• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL 5 'AQIDAH ISLAMIYAH-1 092823

N/A
N/A
Laras Alifa

Academic year: 2024

Membagikan "MODUL 5 'AQIDAH ISLAMIYAH-1 092823"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENUGASAN PADA PERTEMUAN KE 5

UNTUK DIBAHAS DAN DISEMINARKAN PADA PERTEMUAN KE 6

MODUL 5

‘AQIDAH ISLAMIYAH

1. Pengertian ‘Aqidah Islamiyah

Kata ‟aqidah adalah bahasa Arab, yaitu berasal dari kata ‟aqada - ya‟qidu - „âqidatan – دقع دقعي

- ةدقاع

) ), di Indonesiakan menjadi akidah Artinya secara etimologis ialah ikatan atau janji, yang disebut dengan „akad, seperti „akad nikah (perjanjian nikah), Secara terminologis, definisi aqidah ialah ikatan jiwa dengan Allah SWT., mengakui bahwa tiada Tuhan Yang berhak disembah, keuali Allah SWT. dalam ungkapan kalimat:      (Tiada Tuhan Yang Disembah kecuali Allah),

sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam QS.47:19 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Substansi (hakekat) „aqidah adalah tauhid ( دـح وت) yang berarti Ke Maha Esaan, Tauhdullah berarti Ke maha Esaan Allah, bertauhid berarti mengakui ke Maha Esaan Allah SWT.. Akar kata tauhid adalah ahad sebagaimana dalam QS.112:1, artinya 1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa.

(QS.112:1).

Pengakuan tentang ke Maha Esaan Allah SWT. dalam berakidah mengantarkan manusia kepada tauhid. Difinisi tauhid ialah mengakui/meyakini bahwa Allah SWT. Maha Esa Ada-Nya, Maha Esa zat-Nya, dan Maha Esa perbuatan-Nya, kepada-Nya semuanya bergantung, karena Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan Dia tidak setara dengan sesuatu apapun, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.112: 1-4 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Lawan Tauhid adalah syirik, Syirik berarti mempersekutukan, baik secara langsung (jelas) atau secara tidak langsung (terembunyi); bahwa Tuhan itu lebih dari satu atau mempersekutukan Allah SWT. dengan sesuatu yang lain. Maka Syirik itu terbagi kepada dua bentuk, yaitu:

1.1. Syirik Jalli , yaitu syirik yang jelas secara langsung.

Kompetensi ‘Aqidah Islamiyah

Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian „Aqidah Islamiyah, menjaga dirinya dari perbuatan syrik dan kekafiran, memahami rukun Iman secara baik dan benar, baik secara kronologis maupun secara kausalitas berdasarkan dalil ilmiyah dan al-Qur‟an dan Sunnah, Mengenal Allah SWT melalui pembuktian penciptaan alam semesta dan penciptaan manusia untuk membuktikan kebenaran informasi wayu al-Qur‟an tentang penciptaan alam semesta dan penciptaan manusia, sehingga mahasiswa memiliki keimanan yang rasional berdasarkan dalil-dalil ilmiyah dan dalil al-Qur‟an dan Sunnah Rasul yang diaplikasikan pada ketaqwaannya dalam kehidupan sehari-hari.

(2)

Syirik Jalli ialah menyembah (beribadah) kepada selain Allah SWT., di samping menyembah Allah SWT., atau dalam rangka menyembah Allah SWT. Contoh syirik Jalli ialah keyakinan agama Yahudi dan agama Nashrani (Kristen) yang meyakini Allah SWT. mempunyai anak yang dianggap pula sebagai Tuhan selain Allah SWT. yang mereka sembah. sebagaimana dijelaskan Allah SWT.

dalalm firman Allah SWT. dalam QS.9:30 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Orang Yahudi di samping mereka menyembah Allah SWT., mereka menyembah Uzair sebagai anak Tuhan.

Sedangkan orang nasrani, di samping mereka menyembah Allah SWT., mereka menyembah Al-Masih (Nabi Isa as.) putra Maryam sebagai anak Tuhan, dan menyembah Maryam sebagai istri Tuhan.

1.2. Syirik khafiy (syirik yang tersembunyi).

Syirik khafiy ialah mencintai selain Allah SWT. sebagaimana mencintai Allah SWT,. Contoh:

terlalu mencintai diri sendiri, terlalu mencintai manusia, terlalu meyayangi hewan dan tumbuhan, terlalu mencintai ilmu pengetahuan, terlalu mencintai pekerjaan, terlalu mencintai harta, terlalu mencintai pakaian, terlalu seni dan olah raga, sehingga lupa kepada Allah SWT. baik perintah-Nya mauapun larangan-Nya, karena kecintaan kepada yang selain Allah itu setara dengan kecintaannya kepada Allah SWT. agau lebih. Contoh Syirik khafiy ialah ketika terlalu mencintai manusia karena nafsu, atau karena simpati atau empati saja, tidak didasari dengan niyat karena cinta kepada Alah SWT.( lillahi ta‟ala), yang mengakibatkan lupa kepada perintah Allah SWT. untuk mendirikan shalat, ketika waktu shalat tiba; atau lupa kepada larangan Allah SWT., sehingga melakukan perbuatan dosa seperti pergaulan bebas dan zina, tapi ketika tidak bersama dengan manusia yang terlalu dicintai, ingat kepada Alah SWT., ketika mendengar azan, pergi mendirikan shalat karena cintanya juga kepada Allah, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS.2:165 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Perbuatan syirik khafi ini dalam al-Qur‟an disebut dengan fasiq, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.59:19 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Pengakuan tentang tauhid merupakan awal dari iman. Kata iman berasal dari amana, yu‟minu, îmânan (اناميأ - نمؤي - نمأ), di Indonesiakan menjadi iman atau keimanan. Secara etimologis kata iman berarti kepercayaan. Secara terminologis definisi iman ialah kepercayaan, pengakuan dan pembenaran oleh hati tentang bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah SWT.

sebagaimana dalam kalimah tauhid   , artinya: Tiada tuhan yang disembah, kecuali Allah.

Konsekwensi logis dari keimanan tersebut diwujudkan dalam ucapan dan perbuatan, yaitu seluruh sikap dan tingkah laku, baik berpikir, merasa, bernafsu, maupun berbicara, bekerja, dan berkarya, dilaksanakan hanya untuk menyembah Allah SWT., sebagaimana diisyaratkan dalam QS.6:162-16319

(3)

(Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya), yang selalu kita baca pada bacaan iftitah dalam shalat.

Lawan iman adalah kafir. Kafir berarti mengingkari atau tidak mengakui Allah SWT. sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, Tuhan yang Maha Mencipta, Yang Maha Berkuasa atas alam semesta ciptaan-Nya, tidak mengakui kerasulan nabi Muhammad SAW. dan tidak mengakui kebenaran ajaran Islam, sehingga tidak beriman kepada Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT., dalam QS.2:6-7 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Makhluk Allah SWT. yang pertama kafir kepada Allah SWT. adalah iblis, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT. Dalam QS.2:34 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Dalam terminolgi al-Qur‟an, perbuatan syirik juga bernilai kafir, sebagaimana dalam firman Allah SWT,dalam QS.9:17 dan QS.QS 98:6 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Berdasarkan pengertian akidah, tauhid dan iman di atas dapat dirumuskan pengertian aqidah Islamiyah, yaitu kepercayaan dan keyakinan yang mendalam tentang ke-Maha Esaan Allah SWT. dan tentang kerasulan Nabi Muhammad SAW. sebagai utusan Alah SW. kepada manusia, sebagai motor yang menggerakkan nafsu, hati, dan otak dan seluruh anggota tubuh manusia dalam beraktifitas tunduk dan patuh untuk menyembah Allah SWT. sebagaimana yang dinayatakan dalam salah satu bacaan niftitah di dalam shalat, yang terdapat dalam QS,6:162, artinya: Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk beribadah menyembah Allah, Tuhan semesta alam.

2. Keimanan

Pembahasan tentang keimanan didasakan kepada pembahasan tetang aspek-aspek rukun iman.

Rukun iman adalah sebagai berikut:

1. Beriman kepada Allah SWT.

2. Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT.

Rukun Iman 3. Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT.

4. Beriman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT.

5. Beriman kepada hari kiamat yang ditetapkan Allah SWT.

6. Beriman kepada Qahda dan qadar baik dan qadar buruk yang telah ditetapkan Allah SWT. pada setiap akhir usaha manusia.

Dalil tentang pembagian rukun iman yang enam tersebut terdapat dalam al-Qur‟an dan Hadis.

Rukun iman dalam al-Qur‟an dijelaskan dalam QS. 2: 177, dan QS.4: 136 yang menjelaskan rukun iman nomor 1 – 5 dari rukun iman, sedangkan rukun iman yang ke 6 dijelaskan Allah SWT dalam QS.87:3. Dalam QS.2:177 dan QS.4:136 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

(4)

Sedangkan Rukun iman yang ke 6. beriman kepada qadar baik dan qadar buruk dijelaskan Allah SWT.

dalam QS.87:3 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Kronologis rukun Iman secara lengkap dari urutan nomor satu sampai nomor enam dijelaskan oleh Rasulullah SAW. dalam Haditsnya, artinya: Dari Umar bin Khattab r.a juga, beliau berkata:

“Tatkala kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah SAW pada suatu hari, tiba-tiba muncullah di tengah-tengah kami seorang laki-laki yang amat sangat putih bajunya, amat sangat hitam rambutnya, tidak ada bekas melakukan perjalanan dan tidak seorangpun di antara kami yang mengenalnya. Lalu dia duduk di hadapan Nabi SAW dan menempelkan kedua lututnya ke lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya ke pahanya sendiri, lalu berkata: “Beritakan kepadaku tentang iman?” Nabi bersabda:

“Hendaklah Engkau:

1. Beriman kepada Allah,

2. Beriman kepada malaikat-malaikat-Nya, 3. Beriman kepada kitab-kitab-Nya, 4. Beriman kepada rasul-rasul-Nya, 5. Beriman kepada hari akhir dan

6. Beriman kepada kadar baik dan buruk”. (HR. Muslim).

Untuk memahami rukun iman secara mendalam dapat dipahami dengan pendekatan kausalitas (hubungan sebab akibat). Masing-masing rukun Iman yang terdiri atas enam pokok keyakinan dipahami secara kronogis (dari nomor 1 sampai ke nomor 6) dan secara kausalitas dapat dipahami secara vertikal (dari bawah ke atas), seperti anak tangga yang saling mendasari sebagai sebab akibat dan asas rukun iman selanjutnya. sebagaimana dalam tabel berikut:

Taber 4. Kausalitas Rukun Iman

Beriman kepada qadar baik dan buruk yang telah ditetapkan Allah SWT. sebagai akibat dari rukun iman yang ke 1-5, beriman kepada Allah SWT., Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan Hari Akhirat.

6 Beriman kepada hari kiamat (akhirat) yang ditetapkan Allah SWT. Akibat beriman kepada Allah SWT., Malaikat-Nya, Kitab-Nya dan kepada Nabi dan Rasul-Nya, sebagai akibat dari rukun iman yang keempat dan sebagai sebab dari rukun yang kelima.

5 Beriman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT. Akibat beriman kepada Allah SWT, Malaikat- Nya dan Kitab-Nya, sebagai akibat dari rukun iman yang ketiga dan sebagai sebab rukun iman yang keempat.

4 Beriman kepada Kitab-kitab Allah SWT. Akibat beriman kepada Allah SWT dan malaikat- Nya, sebagai akibat dari rukun iman yang kedua sebagai sebab rukun iman yang ketiga. 3 Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah SWT. Akibat beriman kepada Allah SWT., sebagai akibat dari rukun iman yang pertama dan sebab rukun iman yang kedua. 2 Beriman kepada Allah SWT. Yang Maha Esa, sebagai sebab pertama.Tidak ada keimanan

yang lain tanpa mengimani Allah SWT. terlebih dahulu 1

(5)

Beriman kepada Allah SWT. Yang Maha Esa merupakan Prima Causa (Sebab Yang Pertama), dari rukun iman nomor 2 dampai nomor 6, maka Allah SWT. sebab pertama dari adanya alam semesta ini, karena Allah SWT Yang Maha Awal tampa berawal dan Yang Maha Akhir tanpa berakhir, sebagaimana diisyaratkan dalam QS. 57:3 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

3. Iman Kepada Allah SWT.

Pembahasan tentang iman kepada Allah SWT. dalam mengenal Allah SWT. (ma‟rifatullah) dimulai dari pembahasan konsep Tuhan menurut ajaran Islam, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentag mengenal Allah SWT. (ma‟rifatullah).

3.1.1. Konsep Tuhan menurut Ajaran Islam

Untuk mmbahas konsep Tuhan menurut ajaran Islam, dimuai dari beberapa pertanyaan yang paling mendasar, yaitu: Siapakah Tuhan itu? Apakah Tuhan itu satu (monoteis), atau lebih dari satu (politeis)? Siapakah nama Tuhan? Dan Siapakah yang memberi namaTuhan?

Siapakah Tuhan?

Istilah kata Tuhan dalam al-Qur‟an, disebut dengan rabb sebagaimana dijelaskan dalam QS.10:3    yang berarti “Tuhan semesta alam”, atau disebut jiga dengan Ilah,

sebagaimana dijelaskan Allah dalam QS.114:3:   yang berarti “Tuhan manusia”.

Tuhan adalah Allah yang menciptakan alam semseta dan manusia, yang disebut dalam al- Qur‟an dengan Khâliq (Yang Maha Mencipta), sedangkan alam semesta dan manusia adalah makhluk (yang diciptakan), Dialah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi beserta selaga isinya dari tiada menjadi ada. Dialah pemilik kerajaan langit dan bumi. Dialah yang mengatur segala yang di langit dan dibumi dari „Arsy-Nya (singgasana-Nya), sebagiamana yang dijelaskan Allah dalam QS.10:3-6 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Berdasarkan kandungan ayat di atas jelaslah bahhwa Allah SWT. adalah Tuhan pemilik mutlak seluruh alam semesta dan manusia, dan Dia Maha berkuasa terhadap segala-galanya, sebagaimana dalam : QS. 3:189 dan QS.112:2 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Maka Allah SWT. tempat bergantung semua makhluk-Nya, maka semua makhluk yang ada di langit dan bumi selalu bertyasbih memuji-Nya, sebagaimana diisyaratkan dalam QS.57:1 dan 59:1 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

(6)

Tuhan itu Maha Esa (Monoteis) atau Banyak (Politeis)?

Tuhan itu adalah Maha Esa (monoteis), bukan banyak (politeis). Tuhan sendiri yang memberi tahu bahwa Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa (Maha Satu/Maha Esa) sabagaimana dalam QS. 2:163 QS. 112:1 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Siapakah Nama Tuhan?

Yang memberi nama Tuhan itu Allah adalah Allah SWT. sendiri, nama Tuhan itu Allah bukanlah inisiatif dari Nabi Muhammad SAW. memberi nama Tuhan itu Allah, sebab Tuhan umat Islam bukanlah Tuhan hasil perenungan dan penemuan manusia dalam mencari Tuhan, sebagimana nama tuhan-tuhan penganut agama lain, di mama Tuhannya ditemukan dan diberi nama oleh pemuka atau tokoh agamanya. Nabi Muhammd SAW. di utus Allah SWT. Rasul-Nya diberi tugas pokok oleh Allah SWT untuk memberi tahu kepada manusia melalui wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad SAW.

tentang siapa Tuhan? dan siapa nama Tuhan? Bahwa Tuhan adalah Allah SWT. pencipta langit dan bumi, dan nama Tuhan adalah “Allah SWT”, sebagaimana dalam firman-Nya dalam QS. 9:33, QS.10:3 dan QS. 20:14 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

“Allah SWT.” adalah nama zat-Nya, selain nama zat-Nya, Allah SWT. memliki nama sifat- Nya, yang sekaligus disebut-Nya sebagai nama yang terkait dengan sifat-Nya yang disebut dengan Asmaul-husna, sebagaimana dijelaskan-Nya dalam QS. 7:180 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

3.1.2. Ma’rifatullah (Mengenal Allah SWT.)

Mengenal keberadaan, adanya) Allah SWT, perlu dibuktikan secara logis, ilmiah dan faktual, baik menurut wayhu sebagai kebenaran mutlak (haqq al-yaqin), maupun secara ilmiah sebagai kebenaran yang terbatas (nisbi), sehingga keimanan kita kepada Allah SWT. sebagai pondasi, atau dasar Agama Islam yang kita anut dapat kita terima secara rasional berdasarkan kebenaran ilmiah (ilmu al-yaqin), berdasarkan fakta dari hasil pengematan secara faktual („ainul-yaqin) dan berdasarkan kebenaran mutlak yang ditemukan (haqqul-yaqin), sebagaimana dalam teori yang dirumuskan oleh para ahli filsafat Islam: Tafakkaruu fi khalqillah, wala tafakkaru fi zaatillaah (Pikirkan yang diciptakan Allah (engkau akan dapat mengenal Allah), jangan engkau pikirkan tentang Zat Allah (karena Zat Allah itu maha ghaib tidak terjangkau oleh pikiranmu).

Dengan memiliki keimanan yang rasional, kita akan merasakan bahwa iman kita menjadi hidup, aktif dan dinamis, yang berfungsi sebagai motor yang menggerakkan semua sikap dan tingkah laku spritual, emosional,intelektual dan nafsu makan minum serta nafsu seksual kita. Secara praktis ma’rifatullah (mengenal Allah SWT.) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan memperhatikan

(7)

penciptaan alam semesta (tadabbur-al-‘alam) dan memperhatikan pencitpaan manusia (tadabbur-al- insan).

3.1.2.1. Mengenal Allah SWT. dengan Mengamati dan Memperhatikan Penciptaan Alam Semesta (Ma’rifatullah dengan Tadabbur‘alam)

Bila kita perhatikan alam semest ini secara teliti, kita akan menemukan keteraturan dan kerapian serta keindahan dalam gerakannya sebagai satu sistem, baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Tentu kita kagum dan takjub yang menimbulkan pernyataan dalam hati kita: Jika alam ini ada tentu ada yang menciptakannya. Sipakah yang menciptakan alam semesta yang teratur, rapi dan indah ini ?

Jika menusia mengolah perasaan dan pikirannya yang serba terbatas ini untuk menemukan jawaban atas pertanyaan: Sipakah yang menciptakan alam semesta yang teratur, rapi dan indah ini?

Manusia tidak akan mempu menemukan jawabannya, karena manusia adalah salah satu bagian dari alam semesta itu sendiri. Maka yang mungkin dilakuakan oleh manusia adalah bertanya kepada yang menciptakan alam semesta itu. Manusia wajib besyukur kepada sang pencipta alam semesta yang telah menjelaskan kepada manusia melalui wahyu yang berisi firman-Nya (perkataan-Nya) yang diturunkan- Nya kepada Rasul-Nya, lewat perantaraan malaikat Jibril captaan-Nya. Wahyu itu disampaikan oleh Rasul-Nya kepada manusia sebagai petunjuak bagi manusia untuk menjawab atas semua pertanyaan yang muncul dalam diri manusia tentang Tuhan tu sendiri, tentang alam, baik yang ghaib, maupun yang nyata, dan tentang diri manusia itu sendiri.

Wahyu yang terakhir diturunkan-Nya kepada Rasul-nya ialah al-Qur‟an, yang diturunkan-Nya kepada Rasul-Nya yang terakhir Nabi Muhammad SAW., sebagaimana dijelaskan-Nya dalam ayat al- Qur‟an tentang fungsi al-Qur‟an itu sendiri bagi manusia dalam QS.2:185 (Baca artinya dalam al- Qur‟an dan Terjemahannya).

Adanya Alam Semesta ini adalah sebagai bukti ada-Nya Pencipta alam semesta ini. Allah SWT. yang menjelaskan bahwa dialah yang menciptakan alam semesta ini, sebagaimana diisyaratan dalam QS. 10:3 dan QS.2:164 dan QS.3:189-191 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Sedangkan Proses penciptaan alam semesta sebagamana diisyaratkan dalam QS.41:9-12 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Dalam ayat ini Allah SWT. menjelaskan bahwa proses fundamental pembentukan kosmos (alam semesta) dan kesudahannya dengan penyusunan alam diawali dengan adanya suatu kumpulan gas dengan bagian-bagian kecil yang sangat halus; dalam ayat 12 diistilahkan dengan dukhan yang berarti asap. Asap terdiri dari stratum (lapisan) gas dengan bagian- bagian kecil yang mungkin memasuki dua tahap keadaan, yaitu tahap keadaan keras (membeku) atau tahap keadaan cair dan dalam suhu rendah atau tinggi. Bahwa langit dan bumi itu diciptakan pada

(8)

walnya, dalam suatu kesatuan yang utuh padu, sebagaimana diisyaratkan dalam Q.S. 21:30 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Pembentukan kosmos selanjutnya berdasarkan teori yang terkandung dalam ayat di atas menyatakan adanya proses pemisahan yang dalam ayat tersebut diistilahkan dengan fatqun yang berarti memisahkan menjadi potongan-potongan dari kumpulan pertama yang unik yang terdiri dari unsur-unsur yang dipadukan, yang disebut dengan ratqan yang berarti perpaduan atau persatuan beberapa unsur untuk dijadikan suatu kumpulan yang homogeny.

Dari penjelasan Allah SWT. dalam wahyu-Nya Q.S. 41:9-12 dan 21:30 itu jelaslah bahwa awal terciptanya alam semesta ini bermula dari suatu ledakan dahsyat dengan ke Mahakuasaan Allah SWT. yang dikenal dalam istilah wahyu dalam firman Allah SWT.: Kun Fayakun (Terciptalah! Maka Terciptalah Dia) QS.36:82 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Periodesasi penciptaan alam semesta menurut wahyu, dijelaskan oleh Allah SWT., bahwa Allah SWT menciptakan alam semesta ini dari proses awal sampai sempurna melalui enam masa atau enam periode, sebagaimana dijelasakan-Nya dalam QS.10:3, QS.11:7, QS.50:38 dan QS.7:54 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Satu masa disi Allah SWT. itu waktunya sangat lama sekali dslam hitungan masa yang dilalui oleh manusia sebagaimana dijelaskan-Nya dalam QS.32:5 dan QS.70:4 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Wahyu (al-Qur‟an) tidak menjelaskan secara rinci tahapan-tahapan masing-masing periode ersebut. Inilah salah satu rahasia kemukjizatan wahyu al-Qur‟an sebagai konsep yang mutlak dan universal yang dapat memotivasi manusia untuk melakukan pengamatan dan penelitian yang pada gilirannya akan melahirkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Secara ilmiah, enam periodesasi proses penciptaan alam semesta dibuktikan oleh teori palaentologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang yang ada pada zaman dahulu, yang dikembangkan oleh ahli biologi. Menurut waktu geologi (waktu pertumbuhan bumi) proses fundamental pembentukan kosmos dan kesudahannya dengan penyusunan alam semesta adalah melalui enam periode. Pada tiap-tiap akhir periode itu ditandai oleh peristiwa, seperti munculnya gunung-gunung, benua dan lain-lain sebagainya. Enam periodesasi tersebut ialah sebagai berikut:

(9)

Tabel 5. Periodesai dan Masa Proses Pencitaan Alam Semesta

Masa Proses Penciptaan alam Lamanya

1 Periode AZOICUM, yaitu zman tidak/belum ada hidup, mula pertama bumi ini tumbuh

+1 milyar tahun.

2 Periode ARCHOZOICUM, yaitu zaman hidup primitif, ditandai oleh aktifitas gunung api dan pembentukan gunung-gunung. Sedikit sekali tanda-tanda yang menunjukkan adanya hidup. Bilapun ada yang hidup hanya mungkin gang-gang primitif dan barangkali hewan satu sel muncul pada zaman ini

+800 juta tahun.

3 Periode PROTEOROZOICUM, yaitu zaman hidup yang pertama, meskipun jarang. Tapi hidup sudah jelas ada. Hal ini dibuktikan dengan adanya fosil

+650 juta tahun.

4 Periode PALAEZOICUM, yaitu zaman purba, hampir semua phylum (jenis binatang) meninggalkan fosil. Lamanya 350 juta tahun. (Berarti awal zaman ini sudah sempurna kehidupan makhluk hidup). (Berarti awal zaman ini sudah sempurna kehidupan makhluk hidup)

+350 juta tahun.

5 Periode MESOZOICUM, yaitu zaman pertengahan, invertebrata (hewan yang tidak bertulang punggung) laut jumlahnya menurun.

Tetapi crustacean (binatang yang berkulit keras) modern laut muncul

+140 juta tahun

6 Periode CENOZOICUM, yaitu zaman sekarang, Pada zaman inilah munculnya makhluk-makhluk tingkat tinggi. Dan akhirnya muncullah manusia.

+dimulai sejak + 60 juta tahun yang lalu.

Awal kehidupan makhluk hidup diciptakan Allah SWT berasal dari air, sebagaimana dijelaskan-Nya dalam firman-Nya bahwa segala sesuatu yang hidup dijadikan Allah SW. dari air, sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam Q.S. 21:30 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Inilah dalil ayat al-Qur‟an tentang istilah Air Sumber Kehidpan

Penemuan ilmiah membuktikan kebenaran firman Allah SWT. sumber ajaran Agama Islam, bahwa alam semesta ini dengan segala isinya yang tersusun rapi bukan merupakan proses sebab akibat kosmologi, tetapi adalah ciptaan Allah SWT. yang telah menciptakan hukum sebab akibat untuk alam semesta. Hal ini terbukti dengan adanya suatu kesatuan sistem (eko sistem) yang berlaku pada alam semesta ini yang dikenal dengan Sunnatullah.

Berdasarkan analisis tentang mengenal Allah melalui mengetahui dan memahami penciptaan alam semsta (ma‟rifatullah dengan tadabbur „alam), kita dapat mengenal Alah SWT. Ternyata dan terbukti bahwa alam semesta ini dicipakan oleh Allah SWT. Tuhan Yang Maha Mencipta, Tuhan Yang Maha Berkuasa atas semua ciptaan-Nya., sebagaimana dijelaskan Allah SWT. dalam QS.3:189-191 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

(10)

3.1.2.2. Mengenal Allah SWT. dengan Memperhatikan Penciptaan Manusia (Ma’rifatullah dengan Tadabbur al-Insan)

Selain melalui pengkajian tentang penciptaan alam semesta untuk membuktikan adanya Allah SWT., Tuhan Yang Maha Mencipta, Tuhan Yang Maha Berkuasa atas ciptaan-Nya, maka untuk lebih meyakinkan kita tentang ada-Nya Allah SWT. Tuhan Yang Maha Mencipta, maka dapat pula dilakukan melalui pengkajian tentang penciptaan diri manusia dan proses penciptaannya., melalui informasi wahyu firman Allah SWT dalam al-Qur‟an. Pembuktian tentang adanya Allah SWT. melalui pengkajian tentang penciptaan mansia menurut penjelasan Allah SWT. dalam al-Qur‟an akan mengantarkan kita kepada rasa dekat dengan Allah SWT. setiap saat. Sebagaimana teori yang dirumuskan oleh para ahli tashawuf: Man „arafa nafsahu, faqad „arafa rabbahu (siapa yang mengenal tentang dirinya, dialah yang akan kenal dan dekat dengan Tuhannya).

Menurut wahyu tubuh atau jasad manusia pertama (Adam dan Hawa) diciptakan Allah SWT.

dari bermacam-macam tanah. Antara lain disebut dari tanah kering, tanah liat dan tanah berlumpur, sebagaimana diijelaskan dalam Q.S.76:1, QS. 71:14, QS. 71:17, QS. 3:59, QS. 15:28 dan QS QS. 32:7 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Tentang jasad keturunan Adam dan Hawa (anak cucu Adam dan Hawa) diciptakan dari air mani (sperma ayah dan ovum ibu), yaitu sari pati air yang berasal dari tanah yang berasal dari sari pati makanan dan minuman ayah dan ibunya, sebagimana diisyaratkan dalam QS.32:8 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Kemudian setelah terjadi pembuahan dalam rahim ibu, sari pati air (sperma ayah dan ovm ibu) itu menjadi segumpal darah yang disimpan Allah SWT. menggantung dalam rahim ibu, sebagimana dijelaskan dalam QS. 96:2 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya). Kemudian berproses secara bertahap hingga menjadi manusia yang sempurna, sebagaiman diisyaratkan dalam QS. 23:12-16 artinya: QS. 23:12-16 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Selah sempurna penciptaan jasad atau tubuh manusia, baik manusia pertama (Adam dan Hawa) maupun keturunnya (anak ccucunya), Allah meniupkan ruh-Nya (ruh Allah) ke dalam tubuh manusia, sebagaimana diisyaratkan dalam QS: 32:9 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Dalam QS.23:12-16 di atas dijelaskan sempurnalah penciptaan manusia. Dalam Hadis Rasulullah SAW. dijelaskan: Bahwa anak manusia dalam rahim ibunya mengalami empat tahapan, tiga bulan pertama berupa segumpal darah, tiga bulan kedua berupa segumpal daging, tiga bulan ketiga terbentuklah tulang belulang anggota tubuh seluruhnya, tiga bualan keempat dibungkus tulang belulang angota tubuh seluruhnya dengan daging, kemudian ditiupkan ruh yang berasal dari ruh Allah ke dalam

(11)

tubuhnya. Sebelum ruhnya ditiupkan Allah SWT. Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk menetapakan jumlah umurnya, jumlah rezekinya, baik dan buruknya perjalanan hidupnya, dan apakah ia menjadi ahli surga atau ahli neraka. Andaikata ia telah ditetapkan menjadi ahli surga; sejak kecil ia mengamalkan amalan ahli neraka, kemudian sejengkal sebelum ia mati ia mengerjakan amalan ahli surga lalu ia bertobat dan tobatnya diterima Allah, maka masuk surgalah ia. Andaikata ia telah ditetapkan menjadi ahli neraka; sejak kecil ia mengamalkan amalan ahli surga, kemudian sejengkal sebelum mati ia mengerjakan amalan ahli neraka dan berbuat syirik kepada Allah SWT. kemudian ia mati maka masuk nerakalah ia. Kemudian Allah berfirman kepada malaikat: Rahasiakan kepadanya!

Dari ayat-ayat al-Qur‟an dan Hadis di atas dapat di pahami bahwa jasad manusia diciptakan Allah SWT. berasal tanah, atau dari sperma dan ovum yang berasal sari pati makanan yang berasal dari tanah, sedangkan ruh manusia berasal dari Allah SWT. Ketika manusia mati berpisahlah ruh dengan jasadnya, masing-masing kembali ke asalnya. Jasad yang berasal dari tanah dikembalikan ke asalnya yaitu dikuburkan ke dalam tanah. Ruh yang berasal dari Allah SWT. kembali keasalnya yaitu kepada Allah SWT. sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT. Dalam QS.2:156 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Ruh manusia tersebut ditempatkan Allah SWT. di alam barzakh sampai terjadi hari kiamat dan hari berbangkit, kemudian ruh tersebut bergabung kembali dengan jasad yang baru untuk mengalami kehidupan yang kedua di hari pembalasan (yaumil-mahsyar) menunggu waktu dihisab di hadapan Allah SWT, guna mempertanggung jawabkan amal perbuatan manusia selama di dunia, dan akhirnya manusia yang yang beriman yang beramal shaleh dan yang semua dosanya dampuni dan bertaubat sebelum wafat dimasukan Allah SWT. ke dalam surga, dan yang kafir, musyrik, fasiq dan munafiq yang semua dosanya tidak dampuni dan tobatnya tidak diterima dimasukan Allah SWT. ke dalam neraka.

Menurut al-Qur‟an kejadian dan petumbuhan dan perkembangan manusia sebagai satu jenis (genus atau species) makhluk berlangsung secara berevolusi muliai dari bertemunya sperma dan ovum dalam rahim ibunya, lahir, bayi, kanak-kanak, anak-anak, remaja dan dewasa bertumbuh dan berkembang secara bertahap dan perlahan-lahan. Tapi proses evolusi ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan penciptaan manusia yang berasal dari evolusi hewan, sebagaimana teori Darwin yang menyatakan manusia berasal dari makhluk hidup satu sel di dalam air dan kemudian berevolusi menjadi beberapa tingkatan hewan sampai menjadi kera purba yang tengkoraknya mirip degan tengkorak manusia, akhirnya berubah menjadi manusia.

Allah SWT. menunjukkan perbedaan yang mendasar antara manusia dengan hewan, yaitu dengan peniupan ruh yang berasal dari Ruh Allah SWT. Yang Maha Hidup, khusus diberikan-Nya

(12)

hanya untuk manusia. Sedangkan unsur kehidupan hewan hanya berasal dari air, sebagaiana dalam Q.S. 21:30 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Manusia adalah manusia dari awal penciptaannya, sedangkan hewan adalah hewan dari awal penciptaannya dan tidak ada hubungan asal penciptaannya antara keduanya. Karena menurut al-Qur‟an manusia diciptakan Allah SWT. untuk menjadi penguasa (khalifah) terhadap semua makhluk di bumi ini. Makhluk lainnya diciptakan Allah SWT. untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam friman-Nya QS. 2.22 dan 29 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Dalam hubungannya dengan sesama manusia, manusia diciptakan Allah SWT. sebagai makhluk sosial untuk saling bekerja sama membangun kehidupan di dunia ini, sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya dalam QS.49:13 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Dalam hubungannya dengan alam sekitar, manusia berkewajiban memanfaatkan sumber daya alam (SDA) untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang mendorong aktivitas hidupnya, dan sekaligus juga bertanggung jawab untuk melestarikan sumber daya alam semesta ini, dijelaskan Allah SWT dalam firman-Nya dalam QS: 28:77 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Berdasarkan analisis tentang mengenal Allah lewat penciptaan alam semesta dan manusia, jelaslah bahwa Tuhan itu adalah Allah SWT yang Maha Menciptakan manusia, Yang Maha Kuasa terhadap ciptaan-Nya, dan bahwa ruh manusia berasal dari ruh Allah SWT. Yang Maha Hidup yang menghidukan manusia berbeda dengan hewan dan makhluk lainnya. Lihat Runtuhnya Teori Darwin, oleh Harun Yahya dalam bukunya dan di internet pada You Tube.

4. Keimanan dan Ketaqwaan Kepada Allah SWT.

Keimanan merupakan intisari dari akidah Islamiyah, ketakwaan merupakan aplikasi dari akidah Islamiyah dalam kehidupan, karena ketakwaan ialah kemampuan seorang mukmin melaksanakan semua perintah Allah SWT dan Rasul-Nya., baik yang wajib maupun yang sunnat secara sempurna, dan meninggalkan semua yang dilarang Allah SWT. dan Rasul-Nya, baik yang haram maupun yang makruh dan syubhat secara tuntas.

Keimanan dan ketaqwaan dalam al-Qur‟an dijelaskan dalam satu paket ayat, karena sasaran akhir dari keimanan adalah ketaqwaan, sebagaimana dijelaskan A;lah SWT dalam : QS. 3:102 QS.2:177 (Baca artinya dalam al-Qur‟an dan Terjemahannya).

Berdasarkan kandungan ayat-ayat ini dapat dipahami, bahwa ketaqwaan adalah aplikasi keimanan pada tataran sikap dan tingkah laku manusia dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari, yang berfungsi membentuk sikap konsisten melaksanakan seluruh perintah Allah SWT. dan Rasul-Nya secara sempurna dan meninggalkan semua larangan-Nya secara tuntas.

(13)

TUGAS DAN LATIHAN Tugas Pilihan 1

Jawablah pertanyaan berikut berdasarkan pemahaman anda tentang materi yang dibahas dalam bab ini?

1. Jelaskan pengertian „aqidah, pengertian tauhid beserta lawannya, pengertian syirik dan pembagannya beserta contohnya, pengertian iman beserta lawannya, berdasarkan analisia arti dalil ayatnya masing-masing?

2. Jelaskan pengertian „aqidah Islamiyah,?

3. Jelaskan pembagian rukun iman berdasarkan al-Qur‟an, dan pembagian rukun iman berdasarkan Hadis?

4. Jelaskan analisis kausalitas rukun iman, dan kegunaannya dalam memperkuat iman?

5. Jelaskan konsep Tuhan menurut Islam, nama Tuhan menurut Islam Apa bedanya nama Tuhan menurut Islam dengan nama Tuhan pada agama lain, berdasarkan anaisis dalil ayat al-Qur‟annya??

6. Jelaskan, apakah Tuhan itu satu atau banyak, menurut Islam? berdasarkan analisis dalil ayat al- Qur‟an?

7. Jelaskan alasan perlunya kita mengenal Eksitensi Allah SWT. (Ma‟rifatullah)?

8. Jelaskan manfaat mengenal Allah melalui pengkajian terhadap penciptaan alam semesta dan proses penciptaan alam semesta menurut al-Qur‟an dan menurut ilmu pengetahuan? Setelah kita mengkaji penciptaan alam semesta, apa pengaruhnya terhadap keimanan kita?

9. Jelaskan manfaat mengenal Allah SWT melalui pengkajian terhadap penciptaan manusia, proses penciptaan manusia menurut al-Qur‟an? Setelah kita mengkaji penciptaan manusia apa pengaruhnya terhadap keimanan kita?

10. Jelaskan hubungan keimanan dan ketaqwaan, berdasarkan analisis dalil ayatnya?

Tugas Pilihan 2

Buatlah makalah dengan judul:

PENTINGNYA „AQIDAH ISLAMIYAH DALAM KEHIDUPAN Batasan Masalah:

1. Pengertian „Aqidah Islamiah 2. Iman Menurut “Aqidah Islamiyah

3. Ma‟raifatullah (Mengenal Allah SWT.) Memahami Iman Kepada Allah SWT.

4. Fungsi Ma‟rifatullah dengan Tadabubur-‟alam dalam memantapkan keimanan 5. Fungsi Ma‟rifatullah dengan Tadabubur-insan dalam memantapkan keimanan 6. Hubunagan Keimanan dan Ketaqwaan dalam kehidupan

(14)

BUATLAH KONTROL DISKUSI/SEMINAR, SEBAGAI BUKTI ANDA TELAH MEMBUAT TUGAS BERDASARKAN HASIL BACAAN ANDA TERHADAP SELURUH MATERI

KULIAH DALAM MODUL INI.

SESUAI DENGAN FORMAT DI BAWAH INI

INTRUKSI:

TULIS PERTANYAAN ANDA TERHADAP MATERI KULIAH YANG BELUM ANDA PAHAMI PADA MODUL INI DI KOLOM PERTANYAAN SAYA TERHADAP MATERI

MODUL KULIAH YANG BELUM SAYA PAHAMI. MINIMAL 3 PERTANYAAN MAKSIMAL 5 PERTANAYAAN

KEMUDIAN DISKUSIKAN PERTANYAAN TERSEBUT DENGAN TEMAN ANDA DALAM KELOPOK SEMINAR/DISKUSI ANDA PADA MINGGU INI MELALUI DISKUSI DARING YANG DIPIMPIN OLEH SALAH SEORANG ANGGOTA KELOMPOK SECARA BERGILIR.

KEMUDIAN BUAT PERTANAYAAN TEMAN ANDA RINGKASAN JAWABANYA PADA KOLOM YANG TERSDIA

ANGGOTA KELOMPOK SEMINAR/DISKUSI MAKSIMAL 10 ORAMG, MINIMAL 5 ORANG YANG DIBAGI OLEH KETUA KOMTING

LAPORAN KONTROL DISKUSI/SEMINAR INI DALAM LEMBARAN TERPISAH DENGAN TUGAS DAN DITEMPATKAN PADA HALAMAN TERAKHIR SETELAH HALAMAN

TUGAS

JUDUL:

KONTROL DISKUSI/SEMINAR TGL... NAMA:... BP...

PERTANYAAN SAYA TERHADAP MATERI MODUL KULIAH YANG BELUM SAYA PAHAMI

1.

2.

3. MINIMAL 4.

5. MAKSIMAL

PERTANYAAN PESERTA SEMINAR DAN JAWABANNYA Moderator Diskusi/Seminar: Nama:...BP...

No N A M A NO. BP ISI PERTANYAAN IRINGKASAN JAWABAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(15)

KEPUSTAKAAN

Abdurrahman al-Khumais, Muhammad bin, I‟tiqâd al-Imamah al-Alrba‟ah („Aqidah Imam Yang Empat), Penerjemah Ali Mustafa Yaqub, Direktorat bidang Penerbitan dan Riset Ilmiah, Departemen Agama, Wakaf, Dakwah dan Bimbingan Islam Saudi Arabia, 1428 H.

Abdurrahim, Muhammad Imaduddin Ir.M.Sc., Kuliah Tauhid, pustaka Salman ITB, Bandung, 1982.

„Abdullah bin Baz, „Abdul „aziz bin, Harâsah al-Yauhîd (Menjaga Tauhid), Al-Thab‟ah al-Âsyarah, Wakâlah al-Mathbû‟ât wal-Bahthul‟ilmiy al-Mamlukah al-„Arabiyah al-su‟ûdiyah, 2015 M/1436 H.

Anshari, H. Endang Saifuddin, MA., Ilmu, Filsafat dan Agama, Bina Ilmu Surabaya, 1983

Ary Ginanjar Agustian, ESQ (Emosional Spritual Quotien) Berdasarkan 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam. Arga, Jakarta 2001

Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur‟an dan Terjemahannya, Postern. Intermasa, Jakarta, 1978

Gazalba, Sidi, Drs. Asas Ajaran Islam, Seri Ilmu Islam 1, Bulan Bintang, Jakarta, 1984

_______________, Ilmu Filsafat dan Islam tentang Manusia dan Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1982 Kusumamihardja, Supan. Drh. H. M.Sc., Studia Islamica, Giri Mukti Pasaka, Jakarta, 1985

Muhammad TH DR. H.., Kedudukan Ilmu dalam Islam, al-Ikhlas, Surabaya, 1984

Raousidi, TA. Lathief, Agama dalam Kehidupan Manusia („Aqidah I), Rimbou/Medan, Jakarta, 1986 Sabiq, Sayyid, DR, „Aqidah Islam, Diponegoro, Bandung, 1983

Qardhawy, Yusuf, DR, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Rabbani Press,Jakarta, 2001

Referensi

Dokumen terkait

Penilitian ini dilakukan untuk mengetahui dan memahami penyelundupan hukum yang dilakukan oleh bank yang dapat dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum dan bagaimana

Sub Kompetensi : Memahami dan menerapkan unsur maupun prinsip desain di dalam sistem perencanaan display secara bersih, kreatif, dan komunikatif.. Menyebut dengan benar

Tujuan yang hendak dicapai melalui mata kuliah ini adalah agar mahasiswa mengetahui dan memahami arti penting sebuah ilmu hadis serta tema-tema yang terdapat di dalamnya, seperti

 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami stabilitas batang tekan berdasarkan PPBBI 1984, ukuran minimum profil (bahaya lipat sayap), prarencana ukuran penampang profil tunggal

Deskripsi Kegiatan Tema dalam lomba ini yaitu “Perilaku Manusia yang Menyebabkan  Pencemaran Lingkungan”, dengan tema ini diharapkan mahasiswa mengetahui dan memahami

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami secara teori dan praktik mengenai penyutradaraan single kamera dan dapat mengimplementasikannya

Pada modul kesatu ini secara umum anda diharapkan mampu memahami hal-hal yang berhubungan dengan pengertian dan ruang lingkup kewirausahaan serta proses