• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Ajar K3LH dan Budaya Kerja Industri Tahun Pelajaran 2024/2025

N/A
N/A
Eva FD

Academic year: 2023

Membagikan "Modul Ajar K3LH dan Budaya Kerja Industri Tahun Pelajaran 2024/2025"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

DTK EVA FARAH DHINA, S.Pd.

TAHUN PELAJARAN 2O24/2025

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) &

BUDAYA KERJA INDUSTRI

(2)

IDENTITAS MODUL

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 KARANGDADADAP

NAMA GURU : EVA FARAH DHINA, S.Pd.

BIDANG KEAHLIAN/

PROGRAM KEAHLIAN/

KOMPETENSI KEAHLIAN

: Energi dan Pertambangan/

Teknik Ketenagalistrikan/

Teknik Instalasi Tenaga Listrik MATA PELAJARAN : Dasar Teknik Ketenagalistrikan

KELAS/FASE : X/E

TAHUN PELAJARAN : 2024/2025

ALOKASI WAKTU : 24 JP (@45 menit)

JUMLAH PERTEMUAN : 2 x minggu efektif dengan sistem jadwal blok (dilaksanakan dalam 1 minggu, dengan jumlah jam 24 JP/minggu)

MATERI : Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan Hidup (K3LH) dan budaya kerja industri

KOMPETENSI AWAL PESERTA DIDIK

: Pemahaman tentang pentingnya aturan dalam sebuah pekerjaan

JUMLAH PESERTA DIDIK : 36 peserta didik/kelas KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK : 1. Peserta didik reguler;

2. Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar yang terbatas, memiliki kesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang;

3. Peserta didik dengan pencapaian tinggi:

mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.

PROFIL PELAJAR PANCASILA YANG DIHARAPKAN

: 1. Bernalar Kritis 2. Gotong Royong 3. Kreatif

STRATEGI PEMBELAJARAN : Pendekatan saintific dengan metode observasi, diskusi dan penugasan

(3)

MODEL PEMBELAJARAN : Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL)

KATA KUNCI : K3LH dan Budaya Kerja Industri

SARANA PEMBELAJARAN : 1. Video Pembelajaran tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Lingkungan Hidup (K3LH) dan budaya kerja industri

2. Materi Pelajaran berupa infografis dan power point presentation/canva slide

3. LK PD 4. APD

5. APAR yang kadaluarsa PRASARANA PEMBELAJARAN : 1. Ruang bengkel

2. Jaringan listrik dan internet

3. Papan tulis (white board) dan spidol 4. Komputer/laptop

5. LCD proyektor

KOMPETENSI INTI

CAPAIAN PEMBELAJARAN : Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri, antara lain: praktik- praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur-prosedur dalam keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin).

TUJUAN PEMBELAJARAN : Menerapkan K3LH dan Budaya Kerja Industri INDIKATOR KETERCAPAIAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

: 1. Peserta didik dapat mengetahui dan memahami rambu-rambu K3LH dan 5R, penggunaan APD, APAR dan MSDS (material safety datasheet) berdasarkan pemahaman sendiri dan mempraktikkannya dalam kegiatan presentasi;

2. Peserta didik dapat mengidentifikasi penerapan K3LH dan budaya kerja industri dalam

(4)

lingkungan bengkel Teknik Instalasi Tenaga Listrik di sekolah sendiri;

3. Peserta didik dapat membudayakan K3LH dan budaya kerja industri dengan inovatif.

PEMAHAMAN BERMAKNA : Peserta didik dapat mengetahui dan memahami rambu-rambu K3LH dan 5R, penggunaan APD, APAR, MSDS (material safety datasheet), bahaya- bahaya di tempat kerja, dan prosedur-prosedur dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk membangun kesadaran akan pentingnya penerapan K3LH di lingkungan tempat praktik/bengkel di sekolah sehingga menumbuhkan budaya kerja industri agar dapat diterapkan pada bidang pekerjaan peserta didik di kemudian hari.

PERTANYAAN PEMANTIK : Pernahkah kalian menyetrika? Peralatan apakah yang kalian butuhkan? Mungkin kalian akan membutuhkan setrika, rol kabel, stop kontak (colokan listrik), alas seterika. Bagaimana sikap kalian dalam menyeterika? apakah sambil bercanda, sambil mengerjakan pekerjaan lain? Dan bagaimanakan potensi bahaya yang terjadi?

Misalkan setrika terlupa dalam kondisi tertelungkup di atas alas setrika dan lain sebagainya? Apa yang akan dilakukan apabila di rumah ada yang kesetrum? Apa yang kamu lakukan jika berada di bengkel? Bolehkah kita seenaknya di bengkel?

PEMBELAJARAN PERTEMUAN PERTAMA:

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH) (12 JP @45 menit)

KEGIATAN AWAL : 1. Peserta didik dan Guru memulai dengan berdoa bersama.

2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru.

(5)

3. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang akan diterapkan dalam pembelajaran

4. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik:

a. Pernahkah kalian menyetrika? Peralatan apakah yang kalian butuhkan? Mungkin kalian akan membutuhkan setrika, rol kabel, stop kontak (colokan listrik), alas seterika b. Bagaimana sikap kalian dalam

menyeterika? apakah sambil bercanda, sambil mengerjakan pekerjaan lain?

c. Dan bagaimanakan potensi bahaya yang terjadi? Misalkan setrika terlupa dalam kondisi tertelungkup di atas alas setrika dan lain sebagainya?

d. Apa yang akan dilakukan apabila di rumah ada yang kesetrum?

KEGIATAN INTI : 1. Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang ketenagalistrikan

2. Dengan metode observasi guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk melakukan observasi penerapan K3LH di lingkungan bengkel yang ada di sekolah, meliputi:

a. Bagaimana penerapan K3LH di lingkungan bengkel jurusan tersebut?

b. Apakah kondisi bengkel tidak berpotensi menimbulkan bahaya kecelakaan?

c. Bagaimana penataan alat dan bahan praktik di bengkel tersebut?

d. Bagaimana penggunaan APD pada saat praktik di bengkel tersebut?

e. Apakah terdapat simbol, poster, infografis berkaitan dengan K3LH di bengkel tersebut?

(6)

3. Peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

4. Peserta didik secara berkelompok memaparkan hasil observasi.

KEGIATAN PENUTUP : 1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada Guru.

2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama proses observasi dan wawancara.

3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.

LEMBAR KEGIATAN : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

PEMBELAJARAN PERTEMUAN KEDUA BUDAYA KERJA INDUSTRI

(12 JP @45 menit)

KEGIATAN AWAL : 1. Peserta didik dan Guru memulai dengan berdoa bersama.

2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan guru.

3. Apersepsi: mengingatkan kembali pentingnya penerapan K3LH di lingkungan tempat praktik/bengkel

4. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik:

a. Apa yang kamu lakukan jika berada di bengkel?

a. Bolehkah kita seenaknya di bengkel?

KEGIATAN INTI : 1. Peserta didik mendapatkan pemaparan secara umum tentang Penerapan budaya kerja.

2. Dengan metode tanya jawab guru memberikan pertanyaan mengenai:

a. Menurut pendapatmu apa yang dimaksud dengan budaya kerja?

(7)

b. Coba sebutkan apa saja yang termasuk komponen budaya kerja khususnya di bengkel?

c. Menurut pendapat dan analisis sederhanamu, apa manfaat dari menerapkan budaya kerja di bengkel?

3. Membagi peserta didik dalam 6 kelompok (setiap kelompok terdiri atas 6 peserta didik) kemudian secara kolaborasi setiap kelompok mengobservasi penerapan budaya kerja industri di bengkel sekolah.

4. Peserta didik diminta untuk menuangkan hasil observasi dalam bentuk presentasi

KEGIATAN PENUTUP : 1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru

2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan

3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.

LEMBAR KEGIATAN : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

ASESMEN

ASESMEN AWAL (DIAGNOSIS) : Diagnosis Non-Kognitif tentang pemahaman peserta didik terhadap bahaya dan resiko pekerjaan dalam bidang ketenagalistrikan.

ASESMEN PROSES (FORMATIF) : 1. Asesmen Sikap

2. Asesmen kognitif melalui pengamatan diskusi dan observasi dengan panduan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

3. Asesmen unjuk kerja melalui penilaiah hasil karya

ASESMEN AKHIR (SUMATIF) : 1. Presentasi hasil diskusi observasi

2. Project individu/hasil karya peserta didik

(8)

REMIDIAL & PENGAYAAN

REMIDIAL : Pembelajaran remidial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, dilaksanakan dengan cara:

1. Memberikan pembelajaran ulang dengan strategi dan metode pembelajaran yang berbeda, disesuaikan dengan gaya belajar peserta didik;

2. Membimbing secara individu/perorangan;

3. Memberikan tugas-tugas atau latihan- latihan secara khusus sesuai dengan kemampuan peserta didik;

4. Dengan menerapkan model pembelajaran tutor sebaya, peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang telah mencapai ketuntasan belajar.

PENGAYAAN : Pembelajaran pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar, dilaksanakan dengan:

1. Belajar kelompok, peserta didik dikelompokkan dan diberi tugas pengayaan di luar jam pelajaran sekolah;

2. Belajar mandiri, peserta didik diberi tugas pengayaan dikerjakan secara individu. Pada pengayaan ini, peserta didik mengeksplorasi sendiri cara mengembangkan share market/pemasaran pada jenis usaha ketenagalistrikan dengan memanfaatkan sosial media.

REFLEKSI

REFLEKSI GURU : 1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?

(9)

2. Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran?

3. Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?

4. Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasi dengan baik?

5. Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan pembelajaran ini?

6. Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam pelaksanaan pembelajaran?

7. Apa strategi agar seluruh peserta didik dapat menuntaskan kompetensi?

REFLEKSI PESERTA DIDIK : 1. Apakah ada yang mengalami kesulitan ketika berkegiatan?

2. Apakah pembelajaran hari ini menyenangkan?

3. Apa yang bisa kalian dapatkan dari pembelajaran hari ini?

4. Apa yang akan kalian lakukan selanjutnya?

5. Apa yang akan kalian lakukan untuk melakukan perbaikan pembelajaran?

GLOSSARIUM

APD : Alat Pelindung Diri

APAR : Alat Pemadam Api Ringan

MSDS (material safety datasheet)

: informasi rinci tentang sifat-sifat suatu produk kimia, potensi bahaya yang ditimbulkan, langkah- langkah penanganan yang aman, serta langkah- langkah darurat jika terjadi paparan atau kejadian yang tidak diinginkan

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arianto, Eko. 2021. Dasar-dasar teknik ketenagalistrikan. Indonesia: Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Direktorat Jenderal Vokasi Direktorat

Sekolah Menegah Kejuruan.

Agus Setyawan, Didih dan Djatmiko, Santo dan Eko Saputro, Kurniawan. 2019. Kerja Bengkel dan Gambar Teknik. Indonesia: Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Utami Dewi, Wahyu dan Hartanto, Irawan. 2022. Dasar-dasar Teknik Ketenagalistrikan SMK/MAK Kelas X. Magelang: Liniswara.

(11)

MATERI AJAR

A. PENERAPAN K3LH

K3LH merupakan kepanjangan dari kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup. K3LH juga bisa diartikan sebagai upaya untuk melindungi tenaga manusia agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja. Secara keilmuan K3 merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sedangkan secara filosofis, K3 merupakan upaya yang dilakukan untuk memastikan keutuhan dan kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya terhadap hasil karya dan budaya.

Keamanan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu hal penting yang wajib diterapkan oleh semua perusahaan. Untuk itulah, kalian sebagai siswa SMK harus secara mandiri mengikuti prosedur K3 dan membiasakannya. Baik kalian yang akan bekerja maupun yang akan berwirausaha kalian harus menerapkan K3 di segala bidang. Dalam lingkungan sekolah, kalian juga menerapkan saat berada di sekolah, saat praktikum dan menggunakan benda-benda kerja. Kalian juga dapat berpikir kritis melaksanakan analisis dan membandingkan bagaimana kesesuaian kondisi sekolah kalian dengan standar prosedur keselamatan dan kesehatan kerja. Alasan di usahakannya K3 adalah:

1. setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional;

2. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya;

3. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan effisien.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pada pasal 3 berisi persyaratan keselamatan kerja untuk:

1. mencegah dan mengurangi kecelakaan;

2. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

3. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

4. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian- kejadian lain yang berbahaya;

5. memberi pertolongan pada kecelakaan;

6. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

7. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;

(12)

8. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;

9. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

10. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

11. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

12. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

13. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;

14. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;

15. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

16. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang;

17. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

18. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi

Gambar 1. Penggunaan penutup wajah saat mengelas

Sumber: https://tukanglasjogja.net/alat-alat-keselamatan-untuk-tukang-las/

Pada usaha pelaksanaan K3 memiliki fungsi bagi perusahaan maupun bagi pekerja.

Adapun fungsi tersebut adalah:

1. Sebagai panduan untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.

2. Membantu memberikan masukan berupa saran dalam perencanaan, pelaksanaan kerja, proses organisir, serta desain tempat kerja.

3. Sebagai panduan dalam kegiatan monitoring kesehatan dan keselamatan bagi para pekerja di lingkungan kerja.

4. Memberikan masukan berupa saran mengenai informasi, usaha edukasi dan pelatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

(13)

5. Sebagai panduan dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program.

6. Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya

Gambar 2. Poster Informasi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Sumber: https://indonesiasafetycenter.org/sudahkah-kita-melindungi-teknisi-listrik-kita/

Dalam perusahaan, beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan K3 di antaranya:

1. Tempat Kerja

Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya yang telah dirincikan. Bagian yang termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja 1970).

(14)

Lingkungan kerja harus dikondisikan memadai untuk para pekerja seperti kondisi suhu, penerangan, dan lain sebagainya untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja dan mambuat pekerja tetap dapat menjaga kesehatan. Lingkungan kerja adalah lokasi dimana para pekerja melakukan aktifitas bekerja. Kondisi lingkungan kerja harus memadai (suhu, ventilasi, penerangan, situasi) untuk meminimalisir potensi terjadinya kecelakaan atau penyakit.

2. Alat Kerja dan Bahan

Alat dan bahan kerja disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Alat kerja akan digunakan oleh pekerja/siswa. alat yang digunakan oleh pekerja/siswa harus ergonomis. Alat harus menyesuaikan penggunaan bahan. Bila menggunakan bahan yang berbahaya, maka alat yang digunakan harus disesuaikan dilengkapi dengan alat pelindung diri yang memadai.

3. Metode Kerja

Metode kerja pada aktivitas di industri diwujudkan dalam bentuk SOP. SOP merupakan kepanjangan dari Standar Operasional Prosedur yang merupakan sistem yang disusun untuk memudahkan, merapikan, dan menertibkan pekerjaan yang sedang ditangani. Selain itu pekerjaan akan lebih efektif dan efisien, serta keselamatan dan kesehatan kerja terjaga dengan baik.

B. BAHAYA-BAHAYA DI TEMPAT KERJA

Bahaya dapat diartikan yang (mungkin) mendatangkan kecelakaan (bencana, kesengsaraan, kerugian, dan sebagainya). Jadi bahaya di tempat kerja dapat diartikan sebagai sumber-sumber di tempat kerja berupa keadaan atau kegiatan yang berpotensi mengasilkan keadaan cidera atau kecelakaan kerja, dan mungkin juga menyebabkan penyakit akibat kerja. Bahaya erat kaitanya dengan risiko, yang dapat diartikan sebagai akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan.

Potensi diartikan sebagai kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan; kesanggupan; daya. Potensi bahaya adalah sesuatu yang berpotensi untuk terjadinya insiden bahaya yang mempunyai akibat berupa kerugian.

Risiko bahaya adalah kemungkinan terjadinya kombinasi dan konsekuensi dari suatu kejadian bahaya. Sebelum kita mencari tahu faktor-faktor dari bahaya, berikut adalah bagian dari bahaya yang terbagi menjadi dua yaitu bahaya keselamatan dan bahaya kesehatan.

1. Bahaya keselamatan ialah suatu potensi bahaya yang dapat menghasilkan risiko langsung sehingga mengakibatkan kecelakaan langsung seperti menimbulkan cedera

(15)

seperti luka bakar, luka sayat, patah tulang, cedera punggung, atau bahkan kematian.

Contoh dari penyebab bahaya keselamatan ditunjukkan sebagai berikut:

a. Terpeleset karena lantai licin;

b. Tersandung karena ada kabel yang mejuntai di lantai;

c. Bahan kimia yang meledak;

d. Bagian mesin yang bergerak seperti mata bor;

e. Menangkat beban yang melebihi kemampuan

2. Bahaya kesehatan adalah potensi bahaya yang dapat menghasilkan dampak jangka panjang pada kesehatan seseorang atau dapat juga menyebabkan sakit akibat kerja.

Contoh dari akibat terjadinya bahaya kerja yaitu seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar yang diakibatkan suara yang berisik dari mesin. Contoh lainnya yaitu pada seorang pekerja yang timbul penyakit pernapasan setelah bekerja pada lingkungan zat kimia berbahaya dengan APD kurang memadai. Beberapa jenis bahaya dalam K3 yaitu (K. Ima Ismara and Eko Prianto 2016):

a. Bahaya Jenis Kimia (Chemical Hazard) Adalah segala situasi atau aktivita yang berasal dari bahan-bahan yang dihasilkan selama proses produksi.

b. Bahaya Jenis Fisika (Physical hazard) kualitas udara ruangan, jamur, kebisingan, radiasi, temperatur.

c. Bahaya Jenis Kelistrikan (Electrical hazard) Hampir tidak ada tempat kerja yang tidak menggunakan listrik, baik dari segi ketersediaan jaringan listrik maupun alat-alat yang menggunakan energi listrik. Energi listrik sendiri dapat menimbulkan berbagai risiko berbahaya seperti hubungan singkat (korslet), kebakaran, dan sengatan listrik.

d. Bahaya Jenis Biologi (Biological hazard) adalah bahaya yang berasal dari unsur-unsur biologi seperti flora dan fauna yang ada di lingkungan kerja maupun dari aktivitas kerja. Jenis bahaya ini lazim ditemui di industri yang bergerak di bidang makanan, farmasi, pertanian, pertambangan, dan minyak dan gas bumi.

e. Bahaya Jenis Radiasi (Radiation hazard) f. Bahaya Jenis Psikologi (Psycological hazard)

C. PROSEDUR-PROSEDUR DALAM KEADAAN DARURAT

Ketika pekerjaan kelistrikan sudah dilaksanakan secara baik, terkadang tetap ada kecelakaan kerja yang mungkin diakibatkan kelalaian. Untuk menangani keadaan tersebut, maka harus dilaksanakan dengan cara yang tepat. Menurut KBBI Daring, darurat diartikan sebagai keadaan sukar (sulit) yang tidak tersangka-sangka (dalam bahaya, kelaparan, dan

(16)

sebagainya) yang memerlukan penanggulangan segera; keadaan terpaksa; keadaan sementara.

Dalam K3, prosedur keadaan darurat adalah tata cara yang digunakan dalam menangani keadaan darurat. Jika terjadi keadaan darurat maka, lakukan sesuai standar perusahaan. Sebagai contoh dilakukan tindakan sebagai berikut:

1. SEGERA: segera menghentikan pekerjaan jika terjadi keadaan darurat atau terdengar alarm peringatan keadaan darurat.

2. HINDARI: sifat kepanikan harus diindari karena harus bisa berfikir kritis dan logis untuk keadaan darurat;

3. IKUTI: ikuti instruksi seuai SOP dan dan bekerjasama dengan orang yang bertanggungjawab atas keadaan darurat;

4. MATIKAN: matikan semua peralatan kerja terutama untuk kelistrikan. Dalam bidang kelistrikan sering terdapat tombol emergency yang ditekan untuk mengkhentikan proses jika terjadi keadaan darurat.

5. JANGAN: jangan melakukan penundaan untuk segera meninggalkan area berbahaya.

Pennundaan itu dapat berupa mencari benda berharga, dan lain sebagainya. Jangan masuk ke area berbahaya sampai benar-benar dipastikan aman.

6. PERGI: Ke daerah terbuka dengan jarak yang jauh dari area yang berbahaya dan jangan sampai menghalangi petugas penyelamat.

D. PENERAPAN BUDAYA KERJA INDUSTRI DI INDUSTRI

Semua pekerjaan sudah terencana dan terukur, penerapan keselamatan dan kesehatan kerjapun telah dilaksanakan dan selalu diingatkan berbagai peringatan. Namun tetap ada kecelakaan kerja seperti tersengat listrik, tersayat, terpeleset, tersandung dan lain sebagainya. Ini menandakan bahwa harus ada gerakan yang bersumber dari pekerja dan tidak hanya dari sisi eksternal seperi manajemen perusahaan. Untuk itulah budaya-budaya industri harus dibangun untuk mennunang keselamatan kerja dan penigkatan produktifitas.

Budaya 5R adalah singkatan dari Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. kegiatan ini adalah kegiatan sederhana yang diaplikasikan mendasari di kegiatan di industri sehingga menjadi kebiasaan dan tercipta budaya kerja industri. 5R tidak hanya menjadi slogan namun harus dijiwai dan diterapkan di sekolah utuk membiasakan budaya ini.

(17)

Gambar 3. Budaya 5R

Sumber: https://multiglobalunity.com/5r-dan-k3-keren/

5R adalah suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Ringkas

Ringkas adalah aktivitas menyingkirkan benda-benda yang tidak diperlukan sehingga segala benda yang ada di lingkungan kerja hanyalah benda yang benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan bekerja.

2. Rapi

Begitu kompleksnya pekerjaan, benda-benda yang digunakan dalam bekerja harus diposisikan sesuai posisi yang telah ditetapkan sehingga sudah siap digunakan pada saat diperlukan.

3. Resik

Resik yang berarti bersih adalah kegiatan membersihkan peralatan dan lingkungan kerja sehingga segala peralatan dan lingkungan kerja tetap terjaga dalam keadaan baik 4. Rawat

Rawat adalah aktivitas mempertahankan hasil dari 3R (Ringkas, Rapi, Resik) sebelumnya

5. Rajin

Rajin merupakan proses memeliharaan kedisiplinan pribadi masing- masing pekerja dalam menjalankan seluruh tahapan 5R.

Penerapan 5R harus dilaksanakan secara bertahap sesuai urutannya. Jika tahap pertama ringkas tidak dilakukan dengana baik, maka tahap berikutnya tidak dapat dijalankan secara maksimal dan seterusnya. 5R dapat diterapkan diseluruh tempat kerja,

(18)

bahkan di rumah kita sendiri karena pada hakekatnya semua orang senang dan nyaman bekerja di tempat yang bersih, rapi, aman dan nyaman. 5R merupakan teori yang sangat sederhana. Mudah dimengerti oleh semua orang dan sangat mudah diterapkan.

Sebenarnya filosofi melaksanakan 5R adalah untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektivitas yang sangat tinggi. Efisiensi sangat berhubungan dengan biaya (cost) sedangkan efektif sangat berhubungan dengan waktu. Apakah itu sulit?? sebenarnya tidak, karena tidak membutuhkan biaya yang besar atau murah, dan jika diterapkan dengan baik akan memberikan citra yang positif. Selain itu 5R dilaksanakan bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, rapi, bersih, aman, nyaman dan menyenangkan yang akan membentuk personl yang disiplin, sikap kerja yang positif, budaya kerja yang positif, peka dan kreatif. Yang selanjutnya akan membentuk budaya disiplin.

Meskipun mudah dan murah akan tetapi kunci dari pelaksanaannya adalah komitmen dan kepedulian terhadap lingkungan kita komitmen tentu saja yang berhubungan dengan pimpinan (guru) sedangkan kepedulian sangat berhubungan erat dengan karyawan (peserta didik) yang ada di lingkungan pekerjaan (sekolah), dan terlibat aktif seluruhnya sehingga butuh kebersamaan dari seluruh karyawan.

Adapun tahapan – tahapan pelaksanaan 5R sebagai berikut:

1. Persiapan, meliputi: Menyamakan komitmen, pembentukan struktur organisasi dan sosialisasi

2. Penerapan 5R oleh seluruh orang baik itu pimpinan ataupun karyawan 3. Evaluasi

Sebelum dilakukan evaluasi, terlebih dahulu dilakukan pembinaan secara berkala.

Setelah itu baru dilakukan evaluasi secara berkala pula.

4. Pembudayaan

Rajin akan terwujud apabila 5R sudah menjadi budaya. Untuk mewujudkan 5R menjadi budaya dibutuhkan tahapan-tahapan anatara lain: setelah 5R dilaksanakan secara bertahap, akan menjadi kebiasaan melaksanakan 5R, selanjutnya dilakukan evaluasi berkelanjutan sehingga menunjukkan bahwa 5R sudah menjadi budaya kerja di tempat kerja dan atau disekolah.

(19)

RUBRIK ASESMEN

A. Asesmen Sikap

Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari- hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan langsung dilakukan oleh guru yang bersangkutan.

LEMBAR ASESMEN SIKAP

Kelas :

Hari, tanggal :

Materi :

No Nama

Profil Pelajar Pancasila

Jumlah

Skor Rata-rata Bernalar

kritis

Gotong

royong Kreatif 1

2 3

RUBRIK ASESMEN SIKAP

No Aspek Skor Keterangan

1 Bernalar kritis 1 Peserta didik tidak dapat bernalar kritis dalam mengemukakan pendapat/gagasan.

2 Peserta didik dapat sedikit bernalar kritis dalam mengemukakan pendapat/gagasan tapi tidak sesuai dengan topik pembahasan

3 Peserta didik dapat sedikit bernalar kritis dalam mengemukakan pendapat / gagasan kurang lengkap dalam penyampaian.

4 Peserta didik dapat bernalar kritis dalam mengemukakan pendapat / gagasan dan cakap dalam penyampaian.

2 Gotong royong 1 Peserta didik keluar ruangan tidak ikut serta pada saat diskusi kelompok.

2 Peserta didik ikut terlibat dalam diskusi hanya sebagai pendengar.

3 Peserta didik ikut terlibat dalam diskusi berperan aktif tapi tidak fokus pada diskusi.

4 Peserta didik ikut terlibat dalam diskusi berperan aktif dan fokus terhadap topik yang sedang didiskusikan.

3 Kreatif 1 Peserta didik tidak dapat berperan aktif dalam analisis kasus.

2 Peserta didik sedikit ikut berperan aktif dalam analisis kasus sambil main-main.

(20)

3 Peserta didik berperan aktif dalam analisis kasus dengan kurang kreatif

4 Peserta didik berperan aktif dalam analisis kasus dan sangat kreatif.

Petunjuk Penskoran:

1. Aspek perilaku dinilai dengan skala skor 1 sampai 4

2. Jumlah skor = jumlah skor dikalikan dengan skala maksimal = 3 × 4 = 12 3. Rata-rata skor = Jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 12

3

= 4

B. Asesmen Diskusi dan Observasi

LEMBAR ASESMEN DISKUSI DAN OBSERVASI

Kelas :

Hari, tanggal :

Materi :

No Nama

Komponen yang dinilai

Jumlah Skor

Rata- rata

D1 D2 D3 D4

1 2 3

RUBRIK ASESMEN DISKUSI DAN OBSERVASI

No Aspek Skor Keterangan

D1 Memahami masalah yang didiskusikan

1 Ada upaya mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, tetapi masalah salah

2 Dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian tetapi masih kurang lengkap

3 Identifikasi unsur lengkap dan benar D2 Merencanakan

penyelesaian 1 Strategi yang dibuat kurang relevan dan mengarah pada jawaban yang salah

2 Strategi yang dibuat sudah tepat D3 Menyelesaikan

masalah

1 Ada penyelesaian tetapi masih salah

2 Penyelesaian masalah ada, tetapi masih terdapat kekeliruan dalam perhitungan

3 Penyelesaian masalah benar D4 Melakukan

pengecekan 1 Kesimpulan yang diberikan salah 2 Kesimpulan yang diberikan benar Petunjuk Penskoran:

Jumlah skor yang diperoleh peserta didik dibagi dengan jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100).

(21)

C. Asesmen Unjuk Kerja

LEMBAR ASESMEN UNJUK KERJA

Kelas :

Hari, tanggal :

Materi :

No Nama

Komponen yang dinilai

Jumlah

Skor Rata-rata Perencanaan Pelaksanaan Pengecekan

(Evaluasi) 1

2 3

RUBRIK ASESMEN UNJUK KERJA/PRAKTIK

No Aspek Skor Keterangan

1 Perencanaan 1 Peserta didik kurang dapat mempersiapkan alat dan bahan praktik dengan tepat dan kurang mampu membaca gambar kerja.

2 Peserta didik dapat mempersiapkan alat dan bahan praktik dengan tepat, namun kurang mampu membaca gambar kerja.

3 Peserta didik dapat mempersiapkan alat dan bahan praktik dengan tepat serta mampu membaca gambar kerja.

4 Peserta didik dapat mempersiapkan alat dan bahan praktik dengan tepat sesuai dengan ketentuan K3LH dan Budaya Kerja Industri serta mampu membaca gambar kerja.

2 Pelaksanaan 1 Peserta didik melakukan praktik tidak sesuai dengan prosedur.

2 Peserta didik melakukan praktik sesuai dengan prosedur, namun hasil kurang rapi.

3 Peserta didik melakukan praktik sesuai dengan prosedur dan rapi.

4 Peserta didik melakukan praktik sesuai dengan prosedur dan ketentuan K3LH serta menerapkan Budaya Kerja Industri.

3 Pengecekan

(Evaluasi) 1 Peserta didik tidak dapat melakukan pengecekan atas praktik yang dikerjakan.

2 Peserta didik dapat melakukan pengecekan atas praktik yang dikerjakan, namun kurang mampu menganalisis.

(22)

3 Peserta didik dapat melakukan pengecekan dan analisis penyelesaian masalah atas praktik yang dikerjakan.

4 Peserta didik dapat melakukan pengecekan dan analisis penyelesaian masalah atas praktik yang dikerjakan dengan tetap menerapkan ketentuan K3LH dan Budaya Kerja Industri

Petunjuk Penskoran:

Jumlah skor yang diperoleh peserta didik dibagi dengan jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100).

(23)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK (TITL)

Mata Pelajaran

: Dasar Teknik LKPD:

Observasi Penerapan K3LH pada Bengkel di

Sekolah

Kelompok :

Ketenagalistrikan Nama

Anggota

: 1.

Kelas : X 2.

Semester : Gasal 3.

Alokasi Waktu

: 12 x 45’ (24 JP) 4.

Pembimbing : Eva Farah Dhina, S.Pd

5.

Hari, tanggal : 6.

A. Tujuan Observasi

Setelah selesai observasi, diharapkan peserta didik dapat

1. mengetahui dan memahami penerapan K3LH pada lingkungan bengkel/laboratorium di sekolah

2. membudayakan K3LH dengan inovatif B. Alat dan Bahan

1. Alat tulis 2. Penggaris

3. Kertas manila putih

4. Pensil/spidol/crayon warna 5. LKPD

C. Teori Dasar

▪ K3LH merupakan singkatan dari Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup.

▪ Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, K3LH adalah usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.

▪ Tujuan K3LH untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan dengan memelihara dan melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan tenaga kerja sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem efisiensi dan produktivitas kerja.

▪ Sasaran K3LH

1. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain 2. Menjamin keamanan peralatan yang digunakan 3. Menjamin proses produksi yang aman dan lancar

▪ Norma K3 adalah norma yang harus dipahami dalam aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja, diterapkan untuk melindungi tenaga kerja serta menangani resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

▪ Dasar Hukum K3LH ditentukan berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja UU No.1 tahun 1970

▪ Standar Keselamatan Kerja adalah Standar keselamatan kerja merupakan pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja seperti:

1. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan 2. Perlindungan mesin

(24)

3. Pengamanan listrik yang harus dicek secara berkala

4. Pengamanan ruangan, meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran, penerangan yang cukup, ventilasi yang baik dan jalur evakuasi khusus yang memadai

▪ Alat Pelindung Diri (APD) APD merupakan perlengkapan wajib yang digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang disekitarnya. Alat pelindung diri meliputi:

1. Alat Pelindung Kepala

a. helm pelindung untuk melindungi kepala dari benda-benda yang dapat melukai kepala.

b. kacamata pengamanan untuk melindungi mata dari paparan partikel yang melayang di udara, percikan benda kecil, benda panas ataupun uap panas.

c. penutup telinga untuk melindungi dari kebisingan ataupun tekanan

d. masker yang berfungsi sebagai alat pelindung pernafasan saat berada di area yang kualitas udaranya tidak baik

e. pelindung wajah untuk melindungi wajah dari paparan bahan kimia, percikan benda kecil, benda panas ataupun uap panas, benturan atau pukulan benda keras dan tajam.

2. Alat Pelindung Tubuh

a. Apron atau celemek untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia dan suhu panas.

b. rompi keselamatan kerja yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kontak atau kecelakaan

c. alat pelindung tubuh untuk melindungi dari hal-hal yang membahayakan saat bekerja, mengurangi resiko terluka dan juga digunakan sebagai identitas pekerja.

3. Alat Pelindung Anggota Tubuh

a. Safety Gloves atau sarung tangan yang berfungsi melindungi jari-jari dan tangan dari api, suhu panas, suhu dingin, radiasi, bahan kimia, arus listrik, bahan kimia, benturan, pukulan, dan goresan benda tajam.

b. Safety Belt atau sabuk pengaman yang dipakai saat menggunakan alat transportasi serta untuk membatasi ruang gerak pekerja agar tidak terjatuh.

c. Safety Boot/Shoes adalah sepatu boot atau sepatu pelindung untuk melindungi kaki dari benturan, tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam,

(25)

terkena cairan panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan licin.

D. Pertanyaan Observasi

NO PERNYATAAN CHECKLIST

YA TIDAK

1 K3LH diterapkan di bengkel praktik

2 Kondisi bengkel tidak berpotensi menimbulkan bahaya kecelakaan

3 Setiap alat praktik yang akan digunakan oleh peserta didik/siswa diidentifikasi oleh guru pembimbing/instruktur terlebih dahulu

4 Bengkel praktik menyediakan APD

5 APD dalam keadaan baik dan layak digunakan 6 Terdapat prosedur penggunaan APD (Alat

Pelindung Diri) yang benar di bengkel praktik 7 Terdapat pengarahan langsung penggunaan APD

yang benar

8 Posisi kerja di bengkel sesuai dengan prosedur K3LH

9 Bengkel nyaman digunakan untuk praktik

10 Pencahayaan dalam bengkel memenuhi persyaratan K3LH

11 Ventilasi di dalam bengkel memenuhi persyaratan K3LH

12 Peserta didik mengetahui tujuan penerapan K3LH di bengkel praktik

13 Terdapat himbauan penanganan kecelakaan kerja di bengkel praktik

14 Terdapat simbol-simbol mengenai K3LH di bengkel praktik

15 Terdapat poster-poster mengenai K3LH di bengkel praktik

16 Tersedia kotak P3K di bengkel praktik

17 Fasilitas isi kotak P3K di bengkel praktik layak untuk digunakan

18 Bengkel praktik mempunyai garis kerja untuk mempermudah peserta didik/siswa

19 Bengkel praktik menyediakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

20 Terdapat prosedur penggunaan APAR yang benar di bengkel praktik

21 Bengkel selalu dalam keadaan bersih dan terawat 22 Terdapat jadwal kebersihan pemeliharaan bengkel 23 Terdapat jadwal perawatan alat dan bahan praktik 24 Terdapat jadwal penggunaan sarana prasarana

bengkel praktik

25 Alat dan bahan praktik dikelompokkan sesuai dengan penggunaannyaa dan memberi label pada rak penyimpanan

(26)

E. Tugas

Tuangkan hasil observasi yang telah dilakukan dalam bentuk infografis (Power Point/Canva/Kertas manila) untuk kemudian dipresentasikan di depan kelas

(27)

KESEHATAN KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN HIDUP (K3LH)

Dibuat oleh Bu Eva | @ivaradhin

DASAR TEKNIK KETENAGALISTRIKAN SMK FASE E - KELAS X

01

(28)

Mari berpikir kritis dan berdiskusi bersama!!!

02

Apabila kalian sedang mengebor papan untuk

instalasi penerangan, peralatan apa saja yang kita butuhkan? Bagaimana sikap kalian saat

melakukannya? Apakah bisa dengan sambil bercanda atau mengerjakan pekerjaan lain?

Bagaimana potensi yang mungkin terjadi?

(29)

Tujuan Pembelajaran 03

mengetahui dan memahami

rambu-rambu K3LH, penggunaan APD, APAR, MSDS berdasar

pemahaman sendiri dan

mempraktikannya dalam kegiatan presentasi

membudayakan K3LH dengan inovatif

1.

2.

(30)

04

Menurut pemahaman kalian, apa yang

dimaksud dengan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) ?

(31)

K3LH 05

K3LH merupakan kepanjangan dari kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan hidup.

K3LH adalah upaya untuk melindungi tenaga

manusia agar selalu dalam keadaan sehat dan selamat selama bekerja di tempat kerja.

Secara keilmuan, K3 merupakan ilmu

pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Secara filosofis, K3 merupakan upaya yang dilakukan untuk memastikan keutuhan dan

kesempurnaan jasmani dan rohani tenaga kerja pada khususnya, dan masyarakat pada

umumnya terhadap hasil karya dan budaya.

(32)

06 K3LH

Keamanan, Kesehatan, dan

Keselamatan Kerja (K3) merupakan salah satu hal penting yang wajib

diterapkan oleh semua perusahaan.

Siswa SMK secara mandiri mengikuti prosedur K3 dan membiasakannya Penerapan di sekolah: praktikum dan menggunakan benda-benda kerja, berpikir kritis melaksanakan analisis dan membandingkan bagaimana kesesuaian kondisi sekolah kalian dengan standar prosedur

keselamatan dan kesehatan kerja.

(33)

K3LH diusahakan, karena: 07

setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya

dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan

produksi serta produktivitas Nasional

setiap orang lainnya yang berada di

tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya

setiap sumber

produksi perlu dipakai dan dipergunakan

secara aman dan

effisien

(34)

08 UU RI 1/1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 berisi persyaratan keselamatan kerja untuk:

mencegah dan mengurangi kecelakaan;

mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;

mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;

memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadiankejadian lain yang berbahaya;

memberi pertolongan pada kecelakaan;

memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;

mencegah dan mengendalikan timbul atau

menyebarluasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;

mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;

memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;

(35)

09 UU RI 1/1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 berisi persyaratan keselamatan kerja untuk:

menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;

menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;

memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;

memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;

mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;

mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;

mengamankan dan memperlancar pekerjaan

bongkar-muat, perlakuan dan penyimpanan barang;

mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;

menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan

pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi

bertambah tinggi

(36)

Fungsi K3LH

Sebagai panduan untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko dan bahaya bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan kerja.

Membantu memberikan masukan berupa saran dalam perencanaan, pelaksanaan kerja, proses organisir, serta desain tempat kerja.

Sebagai panduan dalam kegiatan monitoring kesehatan dan keselamatan bagi para pekerja di lingkungan kerja.

10

Memberikan masukan berupa saran mengenai informasi, usaha edukasi dan pelatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

Sebagai panduan dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur dan program.

Sebagai acuan dalam mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya dan program pengendalian

bahaya

(37)

Aspek yang harus diperhatikan dalam penerapan K3LH

semua ruangan, lapangan, 11

halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian- bagian/yang berhubungan dengan tempat kerja

ALAT KERJA DAN BAHAN alat menyesuaikan penggunaan bahan, apabila menggunakan bahan yang berbahaya maka alat harus dilengkapi dengan APD yang memadai

METODE KERJA

sering disebut sebagai SOP, dengan adanya SOP

pekerjaan lebih efektif &

efisien, keselamatan dan

kesehatan kerja terjaga

dengan baik

(38)

level/tingkat keparahan apabila terjadi bahaya

dalam siklus tertentu

Bentuk- 12

bentuk bahaya di tempat kerja

Risk Incident

kejadian bahaya yang terjadi di tempat kerja

Accident

peristiwa yang diserta dengan adanya korban dan kerugian (manusia

maupun materiil)

Hazard

keadaan yang dapat menimbulkan kecelakaan,

penyakit, kerusakan/

menghambat kemampuan

Danger

bahaya yang sudah muncul, dapat dicegah dengan berbagai upaya

atau tindakan

(39)

13

Ingat pesan ini!

Jika kamu tidak tahan terhadap

penatnya belajar, maka kamu akan

menanggung bahayanya kebodohan.

(Imam Syafi'i)

(40)

14

Terima kasih sudah menyimak dengan baik...

Apakah ada pertanyaan terkait

K3LH?

(41)

BUDAYA KERJA INDUSTRI

DASAR TEKNIK KETENAGALISTRIKAN

2024/2025

PRESENTED BY BU EVA |

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

@ivaradhin

(42)

/ 10 01

"Jika seseorang bepergian dengan tujuan

mencari ilmu, maka Allah akan menjadikan perjalanannya seperti perjalanan menuju

surga”

Nabi Muhammad SAW

QUOTE OF THE DAY

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

(43)

RINGKAS RAPI

RESIK RAWAT RAJIN 01

02 03 04 05

BUDAYA 5 R

@ iv a ra d h in

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP 02 / 10

(44)

/ 10 03

BUDAYA 5 R

kegiatan sederhana yang diaplikasikan secara

mendasar dalam kegiatan industri sehingga menjadi kebiasaan dan tercipta

budaya kerja industri

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

(45)

/ 10 04

@ iv a ra d h in

RINGKAS

Aktivitas menyingkirkan benda-benda yang tidak diperlukan sehingga segala benda yang berada di lingkungan kerja hanyalah benda yang dibutuhkan dalam kegiatan bekerja

RAPI

Benda-benda yang digunakan dalam bekerja harus diposisikan sesuai posisi yang telah

ditetapkan sehingga sudah siap digunakan pada saat diperlukan

RESIK

Kegiatan membersihkan peralatan dan

lingkungan kerja sehingga segala peralatan dan lingkungan kerja tetap terjaga dengan

baik 5 R

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

RAWAT

Aktivitas mempertahankan hasil dari 3 R (Ringkas, Rapi, Resik) sebelumnya

RAJIN

Aktivitas memelihara kedisplinan masing-

masing pekerja dalam menjalankan seluruh

tahapan 5 R

(46)

/ 10 05

MENGAPA PENTING?

EFISIENSI

biaya (cost) EFEKTIVITAS

waktu

LINGKUNGAN KERJA

sehat, rapi, bersih, aman, menyenangkan

positif, peka, kreatif dan disiplin

D T K X G a sa l @ iv a ra d h in

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

BUDAYA KERJA

+

(47)

/ 10 06

DIMANA DITERAPKAN?

penerapan 5 R dapat dilakukan dimanapun karena pada hakekatnya semua orang senang dan nyaman bekerja di tempat yang bersih, rapi, aman dan nyaman

SEKOLAH

mudah dimengerti

TEMPAT KERJA

mudah diterapkan

RUMAH

sederhana

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

(48)

/ 10 07

BAGAIMANA MENERAPKANNYA?

Komitmen dan Kepedulian setiap personal terhadap lingkungannya

SOSIALISASI

01 PERSIAPAN

KOMITMEN PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI

02 PENERAPAN

OLEH SELURUH ORANG, PIMPINAN MAUPUN KARYAWAN, GURU MAUPUN MURID

HEX CODE #E2CDB8

BUDAYA AKAN TERCIPTA APABILA DIBIASAKAN

03 EVALUASI

SEBELUM EVALUASI DILAKUKAN PEMBINAAN SECARA BERKALA

04 PEMBUDAYAAN

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

(49)

/ 10 08

PENERAPAN 5 R

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

(50)

/ 10 09

@ iv a ra d h in

PENERAPAN BUDAYA KERJA DI INDUSTRI

Contoh penerapan budaya kerja 5 R di dunia usaha, dunia kerja dan dunia industri

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

(51)

/ 10 10

D T K X G a sa l @ iv a ra d h in

M E M B U A T P O S T E R / B A N N E R / I N F O G R A F I S T E N T A N G B U D A Y A K E R J A I N D U S T R I ,

P E N E R A P A N 5 R D A N K 3 L H

P R O Y E K I N D I V I D U

(52)

D T K X G a sa l @ iv a ra d h in

THANK YOU

Adakah pertanyaan terkait budaya kerja di industri???

SMK NEGERI 1 KARANGDADAP

Gambar

Gambar 2. Poster Informasi penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)  Sumber:  https://indonesiasafetycenter.org/sudahkah-kita-melindungi-teknisi-listrik-kita/
Gambar 3. Budaya 5R

Referensi

Dokumen terkait

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/SMK/MA Fase E Kurikulum

Modul Ajar Seni Tari Kelas 11 SMA/SMK/MA Fase F Kurikulum

Modul Ajar Kelas 11 SMA/SMK/MA Seni Rupa Fase F Kurikulum

Modul Ajar Kelas 11 SMA/SMK/MA Seni Teater Fase F Kurikulum

Modul Ajar Seni Musik Kelas 11 SMA/SMK/MA Fase F Kurikulum

Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 11 SMA/SMK/MA Fase F Kurikulum

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/SMK/MA Fase F Kurikulum

Isi dokumen Modul ajar program teknik Jaringan komputer dan telekomunikasi adalah menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan hidup (K3LH) dan budaya kerja