MODUL 2
Model-Model Pembelajaran IPA
KB. 1 Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA KB. 2 Model Pembelajaran
Kelompok 2
Dina Maulina (858650628) Moh. Haris Riyan (858650603)
PETA KONSEP MODUL 2 MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPA
RANGKUMAN
A. Pandangan Tentang Belajar dan Mengajar
Sebagaimana telah dikemukakan di atas bahwa mengajar tidak secara otomatis menjadikan siswa belajar. Tugas guru dalam mengajar antara lain adalah membantu transfer belajar.
Tujuan transfcr belajar ialah mencrapkan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru, artinya apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya.
MODUL 2.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
IPA
KB. 1 Konstruktivis
me Dalam Pembelajara
n IPA
A. pandangan terhadap belajar dan mengajar
B. Pandangan Konstruktivis Tentang Belajar IPA
C. Model-Model pembelajaran Untuk Perubahan
Konsepesi d. Model Pembelajaran
IPA
KB. 2 Model Pembelajar
an
A. Model Pembelajaran Interaktif
B. Model Pembelajaran Terpadu
c. Model Pembelajaran Siklus Belajaran d. Model Pembelajaran
IPA atau Clis
Bigge (dalam Dahar, 1989) merangkum perbedaan penting antara teori belajar perilaku dan teori belajar kognitif. Seorang guru penganut teori perilaku berkeinginan untuk mengubah perilaku siswanya, sedangkan guru yang berorientasi teori kognitif berkeinginan untuk mengubah pemahaman siswanya.
1. Struktur Kognitif
Struktur kognitif sescorang pada suatu saat meliputi segala sesuatu yang telah dipelajari olch seseorang (Ausubel dalam Klausmeier, 1994:22). Hasil belajar dapat dikategorikan menjadi informasi verbal (1): keterampilan (ii): konsep, prinsip, dan struktur pengetahuan (iii), taksonomi dan keterampilan memecahkan masalah (iv), strategi belajar dan strategi mengingat (v).
2. Konsep dan Konsepsi
Konsep dan konsepsi merupakan dua istilah yang sering dipertukarkan penggunaannya, padahal keduanya berbeda baik dalam pengertian maupun penggunaannya. Konsep bersifat lebih umum dan dikenal atau diumumkan berdasarkan kesepakatan, sedangkan konsepsi bersifat khusus atau spesifik dan individual.
B. PANDANGAN KONSTRUKTIVIS TENTANG BELAJAR IPA 1. Belajar sebagai Perubahan Konsepsi
Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan "makna" oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengar (West &
Pines, 1985) Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus berlanjut.
2. Perubahan Konsepsi dalam Pembelajaran IPA
Implikasi dari pandangan konstruktivisme di sekolah ialah pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Senada dengan pernyataan ini peneliti pendidikan sains mengungkapkan bahwa belajar sains merupakan proses konstruktif yang menghendaki partisipasi aktif dari siswa (Piaget dalam Dahar, 1996), sehingga di sini peran guru berubah, dari sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosis dan fasilitator belajar siswa
Dari uraian di atas, artikel dan beberapa buku yang ditulis Driver et al. (1985) dan Osborne &
Freyberg (1985), yang dirangkum oleh Tvtler (1996) tentang implikasi pandangan konstruktivisme untuk pembelajaran dapat disarikan beberapa kebaikan pembelajaran berdasarkan konstruktivisme adalah sebagai berikut. (1) pembelajaran berdasarkan konstruktivisme — memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit dengan menggunakan bahasa siswa sendiri, berbagi gagasan dengan temannya, dan mendorong siswa memberikan penjelasan tentang gagasannya. (2), pembelajaran konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya agar siswa berpikir kreatif imajinatif, mendorong reflcksi tentang teori dan model mengenalkan gagasan-gagasan sains pada saat yang tepat. (3), pembelajaran konstruknvisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru agar siswa terdorong untuk memperoleh kepercayaan din dengan menggunakan berbagai konteks baik
yang telah dikcnal maupun yang baru dan akhirnya memotivasi siswa untuk menggunakan berbagai strategi belajar. (4), pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka setelah menyadari kemajuan mereka serta memberi kesempatan siswa untuk mengidentifikasi perubahan gagasan mereka. (5), pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belas yang kondusif yang mendukung siswa mengungkapkas gagasan, saling menyimak, dan menghindari kesan selalu ade satu "jawaban yang benar”.
D. CONTOH MODEL Pt MBELAJARAN KONSTRUKTIVISME
Salah satu contoh yang disarankan adalah memulai dari apa yang menurut siswa hal yang biasa, padahal sesungguhnya tidak demikian. Perlu diupayakan terjadi situasi konflik pada struktur kogriuf siswa. Contohnya mengenai cecak atau cacing tanah. Mcrcka menduga cecak atau cacing tanah hanya satu macam, padahal keduanya terdin lebih dari satu gcnus (bukan hanya berbeda spesies). Benkut ms akan dicontohkan modci untuk pembelajaran mengenai cacing tanah melalui ketiga tahap dalam pembelajaran konsrrukrivisme (cksplorasi, klanfikasi, dan aplikasi).
1. Fase EksplorasI
Diperlihatkan tanah berisi cacing dan diajukan pertanyaan: "Apa yang kamu ketahui tentang cacing tanah?”.
Semua jawaban siswa ditampung (ditulis di papan tulis jika perlu).
Siswa diberi kesempatan untuk memeriksa keadaan yang sesungguhnya, dan diberi kesempatan untuk merumuskan hal-hal yang tidak sesuy dengan jawaban mereka semula.
2. Fase Klarifikasi
Guru memperkenalkan macam-macam cacing dan spesifikasinya.
Siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka tentang cacing tanah.
Guru memberikan masalah berupa pemilihan cacing yang cocok untuk dikembangbiakkan.
Siswa mendiskusikannya secara berkelompok dan merencanakan penyelidikannya.
Secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk menguji rencananya.
Siswa mencari tambahan rujukan tentang manfaat cacing tanah dulu dan sekarang.
3. Fase Aplikasi
Secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya, dilanjutkan dengan penyajian oleh wakil kelompok dalam diskusi kelas.
Secara bersama-sama siswa merumuskan rekomendasi untuk para pemula yang ingin ber-"ternak" cacing tanah.
Secara perorangan siswa membuat tulisan tentang peri kehidupan jenis cacing tanah tertentu sesuai hasil pengamatannya.
KB 2 MODEL PEMBELAJARAN
MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF Pengertian
Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak.
Model ini dirancang agar siswa bertanya dan kemudian menemukan jawaban dari pertanyaan mereka sendiri (Faire & Cosgrove dalam Harlen, 1992). Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam berbagai kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan sering kali kabur sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah dan mengubah pertanyaanpertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Interaktif
1. Persiapan: guru dan kelas memilih topik dan menemukan informasi yang melatarbelakanginya.
2. Kegiatan penjelajahan: lebih melibatkan siswa pada topik yang sedang dibahas.
3. Pertanyaan anak: saat kelas mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang topik yang dibahas.
4. Penyelidikan: Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi, selama 2-3 hari, dalam selang 3-4 hari.
5. Refleksi: melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yang terbukti dan memisahkan hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
3. Contoh Model Pembelajaran Interakti
Persiapan Ta Sebelum pembelajaran dimulai, guru menugasi siswa kelas 3 SD untuk membawa hewan peliharaannya dan mempersiapkan diri untuk menceritakan tentang hewan peliharaannya masing-masing.
Kegiatan penjelajahan Pada saat pembelajaran di kelas siswa lain boleh mengamati hewan: hewan peliharaan teman-temannya dari dekat (meraba, mengelus, menggendong) dan mereka boleh mengajukan pertanyaan.
Pertanvaan anak Selanjutnya pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar proses pemeliharaannya.
Penvelidikan Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieksplorasi lebih jauh.
Umpamanya siswa diminta mengamati keadaan hewan-hewan yang tidak dipelihara, seperti dari mana mereka memperoleh makanannya, di mana mereka tidur, punya nama atau tidak, bagaimana kebersihannya.
refleksi Pada pertemuan berikutnya di kelas dibahas hasil penyelidikan mereka, dilakukan pembandingan antara hewan peliharaan dengan hewan liar untuk memantapkan hal-hal yang sudah jelas dan memisahkan hal-hal yang masih perlu diselidiki lebih jauh. Pada akhir kegiatan guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar mereka seperti buku dan tas sekolahnya 4. Kebaikan dan Keterbatasannya
Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa iswa belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan encoba menemukan jawaban
terhadap pertanyaannya sendiri dengan relakukan kegiatan (observasi, penyelidikan). Dengan cara seperti itu siswa Mau anak menjadi kritis dan aktif belajar. Apakah kebaikan yang lainnya? Kanekat-tangah terstruktur seperti di atas menjamin bahwa pertanyaan nak/siswa dikumpulkan dan serius ditindaklanjuti. Sayangnya karena dipolakan seperti itu, ternyata model ini menjadi rutin dan kehilangan tujuannya yang esensi. Sekali siswa merasa perlu berpikir tentang suatu objek atau gejala alam yang sedang dipelajari. Jadi penting melakukannya dengan Serius, tidak sebagai sesuatu yang rutin.
B. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU (INTEGRATED) . Pengertian
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model yang ang trend dilakukan dewasa ini. Langkah-langkah Penyusunan Model Pembelajaran Terpadu Terdapat sejumlah langkah untuk menyusun model pembelajaran terpadu. Langkah-langkah tersebut secara berurutan adalah sebagai berikut.
Mengkaji GBPP IPA untuk menganalisis konsep-konsep penting yang akan diajarkan.
Membuat bagan konsep yang menghubungkan konsep satu dengan konsep lainnya.
Memilih tema sentral yang dapat menjadi payung untuk memadukan konsep-konsep tersebut.
Membuat TPK dan deskripsi kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan untuk setiap konsep.
Membuat bahan bacaan berupa cerita yang mengacu pada tema, disertai gambar dan permainan.
Menyusun jadwal kegiatan dan alokasi waktu yang diperlukan secara proporsional.
Menyusun kisi-kisi perangkat tes dan soal tes.
Contoh Model Pembelajaran Terpadu
Untuk konsep-konsep IPA caturwulan pertama kelas 3 tentang Makhluk hidup dan Benda disiapkan tema sentral "Ke Kebun Binatang", dan disiapkan lembar kerja sebagai berikut:
a. Tujuan: siswa dapat mengklasifikasi tumbuhan, hewan, dan benda berdasarkan kriteria tertentu.
b. Alat dan bahan yang diperlukan: setiap siswa bebas membawa tumbuhan, hewan, dan benda untuk dikumpulkan menjadi arena kebun binatang. (guru membagi tugas membawa bahan percobaan agar teroganisir)
Kebaikan dan Keterbatasannya
Dalam pembelajaran terpadu siswa diajak untuk mengamati gejala alam sebagaimana adanya, tidak dipilah-pilah menurut biologi atau fisika, juga tidak dibedakan hal-hal lain yang menyebabkan siswa melihatnya secara terkotak-kotak. Melalui pembelajaran siswa diajak untuk melakukan pengelompokan berdasarkan hal yang teramati oleh mereka.
Keterbatasannya Jika konsepnya sudah kompleks, sulit dipadukan atau guru mengalami kesulitan untuk memadukannya.
MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) Pengertian
Model siklus belajar pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 dalam SCIS (Science Curriculum Improvement Study), suatu program pengembangan pendidikan sains di Amerika Serikat. Dalam, pelaksanaannya model siklus belajar terdiri atas tiga fase, yaitu eksplorasi, pengenalan konsep, dan penerapan konsep. Siklus di sini diartikan bahwa tahap-tahap tersebut dapat berulang.
Urutan pembelajaran
a. Eksplorasi Pada fase eksplorasi siswa diberi kesempatan untuk melakukan penjelajahan atau eksplorasi secara bebas. Kegiatan ini memberi siswa pengalaman fisik dan interaksi sosial dengan teman dan gurunya.
b. Pengenalan konsep Pada fase pengenalan konsep guru dengan metode yang sesuai menjelaskan konsep dan teori-teori yang dapat membantu siswa untuk menjawab permasalahan yang muncul dan menyusun gagasan mereka.
c. Penerapan konsep Pada fase ini siswa mencoba menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan masalah dalam situasi yang berbeda. Dalam hal ini guru menyiapkan masalah-masalah yang dapat dipecahkan berdasarkan konsep yang telah diperoleh siswa pada fase sebelumnya.
Contoh Model Pembelajaran Siklus Belajar (Kelas 5 Cawu Ke-1)
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Siswa memahami saling ketergantungan antarmakhluk hidup dengan melakukan pengamatan dan menafsirkan hasil pengamatan. TPU Antara Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)
a. Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan yang termasuk pemakan tumbuhan.
b. Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan yang termasuk pemakan hewan.
c. Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokkan hewan yang termasuk pemakan daging dan Ikan tumbuhan
d. Setelah berdiskusi mengenai sumber makanan hewan, siswa dapat yya.
menyimpulkan bahwa semua hewan memperoleh makanan dengan wa cara memakan makhluk hidup lain.
MODEL PEMBELAJARAN BELAJAR IPA ATAU CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE)
Pengertian
Model CLIS dikembangkan oleh kelompok Children's learning in science di Inggris yang dipimpin oleh Driver (1988, Tytler, 1996). Rangkaian fase pembelajaran pada model CLIS oleh Driver (1988) diberi nama general Structure of a constructivist teaching seguence, sedangkan Tytier (1996) menyebutnya constructivism and conceptual change views of learning in science.
Urutan Pembelajaran Model CLIS terdiri atas lima tahap utama, yakni (a) orientasi atau onentarion, (b) pemunculan gagasan atau elicitation of ideas, (c) penyusunan ulang gagasan atau restructuring of ideas, (d) penerapan gagasan Blau applicarion of ideas, dan (e) pemantapan gagasan atau review change i8 ideas. Tahap penyusunan ulang gagasan masih dibedakan menjadi tg bagian, yastu pengungkapan dan pertukaran gagasan atau clarificanon and change (1). pembukaan pada situasi konflik atau exposure to confhict cituation (ii). dan konstruksi gagasan baru dan evaluasi atau construction of new ideas and evaluation iii).
Kebaikan dan Keterbatasannya
Kejelasan setiap tahap dalam CLIS tidak selalu mudah dilaksanakan, walaupun semula direncanakan dengan baik. Kesulitan ini terutama untuk pindah dari satu fase ke fase lainnya, terutama dari pertukaran gagasan ke Situasi konflik. Hal lain yang sulit yaitu perpindahan dari penerapan gagasan kepada pemantapan gagasan. Guru lupa untuk memantapkan gagasan baru siswa, sehingga jika hal ini terjadi, tentunya siswa akan kembali kepada konsepsi awal (yang memang sulit diubah)