KI-2121 ANALISIS GRAVIMETRI
Dr. Rusnadi, M.Si
ANALISIS GRAVIMETRI
Analisis gravimetri adalah salah satu metode analisis
makrokuantitatif yang paling akurat dan presisi. Analisis
gravimetri dilakukan berdasarkan pengukuran massa (dengan
penimbangan).
Secara garis besar terbagi menjadi 2 metode : metode gravimetri pengendapan (precipitation methods) dan metode gravimetri penguapan (volatilization methods)
1
GRAVIMETRI PENGUAPAN (VOLATILIZATION METHODS)
Dalam gravimetri penguapan (volatilization methods), analit atau produk dekomposisinya diuapkan pada temperatur tertentu, kemudian dikumpulkan dan ditimbang.
Massa produk dekomposisi juga dapat ditentukan secara tidak langsung berdasarkan berkurangnya massa sampel.
Beberapa aplikasi :
Penentuan kadar air : langsung ( uap air terukur dari peningkatan massa desikan ), tidak langsung ( berdasarkan pengurangan massa sampel)
Gravimetri berbasiskan pembentukan gas CO2: analisis antasida
Analisis sulfit dan sulfida
Penentuan % C, H senyawa organik
3
TERMOGRAVIMETRI
GRAVIMETRI PENGENDAPAN (PRECIPITATION METHODS)
Pada metode pengendapan, analit diubah menjadi endapan dengankelarutan yang rendah.
Endapan yang dipisahkan dikeringkan atau dipijarkan, mungkin ke bentuk lain, danditimbang secara akurat. Dari berat endapan dan pengetahuan tentang komposisi kimianya, selanjutnya dapat dihitung berat analit dalam bentuk yang diinginkan.
5
KELARUTAN ENDAPAN : KESETIMBANGAN DAN
PH SISTEM
7
GRAVIMETRI PENGENDAPAN (PRECIPITATION METHODS)
Pada metode pengendapan, analit diubah menjadi endapan dengan kelarutan yang rendah.
Endapan selanjutnya disaring, dibilas untuk menghilangkan pengotor(impurities), kemudian diubah menjadi produk dengan komposisi yang diketahui dengan pasti melalui perlakuan pemanasan atau pemijaran. Produk akhir kemudian ditimbang.
Reagen pengendap dalam metode gravimetri harus bereaksi secara spesifik, atau setidaknya dapat bereaksi secara selektif dengan analit. Reagen pengendap yang spesifik hanya bereaksi dengan spesies kimia tunggal. Reagen tersebut jumlahnya terbatas. Reagen pengendap yang bereaksi secara selektif, yakni dapat bereaksi dengan sejumlah spesies secara terbatas, umumnya lebih banyak tersedia.
Desired ion Reagent Precipitate form Weighable form
Cl- Ag+as AgNO3soln AgCl AgCl
Ag+ Cl- as KCl soln AgCl AgCl
SO4-2 Ba+2as BaCl2or BaNO3 BaSO4 BaSO4
Ba+2 SO4-2 BaSO4 BaSO4
Mg+2, Zn+2, Mn+2
HPO4-2as (NH4)2HPO4 soln.
M(NH4)PO4.6H2O M2P2O7
pyrophosphate HPO4-2, PO4-3 pH 5-6.5, MgCl2soln
NH4Cl soln
Mg(NH4)PO4.6H2O Mg2P2O7 pyrophosphate
K+ HClO4 KClO4 KClO4
Na+[(C6H5)4B]- K [(C6H5)4B] K [(C6H5)4B]
Na3[ Co(NO2)6] K2Na [ Co(NO2)6] K2Na [ Co(NO2)6]
9
REAGEN PEMBENTUK ENDAPAN
REAGEN PEMBENTUK ENDAPAN
Pengendap organik lebih selektif serta memiliki sensitifitas lebih tinggi karena dapat menghasilkan massa endapan lebih besar.
Sebagai asam lemah,
selektifitasnya dikendalikan oleh pengaturan pH.
Umumnya merupakan senyawa pengkhelat yang membentuk kompleks netral denganion logam.
Endapan yang terbentuk memiliki kelarutan yang rendah dalam air, berukuran besar serta lebih mudah disaring
11
Organic precipitating agents are chelating agents.
They form insoluble metal chelates.
©Gary Christian, Analytical Chemistry, 6th Ed. (Wiley)
13
Sifat endapan yang diinginkan adalah sebagai berikut:
Endapan terdiri dari partikel besar yang mudah disaring dan dicuci bebas dari kotoran.
Kelarutan yang cukup rendah sehingga tidak terjadi kehilangan padatan yang signifikan selama penyaringan dan pencucian
Tidak reaktif dengan konstituen atmosfer
Komposisinya diketahui setelah dikeringkan atau dipijarkan
Endapan koloid dan endapan kristalin
Koloid tersusun atas partikel-partikel yang berdiameter kurang dari 10-4cm.
Padatan koloid tidak menunjukkan kecenderungan untuk mengendap dari larutan serta tidak mudah disaring.
Padatan kristalin cenderung mengendap secara spontan dan mudah disaring.
Ukuran partikel endapan dipengaruhi oleh variabel eksperimental seperti kelarutan endapan, suhu, konsentrasi reaktan, dan laju pencampuran reaktan.
15
Ukuran partikel terkait dengan kondisi lewat jenuh relatif (relative supersaturation, RSS
Q : konsentrasi zat terlarut pada saat tertentu dan S konsentrasi zat terlarut dalam kesetimbangan. Q – S merupakan ukuran kelewatjenuhan zat terlarut
(Q - S)/S >>> : laju pembentukan inti tinggi, endapan berukura kecil / koloid (Q - S)/S <<< : endapan kristalin.
PEMBENTUKAN ENDAPAN
Endapan terbentuk melewati dua proses, yaitu pembentukan inti endapan (nukleasi) dan pertumbuhan partikel endapan.
Ukuran partikel dari endapan yang terbentuk ditentukan proses mana yang berlangsung lebih dominan.
Nukleasi adalah proses di mana jumlah minimum atom, ion, atau molekul bergabung bersama untuk menghasilkan padatan yang stabil.
Pengendapan lebih lanjut kemudian melibatkan kompetisi antara nukleasi tambahan dan pertumbuhan pada inti yang ada (pertumbuhan partikel).
Pembentukan inti/ nukleasi meningkat pesat dengan meningkatnya RSS.
Laju pertumbuhan partikel lebih disukai jika RSS rendah.
17
Ukuran partikel dan lewat jenuh relatif (RSS), RSS<<<
Meningkatkan kelarutan endapan (S) :
1. Pengendapan berlangsung dalam larutan panas,
2. Mengatur pH, untuk endapan yang mengandung ion yang bersifat asam atau basa. Pengendapan endapan yang memiliki ion yang bersifat basa pada pH
cukup rendah , karena pada kondisi tersebut memperlambat laju pengendapan.
Menurunkan nilai Q
1. Gunakan larutan analit encer
2. Tambahkan reagen pengencer encer secara perlahan, dengan pengadukan yang efektif untuk mencegah kelebihan reagen jika persebarannya kurang merata.
Endapan yang memiliki kelarutan yang sangat rendah seperti PbS, Fe(OH)3 menjadikan nilai RSS<< sulit terpenuhi.
PENGENDAPAN HOMOGEN
Hidrolisis urea berlangsung pada suhu tinggi
Sampel yang mengandung ion Ca2+kedalamnya ditambahkan HCl sebelum
penambahan (NH4)2C2O4. Pada suasana asam belum terjadi pegendapan kalsium oksalat.
Setelah larutan dipanaskan hingga mencapai temperatur 50 oC, kemudian
ditambahkan urea, beberapa menit kemudian terbentuk endapan kalsium oksalat.
19
PENGENDAPAN HOMOGEN
MENGONTROL UKURAN PARTIKEL
Variabel eksperimental menyebabkan endapan kristal meliputi suhu tinggi untuk meningkatkan kelarutan endapan, larutan encer, dan penambahan perlahan zat pengendap dengan pengadukan yang baik.
Partikel yang lebih besar juga dapat diperoleh dengan kontrol pH, asalkan kelarutan endapan tergantung pada pH.
Koagulasi, atau aglomerasi partikel koloid dapat berlangsung lebih cepat melalui pemanasan, pengadukan, dan penambahan elektrolit ke dalam medium.
Muatan pada partikel koloid yang terbentuk dalam analisis gravimetri ditentukan oleh muatan ion kisi yang berlebih ketika pengendapan selesai.
21
KOLOID PALING BAIK DIENDAPKAN DARI LARUTAN PANAS DAN DIADUK YANG MENGANDUNG ELEKTROLIT YANG CUKUP UNTUK MEMASTIKAN KOAGULASI.
Penambahan NaCl lebih banyak
Penambahan elektrolit inert
AgNO3berlebih
Pemanasan dapat mengurangi jumlah kelebihan ion Ag+di lapis adsorpsi primer, selain meningkatkan energi kinetik untuk mengimbangi tolakan elektrostatik
MEMPEROLEH ENDAPAN MURNI (TERDAPATNYA PENGOTOR DALAM ENDAPAN)
23
INKLUSI: ION PENGOTOR MEMILIKI UKURAN DAN MUATAN YANG MIRIP DENGAN ION ANALIT, MENGGANTIKAN ION ANALIT PADA KISI KRISTAL
Probabilitas terjadinya inklusi sebanding dengan peningkatan konsentrasi ion pengotor
Ion pengotor terdistribusi dalam kisi kristal endapan,dan menyebabkan penyimpangan massa endapan menjadi lebih besar.
Dapat diatasi dengan pengendapan ulang
OKLUSI: ION PENGOTOR TERJEBAK DALAM ENDAPAN SAAT TAHAP PERTUMBUHAN KRISTAL
Menyebabkan penyimpangan massa endapan menjadi lebih besar.
Dapat diatasi dengan memanaskan endapan dalam fasa ruah larutannya (digesti) sehingga diharapkan pengotor yang terperangkap dapat larut kembali.
25
ADSORPSI DI PERMUKAAN ENDAPAN : ION PENGOTOR TERSERAP DI PERMUKAAN ENDAPAN
Diatasi denga pencucian, namun dapat menyebabkan hilangnya sejumlah endapan
Umum terjadi pada endapan berukuran kecil.
MENYARING ENDAPAN
27
MEMBILAS ENDAPAN
Perlu mewaspadai endapan agar tidak Kembali larut saat pembilasan.
Larutan pembilas ditambahkan dalam keadaaan dingin, kadang dicampur dengan etanol.
Waspadai pengaruh pH pembilas terhadap endapan agar tidak melarutkannya kembali.
Untuk mencegah peptisasi, gunakan pembilas elektrolit inert yang bersifat volatil
PENGERINGAN ENDAPAN
Pengeringan endapan menghilangkan sisa larutan supernatant maupun pembilas serta pengotor yang bersifat volatil.
Oven dapat digunakan untuk menghilangkan air dan pengotor yang bersifat volatile pada temperature 110oC. Pengeringan dilakukan berulang hingga diperoleh massa yang tetap.
Pemanasan pada suhu yang lebih tinggi , misal pengubahan MgNH4PO4.6H2Omenjadi Mg2P2O7 dilakukan pada suhu 1000 oC.
29