• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN BATUAN SECARA MEGASKOPIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PENGENALAN BATUAN SECARA MEGASKOPIS"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN BATUAN SECARA MEGASKOPIS

Oleh : Golongan E/Kelompok 2B 1. Selvia Dian R. 161510501048 2. Akhmada Kholit K. 161510501069 3. Alga Yoge S. 161510501083 4. Ida Novia P. 161510501123

LABORATORIUM PEDOGENESIS DAN KLASIFIKASI TANAH PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PE RT ANI AN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

2

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Batuan merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan banyak dibutuhkan dan juga untuk digunakan dalam kehidupan manusia. Batuan juga dapat digunakan sebagai bahan baku atau bahan dasar industri terutama dalam bidang pembangunan infrastruktur. Bantuan juga merupakan bahan utama dari alam yang dapat membentuk kerak bumi atau penyusun utama bumi. Batuan merupakan suatu himpunan mineral – mineral yang sejenis maupun tidak sejenis yang ada di permukaan bumi, batuan ini terdiri dari tiga macam yaitu, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf (Saraswati dan Ida, 2008).

Batuan beku merupakan proses dari hasil pembekuan lava yang dikeluarkan oleh gunung berapi hingga mencapai ke permukaan bumi atau pembekuan magma. Batuan sedimen merupakan terbentuknya pengendapan hasil pelapukan batuan asal dan erosi yang terbawa ke bumi dan kemudian diendapkan, pelapukan adalah adanya proses hancurnya batuan-batuan menjadi bagian yang lebih kecil. Pelapukan ini terdiri dari pelapukan kimiawi, pelapukan mekanik (fisik), dan pelapukan biologis atau organis. Batuan metamorf adalah batuan yang telah terjadi proses perubahan tekanan udara dan temperatur dari batuan yang sebelumnya telah ada.

Batuan ini di dalamnya lebih banyak mengandung unsur mineral, bahan-bahan organik, dan bahan-bahan vilkanik. Batuan beku hasil endapan dari magma contohnya yaitu abu vulkanik, andesit, pasir vulkanik, lapili, granit, porfirit, batu lava andesit-augit, dan lain sebagainya. Batuan vulkanik ini merupakan hasil dari pembekuan magma pada gunung berapi, tetapi tidak hanya itu saja lava yang dikeluarkan oleh gunung berapi dan akhirnya membeku juga termasuk ke dalam jenis batuan beku. Proses pembekuan dari magma dan lava tersebut berlangsung cepat karena magma dan lava tersebut mendapatkan kontak langsung dengan air dan udara yang ada pada permukaan bumi. Batuan beku memiliki tiga ciri dan sifat yaitu batuan beku basa, batuan beku intermediet, dan batuan beku asam.

(3)

3

Batuan sedimen memiliki ciri-ciri fisik yaitu sepeti berlapis, tekstur yaitu ukuran butir dan bentuk dari batuan tersebut, warna yaitu tiap lapisan batuan memiliki warna yang berbeda-beda karena adanya unsur kimia pada batuan tersebut, fosil yaitu sisa yang sudah mati yang sudah terendapkan bersama batuan-batuan sehingga dapat membentuk batuan-batuan sedimen. Contoh jenis dari batuan-batuan sedimen yaitu aglomerat, shale, breksi, konglomerat, batu tanah liat, kapur, batu gamping napal, dan lain sebagainya.

Batuan metamorf memiliki ciri tekstur yang berbeda dengan batuan lainnya seperti adanya susunan mineral yang membentuk menjadi batuan dengan sejajar dan secara teratur contohnya seperti genes, sekis dan sabak, dan susunan mineralnya ad yang berbentuk seperti butir dan perjal contohnya seperti batu marmer, kuarsit, antrasit. Contoh dari batuan metamorf adalah, batu bara, batu sabak, jaspis, kuarsit, filit, dan lain sebagainya. Jenis-jenis batuan di atas memiliki bentuk dan jenis batuan yang berbeda- beda. Warna batuan juga berbeda-beda, terdapat batu yang berwarna gelap, berwarna bening, berwarna putih, berwarna cerah, sepeti warna abu-abu, putih, kekuningan, hitam, dan lain sebagainya

Batuan memiliki sifat yang berbeda-beda, ada yang bersifat basa dan juga terdapat batu yang bersifat asam. Batuan yang memiliki sifat asam biasanya ditandai dengan warna batu tersebut, apabila batu tersebut berwarna gelap seperti hitam atau abu-abu maka batu tersebut bersifat basa, dan apabila batu tersebut berwarna cerah seperti putih atau kekuningan maka batu tersebut memiliki sifat asam. Semua batuan memiliki unsur-unsur mineral utama yang terkandung di dalamnya. Sifat dan ciri batuan ini dapat ditentukan oleh adanya faktor dari lingkungan, bahan asal, dan waktu yang mengiringi pembentukan dari batuan tersebut. waktu yang mengiringi ini memiliki keragaman, ada batu yang mengalami pembentukan dan dengan sangat lama dan ada pula batu yang mengalami pembentukan dengan cepat, waktu tersebut dapat dipengaruhi karena faktor lingkungan batuan.

Semakin tinggi suhu pada lingkungan tersebut maka proses pembentukan atau proses pembekuan dari batu tersebut menjadi semakin lama, dan apabila suhu di lingkungan semakin menurun maka proses pembentukan batuan akan menjadi

(4)

4

semakin cepat karena apabila batuan terkena suhu yang tinggi atau panas pembentukan menjadi terhambat atau semakin lama. Batuan dapat dengan mudah membeku apabila suhu pada lingkungannya menjadi sangat dingin. Batuan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa menjadi halus atau hancur, bahkan bisa bertahun-tahun dan berabad-abad, karena sifat batuan tersebut yang memiliki struktur keras, tetapi ada pula contoh batuan yang memiliki struktur tidak keras atau halus.

1.2 Tujuan

Untuk mengenal dan mempelajari berbagai jenis batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf secara megaskopik.

(5)

5

BAB 2. METODE PRAKTIKUM

2. 1. Waktu dan Tempat

Praktikum Sains Tanah yang berjudul “Pengenalan Batuan Secara Megaskopik” dilaksanakan pada hari Rabu, 11 Oktober 2017 pukul 12.30-14.10 WIB di Laboratorium Pedologi.

2. 2. Alat dan Bahan

2.2.1 Alat 1. Kamera

2.2.2 Bahan

1. Jenis contoh batuan “handspecimens” batuan beku. 2. Jenis contoh batuan “handspecimens” batuan sedimen. 3. Jenis contoh batuan “handspecimens” batuan metamorf.

2. 3. Pelaksanaan Praktikum

1. Mengamati karakteristik setiap contoh batuan.

2. Menetapkan golongan: batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. 3. Menetapkan nama dan jenis batuan yang golongannya sudah ditentukan.

2. 4. Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan dalam praktikum Pengenalan Batuan Secara Megaskopik yaitu mengamati jenis batuan beku, sedimen dan metamorf. Kegiatan yang dilakukan selama praktikum meliputi:

1. Mengamati jenis batuan beku

Pengamatan pada batuan beku diamati dengan menentukan jenis batuan, Berat Jenis Partikel (BJP), kandungan mineral utama, mengamati warna pada batuan, serta menentukan sifat asam basa pada batuan.

(6)

6 2. Mengamati jenis batuan sedimen

Pengamatan pada batuan beku diamati dengan menentukan jenis batuan, Berat Jenis Partikel (BJP), kandungan mineral utama, mengamati warna pada batuan, serta menentukan sifat asam basa pada batuan.

3. Mengamati jenis batuan metamorf

Pengamatan pada batuan beku diamati dengan menentukan jenis batuan, Berat Jenis Partikel (BJP), kandungan mineral utama, mengamati warna pada batuan, serta menentukan sifat asam basa pada batuan.

2. 5. Analisis Data

Data yang diperoleh pada praktikum Pengenalan Batuan Secara Megaskopik diperoleh dengan menggunakan analisis deskriptif.

(7)

7

BAB. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Pengamatan Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf

No Nama Jenis Batuan Keterangan

1 Bantuan Beku 1. Nama batuan : Dasit

Terpropilitasi

2. Jenis batuan : Batuan beku gang

3. Warna : Abu-abu terang

4. Mineral Utama : Plagioklas berbutir kasar 5. Sifat asam basa : Basa 6. BJP : 2,65 g/cm2

2 Batuan Beku 1. Nama batuan :

Andesit Augit

2. Jenis batuan : Batuan beku gang 3. Warna : Kalem,abu-abu 4. Mineral Utama : Plagioklas feldspar biorik, proksen, ambinibole

5. Sifat asam basa : Intermedief

6. BJP : 2,3-2,7 g/cm2

3 Batuan Sedimen 1. Nama batuan : Batu

Bara 2. Jenis batuan : Sedimen Organik 3. Warna : Abu-abu Kehitaman 4. Mineral Utama : Karbon, Hidrogen, oksigen

5. Sifat asam basa : Basa 6. BJP : 2,267 g/cm2

(8)

8

4 Batuan Metamorf 1. Nama batuan : Sekist

Kuarsit 2. Jenis batuan : Metamorf Dinamik 3. Warna : Putih kekuningan 4. Mineral Utama : Kwarsa

5. Sifat asam basa : Asam

6. BJP : 2,6 g/cm2

Batuan beku yang diamati adalah andesit augit dan dasit terpropilitisasi. Batuan beku andesit termasuk dalam batuan beku sedang dan augit memiliki BJP 2,3 – 2,7 g/cm3. Terdiri dari plagiokius feldspar, biolit, pirousen, dan amphibole dengan mineral utamanya plagiokius feldspar. Warna andesit augit adalah abu-abu. Sifat asam basa atau pH dari andesit augit tergolong intermediate. Batuan beku kedua adalah dasit terpropilitisasi. Batuan ini termasuk dalam batuan beku gang dan memiliki BJP 2,65 g/cm3. Mineral utama dari batuan ini adalah plagiokius berbutir kasar dan warnanya abu-abu kehijauan. Sifat asam basa yang terlihat adalah basa.

Batuan sedimen yang diamati adalah batubata. Batubara termasuk dalam batuan sedimen organic. BJP batuan ini mencapai 2,267 g/cm3. Mineral pembentuknya adalah karbon sebagai mineral utama ditambah dengan hidrogen serta oksigen. Warna batubata adalah abu-abu kehitaman dengan sifat basa.

Batuan metamorf yang diamati adalah sekis kuarsit. Batu ini termasuk dalam batuan metamorf dinamik. BJP batuan ini adalah 2,65 g/cm3. Mineral utama batuan ini adalah kuarsa dan mineral lainnya adalah biotit. Warna sekis kuarsit adalah putih kekuningan. Sifat asam basa batuan ini termasuk asam.

3.2 Pembahasan

Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk akibat dari proses-proses aktivitas vulkanik gunung berapi. Bahan utama dari batuan ini ialah magma yang terdapat didalam perut bumi. Batuan beku terbentuk ketika ada suatu perbedaan suhu yang membuat magma didalam perut bumi membeku. Proses pembekuan dapat terjadi didalam (intrusif) maupun diluar (ekstrusif) permukaan bumi.

(9)

9

Perbedaan proses pembekuan akan menyebabkan perbedaan karateristik batuan beku yang terbentuk. Pada proses pembentukan batuan beku intrusif umumnya relatif lama karena suhu didalam perut bumi masih tergolong panas. Hasil pembentukan batuannya mempunyai ciri massanya lebih berat, mineral penyusunnya relatif lebih besar. Batuan yang termasuk dalam batuan yang terbentuk secara intrusif antaralain; diorite, gabro, dan granite. Batuan ekstrusif merupakan batuan yang terbentuk dari aktivitas vulkanik dimana magma dari dalam bumi keluar dalam bentuk lava pijar, karena perbedaan suhu yang sangat tinggi membuat pembekuan berlangsung cepat. Tekstur batuan beku meliputi acuan pada butir-butir mineral penyusunnya, antaralain tingkat kristalisasi, ukuran butir partikel, bentuk partikel butiran, granularitas, dan hubungan antar butiran partikel (Lolong dan Wibowo, 2016)

Menurut Manyoe & Bahutalaa (2017), warna pada batuan mengindikasikan sebuah sifat asam dan basa batuan itu sendiri. Batuan yang padu bila terkikis secara kimia maka akan membentuk tanah yang mempunyai karakter seperti batuan pembentuknya. Warna gelap mengindikasikan bahwa batuan bersifat basa sehingga apabila batuan tersebut membentuk tanah maka akan terbentuk tanah dengan sifat basa. Warna cerah pada batuan mengindikasikan bahwa batuan mempunyai sifat asam sehingga apabila batuan terkikis secara kimia akan membentuk endapan yang besifat asam.

Batuan yang termasuk batuan beku ialah Dasit Terpropilitasi dan Andesit Augit. Batuan jenis ini sama-sama mempunyai warna yang cenderung gelap sehingga mengindikasikan sifat basa, namun pada batuan Andesit Augit lebih ke sifat intermedief. Berat Jenis Partikel (BJP) pada kedua jenis batuan beku ini berkisar 2,3-2,7 g/cm2 yang berarti mempunyai massa yang relatif berat. Mineral penyusun kedua jenis batuan ini berbeda yaitu Plagioklas feldspar pada Andesit Augit dan Plagioklas berbutir kasar pada Dasit Terpropilitasi.

Batuan sedimen berasal dari penumpukan material-material selama jutaan tahun, salah satunya adalah batubara. Batubara terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Batubara terbentuk dari berbagai macam sisa makhluk hidup. Makhluk hidup yang menjadi pembentuk batubara adalah tumbuhan. Batubara memiliki sifat

(10)

10

basa karena berasal dari bahan organik. Sifat basa itu dapat dilihat dari warna batubara yang gelap.

Batuan metamorf tersusun dari beberapa batuan, salah satunya adalah sekis kuarsit. Mineral utama sekis kuarsit adalah kuarsa sehingga karakternya mirip dengan kuarsa. Kuarsa umumnya memiliki warna transparan, keputihan, kekuningan, kehijauan atau sedikit kemerahan. Berat jenis kuarsa juga sekitar 2,6 – 2,7 g/cm3. Mineral kuarsa termasuk asam karena memiliki warna yang cerah. Berdasarkan hasil pada tabel 1, karakteristik dari batuan yang disusun oleh kuarsa masih sama.

(11)

11

BAB 4. PENUTUP

4. 1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan mahasiswa dapat mengenal dan mempelajari jenis batuan, yaitu batu andesit augit dan dasit terpropilitisasi merupakan jenis batuan beku yang terbentuk melalui proses aktivitas vulkanik gunung berapi, batubara merupakan jenis batuan sedimen yang terbentuk akibat terjadinya penumpukan material selama jutaan tahun dan batu sekis kuarsit masuk dalam jenis batuan metamorf yang tersusun oleh beberapa batuan.

4. 2. Saran

Praktikum telah berjalan dengan baik, namun ketika penyampaian materi, penyampaiannya sedikit terlalu cepat, sehingga ketika praktikan mulai untuk mengidentifikasi jenis batuan tersebut, masih agak kebingungan untuk menentukan jenis batuannya, sebaiknya dalam penyampaian materi jangan terlalu cepat agar praktikan tidak lagi kebingungan dalam mengidentifikasi batuan.

(12)

12

DAFTAR PUSTAKA

Lolong, S. P. dan H. T. Wibowo. 2016. Geologi Dan Petrogenesa Batuan Andesit Desa Sumbertangkil Dan Sekitarnya Kecamatan Tirtoduyo Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. Seminar Nasional Sains dan Teknologi

Terapan, 1(2)(a), pp. 141-150.

Manyoe, I. N. dan I. Bahutalaa. 2017. Kajian Geologi Daerah Panas Bumi Lombongo Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Geomine, 5(1)(a), pp. 10-18.

Saraswati, M., I. Widaningsih. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Grafindo Media Pratama

(13)

13

LAMPIRAN

(14)

14

(15)
(16)

16

DOKUMENTASI

Gambar 1. Batuan andesit augit

(17)

17

Gambar 3. Batuan dasit terpropilitisasi

(18)

18

REFERENSI

Lolong, S. P. dan H. T. Wibowo. 2016. Geologi Dan Petrogenesa Batuan Andesit Desa Sumbertangkil Dan Sekitarnya Kecamatan Tirtoduyo Kabupaten Malang Propinsi Jawa Timur. Seminar Nasional Sains dan Teknologi

(19)

19 .

Manyoe, I. N. dan I. Bahutalaa. 2017. Kajian Geologi Daerah Panas Bumi Lombongo Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo. Geomine, 5(1)(a), pp. 10-18.

(20)

20

Saraswati, M. dan I. Widaningsih. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Gambar

Tabel 1. Hasil Pengamatan Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf
Gambar 1. Batuan andesit augit
Gambar 3. Batuan dasit terpropilitisasi

Referensi

Dokumen terkait

Metode pentarikhan jejak belah antara lain digunakan untuk menentukan umur mineral apatit dan zirkon, yang terkandung dalam batuan beku seperti granit.. Metode ini memberikan

Penelitian ini menggunakan metode Multilevel Otsu’s Thresholding dalam melakukan segmentasi pada sayatan tipis batuan beku yang digunakan untuk menghitung kandungan mineral

Penelitian ini menggunakan metode Multilevel Otsu’s Thresholding dalam melakukan segmentasi pada sayatan tipis batuan beku yang digunakan untuk menghitung kandungan mineral

 Warna batu yang cerah atau terang maka komposisi mineralnya banyak didominasi oleh mineral mineral Felsic sehingga jenisnya dapat diprediksi kan sebagai batuan beku asam

Namun demikian, penentuan sifat batuan apakah homogen atau heterogen dapat dilihat dari beberapa faktor seperti; keseragaman jenis mineral pembetuk batuan, ukuran dan

Mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma  pembentuknya, kecuali untuk batuan

Sifat Fisik Batuan Batuan merupakan suatu bahan padat yang terbentuk dari hasil kumpulan mineral-mineral, sedangkan mineral sendiri merupakan bahan padat anorganik yang terbentuk di

Olivin masuk ke dalam kategori mineral primer karena merupakan salah satu mineral utama yang membentuk batuan beku mafik seperti basalt dan peridotit.. Olivin, sebagian kelompok mineral