• Tidak ada hasil yang ditemukan

MINERAL DAN BATUAN

N/A
N/A
Yanti ristua butarbutar 21310034

Academic year: 2024

Membagikan "MINERAL DAN BATUAN "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MINERAL DAN BATUAN

NAMA:

1. Marsel Gabriel Sinaga (21310004) 2. Sheryl Vebiola Siregar (21310006) 3. Theresia Gurning (21310007)

4. Evan Habeahan (21310013) 5. Yanti Butarbutar (21310034)

6.Jala Harianja (21310026) 7. Theo Simangunsong (21310052)

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2024

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam ilmu geologi, mineral adalah suatu zat atau benda persenyawaan kimia asli atau yang tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan fisik tertentu, dan biasanya berbentuk padat. Sedangkan pengertian batuan adalah semua bahan penyusun kerak bumi dan merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang telah mengkristal.Batuan adalah sekumpulan mineral- mineral yang menjadi satu. Batuan bisa terdiri dari satu macam mineral saja atau campuran beberapa mineral.

Batuan didefinisikan sebagai agregasi dari satu atau beberapa jenis mineral yang bercampur menjadi satu, tetapi sifat dasar dari tiap mineral tersebut masih tetap terlihat,dimana mineral merupakan campuran kimia dan batuan merupakan campuran fisika.

1.2. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : Untuk mengetahui mineral dan batuan mulai dari sifat-sifatnya, jenisnya, proses terbentuknya serta hubungannya terhadap lingkungan Teknik sipil.

1.3. Permasalahan

1. Apa yang dimaksud dengan Mineral dan Batuan?

2. Apa Hubungan antara Mineral dan Batuan?

3. Apa pengaruh Mineral dan Batuan terhadap keadaan tanah?

(4)

BAB II ISI

2.1 Mineral

Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur Mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.

Berdasarkan pengertiannya, mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas tertentu, dan mempunyai atom yang tersusun teratur.

Dalam ilmu geologi, mineral adalah suatu zat atau benda persenyawaan kimia asli atau yang tersusun oleh proses alam, memiliki sifat-sifat kimia dan fisik tertentu, dan biasanya berbentuk padat. Jadi walau sifat dan zatnya sama namun dibentuk oleh manusia di laboratorium, maka itu tidak termasuk mineral.

2.1.1 Jenis-Jenis Mineral a) Kalsium (Ca)

Kalsium atau zat kapur merupakan logam yg reaktif yang membentuk lapisan oksida-nitrida gelap bila terpapar udara ia ada unsur paling melimpah di kerak bumi banyak ditemukan di batu kapur dan sisa posida laut

b) Fosfor (P)

Fosfor terkadang tidak memiliki warna tetapi kadang dapat berwarna merah atau putih. Fosfor putih sangat reaktif mudah terbakar dan dapat memancarkan cahaya yg sangat beracun sedangkan fasfor merah tidak reaktif dan tidak terlalu beracun

c) Natrium (Na)

Natrium adalah logam lunak putih keperakan dan sangat reaktif d) Klorida (Cl)

Sifat kimia Klorin ditentukan oleh konfigurasi elektron pada kulit terluarnya. Keadaan ini membuatnya tidak stabil dan sangat reaktif e) Sulfur (S)

Sulfur atau belerang bersifat non logam serta memiliki bau dan warna yang khas sulfur dapat ditemukan di alam bebas beberapa sumber utama sulfur antara lain sekitar gunung berapi dan pembakaran Arang

f) Magnesium (Mg)

Magnesium adalah unsur ke-9 paling melimpah dalam semesta Biasanya banyak terakumulasi pada batuan beku Biasanya berupa padatan abu-abu mengkilap

(5)

g) Kalium (K)

Kalium adalah logam alkali lunak, berwarna putih keperakan yang teroksidasi cepat di udara

h) Zat Besi (Fe)

Zat besi adalah logam yang berkilau bulat mudah dibentuk berwarna abu- abu keperakan.

i) Tembaga (Cu)

Tembaga adalah sebuah unsur kimia logam yang lunak mudah ditempa dan ulet dengan konduktivitas termal dan listrik yang sangat tinggi

j) Iodium (I)

Sifat yodium adalah padatan berkilauan berwarna hitam kebir-biruan menguap pada suhu kamar menjadi gas Ungu biru dengan bau menyengat k) Selenium (Se)

Sifat selenium merupakan jenis paling stabil berwarna abu-abu Meta lik l) Cobalt (Co)

Obat merupakan unsur feromagnetik keras getah berkilau dan berwarna perak keputihan

m) Kromium (Cr)

Sifat fisik kromium terlihat berkilau rapuh termasuk logam keras

warnanya perak abu-abu ketika dipanaskan dengan borns akan membentuk kromat hijau hijau.

n) Mangan (Mn)

Logam ini keras dan sangat rapuh sulit melebur tetapi mudah teroksidasi.

o) Zinc (Zn)

Seng memiliki warna putih kebiruan dan merupakan konduktor yang baik.

Seng bereaksi cepat dengan udara secara bertahap membentuk lapisan oksida seng berwarna abu-abu kusam

p) Flourida (F)

fluorida adalah bahan kimia yang bertindak sebagai bes, dapat bergabung dengan proton (H+) dan membentuk hidrogen fluorida (HF).

2.1.2 Sifat Mineral

Ada beberapa sifat fisik mineral yang dapat diamati secara megastopik:

1. Warna (colour)

Warna mineral dapat dilihat mata apabila terkena cahaya. Ada beberapa mineral yang dinamakan berdasarkan warna seperti azurite biru, malachitee hijau, erythrite merah-ungu dan lainnya.

2. Kilap (luster)

Kilap mineral adalah sifat optik dari mineral yang berhubungan dengan refleksi dan refraksi dari pantulan cahaya di permukaannya. Kilap dapat dibagi menjadi 3 yaitu: kilap logam, kilap sub logam, dan kilap bukan logam.

3. Cerat (streak)

(6)

Adanya cerat dapat digunakan untuk membedakan dua jenis mineral yang warnanya terlihat sama namun warna ceratnya (bentuk bubuknya) berbeda.

Warna cerat lebih stabil dan tidak berubah sehingga lebih dapat dipercaya.

4. Belahan (cleavage)

Belahan atau terbelah adalah sifat fisik dari mineral jika mengalami tekanan dari luar atau pemukulan dengan palu. Tidak semua mineral memiliki sifat ini karena ada yang mudah dibelah, ada yang sulit, dan ada yang tidak bisa dibelah.

5. Pecahan (fracture)

Apabila mineral tidak dapat membelah, maka ia akan pecah secara tidak teratur. Beberapa macam pecahan yang diketahui adalah:

• Konkoidal: pecahan yang memperlihatkan gelombang lengkung di permukaannya, misalnya kwarsa.

• Splintery/fibrous: pecahan yang terlihat seperti serat.

• Uneven/ireguler: pecahan yang memberi kesan permukaan kasar tidak teratur.

• Hackly: adalah pecahan yang mengesankan permukaan tidak teratur dengan ujung runcing. Contoh emas native dan perak native.

6. Kekerasan fisik (hardness)

Kekerasan menunjukkan tingkat kerasnya suatu mineral. Ini penting sebagai pembanding mineral satu dan mineral lainnya. Cara pengujian tingkat kekerasan adalah dengan saling menggores masing-masing mineral. Skala yang digunakan adalah skala “Mohs” dengan 10 tingkat kekerasan. Yang paling rendah adalah kapur (talk) dan yang paling keras adalah intan.

7. Sifat dalam (tenacity)

Sifat dalam merupakan sifat mineral yang berhubungan dengan daya tahan mineral apabila patah, hancur, bengkok, dll. Macamnya adalah:

a. Rapuh (brittle) : artinya mineral tersebut mudah hancur tapi bisa dipotong-potong. Mineral yang bersifat rapuh contohnya kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit.

b. Mudah ditempa : artinya mineral itu dapat di tempa hingga tipis, contoh yang bisa ditempa sampai tipis adalah emas, tembaga.

c. Dapat diiris : artinya mineral itu dapat diiris dngan pisau seperti gypsum contohnya.

d. Fleksible : artinya mineral dapat menjadi lapisan tipis, bisa di bengkokkan namun tak patah, tetapi tidak dapat di kembalikan lagi seperti semula. Contoh : mineral kapur (talk), dan selenite.

e. Blastik : adalah mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan dapat di kembalikan keposisi semula. Contoh : muskovit.

8. Berat jenis (specific gravity)

Adalah berat relatif dari suatu mineral yang diukur terhadap berat dari air.

Cara mengukurnya:

• Timbang mineral dalam keadaan kering di udara (W);

• Timbang mineral dengan ditenggelamkan dalam air (W1).

Berat jenisnya ditentukan dengan membagi berat dalam kondisi kering dengan berat setelah ditenggelamkan dengan rumus: Berat jenis = W / W-(W1)

9. Kemagnetan (magnetism)

(7)

Kemagnetan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnet. Jika ia mudah sekali ditarik magnet maka dinamakan ferromagnetik. Sebaliknya jika menolak daya tarik magnet dinamakan diamagnetik.

10. Kelistrikan (electricity)

Kelistrikan adalah sifat mineral terhadap arus listrik. Jika mineral dapat mengalirkan listrik disebut konduktor, sebaliknya jika tidak dapat

mengalirkan listrik disebut non konduktor. Jika dapat mengalirkan listrik pada batas tertenti disebut semi konduktor.

2.2 Batuan

Dalam Ilmu Geologi, pengertian batuan adalah semua bahan penyusun kerak bumi dan merupakan kumpulan dari mineral-mineral yang telah mengkristal.Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Batuan bisa terdiri dari satu macam mineral saja atau campuran beberapa mineral. Batuan didefinisikan sebagai agregasi dari satu atau beberapa jenis mineral yang bercampur menjadi satu, tetapi sifat dasar dari tiap mineral tersebut masih tetap terlihat (lebih sederhana dari mineral), dimana mineral merupakan campuran kimia dan batuan merupakan campuran fisika.

2.2.1 Jenis-jenis Batuan

Secara umum, siklus batuan menyebabkan bentuk batu tidak permanen dan memunculkan 3 jenis batuan. Ketiganya adalah batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Namun, dari ketiga tipe itu, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf dibedakan lagi jadi beberapa jenis.

Berikut jenis-jenis batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf, serta contoh-contohnya :

1. Batuan beku

Batuan beku terbentuk dari magma atau lava yang membeku.

Magma merupakan batuan cair dan sangat panas yang berada di dalam kerak bumi/perut bumi. Sementara lava adalah magma yang mencapai permukaan bumi.

Ada banyak jenis contoh batuan beku yang mudah ditemui di lingkungan sekitar. Berikut sejumlah contoh batuan beku beserta ciri- ciri, proses pembentukan, hingga kegunaan.

a. Batuan apung

Menurut situs resmi Museum Gunung Merapi, ciri-ciri batuan apung yaitu warnanya keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, dan terapung dalam air. Cara terbentuknya dari

pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas.

Kemudian kegunaannya, adalah untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, dan di bidang industri digunakan sebagai bahan pengisi (filler) isolator temperatur tinggi dan lain-lain.

b. Batu obsidian

Ciri-cirinya berwarna, hitam, dan hijau. Bentuknya seperti kaca, dan tidak ada kristal-kristal. Cara terbentuknya dari lava

permukaan yang mendingin dengan cepat. Kegunaannya dapat

(8)

sebagai alat pemotong atau ujung tombak, dan bisa dijadikan kerajinan.

c. Batu granit

Ciri-ciri batu granit yaitu terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga. Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai, sungai besar, dan dasar

sungai. Cara terbentuknya dari pendinginan magma yang terjadi lambat di bawah permukaan bumi. Kemudian, kegunaannya adalah sebagai bahan bangunan.

d. Batu basalt

Ciri-ciri batu basalt yaitu terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, dan berwarna hijau keabu-abuandan berlubang-lubang. Cara terbentuknya yaitu dari pendinginan lava yang mengandung gas tetapi gasnya telah menguap. Kegunaannya adalah sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan atau pondasi

bangunan.

e. Batu diorit

Ciri batu diorit berwarna kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih. Cara terbentuknya yaitu dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone, biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan

membentuk suatu gunung didalam cordilleran. Batu diorit bisa digunakan sebagai ornamen dinding atau lantai, dan bahan bangunan.

f. Batu andesit

Cirinya adalah batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau, atau jingga. Cara terbentuknya adalah dari lelehan lava gunung api yang meletus, saat temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Kegunaannya adalah nisan kuburan, cobek, arca untuk hiasan, dan batu pembuat candi.

g. Batu Gabro

Cirinya adalah warnanya hitam, hijau, dan abu-abu gelap. Struktur batuan ini masif, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini memiliki tekstur fanerik karena

mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata. Cara terbentuknya dari magma yang membeku di dalam gunung.

Kegunaannya adalah untuk pelapis dinding.

h. Batu liparit

Cirinya bertekstur porfiris, dan umumnya berwarna putih. Mineral pembentuknya adalah feldspar, kuarsa, biotit.

2. Batuan Sedimen

Batuan sedimen, adalah batuan yang terbentuk karena pengendapan atau hasil dari pelapukan dan pengikisan batuan yang dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian, endapan tersebut menjadi keras karena mendapat tekanan atau ada zat- zat yang merekat di beberapa bagian endapan.

(9)

Berikut beberapa contoh batuan sedimen, ciri-cirinya, proses pembentukannya serta kegunaannya selama ini.

a. Batu konglomerat

Cirinya adalah material kerikil-kerikil bulat, batu-batu, dan pasir yang merekat satu sama lainnya. Cara terbentuknya yaitu dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat. Kegunaannya sebagai bahan bangunan.

b. Batu pasir

Cirinya yaitu tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abu-abu, kuning, merah. Cara terbentuknya yaitu dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat.

Adapun kegunaannya selama ini sebagai bahan pembuatan gelas atau kaca, dan bahan bangunan.

c. Batu serpih

Cirinya yaitu lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus. Kemudian warnanya hijau, hitam, kuning, merah, atau abu- abu. Cara terbentuknya yaitu dari bahan-bahan yang lepas, lalu halus karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat.

Kegunaannya yaitu sebagai bahan bangunan.

d. Batu gamping

Cirinya sedikit lunak. Warnanya putih keabu-abuan, serta membentuk gas karbon dioksida ketika ditetesi asam. Cara terbentuknya yaitu dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapur tidak musnah, tetapi memadat dan membentuk batu kapur. Kegunaannya yaitu sebagai bahan baku semen.

e. Batu breksi

Cirinya adalah gabungan dari pecahan-pecahan letusan gunung berapi. Cara terbentuknya yaitu dari bahan-bahan yang terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat. Kegunaannya yaitu sebagai kerajinan, dan bahan bangunan.

f. Stalaktit dan Stalagmit

Cirinya berwarna kuning, coklat, krem, keemasan, dan putih. Cara terbentuknya yaitu dari air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang. Kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air yang mengandung kapur lama-kelamaan kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit. Lalu, berubah jadi batuan kapur yang bentuknya runcing- runcing.

g. Batu lempung

Cirinya berwarna coklat, merah, dan abu-abu. Terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan sering kali ditemukan di sekitar batuan induknya.

(10)

3. Batuan Metamorf

Batuan Metamorf atau Batuan Malihan merupakan batuan yang berasal dari batuan sedimen, dan batuan beku yang mengalami perubahan karena panas dan tekanan.

Berikut ini daftar sejumlah contoh batuan metamorf, ciri-ciri dan proses pembentukannya.

a. Batuan Pualam atau Batu Marmer

Ciri batuan ini yaitu dari campuran warna berbeda-beda,

mempunyai pita-pita warna, dan kristal-kristalnya sedang sampai kasar. Batu pualam/marmer terbentuk dari batu kapur yang mengalami perubahan suhu dan tekanan.

b. Batuan sabak

Ciri batuan ini yaitu berwarna abu-abu kehijau-hijauan dan hitam.

Terbentuk dari batu serpih yang terpapar suhu dan tekanan tinggi.

c. Batuan gneiss

Cirinya berwarna putih kebau-abuan, dan terdapat goresan-goresan yang tersusun dari minera-mineral.

d. Batuan sekis

Ciri bantuan sekis yaitu berwarna hitam, hijau dan ungu. Cara terbentuknya yaitu pada derajat metamorfosa tingkat menengah.

e. Batuan milonit

Ciri batuan milonit yaitu butir-butirnya lebih halus, dan dapat dibelah. Warnanya adalah abu-abu, kehitaman, coklat, dan biru.

2.2.2 Sifat Batuan

Batuan terbentuk melalui proses geologi yang panjang dan selama proses geologi seperti aktivitas magmatisme dan proses sedimentasi sangat

berpengaruh terhadap sifat fisik batuan tersebut sedangkan pengaruh struktur geologi akan berpengaruh terhadap sifat mekanis dari batuan tersebut. Oleh sebab itulah batuan memiliki sifat fisiki maupun sifat mekanis.

• Sifat Fisik Sifat

Fisik batuan merupakan sifat yang dimiliki oleh batuan tersebut bersamaan saat batuan tersebut terbentuk. Sifat fisik batuan tersebut misalnya porositas, berat jenis, permaebilitas, absorpsii, dan derajat kejenuhan.

• Sifat Mekanik Batuan

Sifat mekanik batuan adalah sifat yang dimiliki batuan karena adanya pengaruh gaya-gaya dari luar yang bekerja pada batuan tersebut.

(11)

2.2.3 Proses Terjadimya Batuan

Proses batuan adalah sebuah proses berjalannya waktu dan adanya tekanan yang meningkat membuat magma membeku dan terjadi proses kristalisasi.

Proses ini bisa terjadi di bawah permukaan bumi, atau di atas setelah terjadi letusan gunung berapi.

Berikut proses batuan yang terjadi pada bumi: Magma Mengalami Kristalisasi Batuan yang ada di bumi ini semuanya diawali oleh adanya magma. Magma ini merupakan “bahan pokok” pembentuk batuan yang terletak di bawah permukaan bumi. Biasanya, magma ini keluar dari gunung berapi. Magma ini mengalami proses kristalisasi, yakni proses pembekuan hingga membentuk sebuah kristal atau mineral.Magma itu berupa cairan yang panas, sehingga ion- ion penyusunnya juga akan bergerak bebas tanpa beraturan. ketika gunung berapi meletus, pasti magma juga akan ikut keluar dan meleleh di sepanjang permukaan bumi. Jika lelehan magma tersebut terkena air hujan, pasti akan mengalami proses kristalisasi tersebut. Contoh yang dapat kita ambil seperti air panas yang didinginkan menjadi es batu. dari magma yang membeku ini nantinya akan membentuk sebuah jenis batuan, yakni batuan beku.

2.2.4 Siklus Batuan

Magma adalah batuan cair yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi.

Seiring waktu, magma mendingin dan membeku. Proses ini, yang disebut kristalisasi, dapat terjadi baik di bawah permukaan atau setelah letusan gunung berapi di permukaan bumi. Dalam kedua situasi, batuan yang dihasilkan disebut batuan beku. Jika batuan beku terpapar di permukaan, mereka

mengalami pelapukan, di mana pengaruh sehari-hari dan cuaca dari atmosfer, hidrosfer, dan biosfer perlahan-lahan hancur dan batuan terurai (decomposed).

(12)

Material hasil pelapukan pada lereng sering digerakkan oleh gaya gravitasi sebelum diambil dan diangkut oleh sejumlah agen erosi, seperti air yang mengalir, gletser, angin, atau gelombang. Akhirnya partikel-partikel ini dan zat terlarut yang disebut sedimen, diendapkan. Meskipun sebagian besar endapan akhirnya berhenti di lautan, lokasi pengendapan lainnya termasuk di dataran banjir sungai, cekungan gurun, rawa, dan bukit pasir, selanjutnya, sedimen yang menumpuk mengalami lithifikasi, sebuah istilah yang berarti "konversi menjadi batuan." Sedimen biasanya diamplifikasi menjadi batuan sedimen ketika dipadatkan oleh beban berat lapisan atasnya atau ketika disemen oleh air tanah yang meresap mengisi pori-pori dengan bahan mineral. Jika batuan sedimen yang dihasilkan terkubur jauh di dalam Bumi dan terlibat dalam dinamika pembentukan pegunungan, atau diterobos oleh massa magma, maka akan mengalami tekanan besar dan/ atau panas yang hebat, batuan sedimen tersebut bereaksi terhadap lingkungan, kemudian berubah menjadi jenis batuan ketiga, yaitu batuan metamorf. Ketika batuan metamorf mengalami tambahan perubahan tekanan atau suhu yang lebih tinggi lagi, batuan itu meleleh, dan kembali tercipta magma, yang akhirnya mengkristal menjadi batuan beku, kemudian siklus dimulai lagi dari awal.

Energi yang menggerakkan siklus batuan, berasal dari panas Bumi. Proses eksternal pelapukan dan erosi yang membentuk batuan sedimen ditenagai oleh energi Matahari. Jalur yang ditunjukkan dalam siklus dasar bukan satu-satunya yang mungkin. Tetapi jalur lain juga dapat terjadi seperti yang dijelaskan.

Alternatif ini ditunjukkan oleh panah putus putus.

(13)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami.

2. Batuan didefinisikan sebagai agregasi dari satu atau beberapa jenis mineral yang bercampur menjadi satu, tetapi sifat dasar dari tiap mineral tersebut masih tetap terlihat (lebih sederhana dari mineral), dimana mineral merupakan campuran kimia dan batuan merupakan campuran fisika.

3. Siklus batuan menyebabkan bentuk batu tidak permanen dan memunculkan 3 jenis batuan. Ketiganya adalah batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

3.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan penulis yaitu :

1. Kepada Tenaga Pendidik, agar lebih menambah wawasan tentang Mineral

& Batuan sehingga dapat mempermudah transfer informasi tentang Mineral

& Batuan

2. Kepada pembaca, agar dapat lebih mengaitkan teori yang ada dengan fenomena-fenomena yang terjadi sehingga dapat memperdalam pengetahuan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

(Cicik Novita,2022. Pengertian Mineral: Sifat Fisik & Perannya dalam Pembentukan Batu dikutip tanggal 15 Jun 2022 dari tirto.id, https://tirto.id/pengertian-mineral-sifat-fisik- perannya-dalam-pembentukan-batu-gdKX).

Referensi

Dokumen terkait

SOP ini diterapkan dalam proses layanan Penerbitan Izin Usaha Pertambangan Ekplorasi (Batubara, Mineral Bukan Logam, Batuan, Mineral) yang mencakup proses

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.. Berdasarkan teksturnya

Pengamatan pada batuan beku diamati dengan menentukan jenis batuan, Berat Jenis Partikel (BJP), kandungan mineral utama, mengamati warna pada batuan, serta menentukan

Dari segi pengendalian, pemerintah daerah kabupaten Kudus tetap bertanggung jawab ikut mengawasi pertambangan mineral batuan di wilayahnya dengan mengumpulkan

Namun demikian, penentuan sifat batuan apakah homogen atau heterogen dapat dilihat dari beberapa faktor seperti; keseragaman jenis mineral pembetuk batuan, ukuran dan

Penelitian ini untuk mempelajari perolehan tembaga dengan proses ekstraksi dalam batuan mineral, melalui variable kecepatan pengadukan, dan konsentrasi nitrat serta.

Batuan yang mendominasi daerah penelitian adalah batuan metamorfik berupa genes Wandamen yang menarik untuk diketahui batuan asalnya karena mineral zirkon biasanya terbentuk di

Prosedur Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB) merupakan prosedur yang mengatur proses pendaftaran Wajib Pajak, pembayaran, penerbitan SKPDN, SKPDKB,