PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat atau Kegunaan Penelitian
Definis Operasional
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Dakwah
Pengertian dakwah dalam Kamus Al-Munawwir adalah ةوعدو ءاعد – اعد yang artinya memanggil, mengajak. 27 Dilihat dari aspek kebahasaan “Dakwah”. Yang dimaksud dengan upaya mempengaruhi adalah masyarakat bertindak dan berperilaku seperti apa yang disampaikan oleh khatib.29 Sendangkan secara istilah berarti mendorong masyarakat untuk mengikuti sesuatu dengan cara tertentu dan dengan tujuan tertentu. 30.
Tujuan Dakwah
Dakwah mengajak dan mendorong manusia untuk menaati ajaran Allah (Islam) termasuk amr ma'ruf nahi munkeri agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. 31. Berdasarkan ayat tersebut jelaslah bahwa hakikat segala dakwah adalah menyadarkan manusia akan arti hidup yang sesungguhnya.
Dasar Hukum Dakwah
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang munkar; dan mereka bergembira." 45 3. Perkataan perintah (fi'il amr) disebut dalam ayat 125 surah an-Nahl dengan perkataan "panggilan" (عدا), manakala pada ayat 104 Ali Imran perkataan perintah adalah dalam. borang " dan biarkan ada sekumpulan kamu. Tambahan pula, amanat perintah pertama lebih jelas iaitu “berdakwah”, manakala amanat perintah kedua hanyalah “biarlah ada sekumpulan orang yang berdakwah”.
Dan hendaklah di antara kamu ada sekelompok orang yang menyerukan kebajikan, memerintahkan (melakukan) apa yang bajik, dan. Ayat ini diyakini menekankan pada kata “minkum” yang artinya sebagian, sehingga tidak semua atau setiap umat Islam memikul tanggung jawab dakwah. Kedua ayat ini menyampaikan pengertian bahwa dakwah berarti tanggung jawab satu orang saja; tidak semua umat Islam perlu berdakwah.
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) penolong bagi sebahagian yang lain. Orang-orang munafik dan orang-orang munafik, satu dan yang lain adalah (sama), menyuruh (berbuat) kemungkaran dan melarang (mengerjakan) kebaikan dan memegang tangan (orang yang bakhil). Mereka lupa kepada Allah, maka Allah pun melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu sangat jahat.” 55.
Prinsip-Prinsip Dakwah
Lindungi diri Anda dan keluarga Anda dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; Para penjaga adalah malaikat-malaikat yang kasar dan tegar, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya dan senantiasa melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya.” 59 2. Da’i harus menyadari bahwa manusia memerlukan waktu untuk memahami pesan da’ untuk memahaminya wah, karena dakwah juga harus memperhatikan tahapan-tahapannya, sebagaimana Nabi Muhammad SAW harus melalui tahapan-tahapan pada masa Mekkah dan masa Madinah dahulu kala. Da'i juga harus ada di masyarakat menggali ke dalam masyarakat. pikiran sehingga kebenaran Islam dapat tersampaikan melalui logika masyarakat.
Dalam menghadapi kesulitan, pendakwah hendaklah bersabar, tidak bersedih hati terhadap kekafiran masyarakat dan tidak menahan nafas terhadap tipu daya mereka (QS. an-Nahl: 127). Bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu hanyalah dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah (pula) kamu menutup dadamu terhadap tipu daya yang mereka rancangkan." 60. Imej dakwah yang positif akan sangat menggalakkan komunikasi dakwah, sebaliknya imej yang buruk akan menjadikan semua aktiviti dakwah tidak produktif.
Citra positif bisa dibangun dengan keikhlasan dan konsistensi dalam jangka waktu yang lama, namun citra buruk bisa dibangun seketika hanya dengan satu kesalahan fatal. Da’i harus memperhatikan tertibnya pusat perhatian dakwah, yaitu prioritas pertama dakwah berkaitan dengan hal-hal yang bersifat universal yaitu al khair (kebajikan), yad’una ila al-khair, dan kemudian ke amr ma'ruf dan kemudian ke nahi munkar (QS. Ali-Imran/3:104). Dan hendaklah di antara kamu ada sekelompok orang yang menyeru kepada kebajikan, memerintahkan (melakukan) kebajikan, dan mengharamkan kemunkaran, dan mereka itulah orang-orang yang membahagiakan.” 61 Al-khair adalah kebaikan universal yang datangnya secara normatif dari Tuhan. sebagai keadilan dan kewajaran, sedangkan al-ma'ruf adalah sesuatu yang “secara sosial” dianggap pantas.
Unsur-Unsur Dakwah
- Subjek Dakwah
- Obyek Dakwah
- Metode Dakwah
- Efek Dakwah
Materi dakwah adalah isi risalah atau materi yang disampaikan da'i kepada mad'u. 74 Pada dasarnya materi dakwah hanya Al-Qur'an dan As-Sunnah. Sebagai pedoman hidup, Al-Qur'an memuat secara lengkap petunjuk, pedoman, hukum, sejarah dan prinsip-prinsip baik yang meliputi masalah keimanan, ibadah, hubungan, akhlak, politik, ilmu pengetahuan, teknologi dan lain sebagainya. Sebagai pedoman yang masih bersifat umum/global, maka wahyu-wahyu dalam Al-Qur’an masih belum dirinci secara rinci.
Dalam hal As-Sunnah sebagai pedoman hidup selepas al-Quran, Allah Subhanahu wa ta'ala menjelaskan di tempat yang berbeza. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Sebagai wahyu Allah Subhanahu wata'ala, al-Quran tidak akan pernah dibandingkan dengan kekuatan mana pun.
Sumber bahan dakwah yang kedua setelah Al-Qur'an adalah Sunnah, yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan Nabi Muhammad sallallahu a'laihi wasallam, baik perkataan, tingkah laku, maupun sikapnya. Jika Al-Qur’an adalah wahyu Allah Subhanahu wata’ala yang benar secara mutlak, maka Sunnah hanya berasal dari Nabi Muhammad Sallallahu a’laihi wasallam, diantara keduanya terdapat perbedaan yang mendasar. Meskipun seluruh Al-Qur'an harus digunakan sebagai pedoman hidup, tidak semua Sunnah harus digunakan sebagai pedoman hidup.
METODE PENELITIAN
- Lokasi Penelitian
- Fokus Dan Deskripsi Fokus Penelitian
- Instrumen Penelitian
- Sumber Data
- Tekhnik Pengumpulan Data
- Tekhnik Pengolahan dan Analisis Data
Yaitu observasi langsung di lapangan mengenai pengamalan Islam yang dilakukan masyarakat, dan metode dakwah dalam upaya peningkatan pengamalan Islam yang dilakukan masyarakat, serta faktor pendukung dan penghambat dakwah di desa Sumarorong. . Berdasarkan observasi lapangan terlihat bahwa masyarakat Desa Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa dihuni oleh berbagai suku/etnis seperti Mamasa, Toraja, Bugis, Mandar dan Jawa. Namun alhamdulillah setelah ada seorang mubaligh yang mampu membimbing, mengembangkan dan mengarahkan masyarakat Desa Sumarorong, aktivitas keagamaan mereka mulai beragam dan pengamalan agama Islam mereka mulai meningkat.
Dan tentunya semua ini patut kita syukuri dan kita berharap dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan pengamalan agama Islam pada masyarakat Desa Sumarorong.” Cara dakwah yang ketiga ini dinilai sangat tepat dan efektif bagi masyarakat Kecamatan Sumarorong. Kecamatan Sumrorong Segala kegiatan tidak lepas dari dukungan dan peran serta seluruh pihak yang terlibat dalam dakwah yang dilaksanakan di Desa Sumarorong, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten.
Begitu pula dengan Mamasa, tidak akan bisa berjalan lancar tanpa dukungan semua pihak di Desa Sumarorong, Kecamatan Sumarorong dan Kabupaten Mamasa. Faktor pendukung dakwah di Desa Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa adalah ilmu khatib, keikhlasan khatib dalam berdakwah, kesabaran khatib, tersedianya tempat ibadah dan keberadaan masyarakat terpelajar. Masyarakat Desa Sumarorong yang beragama Islam diharapkan dapat mengikuti berbagai acara keagamaan seperti.
HASIL PENELITIAN
Keadaan Geografis Kelurahan Sumarorong
Wilayah desa Sumarorong terletak pada ketinggian sekitar 1000 meter, sebagian wilayahnya dimanfaatkan untuk persawahan dan perkebunan.
Demografi Kelurahan Sumarorong
Adanya tempat ibadah yang cukup banyak di Desa Sumarorong, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa tentunya sangat menunjang dan sangat memudahkan setiap umat beragama dalam menjalankan ibadahnya masing-masing, baik Kristen maupun Islam. Hal ini jelas disebabkan oleh kurangnya pemahaman agama di kalangan masyarakat Desa Sumarorong, dan belum adanya keteladanan yang baik dari para tokoh agama, baik imam masjid maupun tokoh agama, yang tinggal di Desa Sumarorong. Sehubungan dengan metode dakwah yang tepat bagi masyarakat Desa Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa, berdasarkan kondisi masyarakat Desa Sumarorong yaitu metode lemah lembut (bi-al-hikmah) dan metode ceramah (bi-al-hikmah). al-maw' izah al-hasanah) digunakan. dan tanya jawab (bi-al-mujajadi) merupakan cara atau metode yang dirasa sangat tepat untuk meningkatkan pengamalan agama Islam pada masyarakat Desa Sumarorong, hal ini juga yang diutarakan oleh Ustadz Abdul Qodir selaku khatib di Desa Sumarorong dalam sebuah wawancara pada 12 Mei 2017.
Berdasarkan observasi di lapangan, kegiatan dakwah di Desa Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa, seperti halnya kegiatan lainnya, jelas tidak terlepas dari berbagai faktor, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. Seorang da'i dalam berdakwah harus mempunyai ilmu tentang apa yang didakwahkannya agar tidak menyesatkan orang, dan hal inilah yang dimiliki oleh da'i di Desa Sumarorong. Keikhlasan para da’i Desa Sumarorong dalam berdakwah juga menjadi faktor yang sangat menunjang dalam menjalankan kegiatan dakwah di Desa Sumarorong dan keikhlasan merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap orang khususnya seorang da’i.
Dengan dukungan semua pihak baik pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat itu sendiri maka akan sangat mudah untuk mencapai hasil maksimal seperti yang diharapkan yaitu meningkatkan pemahaman dan pengamalan agama Islam di Desa Sumarorong. Masyarakat desa Sumarorong belum memahami agama sehingga sebagian besar masyarakatnya masih mempercayai kepercayaan nenek moyang meskipun hal tersebut sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam. Kehadiran seorang da'i yang mempunyai ilmu, keikhlasan dan kesabaran merupakan sosok da'i yang sangat dibutuhkan dalam mengubah masyarakat desa Sumarorong, namun sangat diperlukan.
Faktor penghambat dakwah di Desa Sumarorong Kecamatan Sumarorong Kabupaten Mamasa adalah sebagian masyarakat merasa pintar, kurangnya pemahaman terhadap agama masyarakat, kurangnya kesadaran masyarakat dalam beribadah, kurangnya biaya untuk pengembangan dakwah, masyarakat masih beriman mitos dan kurangnya da’i yang mampu membimbing dan menjelaskan tentang agama dan religiositas sehingga mereka dapat memahami ajaran Islam dan mengamalkan ajaran Islam sesuai dengan pedoman Al-Qur’an dan Sunnah. Tidak dapat dipungkiri bahwa mayoritas masyarakat Islam di Desa Sumarorong memiliki pemahaman dan pengamalan Islam yang sangat rendah. Hal ini tentunya menjadi tanggung jawab utama para pemuka agama masyarakat Desa Sumarorong.
Kondisi Sosial Mayarakat
Gambaran Umum Pengamalan Islam masyarakat
Metode dakwah yang diterapkan pada masyarakat
Faktor pendukung dan penghambat dakwah
- Faktor Pendukung
- Faktor Penghambat
PENUTUP
Saran
Memberikan solusi kepada masyarakat yang mempunyai permasalahan sehari-hari sesuai dengan pedoman Al-Quran dan Sunnah. Sebuah contoh yang baik bagi masyarakat Desa Sumarorong yang masih sangat membutuhkan sosok yang bisa menjadi teladan dalam urusan keagamaan. Ikut serta aktif dalam pengajian Bunda yang dilaksanakan sebulan sekali, setiap tanggal 15 sore.
Wardi, Muhamed Masfiatul, Skripsi Tidak Diterbitkan, Metode Cerdas Dakwah Korps Dakwah Syuhada Masjid, Yogyakarta: Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga. Lahir di Kabupaten Polewali Mandar tepatnya di Dusun Lelupang Desa Lagi-agi Kecamatan Campalagian pada hari Minggu tanggal 21 Mei 1995. Peneliti menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 056 INPRES Lelupang di Desa Lagi-agi Kecamatan Campalagian pada tahun 207.
Pada tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 4 Campalagian di Desa Sumarrang Kecamatan Campalagian dan lulus pada tahun 2010 kemudian melanjutkan SMK di SMK Negeri Campalagian di Desa Mapilli Kecamatan Mapilli pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 peneliti melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi swasta Ma'had Al Birr Universitas Muhammadiyah Makassar dan peneliti menyelesaikan program Diploma Dua (D2) pada tahun 2015, pada tahun yang sama peneliti melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi swasta tepatnya di muhammadiyah. Fakultas Agama Islam Universitas Makassar (UNISMUH) dalam kajian Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI).