis menggunakan model Inside-Outer Circle (IOC).

Tujuan Penulisan

Manfaat Penulisan

Untuk mengatasi masalah kurangnya semangat dan minat belajar yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Watampone, penulis menggunakan model Inside Outside Circle (IOC). A. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan pengembangan model pembelajaran untuk mengurangi kebosanan dan kebosanan pada pembelajaran kelas konvensional yang berujung pada berkurangnya semangat dan minat siswa dalam belajar memahami materi yang diberikan guru.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Kajian Pustaka

  • Hakikat Hasil Belajar
  • Ilmu Pengetahuan Sosial
  • Pembelajaran Kooperatif tipe IOC

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan, bukan hanya salah satu aspek potensi manusia. Menurut Gagne (Dimyati dan Mudjiono), pembelajaran terdiri dari tiga komponen penting yaitu kondisi eksternal, kondisi internal dan hasil belajar. Hasil belajar tersebut terdiri dari informasi verbal, keterampilan intelektual, keterampilan motorik, sikap dan strategi kognitif.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Munardi (Rusman : 2012) meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Dengan menerapkan lima tahapan model pembelajaran kolaboratif tipe IOC, hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dapat ditingkatkan. “Hasil belajar IPS dapat ditingkatkan melalui penerapan model Inside Outside Circle (IOC) pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Watampone.”

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Subjek Penelitian
  • Faktor yang Diselidiki
  • Prosedur Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Indikator Keberhasilan

Rata-rata jumlah siswa yang bertanya kepada guru selama siklus I adalah 15,67 dengan persentase 60,27%. Pembelajaran IPS siswa kelas VI SD Negeri 1 Watampone pada Siklus I adalah sebagai berikut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata nilai hasil belajar IPS siswa kelas VI melalui penerapan model Inside Outside Circle (IOC) pada siklus II berada pada kategori tinggi. Untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone pada siklus II sesudahnya.

Data aktivitas siswa pada Siklus II diperoleh melalui hasil lembar observasi selama proses pembelajaran pada setiap pertemuan. Hasil observasi aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan model Inside Outside Circle (IOC) pada mata pelajaran IPS siswa kelas VI SD Negeri 1 Watampone pada Siklus II adalah sebagai berikut. Hal ini terlihat dari hasil keaktifan siswa dalam hasil belajar pada siklus II yang mengalami peningkatan;

Tabel 3.1 Indikator Keberhasil
Tabel 3.1 Indikator Keberhasil

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Observasi Aktivitas Murid pada Siklus I

Rata-rata jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan guru pada siklus I sebanyak 15 orang dengan persentase 60%. Jika dirata-rata, jumlah siswa yang menerima pengelompokan tanpa protes pada siklus I sebanyak 18,33 dengan persentase 70,50%. Rata-rata jumlah siswa yang membantu temannya mempelajari materi pada siklus I sebanyak 14,33 dengan persentase 55,12%.

Rata-rata jumlah siswa yang mampu memberikan informasi dengan baik ketika menggunakan model IOC pada siklus I sebanyak 15 orang dengan persentase 60%. f) Siswa yang antusias dan antusias tanpa paksaan dalam pembelajaran menggunakan model IOC pada pertemuan pertama berjumlah 18 siswa, pada pertemuan kedua berjumlah 19 siswa dan pada pertemuan ketiga berjumlah 19 siswa. Rata-rata jumlah siswa yang antusias dan antusias tanpa paksaan belajar menggunakan model IOC pada siklus I sebanyak 18,67 dengan persentase 71,81%. g) Siswa yang menjawab pertanyaan guru pada pertemuan pertama berjumlah 14 orang, pertemuan kedua berjumlah 15 siswa, dan pertemuan ketiga berjumlah 19 siswa. Jika rata-rata jumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru pada siklus I sebanyak 16 orang maka persentasenya sebesar 61,54%. h) Siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru pada pertemuan pertama berjumlah 12 orang, pertemuan kedua berjumlah 17 siswa, dan pertemuan ketiga berjumlah 18 siswa.

Guru menyelesaikan materi pembelajaran bersama siswa - Memberikan tugas berupa pekerjaan rumah. untuk dilakukan di rumah - Memberikan motivasi dan. pesan moral - Salam dan doa. pada pertemuan kedua 68,75%, dan pada pertemuan ketiga meningkat menjadi 81,25% dari rencana kegiatan terlaksana. C. Analisis dan refleksi pada siklus I. Dan jika dilihat pada siklus I, frekuensi siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa, sedangkan pada siklus II. menambah frekuensi siswa yang tuntas siklusnya menjadi 22 siswa. Jika dilihat rata-ratanya, maka jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan guru berada pada urutan II.

Rata-rata jumlah siswa yang membantu teman-temannya dalam mempelajari materi pada siklus II sebanyak 20 orang dengan persentase 76,93%. e) Siswa yang mampu memberikan informasi dengan baik selama menggunakan model IOC pada pertemuan pertama sebanyak 19 siswa, pertemuan kedua sebanyak 21 siswa, dan pertemuan ketiga sebanyak 21 siswa. Jika meannya adalah banyaknya siswa yang mampu memberikan informasi dengan baik ketika menggunakan model IO. pada siklus II masing-masing 20,33 dengan persentase 78,19%. f) Siswa yang antusias dan tidak wajib antusias dalam pembelajaran menggunakan model IOC pada pertemuan pertama sebanyak 20 siswa, pertemuan kedua sebanyak 22 siswa dan pertemuan ketiga sebanyak 24 siswa. Jika rata-rata jumlah siswa yang antusias dan antusias dalam pembelajaran dengan menggunakan model IOC pada siklus II sebanyak 22 orang dengan persentase 84,61%... yang menjawab pertanyaan guru pada siklus II sebanyak 20,67 dengan persentase 79,5%. . h) Siswa yang bertanya kepada guru pada pertemuan pertama berjumlah 18 orang, pertemuan kedua berjumlah 20 siswa, dan pertemuan ketiga berjumlah 22 siswa.

Rata-rata jumlah siswa yang bertanya kepada guru pada siklus II sebanyak 20 orang dengan persentase 76,93%.

Tabel 4.5 Distribusi Skor Aktivitas Guru pada Siklus I Jenis
Tabel 4.5 Distribusi Skor Aktivitas Guru pada Siklus I Jenis

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I

Siklus II

Pada siklus I dilaksanakan 4 kali pertemuan dengan 3 kali kegiatan pengajaran (Lampiran 5, 8 dan 11) dan 1 kali kegiatan tes akhir siklus. Pada siklus ini dilakukan tes yang diikuti oleh seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian ini. Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa dari 26 siswa SD Watampone 1 yang mengikuti tes memperoleh nilai tertinggi sebesar 90, nilai terendah sebesar 20, dan rata-rata (mean) nilai belajar sebesar 64,61 dari nilai ideal, sehingga dapat yang telah dicapai adalah 100.

Melihat Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat dikatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VI sebesar 64,61 berada pada interval 55-69. Data aktivitas siswa pada Siklus I diperoleh melalui hasil lembar observasi selama proses pembelajaran pada setiap pertemuan. Gambaran aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada Siklus I (Lampiran 6, 9 dan 12) dapat dilihat pada tabel berikut:

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, pada Siklus I dilaksanakan empat kali pertemuan, dengan tiga kali pertemuan kegiatan pembelajaran dan satu kali pertemuan tes akhir siklus, dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang. Beberapa kendala yang dihadapi pada Siklus I dijadikan refleksi untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan Siklus II diantaranya; Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa dari 26 siswa SD Watampone 1 yang mengikuti tes memperoleh nilai tertinggi 100, nilai terendah 45 dan rata-rata (rata-rata) hasil belajar sebesar 80,19 dibandingkan dengan nilai ideal yang dapat dicapai. dicapai. dicapai adalah 100.

Jika dilihat pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 maka dapat dikatakan bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas VI sebesar 80,19 berada pada rentang 70-84. Dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I sebesar 64,61, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 80,19. Mulai dari akhir pembelajaran pada siklus I frekuensi siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa, sedangkan pada siklus II frekuensi siswa yang tidak tuntas berkurang menjadi 4 siswa.

Begitu pula jika dilihat pada siklus I persentase tuntas sebesar 57,69%, sedangkan pada siklus II persentase tuntas sebesar 84,63%.

Hasil Observasi Aktivitas Murid pada Siklus II

Benua Amerika ditemukan pertama kali oleh seorang petualang berkebangsaan Italia bernama Christopher Columbus pada tahun 1942. 2 nama negara untuk setiap bagian benua Amerika : - Amerika Utara : Amerika Serikat, Kanada - Amerika Tengah : Meksiko, Jamaika. Sedangkan ciri alam buatan benua Amerika Utara adalah Liberty Boating, Terusan Panama, industri film Hollywood.

Menjelaskan keadaan penduduk di benua Amerika Utara - Menjelaskan keadaan sosial di benua Amerika Utara - Menjelaskan keadaan perekonomian di benua Amerika Utara b. Siswa mampu menjelaskan keadaan sosial di benua Amerika Utara - Siswa mampu menjelaskan keadaan perekonomian di benua Amerika. Menjelaskan keadaan penduduk di benua Amerika Tengah - Menjelaskan keadaan sosial di benua Amerika Tengah - Menjelaskan keadaan perekonomian di benua Amerika Tengah b.

Menjelaskan keadaan kependudukan di benua Amerika Selatan - Menjelaskan keadaan sosial di benua Amerika Selatan - Menjelaskan keadaan perekonomian di benua Amerika Selatan b.

Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II

Pembahasan Hasil Penelitian

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Inside Outside Circle (IOC) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata pada siklus I sebesar 64,61, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 80,19. Dan persentase siswa yang memenuhi hasil belajar klasikal meningkat dari siklus ke siklus, pada siklus I persentase ketuntasan sebesar 57,68%.

Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang memperhatikan penjelasan, aktif bertanya atau menjawab pertanyaan, berkolaborasi dalam kelompok dan jumlah siswa yang dapat menjawab pertanyaan meningkat. Dengan demikian, penerapan model Inside Outside Circle (IOC) dalam pembelajaran IPS di Kelas VI SD Negeri 1 Watampone Kabupaten Bone dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.

Saran

Gambar

26. Foto Kegiatan
Tabel 3.1 Indikator Keberhasil
Tabel  4.1  Statistik  Hasil Belajar IPS  Murid  Kelas VI SD  Negeri 1 Watampone pada Siklus I
Tabel  4.2  Distribusi  Frekuansi  dan  Persentase  Nilai  Hasil  Belajar IPS Murid Kelas VI SD Negeri 1 Watampone pada Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Inteligensi sangat besar pengaruhnya dalam kemajuan belajar. Dimana peserta didik yang mempunyai inteligensi tinggi lebih mudah memahami pelajaran dibandingkan dengan

antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik dikelas, sehingga tidak ada beban bagi peserta didik dalam

Pelajaran bahasa Indonesia adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada peserta didik dalam upaya peserta didik mencapai kemampuan berbahasa. Tujuan

Proses pengukuran/penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan- tujuan belajarnya

Guru sebagai salah satu komponen pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan (Syamsuri, I. 2013), karena disamping melakukan kegiatan pengelolaan

Berdasarkan latar belakang, salah satu upaya dalam membantu terwujudnya tujuan pendidikan adalah dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan

Sebab itulah, peneliti melakukan penelitian dengan tujuan agar peserta didik dapat mengimplementasikan nilai yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila dengan judul penelitian:

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah dengan merancang kegiatan belajar mengajar yang bisa membuat peserta didik aktif, kreatif, dalam suasana yang