MAKALAH MANAJEMEN RESIKO
“Asuransi Kecelakaan Penumpang”
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Manajemen Risiko
Disusun oleh:
Aprilia Noviyanti (2020511237)
Dosen Pengampu:
Dr. Agus Sudigdo, MM
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah individu ini dengan baik dan tanpa kendala apapun.
Pada kesempatan ini, saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama dosen pengajar bapak Agus Sudigdo, MM, kedua orang tua, dan teman-teman seperjuangan.
Makalah berjudul “ASURANSI KECELAKAAN PENUMPANG” ini disusun untuk memenuhi tugas semester 6 mata kuliah Manajemen Risiko. Saya memohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. Saya juga menerima kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan baik dan benar di kesempatan berikutnya.
Saya berharap makalah ini memberikan manfaat dan dampak besar sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembaca.
Bogor, 5 Juli 2023
Aprilia Noviyanti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...2
DAFTAR ISI...3
BAB I...5
PENDAHULUAN...5
1.1 Latar Belakang...5
1.2 Rumusan Masalah...6
1.3 Tujuan Masalah...6
BAB II...7
TINJAUAN PUSTAKA...7
2.1 Pengertian asuransi kecelakaan penumpang...7
2.2.1 UU No. 33 Tahun 1964 Jo PP No. 17 Tahun 1965...7
2.2.2 UU No.. 34 Tahun 1964 Jo PP No18 Tahun 1965...7
2.3 Pengecualian...8
2.3.1 Dalam hal kecelakaan penumpang umum atau lalu lintas jalan...8
2.3.2 Dalam hal kecelakaan yang terjadi tidak mempunyai hubungan...8
2.4 Sistem pembayaran premi...9
2.4.1 Dasar hukum pelaksaan...9
2.4.2 Besaran Premi dan santunan...9
2.4.3 Teknis pengutipan Premi...10
2.5 Lingkup Jaminan...10
2.6 Nilai Santunan Kecelakaan Penumpang...10
2.7 Prosedur Santunan...11
2.7.1 Cara Memperoleh Santunan...11
2.7.2 Bukti Lain Yang Diperlukan...11
2.7.3 Ketentuan Lain Yang Diperlukan...11
BAB III...13
SIMPULAN DAN SARAN...13
3.1 Simpulan...13
3.2 Saran...13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Dalam perkembangan dan didasarkan kepada kebutuhan dan kepentingan maka masyarakat semakin merasakan kepentingan untuk melindungi diri ataupun harta bendanya atas akibat suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian, smapai saat ini ada dua jenis asuransi yaitu asuransi kerugian dan asuransi sejumlah uang. Asuransi ganti kerugian yang dimaksud adalah bahwa si penanggung berjanji mengganti kerugian tertentu yang diderita oleh si tertanggung sedangkan asuransi sejumlah uang maksudnya yaitu si penaggung berjanji akan mebayar uang yang jumlahnya sudah ditentukan sebelumnya tanpa didasarkan suatu kerugian tertentu.
Dalam bidang transportasi, asuransi sangatlah penting karena sangat diperlukan.
Transportasi adalah kebutuhan dimana setiap orang pasti mengawali aktifitasnya dari transportasi. Sehingga menyebabkan setiap orang pasti melalui tahapan transportasi sebelum menjalankan aktifitas lainnya. Terlepas dari berbagai resikonya, mau tidak mau mereka tetap menjalankannya. Baik itu risiko yang berasal dari diri sendiri maupun yang disebabkan oleh orang lain.
Pengguna kendaraan bermotor sudah selayaknya mendapat perlindungan, salah satunya ialah melalui asuransi yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu asuransi Jasa Raharja.
Pemerintah memang melindungi masyarakat dari kerugian akibat kecelakaan lalu lintas, melalui PT Jasa Raharja (Persero) santunan dibayarkan kepada anggota masyarakat yang mengalami kecelakaan atau musibah saat menggunakan kendaraan bermotor. Masyarakat berhak mendapat santunan jika terjadi kecelakaan di perjalanan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Asuransi Kecelakaan Penumpang ?
2. Apa saja Undang-Undang yang mengatur asuransi kecelakaan penumpang ? 3. Bagaimana pengecualian terhadap asuransi kecelakaan penumpang ?
4. Bagaimana prosedur santunannya ?
5. Bagaimana sistem pembayaran premi terhadap asuransi kecelakaan penumpang ? 1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui tentang asuransi kecelakaan penumpang
2. Untuk mengetahui Undang-Undang yang mengatur tentang asuransi kecelakaan penumpang
3. Untuk mengetahui pengecualian terhadap asuransi kecelakaan penumpang 4. Untuk mengetahui prosedur santunan asuransi kecelakaan penumpang
5. Untuk mengetahui sistem pembayaran premi terhadap asuransi kecelakaan penumpang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian asuransi kecelakaan penumpang
Asuransi kecelakaan penumpang adalah sebuah pertanggungan dimana pihak penanggung adalah PT JASA RAHARJA dan pihak tertanggung adalah penumpang atas kecelakaan penumpang di jalan raya, pihak tertanggung membayarkan premi kepada penanggung sebagai kontra prestasi.
PT Jasa Raharja (Persero) adalah badan usaha milik negara (BUMN) yang bergerak di bidang peransurasian, pembinaannya dibawah departemen keuangan. Tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan penumpukan dan melalui iuaran dan sumbangan wajib untuk selanjutnya disalurkan kembali melalui santunan jasa raharja kepada korban atau ahli waris kecelakaan lalu lintas di jalan raya.
Premi asuransi penumpang melalui pengusaha angkutan yang disatukan dengan karcis penumpang. Berakhirnya pertanggungan jika tidak di ajukan tagihan dalam waktu 6 hari setelah terjadi kecelakaan.
2.2 Undang-Undang yang mengatur tentang asuransi kecelakaan penumpang 2.2.1 UU No. 33 Tahun 1964 Jo PP No. 17 Tahun 1965
UU No. 33 Tahun 1964 Jo PP No. 17 Tahun 1965 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Umum menjelaskan korban yang berhak atas santunan adalah setiap penumpang sah dari alat angkutan penumpang umum yang mengalami kecelakaan diri, yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu saat naik dari tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan. Bagi penumpang kendaraan bermotor umum (bus) yang berada di dalam tenggelamnya kapal fery, maka kepada penumpang bus yang menjadi korban diberikan santunan ganda. Sedangkan bagi korban yang jasadnya tidak ditemukan atau hilang, penyelesaian santunan didasarkan kepada Putusan Pengadilan Negeri.
2.2.2 UU No.. 34 Tahun 1964 Jo PP No18 Tahun 1965
UU No.. 34 Tahun 1964 Jo PP No18 Tahun 1965 twntang dana Kecelakaan lalu Lintas Jalan menjelaskan bahwa korban yang berhak atas santunan adalah setiap orang yang berada di luar angkutan lalu lintas jalan yang menjadi korban akibat kecelakaan dari penggunaan alat angkutan allu lintas jalan serta setiap orang atau mereka yang berada di dalam suatu kendaraan bermotor dan ditabrak, dimana pengemudi kendaraan bermotor yang penyebab kecelakaan, termasuk dalam hal ini para penumpang kendaraan bermotor dan sepeda motor pribadi. Bagi pengemudi yang mengalami kecelakaan merupakan penyebab terjadinya tabrakan dua atau lebih kendaraan bermotor, maka baik pengemudi atau penumpang kendaraan tersebut tidak dijamin dalam UU No 34/1964 Jo PP No. 18/1965 termasuk korban pejalan kaki atau pengemudi/penumpang kendaraan bermotor yang dengan sengaja menerobos palang pintu kereta api yang sedang difungsikan.
2.3 Pengecualian
2.3.1 Dalam hal kecelakaan penumpang umum atau lalu lintas jalan
Jika korban atau ahli warisnya telah memperoleh jaminan berdasarkan UU No. 33 atau 34/1964
Bunuh diri, percobaan bunuh diri atau sesuatu kesengajaan lain pada pihak korban atau ahli waris
Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada waktu korban sedang dalam keadaan mabuk atau tak sadar, melakukan perbuatan kejahatan atupun diakibatkan oleh atau terjadi karena korban memiliki cacat badan atau keadaan badaniah atau rohaniah biasa lain 2.3.2 Dalam hal kecelakaan yang terjadi tidak mempunyai hubungan
Dengan risiko kecelakaan penumpang umum atau lalu lintas jalan
Kendaraan bermotor penumpang umum yang bersangkutan sedang dipergunakan untuk turut serta dalam suatu perlombaan kecakapan atau kecepatan
Kecelakaan terjadi pada waktu di dekat kendaraan bermotor penumpang umum yang bersangkutan ternyata ada akibat gempa bumi atau letusan gunung berapi, angin puyuh, atau sesuatu gejala geologi atau metereologi lain.
Kecelakaan akibat dari sebab yang langsung atau tidak langsung mempunyai hubungan dengan, bencana, perang atau sesuatu keadaan perang lainnya, penyerbuan musuh, sekalipun Indonesia tidak termasuk dalam negara-negara yang turut berperang, penduduk atau perang saudara, pemberontakan, huru hara, pemogokam dan penolakan kaum buruh, perbuatan sabotase, perbuatan teror, kerusuhan atau kekacauan yang bersifat politik atau bersifat lain.
Kecelakaan akibat dari senjata-senjata perang.
Kecelakaan akibat dari sesuatu perbuatan dalam penyelenggaraan sesuatu perintah, tindakan atau peraturandari pihak ABRI atau asing yang diambil berhubung dengan sesuatu keadaan tersebut atau kecelakaan yang disebabkan dari kelalaian sesautu perbuatan dalam penyelenggaraan tersebut.
Kecelakaan yang diakibatkan oleh alat angkutan penumpang umum yang dipakai atau dikonflikasi atau direkuisisi atau disita untuk tujuan tundakan angkatan bersenjata tersebut.
Kecelakaan yang diakibatkan oleh angkutan penumpang umum yang khusus dipakai untuk tujuan-tujuan tugas angkatan bersenjata.
Kecelakaan yang terjadi sebagai akibat reaksi atom.
2.4 Sistem pembayaran premi 2.4.1 Dasar hukum pelaksaan
UU No. 33 Tahun 1964 tentang Dana pertanggungan Wajib kecelakaan penumpang Jo PP No. 17 Tahun 1965 tentang Ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan penumpang.
UU No. 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan jo. PP No. 18 Tahun 1965 tentang ketentuan Pelaksanaan Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Pembayaran Premi dalam program asuransi kecelakaan pada PT Jasa Raharja dikenal dengan 2 (dua) bentuk yaitu Iuran Wajib (IW) dan Sumbangan Wajib (SW).
Iuran Wajib dikutip atau dikenakan kepada penumpang alat transportasi umum seperti kereta api, pesawat terbang, bus, dan lain-lain (pasal 3 (1) a UU No. 33/1964 jo pasal 2 (1) PP No. 17/1965). Sedangkan khusus penumpang kendaraan bermotor umum di dalam kota dan Kereta Api jarak pendek (kurang dari 50 km) dibebaskan dari pembayaran Iuran Wajib.
Sumbangan Wajib dikutip atau dikenakan kepada pemilik/pengusaha kendaraan bermotor (pasal 2 (1) UU No. 34/1964 jo pasal 2 (1) PP No. 18/1965).
Untuk Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan santunannya di atur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Untuk Iuran Wajib dan santunannya diatur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Penumpang Umum di Darat, Sungai/Danau, Ferry/Penyebrangan, Laut dan Udara.
Iuran Wajib
Setiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum membayarkan iuran wajib yang disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat transportasi tersebut.
Sumbangan Wajib
Pembayaran SW dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK
2.4.2 Besaran Premi dan santunan
Untuk Sumbangan Wajib dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan dan Santunannya di atur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Untuk Iuran Wajib dan santunannya di atur berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/Pmk.010/2008 tentang besar Santunan dan Iuran Wajib Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang Alat Angkutan Umum di Darat, Sungai/Danau, Ferry/Penyebrangan, Laut dan Udara.
Iuran wajib
Setiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum membayarkan iuran wajib yang disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau
membayar tarif angkutan dan pengutipan ini dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) alat transportasi tersebut.
Sumbangan Wajib
Pembayaran SW dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor Samsat pada saat pendaftaran dan perpanjangan STNK.
2.4.3 Teknis pengutipan Premi
Iuran Wajib
Setiap penumpang yang akan menggunakan alat transportasi umum membayarkan iuran wajib yang disatukan dengan ongkos angkut pada saat membeli karcis atau membayar tarif angkutan dan pengutipan ini dilakukan oleh masing-masing operator (pengelola) transportasi tersebut.
Sumbangan Wajib
Pembayaran SW dilakukan secara periodik (setiap tahun) di kantor Samsat pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK.
2.5 Lingkup Jaminan
Kehadiran PT Jasa Raharja (Persero) memberikan perlindungan dasar kepada masyarakat melalui 2 (dua) program asuransi sosial, yaitu Asuransi Kecelakaan penumpang Alat Angkutan Umum yang dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang serta Asuransi Tanggung Jawab Menurut Hukum Terhadap Pihak Ketiga yang dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang No.
34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintass Jalan.
2.6 Nilai Santunan Kecelakaan Penumpang
Nilai santunan yang dibayarkan bagi korban Kecelakaan Lalu Lintas Jalan telah diatur berdasarkan keputusan Menteri Keuangan RI Nomor: KEP. 15/PMK.010/2017 tanggal 13 Februari 2017.
JENIS SANTUNAN JENIS ALAT ANGKUTAN
DARAT, LAUT (RP) UDARA (RP)
Meninggal Dunia Rp 50.000.000,- Rp 50.000.000,-
Cacat Tetap (Maksimal) Rp 50.000.000,- Rp 50.000.000,- Perawatan (Maksimal) Rp 20.000.000,- Rp 25.000.000,-
Penggantian Biaya Penguburan(Tidak mempunyai ahli waris)
Rp 4.000.000,- Rp 4.000.000,-
Manfaat Tambahan Penggantian Biaya P3k
Rp 1.000.000,- Rp 1.000.000,-
Manfaat Tambahan Penggantian Biaya
Ambulance
Rp 500.000,- Rp 500.000,-
2.7 Prosedur Santunan
2.7.1 Cara Memperoleh Santunan
Menghubungi Kantor Jasa Raharja terdekat
Mengisi formulir pengajuan dengan melampirkan:
- Keterangan Kecelakaan Lalu Lintas dari Kepolisian atau dari Instansi berwenang lainnya.
- Keterangan kesehatan dari dokter/RS yang merawat.
- KTP/Identitas korban/ahli waris korban.
- Formulir pengaajuan diberikan Jasa Raharja secara cuma-cuma.
2.1 Bukti Lain Yang Diperlukan
Dalam hal korban luka-luka
- Kuitansi biaya rawatan dan pengobatan yang asli dan sah.
Dalam hal korban meninggal
- Surat kartu keluarga/surat nikah (bagi yang sudah menikah).
2.7.3 Ketentuan Lain Yang Diperlukan
Jenis Santunan
- Santunan berupa penggantian biaya rawatan dan pengobatan (sesuai ketentuan).
- Santunan kematian.
- Santunan cacat tetap.
Ahli Waris
- Janda atau dudanya yang sah.
- Anak-anaknya yang sah.
- Orang tuanya yang sah.
Kadaluarsa
Hak santunan menjadi gugur/kadaluarsa jika:
- Permintaan diajukan dalam waktu lebih dari 6 bulan setela terjadinya kecelakaan.
- Tidak dilakukan penagihan dalam waktu 3 bulan setelah hal dimaksud disetujui oleh jasa raharja.
Tarif Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 36/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008, ditetapkan sebagai
berikut:
GOL JENIS KENDARAAN TARIF
SWDKLLJ
KD/SER T
JUMLA H A Sepeda motor 50 cc ke bawah,
mobil ambulance, mobil jenazah dan mobil pemadam kebakaran.
0 3.000 3.000
B Traktor, buldozer, forklif, mobil derek, excavator, crane dan sejenisnya.
20.000 3.000 23.000
C1 Sepeda motor, sepeda kumbang, dan scooter diatas 50 cc s/d 250 cc dan kendaraan bermotor roda tiga.
32.000 3.000 35.000
C2 Sepeda motor dan scooter diatas 250 cc.
80.000 3.000 83.000
DP Pick up/mobil barang s/d 2.400 cc, sedan, jeep, dan mobil penumpang bukan angkutan umum.
140.000 3.000 143.000
DUA Mobil penumpang angkutan umum s/d 1.600 cc.
70.000 3.000 73.000
EP Bus dan microbus bukan angkutan umum.
150.000 3.000 153.000
EU Bus dan microbus angkutan umum, serta mobil penumpang angkutan umum lainnya diatas 1.600 cc.
87.000 3.000 90.000
F Truk, mobil tanki, mobil gandengan, mobil barang diatas 2.400 cc, truk container, dan sejenisnya.
160.000 3.000 163.000
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan
Pelaksanaan asuransi kecelakaan penumpang pada dasarnya semua korban baik itu korban meninggal dunia, cacat tetap, luka-luka akibat dari kecelakaan semua data yang masuk dan belum dianggap gugur oleh PT. Jasa Raharja semuanya diproses berdasarkan ketentuan dan aturan yang ada dan apabila dianggap perlu pihak PT. Jasa Rahrja akan meninjau kelapangan untuk menggali informassi yang lebih kongkrit supaya tidak terjadi penipuan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Adapun proses yang harus dilaksanakan oleh korban/ahli waris korban kecelakaan penumpang dalam mengklaim haknya, pertama-tama harus menghubungi instansi yang berwenang menangani kasus kecelakaan, dalam hal pihak kepolisian/Sat Lantas guna memberikan surat keterangan alat bukti tentang kecelakaan itu sendiri. Kemudian menghubungi PT. Jasa Raharja terdekat untuk memperoleh informasi jaminan, kemudian memenuhi persyaratan-persyaratan sebagaimana yang berlaku dan mengajukan santunan asuransi kecelakaan. Apabila semua persyaratan telah dipenuhi maka dana santunan pun akan diserahkan bisa langsung lewat PT. Jasa Raharja ataupun lembaga-lembaga lain yang ditunjuk ole PT. Jasa Raharja.
3.2 Saran
Untuk memecahkan kendala-kendala yang ada di dalam pelaksanaan asuransi kecelakaan penumpang yang menyangkut semua pihak maka penulis mencoba memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam hal persyaratan penuntutan hak korban kepada pihak asuransi PT. Jasa Raharja berkaitan dengan persyaratan dengan identitass korban untuk memperoleh dana santunan asuransi yang diajukan oleh PT. Jasa Rahrja kepada si korban atau ahli waris korban apabila tidak terpenuhi persyaratan tersebut maka sebaiknya asuransi PT. Jasa Raharja memberikan kelonggaran atau kemudahan kepada pihak korban atau ahli waris korban, sebaiknya hanya minta alat bukti tentang kecelakaan diri saja ini berkaitan dengan batas waktu persetujuan penuntutan dan juga pengurusan data diri korban yang cukup panjang dan lama.
2. Dalam hal penanganan korban kecelakaan lalu lintas diharapkan PT. Jasa Raharja Harus turun tangan langsung tidak harus menanti laporan dahulu dari korba tentang kecelakaan, ini berkaitan hak dan tanggung jawab dimana setiap korban telah melakukan kewajibannya yaitu membayar iuran wajib dan sumbangan wajib sehingga apa yang terjadi padanya dan berkaitan dengan lalu lintas maka apa yang menjadi haknya harus diberikan,karena tidak semua orang yang mengerti dan memahami tentang hak mereka.