MODUL AJAR
(Fase F - XI)
Sri Wahyu Mardowo SMK N 1 Gesi
CHASIS
PEMINDAH
DAYA
MODUL AJAR
KONSENTRASI KEAHLIAN : TEKNIK SEPEDA MOTOR
A. IDENTITAS DAN INFORMASI UMUM
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Gesi
Bidang Keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa Program Keahlian : Teknik Otomotif
Konsentrasi Keahlian : Teknik Sepeda Motor
Judul / Elemen : Perawatan dan Perbaikan Sistem Pemindah Tenaga TahunPelajaran : 2022/ 2023
Alokasi Waktu : 16 JP( @ JP = 45 Menit)
Materi pokok : 3.2 Menentukan tanda-tanda gangguan atau abnormal pada sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Fase : F
Kompetensi Awal : 2.3 Menerapkan prosedur perawatan dan perbaikan sasis sepeda motor.
Capaian Pembelajaran : Pada akhir fase F, peserta didik mampu mendiagnosis gangguan atau kerusakan pada Sistem Pemindah Tenaga Sepeda Motor beserta komponen-komponennya diantaranya Sistem Kopling, Sistem Transmisi, Sprocket dan Rantai Penggerak Roda Belakang serta dapat melakukan tindakan tepat dalam mengatasi gangguan atau kerusakan secara menyeluruh pada berbagai jenis dan merk Sepeda Motor.
Profil Pelajar Pancasila : Bernalar kritis, bergotong royong, bertanggung jawab, mandiri, kreatif, berkebinekaan global
Sarana dan Prasarana : Proyektor, Laptop, Simulator (unit sepeda motor), Materi Power Point.
Buku paket, Buku Pedoman Reparasi Sepeda Motor dan Lembar Kerja Peserta Didik, internet
Target : Peserta Didik kelas XI KK. Teknik Kendaraan Ringan Model Pembelajaran : Discovery Based Learning
Metode Pembelajaran : 1. Diskusi 2. Observasi 3. Demonstrasi B. KOMPONEN INTI
Pertemuan ke : 1 (8 JP x @ 45 menit)
Tujuan Pembelajaran : 3.2 Menentukan tanda-tanda gangguan atau abnormal pada sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
: 3.2.1. Peserta didik mampu menjelaskan prinsip kerja sistem pemindah tenaga sepeda motor
3.2.2. Peserta didik mampu mengklasifikasikan komponen utama dan fungsi komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor 3.2.3. Peserta didik dapat menerapkan pemeriksaan komponen-
komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor
3.2.4. Peserta didik dapat membandingkan hasil pemeriksaan komponen- komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor dengan spesifikasi yang dikeluarkan pabrikan.
3.2.5. Peserta didik merekomendasikaan prosedur perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga
dengan kompetensi keahlian atau produk yang dibuat atau kehidupan sehati-hari)
ke transmisi dan melepaskan hubungan antara poros engkol dengan transmisi ketika memindahkan gigi sehingga perpinahan gigi menjadi halus/lembut.
Pertanyaan Pemantik : Pada saat berkendara, apakah kalian pernah mengalami gejala saat melaju di tanjakan, laju sepeda motor terasa berat padahal putaran mesin tinggi.
Kegiatan Pembelajaran : Pertemuan 1 (8 X 45 Menit)
Aktivitas Gambaran Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Pendahuluan • Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan secara acak kabar peserta didik.
• Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan kebersihan kelas.
• Guru memberikan ice breaking/ peregangan kepada peserta didik.
• Guru memberikan pertanyaan pemantik.
15’
Inti Tahap 1 : Pemberian rangsangan (stimulation)
• Guru menggali pemahaman peserta didik tentang prinsip kerja, komponen utama, fungsi dan prinsip kerja komponen utama sistem pemindah tenaga. dengan memberikan asesmen awal.
• Guru memberikan stimulus kepada peserta didik tentang gejala sepeda motor saat melaju di tanjakan, laju sepeda motor terasa berat padahal putaran mesin tinggi.
• Guru menyamakan persepsi peserta didik tentang gejala tersebut.
• Peserta didik menyimak penjelasan dari guru mengenai system pemindah tenaga sepeda motor dan komponen pengoperasiannya Tahap 2 : Identifikasi masalah (problem statement)
• Peserta didik dikelompokkan ke dalam 6 kelompok yang terdiri dari kategori A, B, C berdasarkan hasil asesmen awal.
• Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan hipotesis terkait gejala saat melaju di tanjakan, laju sepeda motor terasa berat padahal putaran mesin tinggi.
• Guru menjelaskan prosedur kegiatan penyelidikan
• Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) kemudian mempersilahkan setiap kelompok peserta didik untuk mencari informasi mengenai mengenai sistem kopling sepeda motor dan komponen pengoperasiannya sesuai dengan petunjuk agar mencapai profil pelajar pancasila bernalar kritis dan bergotong royong
Tahap 3 : Pengumpulan data (data collection)
• Guru juga memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk mengeksplorasi dan mengumpulkan informasi yang relevan sebanyak-banyaknya dalam rangka membuktikan benar atau tidaknya hipotesis.
• Setiap kelompok melakukan kegiatan mencari informasi pendukung dalam kegiatan identifikasi kemungkinan penyebab dengan pendekatan pemeriksaan komponen-komponen sistem kopling dengan panduan LKPD agar mencapai profil pelajar pancasila yang mandiri
230’
kelompoknya tentang kemungkinan penyebab gejala laju sepeda motor terasa berat dan mengumpulkan informasi yang relevan dengan permasalahan agar mencapai profil pelajar pancasila bernalar kritis dan bergotong royong
Tahap 4: Pengolahan data (data processing)
• Guru melakukan bimbingan pada saat peserta didik melakukan pengolahan data.
• Setiap kelompok peserta didik dibimbing untuk menulis laporan dengan bukti relevan dari spesifikasi pabrik sesuai dengan petunjuk dalam LKPD agar mencapai profil pelajar pancasila bernalar kritis
• secara bergantian menyampaikan argumentasi serta data yang diperoleh agar mencapai profil pelajar pancasila bertanggung jawab Penutup • Guru memberikan penguatan tentang sistem pemindah tenaga
Sepeda Motor Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya mengenai konsep yang belum dipahami juga data hasil identifikasi.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan belajar yang telah dilakukan.
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang aktif dalam proses pembelajaran.
• Guru memberikan informasi tentang materi pertemuan selanjutnya
45’
Kegiatan Pembelajaran : Pertemuan 2 (8 X 45 Menit)
Aktivitas Gambaran Aktivitas Pembelajaran Alokasi
Waktu Pendahuluan • Guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan secara acak kabar peserta didik.
• Guru memeriksa kehadiran peserta didik dan kebersihan kelas.
• Guru memberikan ice breaking/ peregangan kepada peserta didik.
15’
Inti Tahap 4: Pengolahan data (data processing)
• Guru melakukan bimbingan pada saat peserta didik melakukan pengolahan data.
• Setiap kelompok peserta didik dibimbing untuk menulis laporan dengan bukti relevan dari spesifikasi pabrik sesuai dengan petunjuk dalam LKPD agar mencapai profil pelajar pancasila bernalar kritis
• secara bergantian menyampaikan argumentasi serta data yang diperoleh agar mencapai profil pelajar pancasila bertanggung jawab Tahap 5: Pembuktian (verification)
• Setiap peserta didik dalam masing-masing kelompok dibimbing agar terlibat aktif berdiskusi, berargumentasi, tanya jawab tentang hasil identifikasi/ hasil pemeriksaan komponen yang dimungkinkan menjadi penyebab.
• Peserta didik melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah ditetapkan serta apakah terdapat temuan alternatif dengan pendekatan pengukuran komponen.
• Peserta didik memverifikasi hasil pengolahan data dengan data Informasi dari spesifikasi yang dikeluarkan pabrik.
230’
yang telah diverifikasi dengan Informasi spesifikasi yang dikeluarkan pabrik.
• Peserta didik menerapkan prosedur perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga sepeda motor (gejala saat melaju di tanjakan, laju sepeda motor terasa berat padahal putaran mesin tinggi.)
Penutup • Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bertanya mengenai hasil kesimpulan yang didapatkan.
• Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan belajar yang telah dilakukan.
• Guru memberikan tes evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran
45’
C. Asesemen
1. Asesmen Pengetahuan Awal (Tes Wawancara)
Waktu Asesmen Asesmen Pengetahuan Awal Durasi Asesmen 30 Menit
INFORMASI YANG INGIN DIGALI PERTANYAAN
Menjelaskan prinsip kerja sistem pemindah tenaga sepeda motor
1. Jelaskan prinsip kerja sistem pemindah tenaga sepeda motor!
Mengklasifikasikan komponen utama dan fungsi komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor
2. Sebutkan 3 komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor!
3. Jelaskan fungsi masing-masing komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor!
Pengelompokan Hasil Asesmen awal peserta didik
A Peserta didik telah menguasai 80 % atau lebih dari Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
B Peserta didik telah menguasai lebih 50-80 % dari Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
C Peserta didik telah menguasai kurang dari 50 % dari Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Tindak lanjut 1. Bagi peserta didik yang telah menguasai lebih dari 80 % Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) dijadikan tutor sebaya bagi peserta didik yang lain dalam diskusi kelompok.
2. Bagi peserta didik yang kesiapannya kurang dari 80% dari Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran, menjadi perhatian untuk dibimbing guru supaya menguasai (KKTP) tersebut.
3. Khusus bagi yang kurang dari 60% dibantu pendampingan dari tutor sebaya.
Rubrik Asesmen Awal
No. Pertanyaan Keterkaitan KKTP
Pengelompokan peserta didik
Kelompok A Kelompok B Kelompok C 1 Jelaskan
prinsip sistem pemindah tenaga sepeda motor!
3.2.1
Menjelaskan prinsip kerja sistem pemindah tenaga sepeda motor
Peserta didik secara detail mampu menjelaskan prinsip kerja sistem pemindah tenaga sepeda motor menurut bahasanyaa
Peserta didik mampu menjelaskan prinsip kerja secara garis besarnya saja (prinsip kerja sistem pemindah tenaga sepeda motor)
Peserta didik belum lancar menjelaskan prinsip kerja sistem pemindah tenaga sepeda motor
sendiri dalam kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
2 Sebutkan 3 3.2.2 Peserta didik dapat menyebutkan 3 komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Peserta didik Peserta didik belum mampu menyebutkan secara benar komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor.
komponen utama sistem pemindah
Mengklasifikas ikan
komponen
mampu menyebutkan
tenaga utama dan minimal 1-2
sepeda motor!
fungsi komponen utama sistem
komponen utama sistem pemindah
tenaga sepeda pemindah
motor tenaga sepeda
motor.
3 Jelaskan fungsi masing- masing komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor!
Peserta didik mampu menjelaskan fungsi 3 komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor menurut bahasanyaa sendiri dalam kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Peserta didik mampu menjelaskan fungsi minimal 1-2 komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Peserta didik belum mampu menjelaskan fungsi 3 komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Ceklist Asesmen Awal
No Nama Siswa
Kesiapan Peserta Didik Menjelaskan prinsip
kerja sistem pemindah tenaga
sepeda motor
Mengklasifikasikan komponen utama dan fungsi komponen utama sistem pemindah tenaga
sepeda motor
A B C A B C
1.
2.
3.
dst
2. Asesmen Formatif
Waktu Asesmen Saat pelaksanaan Pembelajaran Durasi Asesmen 60 Menit Asesmen proses dilakukan saat pelaksanaan Pembelajaran melalui observasi kegiatan pemeriksaan komponen sistem pemindah tenaga
INFORMASI YANG INGIN DIGALI PERTANYAAN
Mampu menerapkan pemeriksaan komponen - komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor
Chek list Observasi
2.1. Chek list Observasi Sistem Kopling
NO
DAFTAR PEMERIKSAAN
KOMPONEN
POINT YANG di OBSERVASI
PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK 1. Pelumas Cara melihat Jumlah oli
Cara melihat Kondisi oli Cara membersihkan Filter
2. Tuas kopling Kaki Cara menyetel Posisi tuas kopling kaki Cara menyetel Setel kopling
3. Komponen Kopling manual
Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran 4. Komponen Kopling
sentrifugal
Alat Ukur yang digunakan sesuai&mampu hasil pengukuran 5. Komponen Pegas Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran 6. Gearshift spindle Kebengkokan
7. Tuas kopling tangan (kopling mekanik)
Cara menyetel gerak bebas kopling tangan (menggunakan)
Cara memeriksa kabel kopling Cara pelumasan kabel kopling 2.2. Chek list Observasi sistem Transmisi
NO DAFTAR PEMERIKSAAN
KOMPONEN POINT YANG di OBSERVASI PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK 1. Memelihara bearing poros
utama roda gigi
Alat Ukur yang digunakan dan langkah Pemeriksaan Gerakkan bearing sesuai
Diameter dalam gigi M2 Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran 2. Diameter dalam gigi M4 Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran Diameter dalam gigi C1 Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran Diameter dalam gigi C3 Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran Diameter luar bos C1 Alat Ukur yang digunakan
Jarak kerenggangan gigi-ke bos C1
Alat Ukur yang digunakan sesuai&mampu hasil pengukuran Diameter dalam shift fork
claw
Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran Ketebalan shift fork claw Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran Diameter luar shift drum
kiri
Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran Diameter luar shift drum
kanan
Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran D.D. Shift drum journal kiri Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran D.D. Shift drum journal
kanan
Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran D.D. Shift drum journal kiri Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran D.D. Shift drum journal
kanan
Alat Ukur yang digunakan
sesuai&mampu hasil pengukuran 2.3. Chek list Observasi sistem Rantai/Chain
NO DAFTAR PEMERIKSAAN
KOMPONEN POINT YANG di OBSERVASI PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK 1. Melakukan
penyetelan rantai sesuai buku manual
Dapat melakukan sesuai SOP dan K3L sesuai buku manual
2. Mengakses dan Dengan cermat dan tepat menjelaskan
spesifikasi rantai/ chain sesuai buku
manual memahami informasi
yang benar sesuai spesifikasi yang dikeluarkan pabrikan 3. Seluruh kegiatan
pemeliharaan
rantai/chain dilakukan berdasarkan SOP (Standard Operation
Dengan cermat menyusun data dan
menerapkan informasi pemeliharaan
rantai
Dengan tepat menerapkan persyaratan
keselamatan diri sesuai undang- undang
K3L dan SOP.
Procedures), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan), dan prosedur/kebijakan perusahaan.
3. Asesmen Sumatif
Waktu Asesmen Akhir Kegiatan Pembelajaran Durasi Asesmen 60 Menit
INFORMASI YANG INGIN DIGALI PERTANYAAN
Mampu membandingkan hasil pemeriksaan komponen- komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor dengan spesifikasi yang dikeluarkan pabrikan.
Chek list Observasi aktivitas Praktik
Ceklist Aktivitas Praktik sitem pemindah tenaga 3.1 Kopling
INDIKATOR UNJUK KERJA TUGAS AKTIVITAS YANG
DIAMATI
PENILAIAN K BK 1.1.1. Mampu memelihara
unit kopling otomatis berikut komponen- komponen system pengoperasiannya
1.1. Menempatkan unit mesin sepeda motor
1.2. Melepas cover bodi unit sepeda motor
1.3. Melepas saluran buang 1.4. Melepas pijakan kaki 1.5. Melepas mur penyetel rem 1.6. Mengeluarkan oli mesin di
kalter
1.7. Melepas baut pengikat kick stater
1.8. Melepas baut pengikat Kopling
1.9. Melepas calter kopling 1.10. Melepas gasket dan pin-pin
dowel
1.11. Lepaskan tuas pengungkit kopling dan pelat bubungan 1.12. Melepas baut tutup kopling
otomatis
1.13. Melepas mur pengikat kopling
1.14. Mepaskan mur pengunci dengan kunci perkakas khusus
1.15. Meletakkan gear holder antara roda gigi primer dan gigi kopling roda
1. Cara
Menempatkan sepeda motor 2. Cara Menyiapkan
Peralatan kerja dan bahan
3. Cara pengunakan peralatan kerja 4. Pemilihan alat
yang sesuai untuk melepas
komponen
INDIKATOR UNJUK KERJA TUGAS AKTIVITAS YANG DIAMATI
PENILAIAN K BK 1.1.1. Mampu memelihara
unit kopling otomatis berikut komponen- komponen system pengoperasiannya
1.16. Melepaskan mur pengunci kopling manual
1.17. Mepaskan mur pengunci dan cincin pengunci.
1.18. Melepaskan baut-baut pemasangan tutup bawah kopling (Bila ada)
1.19. Melepaskan teromol kopling, susunan kopling manual
1.20. Melepas busing kopling 1.21. Melepaskan cincin
stopper, cincin seplain dan collar
1. Cara
Menempatkan sepeda motor 2. Cara Menyiapkan
Peralatan kerja dan bahan
3. Cara pengunakan peralatan kerja 4. Pemilihan alat
yang sesuai untuk melepas
komponen
1.2.2. Mampu mengakses Informasi yang benar dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
1.2.2.1. Melihat spesifikasi pada hand book (SOP) perbaikan kelistrikan
1. Cara
menggunakan / membaca hand book
1.3.2. Mampu melakukan Semua prosedur pemeliharaan berdasarkan spesifikasi dan toleransi pabrik
1.3.2.1 Memeriksa kondisi baut pengikat untuk semua pada unit pelepasan kopling
1.3.2.2 Memeriksa gerak satu arah pada kopling sentrifugal
1.3.2.3 Memeriksa busing kopling sentrifugal 1.3.2.4 Memeriksa Ketebalan
plat 1.3.2.5 Memeriksa
Kebengkokan pelat 1.3.2.6 Memeriksa Panjang
bebas
1.3.2.7 Memeriksa pegas kopling D.L.
1.3.2.8 Memeriksa Clutch outer guide
1.3.2.9 Memeriksa D.D. Clutch outer
1. Hasil memeriksa baut pengikat 2. Hasil memeriksa
gerak satu arah kopling sentrifugal 3. Hasil memeriksa
busing kopling dengan melihat buku manual 4. Hasil memeriksa
Ketebalan plat kopling
5. Hasil memeriksa Kebengkokan pelat
6. Hasil Memeriksa Panjang bebas 7. Hasil Memeriksa
pegas kopeling D.L.
8. Hasil Memeriksa Clutch outer guide
9. Hasil Memeriksa D.D. Clutch outer 10. Hasil Memeriksa
Kopling
sentrifugal D.D.
INDIKATOR UNJUK KERJA TUGAS AKTIVITAS YANG DIAMATI PENILAIAN K BK 1.3.2.10 Memeriksa 11. Hasil Memeriksa
Ketebalan kanvas Clutch weight
12. Hasil Memeriksa D.D.
Clutch drum satu arah
13. Hasil Memeriksa D.L.
Clutch roller satu arah
14. Hasil Memeriksa D.D.
primary drive gear 15. Hasil Memeriksa D.L.
crankshaft pada primary drive gear 16. Hasil Memeriksa
Panjang pegas 1 17. Hasil Memeriksa
Panjang pegas 2 18. Hasil Memeriksa
Panjang pegas 3 19. Hasil Memeriksa
Panjang pegas 4 20. Hasil Memeriksa
Ketebalan 21. Hasil Memeriksa
Kebengkokan
22. Hasil Memeriksa Cara menyetel gerak bebas kopling tangan 23. Hasil Memeriksa
memeriksa kabel kopling
24. Hasil Memeriksa pelumasan Kopling
sentrifugal D.D.
Clutch drum 1.3.2.11 Memeriksa
Ketebalan kanvas Clutch weight
1.3.2.12 Memeriksa D.D.
Clutch drum satu arah 1.3.2.13 Memeriksa D.L.
Clutch roller satu arah 1.3.2.14 Memeriksa D.D.
primary drive gear
1.3.2.15 Memeriksa D.L.
crankshaft pada primary drive gear
1.3.2.16 Memeriksa Panjang pegas 1 1.3.2.17 Memeriksa
Panjang pegas 2 1.3.2.1 Memeriksa
Panjang pegas 3 1.3.2.2 Memeriksa
Panjang pegas 4
1.4.2. Mampu melakukan 1.4.2.1. Memelihara 1. Cara merakit kembali kopling manual 2. Cara memasang
kembali kopling manual
3. Cara merakit kembali kopling otomatis 4. Cara memasang
kembali kopling manual
5. Cara merapatkan mur pengikat kopling manual dan otomatis
seluruh kegiatan Instrumen Dan
pemeliharaan unit pemeliharaan unit kopling berdasarkan SOP kopling
(Standard Operation berdasarkan Procedures), peraturan SO(Standard
K3L (Keselamatan, Operation
Kesehatan Kerja, dan Procedures), Lingkungan), & peraturan K3L prosedur/kebijakan (Keselamatan,
perusahaan. Kesehatan Kerja,
dan Lingkungan), &
prosedur/kebijakan perusahaan.
INDIKATOR UNJUK KERJA TUGAS AKTIVITAS YANG DIAMATI PENILAIAN K BK 6. Cara merapatkan kalter
7. Cara memasang knalpot, ijakan kaki, tuas rem
8. Cara memasang Cover body sepeda motor 9. Merapikan kembali
peralatan kerja 10. Merapikan kembali
tool/ alat uji
11. Membersihkan area kerja
3.1 Transmisi
NO DAFTAR PENGAMATAN AKTIVITAS YANG DIAMATI PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK 1. Memelihara bearing poros
utama roda gigi Pemeriksaan Gerakkan bearing Diameter dalam gigi M2 Hasil Pengukuran
2. Diameter dalam gigi M4 Hasil Pengukuran Diameter dalam gigi C1 Hasil Pengukuran Diameter dalam gigi C3 Hasil Pengukuran Diameter luar bos C1 Hasil Pengukuran Diameter dalam bos C1 Hasil Pengukuran Jarak kerenggangan gigi-ke bos
C1 Hasil Pengukuran
Diameter dalam shift fork claw Hasil Pengukuran Ketebalan shift fork claw Hasil Pengukuran Diameter luar shift drum kiri Hasil Pengukuran Diameter luar shift drum
kanan Hasil Pengukuran
D.D. Shift drum journal kiri Hasil Pengukuran D.D. Shift drum journal kanan Hasil Pengukuran D.D. Shift drum journal kiri Hasil Pengukuran D.D. Shift drum journal kanan Hasil Pengukuran Rantai/Chain
NO DAFTAR PENGAMATAN AKTIVITAS YANG DIAMATI PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK 1. Memilih peralatan
yang digunakan pada pemeliharaan rantai
Kesesuaian peralatan yang digunakan pada pemeliharaan rantai
2. Mengidentifikasi
pekerjaan pemeliharaan rantai sesuai buku manual
Kesesuaian menentukan pekerjaan pemeliharaan rantai sesuai buku manual pabrikan
NO DAFTAR PENGAMATAN AKTIVITAS YANG DIAMATI PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK 3. Melakukan
penyetelan rantai
Menentukan SOP penyetelan Keregangan Rantai sesuai buku manual pabrikan
Menetukan kelurusan roda depan dan belakang
Melakukan pelumasan pada rantai Merapikan kembali
peralatan dan perlengkapan kerja
Tempat kerja dan peralatan telah dirapikan
Rubrikasi Observasi Aktivitas Praktek
KKTP KATEGORI
< 70 70 - 79 80 - 89 90 -100
3.2.2. Mengklasifika Tidak dapat mengklasifikasika n komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Terdapat
kesalahan ≥ 3 dalam
mengklasifikasika n komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Terdapat 1-2 kesalahan dalam mengklasifikasikan komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Tepat dalam mengklasifikasikan komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
sikan komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor
3.2.3. Menerapkan Tidak dapat menerapkan pemeriksaan komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Terdapat
kesalahan ≥ 3 dalam
menerapkan pemeriksaan komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Terdapat 1-2 kesalahan dalam menerapkan pemeriksaan komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Tepat dalam menerapkan pemeriksaan komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
pemeriksaan komponen - komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor
3.2.4. Membanding Tidak dapat membandingkan hasil pemeriksaan komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Terdapat
kesalahan ≥ 3 dalam
membandingkan hasil
pemeriksaan komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Terdapat 1-2 kesalahan dalam membandingkan hasil pemeriksaan komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
Tepat dalam membandingkan hasil pemeriksaan komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor.
kan hasil pemeriksaan komponen- komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor dengan spesifikasi yang dikeluarkan pabrikan.
KKTP < 70 70 - 79 KATEGORI 80 - 89 90 -100 3.2.2. Merekomendasikan
prosedur perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga
Tidak dapat merekomendasika an prosedur perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga
Ragu-ragu dalam merekomendasika an prosedur perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga
Yakin dalam merekomendasikaan prosedur perawatan dan
perbaikan sistem pemindah tenaga
LAMPIRAN Job Sheet
JOB SHEET TEKNOLOGI SEPEDA MOTOR SISTEM PEMINDAH TENAGA
KOPLING
Semester 3 Pertemuan 1 360 Menit I. Tujuan Pembelajaran :
Menentukan tanda-tanda gangguan atau abnormal pada sistem pemindah tenaga sepeda motor.
II. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran:
Setelah melaksanakan praktek diharapkan peserta didik dapat :
1. Menjelaskan prinsip kerja sistem pemindah tenaga sepeda motor
2. Mengklasifikasikan komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor
3. Menerapkan pemeriksaan komponen- komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor
4. Membandingkan hasil pemeriksaan komponen- komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor dengan spesifikasi yang dikeluarkan pabrikan.
5. Merekomendasikaan prosedur perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga
III. Alat dan Bahan :
NO NAMA BARANG SPESIFIKASI KET
A. ALAT
1. Kunci shock 8 – 320 mm 1 set
2. Kunci Ring 8 – 220 mm 1 set
3. Air hammer 1 set
4. Snap ring pliers Buka dan tutup 1 set
5. Universal holder 1 set
6. Lock nut wrench 20 x 24 mm 1 set
7. Extension bar 1 set
8. Universal holder 1 set
9. Flywheel holder 1 set
10. Obeng plus / Minus 1 set
11. Ragum 1 set
12. Kepy 1 pc
13. Universal bearing puller 1 set
14. Bearing remover set 1 set
15. Jangka Sorong 0-100 mm 1 set
16. Stand dial indikator Diameter 0 – 10 mm 1 set
17. Mikrometer 0 – 25 mm, 25 – 50 mm 1 set
B. BAHAN
1. Sepeda Motor Supra 100 cc Unit
2. Bensin 1 set
3. Packing 1 set
4. Lem paking (sealer) Liter
5. Oli mesin SAE 15/20 W50 1 set
6. Plat kopling 1 set
7. Kanvas kopling 1 set
8. Bensin 1 Liter
IV. Indikator Unjuk Kerja (IUK):
1) Mampu mengakses Informasi yang benar dari spesifikasi pabrik dan dipahami.
2) Mampu melengkapi Data yang tepat sesuai dengan hasil pemeriksaan
3) Mampu melakukan Seluruh kegiatan pemeliharaan sistem transmisi dilakukan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan), dan prosedur/kebijakan perusahaan.
V. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah:
1) Bertindak berdasarkan sikap kerja yang sudah ditetapkan sehingga diperoleh hasil seperti yang diharapkan, jangan sampai terjadi kesalahan karena ketidak-telitian dan tidak hati- hatian.
2) Waktu menggunakan peralatan jangka sorong dan mikro meter atau alat lainnya mengikuti petunjuknya masing-masing yang sudah ditetapkan.
VI. Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi ikuti instruksi kerja sebagai berikut:
1. Siapkan sepeda motor
2. Tempatkan sepeda motor pada posisi yang ditentukan 3. Keluarkan oli mesin pada pada kalter di sepeda motor 4. Lepas karburator dari intake manifolt
5. Lepas mur penyetel rem
6. Lepas saluran gas buang sepeda motor dari dudukannya
7. Lepas kabel kelistrikan dari mesin sepeda motor seperti antara lain:
a. Pengisian / alternator b. Sensor kecepatan (bila ada)
c. Sensor oksigen /O2 (untuk sistem injeksi) d. Selang pernafasan mesin
8. Lepas / turunkan mesin dari rangka sepeda motor 9. Lepas Starter motor
10. Lepas Kepala silinder dan blok 11. Lepas Starter Clutch
12. Lepas Clutch /gearshift linkage 13. Lepas Cylinder head
14. Lepas Cylinder/piston 15. Lepas Pompa oli
16. Lepas Gear position switch
17. Periksa kondisi kopling, transmisi manual, dan sprocket penggerak roda sepeda motor
Report Sheet
REPORT SHEET SISTEM PEMINDAH TENAGA
KOPLING
Semester 3 Pertemuan 1 360 Menit
Nama : Kelas/ Kelompok :
NIS :
NO PEMERIKSAAN KOMPONEN HASIL
PEMERIKSAAN
SPESIFIKASI
PABRIKAN KESIMPULAN
1. Pelumas Jumlah oli ………. ……… ………
Kualitas oli ………. ……… ………
Jenis oli ………. ……… ………
Filter oli kasa ………. ……… ………
Filter oli sentrifugal ………. ……… ………
2. Tuas kopling Kaki Posisi tuas kopling kaki ………. ……… ………
Setel kopling ………. ……… ………
Baut pengikat tuas kopling
………. ……… ………
3. Kopling manual Ketebalan plat ………. ……… ………
Kebengkokan pelat ………. ……… ………
Panjang bebas ………. ……… ………
Pegas kopling Diameter luar
………. ……… ………
Clutch Outer Guide ………. ……… ………
Diameter Dalam Clutch Outer
………. ……… ………
4. Kopling sentrifugal Diameter Dalam Clutch Drum
………. ……… ………
Ketebalan kanvas Clutch Weight
………. ……… ………
D.D. Clutch Drum satu arah
………. ……… ………
D.L. Clutch Roller satu arah
………. ……… ………
D.D. Primary Drive Gear ………. ……… ………
D.L. crankshaft pada primary drive gear
………. ……… ………
5. Pegas Panjang pegas 1 ………. ……… ………
Panjang pegas 2 ………. ……… ………
Panjang pegas 3 ………. ……… ………
Panjang pegas 4 ………. ……… ………
NO PEMERIKSAAN KOMPONEN HASIL PEMERIKSAAN
SPESIFIKASI
PABRIKAN KESIMPULAN
7. Gearshift spindle Kebengkokan ………. ……… ………
8. Tuas kopling tangan (kopling mekanik)
Cara menyetel gerak bebas kopling tangan (menggunakan)
………. ……… ………
Cara memeriksa kabel kopling
………. ……… ………
Cara pelumasan kabel kopling
………. ……… ………
Jarak bebas handle ………. ……… ………
Job Sheet
JOB SHEET TEKNOLOGI SEPEDA MOTOR SISTEM PEMINDAH TENAGA
TRANSMISI DAN CHAIN
Semester 3 Pertemuan 2 360 Menit I. Tujuan Pembelajaran :
Menentukan tanda-tanda gangguan atau abnormal pada sistem pemindah tenaga sepeda motor.
II. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran:
Setelah melaksanakan praktek diharapkan peserta didik dapat :
1. Menjelaskan prinsip kerja sistem pemindah tenaga sepeda motor
2. Mengklasifikasikan komponen utama sistem pemindah tenaga sepeda motor
3. Menerapkan pemeriksaan komponen- komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor
4. Membandingkan hasil pemeriksaan komponen- komponen sistem pemindah tenaga sepeda motor dengan spesifikasi yang dikeluarkan pabrikan.
5. Merekomendasikaan prosedur perawatan dan perbaikan sistem pemindah tenaga
III. Alat dan Bahan :
NO NAMA BARANG SPESIFIKASI KET
A. ALAT
1. Kunci shock 8 – 320 mm 1 set
2. Kunci Ring 8 – 220 mm 1 set
3. Air hammer 1 set
4. Snap ring pliers Buka dan tutup 1 set
5. Universal holder 1 set
6. Lock nut wrench 20 x 24 mm 1 set
7. Extension bar 1 set
8. Universal holder 1 set
9. Flywheel holder 1 set
10. Obeng plus / Minus 1 set
11. Ragum 1 set
12. Kepy 1 pc
13. Universal bearing puller 1 set
14. Bearing remover set 1 set
15. Jangka Sorong 0-100 mm 1 set
16. Stand dial indikator Diameter 0 – 10 mm 1 set
17. Mikrometer 0 – 25 mm, 25 – 50 mm 1 set
B. BAHAN
9. Sepeda Motor Supra 100 cc Unit
10. Bensin 1 set
11. Packing 1 set
12. Lem paking (sealer) Liter
13. Oli mesin SAE 15/20 W50 1 set
14. Plat kopling 1 set
15. Kanvas kopling 1 set
16. Bensin 1 Liter
IV. Indikator Unjuk Kerja (IUK):
1) Mampu mengakses dan memahami Informasi yang benar dari spesifikasi pabrik.
2) Mampu melengkapi Data yang tepat sesuai dengan hasil pemeriksaan
3) Mampu melakukan Seluruh kegiatan pemeliharaan sistem transmisi dilakukan berdasarkan SOP (Standard Operation Procedures), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan), dan prosedur/kebijakan perusahaan.
V. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu dilakukan pada waktu melakukan praktik kerja ini adalah:
1) Bertindak berdasarkan sikap kerja yang sudah ditetapkan sehingga diperoleh hasil seperti yang diharapkan, jangan sampai terjadi kesalahan karena ketidak-telitian dan tidak hati- hatian.
2) Waktu menggunakan peralatan jangka sorong dan mikro meter atau alat lainnya mengikuti petunjuknya masing-masing yang sudah ditetapkan.
VI. Instruksi Kerja
Setelah membaca abstraksi ikuti instruksi kerja sebagai berikut:
1. Siapkan sepeda motor
2. Tempatkan sepeda motor pada posisi yang ditentukan 3. Keluarkan oli mesin pada pada kalter di sepeda motor 4. Lepas karburator dari intake manifolt
5. Lepas mur penyetel rem
6. Lepas saluran gas buang sepeda motor dari dudukannya
7. Lepas kabel kelistrikan dari mesin sepeda motor seperti antara lain:
a. Pengisian / alternator b. Sensor kecepatan (bila ada)
c. Sensor oksigen /O2 (untuk sistem injeksi) d. Selang pernafasan mesin
8. Lepas / turunkan mesin dari rangka sepeda motor 9. Lepas Starter motor
10. Lepas Kepala silinder dan blok 11. Lepas Starter Clutch
12. Lepas Clutch /gearshift linkage 13. Lepas Cylinder head
14. Lepas Cylinder/piston 15. Lepas Pompa oli
16. Lepas Gear position switch
17. Periksa kondisi kopling, transmisi manual, dan sprocket penggerak roda sepeda motor
REPORT SHEET SISTEM PEMINDAH TENAGA
TRANSMISI DAN CHAIN
Semester 3 Pertemuan 2 360 Menit
Nama : Kelas/ Kelompok :
NIS :
NO PEMERIKSAAN KOMPONEN HASIL
PEMERIKSAAN
SPESIFIKASI
PABRIKAN KESIMPULAN 1. Memelihara bearing 1
poros utama roda gigi
Gerakkan
bearing ………. ……… ……….
Memelihara bearing 2 poros utama roda gigi
Gerakkan
bearing ………. ……… ……….
Memelihara bearing 1 poros lawan
Gerakkan
bearing ………. ……… ……….
Memelihara bearing 2 poros lawan
Gerakkan
bearing ………. ……… ……….
2. Diameter dalam gigi M2 ………. ……… ……….
Diameter dalam gigi M4 ………. ……… ……….
Diameter dalam gigi C1 ………. ……… ……….
Diameter dalam gigi C3 ………. ……… ……….
Diameter luar bos C1 ………. ……… ……….
Diameter dalam bos C1 ………. ……… ……….
Jarak kerenggangan gigi-ke bos C1
………. ……… ……….
Diameter dalam shift fork claw ………. ……… ……….
Ketebalan shift fork claw ………. ……… ……….
Diameter luar shift drum kiri ………. ……… ……….
Diameter luar shift drum kanan ………. ……… ……….
D.D. Shift drum journal kiri ………. ……… ……….
D.D. Shift drum journal kanan ………. ……… ……….
D.D. Shift drum journal kiri ………. ……… ……….
D.D. Shift drum journal kanan ………. ……… ……….
Rantai/Chain
NO DAFTAR PEMERIKSAAN
KOMPONEN POINT YANG di OBSERVASI PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK Pemeriksaan komponen penggerak roda manual
1. Gear depan Jumlah gigi Keausan gigi
Kondisi fisik (keretakan)
2. Rantai Jumlah Pin Sambungan
NO
DAFTAR PEMERIKSAAN
KOMPONEN POINT YANG di OBSERVASI PENCAPAIAN PENILAIAN YA TIDAK K BK Gear belakang Jumlah gigi
Keausan gigi
Kondisi fisik (keretakan)
3. Penyetelan Rantai Gerak bebas rantai sesuai standar Roda berputar lancar
LAMPIRAN
Pengayaan dan Remedial
• Pengayaan
Program Pengayaan dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Pengayaan Kelompok, dilakukan apabila dengan teknis sebagai berikut : Dibentuk 3 Kelompok besar, Kelompok A peserta didik yang lulus dengan nilai diatas 90, Kelompok B, peserta didik yang lulus dengan nilai 70 sd 89 dan Kelompok C peserta didik yang tidak lulus atau yang memiliki nilai di bawah kriteria yang ditetapkan Jika Kelompok B berjumlah 45 % atau lebih, maka di bagi beberapa kolompok belajar mandiri, pemberian tugas/ latihan kelompok atau pemberian Kriteria Penilaian Tambahan, maximal 5 Point per kriteria Kompetensi capaian pembelajaran
2. Pengayaan Individual, dilakukan apabila hasil evaluasi 44 % ke bawah yang nilainya 70 sd 89, dengan teknis sebagai berikut :
a. Kelompok B yang berjumlah 44% atau kurang di bagi kelompok kecil atau individual belajar mandiri b. Pemberian tugas/ latihan individu
c. Pemberian Nilai sesuai dengan kriteria penambahan nilai pengayaan, maximal 5 Point per kriteria Kompetensi capaian pembelajaran
• Remedial
Program remedial dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
3. Remedial Klasikal, dilakukan apabila hasil tes formatif dan sumatif 60 % peserta didik atau lebih nilainya dibawah 70, dengan teknis sebagai berikut :
a. Diberikan pembelajaran ulang dengan metode berbeda dan media yang sama b.Belajar Kelompok dengan bimbingan tutor sebaya.
4. Remedial Individual, dilakukan apabila hasil hasil tes formatif dan sumatif 40% nilainya dibawah dibawah kriteria yang ditetapkan, dengan teknis sebagai berikut :
a. Diberikan pembelajaran mandiri dengan bimbingan khusus per kelompok b.Belajar Kelompok dengan bimbingan tutor sebaya.
c. Pemberian tugas/latihan individu
LAMPIRAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK
SISTEM PEMINDAH TENAGA ( POWER TRANSMISSION)
A. PRINSIP PEMINDAHAN TENAGA
Sepeda motor dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada sepeda motor tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau tuntutan kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat jalanan mendaki, sepeda motor membutuhkan momen puntir (torsi) yang besar namun kecepatan atau laju sepeda motor yang dibutuhkan rendah. Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas dibuka penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau laju sepeda motor yang rendah. Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata, kecepatan diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar.
Berdasarkan penjelasan di atas, sepeda motor harus dilengkapi dengan suatu sistem yang mampu menjembatani antara output mesin (daya dan torsi mesin) dengan tuntutan kondisi jalan.
Sistem ini dinamakan dengan sistem pemindahan tenaga.
Prinsip kerja mesin dan pemindahan tenaga pada sepeda motor adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Rangkaian pemindahan tenaga dari mesin sampai roda
Ketika poros engkol (crankshaft) diputar oleh pedal kick starter atau dengan motor starter, piston bergerak naik turun (TMA dan TMB). Pada saat piston bergerak ke bawah, terjadi kevakuman di dalam silinder atau crankcase. Kevakuman tersebut selanjutnya menarik (menghisap) campuran bahan bakar dan udara melalui karburator (bagi sistem bahan bakar konvensional). Sedangkan bagi sistem bahan bakar tipe injeksi (tanpa karburator), proses pencampuran terjadi dalam saluran masuk sebelum katup masuk setelah terjadi penyemprotan bahan bakar oleh injektor.
Ketika piston bergerak ke atas (TMA) campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder dikompresi. Kemudian campuran dinyalakan oleh busi dan terbakar dengan cepat (peledakan). Gas hasil pembakaran tersebut melakukan expansi (pengembangan) dan mendorong piston ke bawah (TMB).
piston naik untuk mendorong gas hasil pembakaran. Selanjutnya piston melakukan langkah yang sama. Gerak piston naik turun yang berulang-ulang diubah menjadi gerak putar yang halus. Tenaga putar dari crankshaft ini akan dipindahkan ke roda belakang melalui roda gigi reduksi, kopling, gear box (transmisi), sprocket penggerak, rantai dan roda sprocket. Gigi reduksi berfungsi untuk mengurangi putaran mesin agar terjadi penambahan tenaga.
IB. KOMPONEN SISTEM PEMINDAH TENAGA 1. Unit Kopling Manual Dan Otomatik
Sistem pemindahan tenaga dari putaran mesin ke roda sepeda motor menggunakan komponen kopling. Pemindahan tenaga dari mesin berasal dari proses pembakaran bahan bakar, yang dimampatkan (dikompresikan) dalam ruang bakar. Menghasilkan ledakan yang digunakan untuk memutar poros engkol, putaran poros engkol mesin selanjutkan akan menggerakan transmisi.
Transmisi akan dihubungkan dengan rantai atau sabuk untuk memutar / menggerakan roda sepeda motor.
Kopling adalah komponen pada sepeda motor terletak diantara mesin dan transmisi, kopling akan mengurangi putaran mesin saat dilakukan perpindahan gigi transmisi sehingga gigi transmisi dapat masuk dengan mudah. Tanpa adanya kopling akan menyebakan perpindahan gigi transmisi akan sulit dan kasar, kopling digunakan untuk meneruskan perputaran proses engkol ke transmisi dan melepaskan hubungan antara poros engkol dengan transmisi ketika memindahkan gigi.
Kopling manual pada sepeda motor tidak sama dengan kopling pada mobil. Kopling sepeda motor adalah kopling basah di mana plat-plat kopling direndam oleh oli. Jumlah plat kopling sepeda motor lebih banyak daripada plat kopling mobil. Plat kopling mobil hanya satu sedangkan plat kopling sepeda motor kurang lebih dari 3, 4 atau 5.
a. Fungsi Kopling
Kopling digunakan di sepeda motor, yang bekerja dengan gaya gesek (friction Clutch ) dengan berbagai model. Salah satu jenisnya dari plat besi bulat atau biasa disebut kopling pelat (disk Clutch ). Fungsi Kopling, sebagai berikut :
1. Menghubungkan putaran mesin dengan transmisi sehingga putaran mesin dapat diteruskan ke transmisi.
2. Memutus hubungan putaran mesin dengan transmisi, saat akan memindahkan gigi transmisi.
3. Menghubungkan kembali putaran mesin dengan transmisi secara cepat sehingga sepeda motor dapat berjalan dengan variasi momen dan kecepatan.
Kopling dalam pemakaiannya harus memiliki persyaratan, antara lain sebagai berikut : 1. Memiliki gaya gesek yang besar.
2. Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi.
3. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara berangsur- angsur secara merata tanpa hentakan.
Jenis kopling dibedakan berdasarkan beberapa macam antara lain : 1. Jenis kopling berdasar cara kerjanya, dibedakan menjadi dua :
1.1. Kopling Mekanis (Manual Clutch )
a.Tipe dengan mendorong dari arah luar (outer push type).
b.Tipe dengan mendorong ke arah dalam (inner push type).
c. Tipe rack and pinion.
1.2. Kopling Otomatik (Automatic Clutch ), kopling yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal saat putaran mesin dihasilkan.
2. Jenis kopling berdasarkan konstruksinya dibagi menjadi : a.Kopling tipe piringan.
b.Kopling sepatu sentrifugal c. Kopling " V “ Belt
3. Jenis kopling Berdasarkan Kondisi Kerjanya dibagi menjadi : a.Wet Clutch (kopling basah).
b.Dry Clutch (kopling kering).
4. Jenis kopling berdasarkan tipe plat koplingnya (plate Clutch ) dibagi menjadi : a. Single or double plate type (plat kopling tunggal atau ganda).
b. Multi-plate type (tipe plat kopling banyak)
5. Jenis kopling berdasarkan posisi kopling di bagi menjadi : a.Hubungan langsung.
b. Tipe reduksi.
b. Komponen Kopling
Sepeda motor umumnya ada dua jenis kopling yang biasa dipakai yaitu:
1. Kopling Manual
Kopling yang bekerja secara mekanik dalam proses memutus dan menghubungkan putaran (tenaga) mesin ke roda penggerak, dilakukan dengan menekan tuas kopling di tangan atau dengan menginjak pedal transmisi oleh pengendara (pengemudi).
Gambar 2. Kopling manual
diteruskan oleh kopling menuju transmisi dan ke roda belakang, pada saat kanvas kopling dan pelat kopling merapat, akan tetapi putaran mesin dari poros engkol menuju ke transmisi akan terputus jika kanvas dan pelat kopling merenggang.
Komponen-komponen kopling manual dapat dilihat pada gambar 3 komponen kopling manual.
Gambar 3. Komponen Kopling Manual 2. Kopling Otomatis
Kopling yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yang menghubungkan serta memutuskan tenaga mesin ke roda penggerak. Proses menghubungkan dan memutuskan tergantung dari putaran mesin, saat handle gas digerakkan (RPM di naikan) untuk memperbanyak serta mempersedikit bahan bakar yang masuk ke ruang bakar. Gaya sentrifugal adalah lawan dari gaya sentripetal, merupakan efek semu yang ditimbulkan ketika sebuah benda melakukan gerak berputar, arah gaya sentrifugal adalah menjauhi pusat putaran.
Gambar 4. Gaya Sentrifugal pada Kopling otomatik
Gaya sentrifugal pada gambar 3 di atas terjadi jika, semakin banyak bahan bakar yang dibakar, maka semakin cepat pula putaran yang dihasilkan dan semakin besar pula gaya sentrifugal yang dihasilkan. Gerak putar juga dipengaruhi oleh torsi, semakin besar torsi maka semakin cepat benda berputar, artinya semakin besar torsi semakin besar pula gaya
dihubungkan dengan poros engkol mesin, sedangkan output-nya bisa menggerakan poros, rantai atau roda gigi.
Bagian komponen kopling otomatis ini biasa juga disebut dengan kopling sentrifugal seperti pada gambar 5 dibawah.
Gambar 5. Konstruksi Kopling Otomatis c. Cara Kerja Kopling
1. Cara Kerja pada Kopling Manual
Kopling bekerja pada saat handel kopling ditekan. Apabila handel ditekan, hubungan putaran poros engkol ke transmisi menjadi terputus. Sebaliknya, pada saat handel kopling dilepas maka putaran poros engkol kembali berhubungan dengan transmisi. Lebih rinci lagi dijelaskan pada saat handel ditekan, pelat penekan (lifter plate) akan menekan pegas kopling sehingga kanvas kopling (Clutch disk) dan pelat kopling (Clutch plate) menjadi akibatnya putaran poros utama transmisi. Pada saat putaran putus tersebut perpindahan gigi transmisi dilakukan seperti pada gambar 6 dibawah ini.
Gambar 6. Cara kerja Kopling Manual
Lebih detailnya lagi cara kerja kopling manual bisa dilihat pada cara kerja berikut ini : a). Saat Handel Kopling Ditekan
Bila handel kopling pada batang kemudi bebas (tidak ditarik) maka pelat tekan dan pelat gesek
tenaga putar dari poros engkol sampai pada roda belakang. Sedangkan bila handel kopling pada batang kemudi ditarik maka kawat kopling akan menarik alat pembebas kopling. Alat pembebas kopling ini akan menekan batang tekan (push rod) atau release rod yang ditempatkan di dalam poros utama. Pushrod akan mendorong piring penekan ke arah berlawanan dengan arah gaya pegas kopling. Akibatnya pelat gesek dan pelat tekan akan saling merenggang dan putaran rumah kopling tidak diteruskan pada poros utama, atau hanya memutarkan rumah kopling dan pelat geseknya saja.
Gambar 7. Saat handel kopling ditekan 2. Saat Handel Kopling Mulai Dilepas
Pada gambar 8 mengilustrasikan saat handel kopling mulai dilepas sehingga saat ini plat–
plat pada kopling mulai berhubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga putaran dari mesin (chrankshaft) mulai diteruskan ke transmisi.
Gambar 8. Saat handel kopling mulai dilepas 3. Saat Handel Kopling Bebas/Lepas
Sedangkan pada gambar 9 mengilustrasikan saat handel kopling dilepas penuh sehingga putaran dari mesin diteruskan dengan sempurna ke transmisi karena antara plat kopling dan plat gesek pada kopling sudah saling berhubungan
Gambar 9. Saat handel kopling dilepas
2. Cara Kerja pada Kopling Otomatik
Kopling otomatik disebut juga dengan kopling sentrifugal, yang mana mulai bekerja apabila putaran mesin mulai meningkat, mulai berputar sekitar 2.500 - 2.700 rpm. Pada saat putaran mesin mencapai angka tersebut, kanvas kopling atau Clutch weight akan mengembang atau menghasilkan gaya sentrifugal yang akan mengakibatkan Clutch weight menempel dengan rumah kopling primer atau primary Clutch outer sehingga primary Clutch outer ikut berputar.
Poros primary Clutch outer ini berhubungan langsung dengan poros transmisi yang akan diteruskan ke roda belakang. Akan tetapi, pada saat putaran mesin diturunkan (kurang dari 2.500 rpm), Clutch weight akan terlepas dan tidak menempel lagi pada primary Clutch outer akibat gaya pengembalian pegas kopling. Dengan demikian, hubungan putaran poros engkol ke transmisi menjadi terputus. Pada saat putaran tersebut putus, putaran poros engkol tidak diteruskan ke roda belakang, seperti halnya sepeda motor tipe matic yang apabila putarannya rendah (idle), roda belakang tidak ikut berputar. Ilustrasinya dapat dilihat pada gambar 10 cara kerja kopling sentrifugal berikut ini.
Gambar 10. Cara Kerja Kopling Otomatik d. Perbaikan sistem kopling
Disamping peserta pelatihan atau diklat terampil dalam menggunakan alat ukur, maka juga
a) Melepaskan Kopling
1. Lepaskan tuas pengungkit kopling dan pelat bubungan pengungkit kopling.
Gambar 11. Kopling Otomatik 2. Lepaskan sekrup-sekrup dan tutup saringan oli.
Gambar 12. Saringan Oli pada Kopling otomatik 3. Tekuk lidah cincin pengunci
Gambar 13. Melepas Lidah cincin Pengunci 4. Lepaskan mur pengunci dengan kunci perkakas khusus
5. Tahan kopling sentrifugal dengan alat khusus
Gambar 14. Melepas penahan koplingn otomatik
6. Lepaskan cincin pengunci, cincin pengunci B dan pelat penggerak utama/bandul kopling.
Dan lepas bantalan pengungkit kopling.
Gambar 15. Tanda ring pada kopling otomatik
7. Letakkan gear holder antara roda gigi primer dan roda gigi kopling yang digerakkan seperti pada gambar Lepaskan mur pengunci kopling manual dengan menggunakan lock nut wrench. Lepaskan mur pengunci dan cincin pengunci.
Gambar 16. Melepas mur kopling otomatik
8. Lepaskan teromol kopling, susunan kopling manual dan tutup bawah kopling secara bersamaan. Serta lepaskan cicin washer dari poros engkol
Gambar 17. Melepas kopling otomatik dari dudukannya
9. Lepaskan pembimbing bagian luar kopling (Clutch outer guide) dari poros utama dan lepaskan cincin stopper, cincin seplain dan collar
Gambar 18. Bushing kopling otomatik b) Melepas dan Pemeriksaan Kopling Manual
1. Tahan bagian luar kopling dengan flywheel holder, kemudian longgarkan dan lepaskan baut-baut pelat pengungkit
Gambar 19. Melepas baut kopling manual
2. Lepaskan pelat pengungkit dan pegas-pegas kopling.Lepaskan bagian tengah kopling, cakram-cakram kopling dan pelat-platnya..Lepaskan pelat penekan kopling.
Gambar 20. Bagian komponen kopling manual
3. Lakukan pemeriksaan pada bantalan pengungkit kopling. Putar lingkaran dalam bantalan pengungkit dengan jari tangan. Bantalan harus dapat berputar dengan halus dan
bebas.Gantikan bantalan bila perlu
Gambar 21. Bantalan kopling manual
4. Lakukan pemeriksaan pegas kopling. Periksa pegas kopling terhadap kelelahan atau kerusakan baut. Ukur panjang bebas pegas kopling BATAS SERVIS : 35,8 mm
Gambar 22. Pengukuran pegas kopling
5. Lakukan pemeriksaan bagian tengah kopling. Periksa alur-alur bagian tengah kopling terhadap kerusakan atau aus yang disebabkan oleh pelat- pelat kopling. Gantikan bila perlu.
Gambar 23. Pemeriksaan kopling
6. Lakukan pemeriksaan cakram kopling. Gantikan cakram-cakram kopling jika terdapat tanda-tanda gerusan atau perubahan warna. Ukur ketebalan masing-masing cakram.
BATAS SERVIS : 2,6 mm
Gambar 24. Pemeriksaan kanvas kopling
7. Lakukan pemeriksaan plat kopling. Periksa masing-masing pelat kopling terhadap
perubahan bentuk pada bagian permukaan dengan menggunakan lidah pengukur. BATAS SERVIS: 0,20 mm
Gambar 25. Mengukur kerataan kanvas kopling
8. Bagian luar kopling/ pembimbing bagian luar kopling Periksa alur-alur bagian luar kopling terhadap kerusakan atau aus yang disebabkan oleh cakram-cakram kopling. Ukur diameter
Gambar 26. Memeriksa kopling housing c) Melepas dan Pemeriksaan Kopling Sentrifugal
1. Lakukan pemeriksaan pada kopling satu arah. Untuk sementara pasang susunan bandul kopling pada teromol koplingnya. Putar pelat penggerak dan periksa cara kerja kopling satu arah. Pastikan bahwa pelat penggerak hanya berputar searah jarum jam dan tidak berputar berlawanan dengan arah jarum jam.
Gambar 27. Pemeriksaaan kopling sentrifugal 2. Lepaskan cincin pengunci dan cincin washer.
Gambar 28. Pemeriksaan kopling bebas
3. Lepaskan penggelinding-penggelinding dan pegas-pegas kopling satu arah. Lepaskan bagian dalam kopling satu arah
Gambar 29. Pemeriksaan bagian dalam kopling
4. Periksa penggelinding-penggelinding dan pegas-pegas terhadap aus berlebihan atau kerusakan, gantikan bila perlu. Ukur diameter luar penggelinding kopling satu arah. BATAS SERVIS : 4,97 mm
Gambar 30. Pemeriksaan bushing kopling 5. Periksa bagian dalam kopling terhadap keausan atau kerusakan.
Gambar 31. Pemeriksaan gigi kopling bebas
6. Periksa permukaan luar dan dalam teromol kopling terhadap adanya keausan atau kerusakan. Jikaperlu gantikan seluruhnya. Ukur diameter dalam teromol kopling. BATAS SERVIS: 42,04 mm
Gambar 32. Pemeriksaan diameter dalam gigi kopling
7. Lakukan pemeriksaan bandul Kopling. Periksa susunan bandul kopling dan kerusakan. Ukur ketebalan kanvas bandul kopling. BATAS SERVIS: 1,0 mm
Gambar 33. Pemeriksaan tebal kopling ganda 2. Transmisi (Gear box)
Prinsip dasar transmisi adalah sistem yang digunakan untuk merubah kecepatan putaran suatu poros menjadi kecepatan yang diinginkan untuk tujuan tertentu. Gigi transmisi berfungsi untuk mengatur tingkat kecepatan dan momen (tenaga putaran) mesin sesuai dengan kondisi yang dialami sepeda motor. Transmisi pada sepeda motor terbagi menjadi a) transmisi manual, dan b) transmisi otomatis.
Komponen utama dari gigi transmisi pada sepeda motor terdiri dari susunan gigi-gigi yang berpasangan yang berbentuk dan menghasilkan perbandingan gigi-gigi tersebut terpasang. Salah satu pasangan gigi tersebut berada pada poros utama (main shaft/input shaft) dan pasangan gigi lainnya berada pada pores luar (output shaft/ counter shaft). Jumlah gigi kecepatan yang terpasang pada transmisi tergantung kepada model dan kegunaan sepeda motor yang bersangkutan. Kalau kita memasukkan gigi atau mengunci gigi, kita harus menginjak pedal pemindahnya.
Tipe transmisi yang umum digunakan pada sepeda motor adalah tipe constant mesh, yaitu untuk dapat bekerjanya transmisi harus menghubungkan gigi-giginya yang berpasangan. Untuk menghubungkan gigi-gigi tersebut digunakan garu pemilih gigi/garpu persnelling (gearchange lever).
a. Transmisi Manual
Cara kerja transmisi manual adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Contoh konstruksi kopling manual 1. Input shaft 3rd/4th gear 12. 2nd/4th gear fork
2. Input shaft 13. 1st/3rd gear fork
3. Output shaft 14. Detent cam
4. Output shaft 6th gear 15. Gearchange lever 5. Output shaft 5th gear 16. Pawl spring 6. Selector pin retaining plate 17. Fork rod
7. Selector claw 18. Return spring anchor pir
8. Selector pins 19. Gearchange arm
9. Oversh ift limiter 20. Detent pin
10. selector drum 21. Gearchange shaft
11. 5th/6th gear fork 22. Return spring
Pada saat pedal/tuas pemindah gigi ditekan (nomor 5 gambar 1), pores pemindah (21) gigi berputar. Bersamaan dengan itu lengan pemutar shift drum (6) akan mengait dan mendorong shift drum (10) hingga dapat berputar. Pada shift drum dipasang garpu pemilih gigi (11, 12 dan 13) yang diberi pin (pasak). Pasak ini akan mengunci garpu pemilih pada bagian ulir cacing. Agar shift drum dapat berhenti berputar pada titik yang dikendaki, maka pada bagian lainnya (dekat dengan pemutar shift drum), dipasang sebuah roda yang dilengkapi dengan pegas (16) dan bintang penghenti putaran shift drum (6). Penghentian putaran shift drum ini berbeda untuk setiap jenis sepeda motor, tetapi prinsipnya sama. Garpu pemilih gigi dihubungkan dengan gigi geser (sliding gear).
Gigi geser ini akan bergerak ke kanan atau ke kiri mengikuti gerak garpu pemilih gigi. Setiap pergerakannya berarti mengunci gigi kecepatan yang dikehendaki dengan bagian pores tempat gigi itu berada. Gigi geser, baik yang berada pada pores utama (main shaft) maupun yang berada pada pores pembalik (counter shaft/output shaft), tid ak dapat berputar bebas pada porosnya (lihat no 4 dan 5 gambar 7.16). Lain halnya dengan gigi kecepatan (1, 2, 3, 4, dan seterusnya), gigi-gigi ini dapat bebas berputar pada masing• masing porosnya. Jadi yang dimaksud gigi masuk
b. Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis umumnya digunakan pada sepeda motor jenis scooter (skuter). Transmisi yang digunakan yaitu transmisi otomatis "V" belt atau yang dikenal dengan CVT ( Constantly Variable Transmission). CVT merupakan transmisi otomatis yang menggunakan sabuk untuk memperoleh perbandingan gigi yang bervariasi.
Gambar 2. Konstruksi transmisi otomatis tipe CVT Variable belt drive transmission system
1. Drive pulley centrifuga unit 6. Centrifugal Clutch 2. Drive pulley movable half 7. Clutch drum
3. Crankshaft 8. Reduction gear
4. V-belt 9. Rear wheel axle
5. Driven pulley
Seperti terlihat pada gambar di atas transmisi CVT terdiri dari; dua buah puli yang dihubungkan oleh sabuk (belt), sebuah kopling sentripugal (6) untuk menghubungkan ke penggerak roda belakang ketika throttle gas di buka (diputar), dan gigi transmisi satu kecepatan untuk mereduksi (mengurangi) putaran. Puli penggerak drive pulley centrifugal unit (1) diikatkan ke ujung poros engkol (crankshaft); bertindak sebagai pengatur kecepatan berdasarkan gaya sentripugal.
Puli yang digerakkan/driven pulley (5) berputar pada bantalan poros utama (input shaft) transmisi.
Bagian tengah kopling sentrifugall centripugal Clutch (6) diikatkan/dipasangkan ke puli (5) dan ikut berputar bersama puli tersebut. Drum kopling/ clucth drum (7) berada pada alur poros utama (input shaft) dan akan memutarkan poros tersebut jika mendapat gaya dari kopling.
Kedua puli masing-masing terpisah menjadi dua bagian, dengan setengah bagiannya dibuat tetap dan setengah bagian lainnya bisa bergeser mendekat atau menjauhi sesuai arah poros. Pada saat mesin tid ak berputar, celah puli penggerak (1) berada pada posisi maksimum dan celah puli yang digerakkan (5) berada pada posisi minimum.
Pada gambar 3 di bawah ini dapat dilihat bahwa pergerakkan puli (2) dikontrol oleh pergerakkan roller (nomor 7 dalam gambar 3). Fungsi roller hampir sama dengan plat penekan pada kopling sentripugal. Ketika putaran mesin naik, roller akan terlempar ke arah luar dan mendorong bagian puli yang bisa bergeser mendekati puli yang diam, sehingga celah pulinya akan menyempit.
Gambar 3. Posisi dan cara kerja puli 1. Ujung poros engkol
2. Puli penggerak
3. Bagian puli penggerak yang bisa bergeser 4. Sabuk (belt)
5. Puli yang digerakan 6. Poros roda belakang 7. Roller
Ketika celah puli mendekat, maka akan mendorong sabuk ke arah luar. Hal ini akan membuat puli (2) tersebut berputar dengan diameter yang lebih besar. Setelah sabuk tidak dapat diregangkan kembali, maka sabuk akan meneruskan putaran dari puli (2) ke puli yang digerakkan (5). Jika gaya dari puli (2) mendorong sabuk ke arah luar lebih besar dibandingkan dengan tekanan pegas yang menahan puli yang digerakkan (5), maka puli (5) akan tertekan melawan pegas, sehingga sabuk akan berputar dengan diameter yang lebih kecil. Kecepatan sepeda motor saat ini sama seperti pada gigi tinggi untuk transmisi manual (lihat ilustrasi bagian C gambar 7.18). Jika kecepatan mesin menurun, roller puli penggerak (7) akan bergeser ke bawah lagi dan menyebabkan bagian puli penggerak yang bisa bergeser merenggang. Secara bersamaan tekanan pegas di pada puli (5) akan mendorong bagian puli yang bisa digeser dari puli tersebut, sehingga sabuk berputar dengan diameter yang lebih besar pada bagain belakang dan diameter yang lebih kecil pada bagain depan. Kecepatan sepeda motor saat ini sama seperti pada gigi rendah untuk transmisi manual (Iihat ilustrasi bagian A gambar 3).
3. Final Drive (Penggerak Akhir)
Final drive adalah bagian terakhir dari sistem pemindah tenaga yang memindahkan tenaga mesin ke roda belakang. Final drive juga berfungsi sebagai gigi pereduksi untuk mengurangi putaran dan menaikkan momen (tenaga). Biasanya perbandingan gigi reduksinya berkisar antara 2,5 sampai 3 berbanding 1 (2,5 atau 3 putaran dari transmisi akan menjadi 1 putaran pada roda).
Gambar 4 Final drive jenis rantai dan sproket
Final drive pada sepeda motor sebagai bagian terpisah dari transmisi/persnelling, terkecuali scooter dengan transmisi CVT. Final drive dapat dilakukan dengan menggunakan rantai dan gigi sproket, sabuk dan puli, atau sistem pores penggerak. Jenis rantai dan sproket adalah jenis yang paling umum digunakan pada sepeda motor.
Final drive jenis pores penggerak (drive shaft) biasanya digunakan untuk sepeda motor model touring. Jenis ini cukup kuat, lebih terjaga kebersihannya dan perawatan rutinnya hanya saat penggantian oli. Namun demikian final drive jenis ini cukup berat dan biaya pembuatannya mahal. (lihat pada gambar 5). Sedangkan final drive jenis sabuk dan puli hanya dipakai pada beberapa sepeda motor saja, khususnya generasi awal sepeda motor, dimana power atau tenaga yang dihasilkan masih banyak yang rendah, sehingga penggunaan jenis sabuk dan puli masih efektif.
Gambar 5 Final drive jenis shaft drive
Gambar 6. Final drive jenis sabuk dan puli (belt and pulley)
4. PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN SISTEM PEMINDAH TENAGA a. Jadwal Perawatan Berkala Sistem Pemindah Tenaga
Jadwal perawatan berkala sistem pemindah tenaga sepeda motor yang dibahas berikut ini adalah berdasarkan kondisi umum, artinya sepeda motor dioperasikan dalam keadaan biasa (normal). Pemeriksaan dan perawatan berkala sebaiknya rentang operasinya diperpendek sampai 50% jika sepeda motor dioperasikan pada kondisi jalan yang berdebu dan pemakaian berat (diforsir).
Tabel di bawah ini menunjukkan jadwal perawatan berkala sistem pemindah tenaga yang sebaiknya dilaksanakan demi kelancaran dan pemakaian yang hemat atas sepeda motor yang bersangkutan. Pelaksanaan servis dapat dilaksanakan dengan melihat jarak tempuh atau waktu, tinggal dipilih mana yang lebih dahulu dicapai.
Tabel 1. Jadwal Perawatan Berkala (Teratur) Sistem Pemindah Tenaga
No Bagian Yang Diservis Tindakan setiap dicapai jarak tempuh 1. Oli Transmisi (khusus mesin 2
tak)
Ganti setelah menempuh 1.000 km dan selanjutnya setelah 5.000 km
2. Kopling Periksa setelah menempuh 1.000 km dan selanjutnya setelah 5.000 km
3. Rantai penggerak Periksa, bersihkan, dan lumasi setiap 1.000 km
b. Sumber-Sumber kerusakan Sistem Pemindah Tenaga
Tabel di bawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan sistem Pemindah Tenaga yang umum terjadi pada sepeda motor, untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan menentukan jalan keluarnya atau penanganannya (solusinya).
Tabel 2. Sumber-Sumber kerusakan Sistem Pemindah Tenaga
Permasalahan Kemungkinan Penyebab Solusi (Jalan Keluar)
Kopling selip 1. Kanvas kopling aus Ganti