Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: ... - ....
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
1
Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Fikih Melalui Metode Empty Outline Di Kelas I Mis Guppi Rejang Lebong
Erna Afriza 1
1 Ernaafriza5@gmail.com
Abstrak: Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam belajar prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dalam mata pelajaran Fikih masih begitu rendah, sebagian siswa masih belum mencapai nilai yang telah ditentukan. Sementara guru dalam menyampaikan materinya selalu menerapkan metode ceramah kepada siswa. Siswa dianggap memiliki pemahaman seperti guru bahkan guru tidak mempunyai konsep pembelajaran yang penting target pembelajaran dan deadline terpenuhi. Supaya mempercepat pembelajaran guru mengajar hanya dengan ceramah dan siswa hanya mendengarkan saja, tidak memperdulikan apakah siswa dapat mengerti atau tidak. Apalagi memerlukan waktu yang lama 2 sampai 3 jam per mata pelajaran. Hal ini mengakibatkan terjadi kejenuhan pada siswa yang akibatnya hanya sedikit ingatan tentang pelajaran yang didapat. Maka dari itu diperlukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Fikih materi rukun islam siswa Kelas I MIS GUPPI Rejang Lebong Tahun Pelajaran 2023/2024 dengan menerapkan metode pembelajaran empty outline. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan mengambil latar MIS GUPPI Rejang Lebong. Langkah-langkah penelitian mencakup: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya meningkatkan pemahaman Fikih melalui metode empty outline kelas I MIS GUPPI Rejang Lebong Tahun Pelajaran 2023/2024 menjadi meningkat. Hal ini terbukti bahwa pada kondisi awal pra siklus nilai ulangan harian siswa mendapat nilai tertinggi 75 nilai terendah 30, rata-rata kelas hanya 50 dan ketuntasan belajar hanya 32,15 %. Sedangkan pada akhir Siklus I nilai tertinggi naik menjadi 90 nilai terendah 40, rata-rata kelas menjadi 67,14 dan ketuntasan belajar hanya 53,57 %. Pada akhir Siklus II mengalami perubahan untuk nilai tertinggi menjadi 100, nilai terendah 50 dan ketuntasan belajar berhasil mencapai 85,71 %. Dengan demikian metode empty outline dapat meningkatkan prestasi belajar Fikih siswa kelas I MIS GUPPI Rejang Lebong
Kata Kunci : Pelajaran fikih,Metode empty outline
1. Pendahuluan
Pada masa sekarang penerapan metode ceramah kepada siswa masih banyak dilakukan. Siswa dianggap memiliki pemahaman seperti guru. Bahkan guru tidak mempunyai konsep pembelajaran, yang penting target pembelajaran dan deadline terpenuhi. Supaya mempercepat pembelajaran guru mengajar hanya dengan ceramah dan siswa hanya mendengarkan saja, tidak memperdulikan apakah siswa dapat mengerti atau tidak. Hal ini mengakibatkan terjadi kejenuhan pada siswa.
2
Apalagi memerlukan waktu yang lama 2 sampai 3 jam per mata pelajaran yang akibatnya hanya sedikit ingatan tentang pelajaran yang didapat.
Jika pendidik menginginkan agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup. la harus menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian yang tepat dalam proses belajar mengajar. la juga dapat mempergunakan metode mengajar secara bervariasi, sebab masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga dalam penggunaannya pendidik harus menyesuaikan dengan materi yang diajarkan dan kemampuan peserta didik. Pemilihan teknik dan metode yang tepat memerlukan keahlian tersendiri, sehingga pendidik harus pandai memilih dan menerapkannya.
Guna memenuhi kebutuhan tersebut, pengajaran harus bersifat multisensori dan penuh variasi. Hal ini bisa dilakukan dengan cara beragam dan dalam semua mata pelajaran. Guru dalam menyampaikan mata pelajaran bukan hanya dengan metode ceramah atau auditori-guru berbicara murid mendengarkan tanpa ada feedback (umpan balik) namun guru harus menggabungkan ranah visual dan kinestetik.
Misalnya dalam pelaran agama Islam tentang shalat. Guru atau ustadz tidak hanya menjelaskan secara verbal.
Dalam mata pelajaran Fikih untuk siswa di MIS GUPPI Rejang Lebong selama ini, guru menggunakan metode pembelajaran ceramah. Dengan metode tersebut, siswa dituntut untuk duduk dengan tenang, mendengarkan dan melihat guru mengajar selama berjam-jam. Gaya guru yang statis dapat menimbulkan kejenuhan siswa dalam mengikuti pelajaran, yaitu adanya sikap kurang perhatian terhadap materi, gelisah dan bosan. Untuk menghindari keadaan tersebut maka perlu dikembangkan metode pengajaran yang dapat memacu sikap aktif siswa dalam belajar sehingga siswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan.
Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa metode dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pembelajara Fikih adalah faktor yang penting, sehingga berbagai metode dapat digunakan dalam menyampaikan materi Fikih, karena pada hakikatnya siswa lebih menyukai suatu pembelajaran yang menyenangkan atau melalui aktivitas-aktivitas dalam kelas Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengaktifkan pembelajaran dalam kelas adalah dengan metode empty outline. Dengan mengajarkan mata pelajaran Fikih dengan metode pembelajaran empty outline diharapkan dalam pembelajaran Fikih itu sendiri tidak monoton dimonopoli oleh peran guru yang memberikan pelajaran, namun juga siswa dapat aktif dalam kelas sehingga harapan dari pendidikan era globalisasi saat ini dapat tercapai yakni siswa menjadi subyek belajar, bukan obyek seperti yang selama ini terjadi di masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul: “Meningkatkan Pemahaman Materi Pembelajaran Fikih Mengenai Rukun Islam Melalui Metode Empty Outline Kelas I Madrasah Ibtidaiyah Swasta GUPPI Rejang Lebong Tahun Pelajaran 2023/2024”.
3
2. Metode
outline ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik.
Penelitian ini diawali dengan observasi awal untuk mendapatkan masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru. Aktivitas tersebut diikuti dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.2 Kegiatan ini diulang sampai terpenuhinya target yang telah diterapkan dalam indikator kinerja. Dalam penelitian ini keempat tahapan tersebut dilaksanakan dalam 2 siklus yang sebelumnya telah dilaksanakan pembelajaran awal (pra siklus)
3. Hasil
Hasil penelitian pada siklus I ini menunjukkan peningkatan dibandingkan pada tahap pra siklus (pembelajaran awal). Pada tahap pra siklus nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 58,8 dan ketuntasan pembelajaran mencapai 10,7%, sedangkan pada siklus I nilai rata-rata peserta didik adalah 73,4 dan ketuntasan pembelajaran sebesar 67,9%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan pembelajaran yang cukup signifikan. Persentase aktifitas belajar siswa pada tahap pra siklus adalah 39,3% sedangkan pada siklus I naik menjadi 71,4%. Meskipun ada peningkatan, namun hasil dari siklus I belum memenuhi standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, sehingga perlu dilakukan tindakan pada pembelajaran selanjutnya yaitu siklus II.
Pelaksanaan siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I. Siklus II dilaksanakan pada tanggal 01 agustus 2023. Materi yang diajarkan adalah fiqih.
Hasil belajar siklus II
Nilai Siklus II Kategor
i
Keterangan Sisw
a
Prosenta se
90 – 100 10 56 % Baik Tuntas
70 – 89 7 39 % sekali Tuntas
50 – 69 1 5 % Baik Belum
< 49 0 0% Cukup tuntas
Kurang Belum tuntas
JUMLAH 18 100 %
Katagori Nilai Kinerja Siklus II
No Aspek pengamatan Nilai Prosentas
e
1 Kemampuan guru dalam
merencanakan pembelajaran
4 100%
4
2 Kemampuan guru dalam Materi
menerangk an
4 100%
3 Kemampuan guru dalam metode empty outline
menerapka n
3 75%
4
Kemampuan guru dalam
melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran sesuai skenario
3 75%
5 Kemampuan guru dalam siswa
membimbin g
4 100%
6 Kemampuan guru dalam memotivasi siswa
3 75%
7 Kemampuan guru dalam
mengklarifikasi hasil kerja siswa
4 100%
Rata-rata kelas 25 89%
4. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dari hasil tes dan pengamatan yang telah dikemukan di atas, pada pelaksanaan tindakan pra siklus, siklus I dan siklus II adanya peningkatan hasil belajar dengan diadakannya pembelajaran menggunakan metode konvensional dan metode empety outline. Berikut peneliti gambarkan dalam tabel berikut :
1. Hasil Belajar
Hasil belajar siswa pada tiap siklusnya mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dalam tabel dan grafik berikut :
Tabel 4.1
Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Nilai PRA SIKLUS Siklus I Siklus II Kategor
Siswa Persentas i e
Sisw a
Prosenta se
Sisw a
Prose ntase 90 –
100
2 11 % 5 28 % 10 56 % Baik
sekali 70 –
89
3 17 % 6 33 % 7 39 % Baik
50 – 69
10 55 % 5 28% 1 5% Cukup
< 49 3 17 % 2 11% 0 0% Kurang
Jumla h
18 100% 18 100 % 18 100 %
5
Dari hasil tersebut terlihat ada peningkatan hasil belajar siswa pada proses pembelajaran mata pelajaran Fiqih setelah menggunakan metode empety outline dimana pada pra siklus ada 5 siswa atau 28%, siklus I ada 11 siswa atau 61% dan siklus II ada 17 siswa atau 95% tingkat ketuntasannya, ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan berhasil dan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan yaitu KKM 70 sebanyak 85% telah terpenuhi.
5. Kesimpulan
Kesimpulan berisi uraian yang harus menjawab tujuan penelitian. Berikan kesimpulan yang jelas dan ringkas. Jangan mengulang abstrak atau hanya mendeskripsikan hasil penelitian. Berikan penjelasan yang jelas mengenai kemungkinan aplikasi dan/atau saran yang berkaitan dengan temuan penelitian.
Daftar Pustaka
Ariesta Shintawati, 2008. Metode Active Learning dalam Pembelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah Keagamaan Husnul Khotimah, Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat Tahun Ajaran 2007/2008. Surakarta: UMS
Arifin, Zaenal. 1999. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Azwar, Syaiful. 1998. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta Pustaka Pelajar.
Departemen Agama RI, 2002, Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahan, Jakarta : Al- Huda
Departemen Agama RI, 2004, Pedoman Khusus Fiqih Kurikulum 2004, Jakarta : Depag
Dimyati dan Mudjono, 1999, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri, 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Jakarta.
PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri, 1996, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta. PT Rineka Cipta.
Oemar Hamalik, 1995. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara Rasjid Sulaiman, 1978, Fiqh Islam, Jakarta : Attahiriyah
Seksi Kurikulum Subdin Pembinaan Pendidikan Dasar, 2003, Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Melalui Pendekatan PAKEM, Kontekstual dan Kecakapan Hidup, Semarang : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
6
Sudjana, Nana, 1990, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Komalasari Dewi, Yetty, Arie Afriansyah, and Aristyo Rizka Darmawan. "Comparative Law Enforcement Model at Sea: Lesson Learned for Indonesia." Indonesian Journal of International Law 18, no. 1 (2020): 83-104, https://doi.org/10.17304/ijil.vol18.1.802
Yunus, A. "Multilayered Democracy in Papua: A Comparison of “Noken” System and Electoral College System in the United States." Hasanuddin Law Review 6 no. 3 (2020):
323-329, 10.20956/ halrev.v6i3.2892.