MODUL AJAR
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK JARINGAN KOMPUTER & TELEKOMUNIKASI
Bidang Keahlian : Teknologi Informasi
Mata Pelajaran : Dasar-Dasar Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi
Fase : E
Nama Penyusun : Tri Hidayatul Ahmad Ismail S.Kom Instansi : SMK Muhammadiyah 1 Ajibarang
Kelas : X
Alokasi Waktu : 12 x 45 Menit (2 pertemuan) Moda : Blended (Daring/Tatap Muka)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Elemen :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) dan budaya kerja industri.
2. Capaian Pembejalajaran
Pada akhir fase E, peserta didik mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri, antara lain: praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat, dan penerapan budaya kerja industri (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), termasuk pencegahan kecelakaan kerja di tempat tinggi dan prosedur kerja di tempat tinggi (pemanjatan).
3. Tujuan Pembelajaran
4.1. Menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
4.2. Memahami prosedur pencegahan kecelakaan kerja di tempat tinggi /pemanjatan.
4. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
4.1.1. Menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
4.1.2. Menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
4.2.1. Menjelaskan prosedur pencegahan kecelakaan kerja ditempat tinggi/pemanjatan 5. Profil Pelajar Pancasila
Mandiri : Siswa mampu mengemukakan ide pada diskusi dan praktikum Kreatif : Siswa mampu membuat presentasi hasil diskusi
Berpikir kritis : Siswa mampu mencari informasi yang dapat diperoleh dari internet dan mebedakan kalimat yang bernilai benar dan salah
Bergotong royong : Siswa mampu bersama kelompok secara sukarela melakukan kegiatan penyelesaian tugas dapat dikerjakan dan berjalan lancar, mudah dan ringan. Masing-masing siswa dapat dengan mudah berkolaborasi, saling peduli dan berbagi.
B. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 (6 JP x 45 menit)
Langkah Pembelajaran KEGIATAN AWAL
1. Memberi salam
2. Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran dengan dipimpin satu siswa untuk memimpin doa
3. Siswa menjawab presensi dan kesiapan dalam belajar
4. Siswa mendapatkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5. Siswa diberi pertanyaan pemantik terkait dengan materi
sebelumnya dan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan teknik jaringan komputer dan telekomunikasi
6. Siswa menyimak motivasi dari guru.
15 menit
KEGIATAN INTI
1. Siswa melaksanakan asesmen awal dengan cara wawancara, jika hasil assesmen awal terdapat siswa yang telah melebihi
kompetensi awal maka dicatat untuk keperluan langkah berikutnya, atau siswa tersebut menjadi tutor sebaya untuk temannya.
2. Siswa mendapatkan penjelasan singkat tentang K3LH dan budaya kerja industri pada teknik jaringan komputer dan telekomunikasi sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu siswa 3. Guru membahas dan diskusi mempertanyakan tentang definisi
K3LH. Siswa diberi alternatif referensi :
a. Buku Bahan Ajar Dasar-dasar Program Keahlian Teknik
Jaringan Komputer dan Telekomunikasi . Kemendikbudristek, 2021
b. https://environment-indonesia.com/pentingnya-penerapan- k3lh/
c. https://www.youtube.com/watch?v=xziOgdo5a_I d. https://www.youtube.com/watch?v=zQVzKEfJPI4 4. Siswa menggali informasi tentang K3LH dan budaya kerja
industri pada teknik jaringan komputer dan telekomunikasi
225 menit
5. Siswa secara berkelompok gotong royong menganalisis K3LH dan budaya kerja industri pada teknik jaringan komputer dan telekomunikasi
6. Siswa secara berkelompok melaporkan dan mempresentasikan hasil diskusinya.
7. Guru bersama siswa bertanya jawab untuk mengkonfimasi pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
KEGIATAN PENUTUP
1. Siswa dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru 2. Siswa mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan
3. Siswa menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
30 menit
Pertemuan 2 (6 JP x 45 menit)
Langkah Pembelajaran KEGIATAN AWAL
1. Memberi salam
2. Siswa berdoa sebelum memulai kegiatan pembelajaran dengan dipimpin satu siswa untuk memimpin doa
3. Siswa menjawab presensi dan kesiapan dalam belajar
4. Siswa mendapatkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5. Siswa diberi pertanyaan pemantik terkait dengan materi
sebelumnya dan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan teknik jaringan komputer dan telekomunikasi
6. Siswa menyimak motivasi dari guru.
15 menit
KEGIATAN INTI
1. Siswa mencermati prosedur pencegahan kecelakaan kerja 2. Siswa mendapatkan penjelasan singkat tentang prosedur
pencegahan kecelakaan kerja pada teknik jaringan komputer dan telekomunikasi sehingga menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
3. Guru membahas dan diskusi mempertanyakan tentang definisi tentang prosedur pencegahan kecelakaan kerja. Siswa diberi alternatif referensi :
a. Buku Bahan Ajar Dasar-dasar Program Keahlian Teknik
Jaringan Komputer dan Telekomunikasi . Kemendikbudristek, 2021
b. https://www.youtube.com/watch?v=TOkOAxRMEW8 c. https://www.youtube.com/watch?v=28MCx-L-hIE
225 menit
4. Siswa secara mandiri menggali informasi tentang prosedur pencegahan kecelakaan kerja pada teknik jaringan komputer dan telekomunikasi
5. Siswa secara berkelompok gotong royong menganalisis prosedur pencegahan kecelakaan kerja pada teknik jaringan komputer dan telekomunikasi
6. Siswa secara berkelompok melaporkan dan mempresentasikan hasil diskusinya.
7. Guru bersama siswa bertanya jawab untuk mengkonfimasi pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
KEGIATAN PENUTUP
1. Siswa dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru 2. Siswa mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama
mengerjakan
3. Siswa menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
30 menit
C. Assesment
Tujuan Pembelajaran
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Assesmen Formatif
Sumatif
Awal Proses
Kompetensi Awal 1. Siswa mempunyai pengetahuan tentang K3LH
Wawancara
2. Siswa mempunyai pengetahuan tentang budaya kerja industri
Wawancara
3. Siswa mempunyai pengetahuan pencegahan kecelakaan kerja
Wawancara
4.1 Menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik- praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya
4.1.1 Menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja,
Observasi Tes Tulis
di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
4.1.2 Menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
Observasi Tes Tulis
4.2 Memahami prosedur pencegahan kecelakaan kerja di tempat tinggi /pemanjatan.
D.
4.2.1 Menjelaskan prosedur pencegahan kecelakaan kerja ditempat
tinggi/pemanjatan
Observasi Tes Tulis
Dimensi Profil Pelajar Pancasila
Mandiri Observasi
Kreatif Observasi
Bernalar Kritis Observasi
Bergotong Royong Observasi
E.
1. Assesment Awal/Formatif
Asesmen ini memiliki fungsi untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum menerima materi K3LH dan budaya kerja industri
a. Menurut pendapatmu, apa yang dimaksud dengan K3LH?
b. Menurut pendapatmu, apa yang dimaksud dengan budaya kerja industri?
c. Sebutkan macam-macam budaya kerja industri?
2. Assesment Proses/Formatif
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Pertemuan Ke-1
(Menjelaskan dan menerapkan K3LH dan budaya kerja industri) a. Nama Kelompok :
1. ………..
2. ……….
3. ………..
4. ………..
b. Petunjuk Kerja :
Sebelum mengerjakan tugas, buatlah kelompok terdiri atas 3-4 orang. Dalam kegiatan ini siswa akan mengamati uraian mengenai K3LH dan budaya kerja industri pada teknik jaringan komputer dan telekomunikasi.
c. Langkah Kerja :
1. Cari video dari youtube mengenai K3LH dan budaya kerja industri
2. Amati dan kumpulkan data-data mengenai K3LH dan budaya kerja industri 3. Diskusi dan komunikasikan hasilnya dalam kelompok dan buatlah kesimpulan.
4. Buat laporan dan presentasikan hasil kerja kelompok.
d. Hasil diskusi :
……….…..
……….…..
……….…..
……….…..
……….…..
……….…..
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Pertemuan Ke-2(Menyebutkan dan memahami prosedur pencegahan kecelakaan kerja pada teknik jaringan komputer dan telekomunikasi)
a. Nama Kelompok :
1. ………..
2. ……….
3. ………..
4. ………..
b. Petunjuk Kerja :
Sebelum mengerjakan tugas, buatlah kelompok terdiri atas 3-4 orang. Dalam kegiatan ini siswa akan mengamati uraian mengenai prosedur pencegahan kecelakaan kerja pada teknik jaringan komputer dan telekomunikasi.
c. Langkah Kerja :
1. Cari video dari youtube mengenai prosedur pencegahan kecelakaan kerja
2. Amati dan kumpulkan data-data mengenai prosedur pencegahan kecelakaan kerja 3. Diskusi dan komunikasikan hasilnya dalam kelompok dan buatlah kesimpulan.
4. Buat laporan dan presentasikan hasil kerja kelompok.
d. Hasil diskusi :
……….…..
……….…..
……….…..
……….…..
……….…..
……….…..
3. Assemen Akhir/Sumatif
1. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang K3LH! (skor 20) 2. Sebut dan jelaskan macam klasifikasi kecekalan! (skor 20) 3. Sebutkan bahaya-bahaya ditempat kerja ! (skor 20)
4. Sebutkan SOP yang digunakan pada pemanjatan tower ! (20) 5. Gambarkan simbol-simbol tanda bahaya ! (20)
F. Refleksi Peserta Didik
Aspek Refleksi Peserta DIdik
Perasaan dalam belajar
Apa yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran hari ini?
Makna Apakah aktivitas pembelajaran hari ini bermakna dalam kehidupan saya?
Penguasaan materi Saya dapat menguasai materi pelajaran pada hari ini a. Baik
b. Cukup c. kurang
Keaktifan Apakah saya terlibat aktif dalam pembelajaran hari ini? Apakah saya menyumbangkan ide dalam proses pembuatan presentasi?
Gotong Royong Apakah saya dapat bekerjasama dengan teman 1 kelompok?
G. Refleksi Guru
Refleksi Pendidik Apakah ada kendala dalam pembelajaran?
Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran?
Apa saja kesulitan siswa yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?
Apakah siswa yang memiliki kesulitan ketika berkegiatan dapat teratasi dengan baik?
Apa level pencapaian rata-rata siswa dalam kegiatan pembelajaran ini?
a. Sedang b. Kurang c. Cukup
H. Media Pembelajaran
1. Bahan : Modul Ajar DPK Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Hidup (K3LH) dan budaya kerja industri 2. Alat : Laptop/Komputer, HP, dan Jaringan Internet 3. Media Aplikasi : Whatsapp dan Google Suite
4. Referensi Lain :
https://www.youtube.com/watch?v=xziOgdo5a_I https://www.youtube.com/watch?v=zQVzKEfJPI4 https://www.youtube.com/watch?v=l8-cu6pPXw0 https://www.youtube.com/watch?v=m51d8_IhnMs
I. Pengayaan dan Remedial
1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam-jam pelajaran sekolah.
2. Belajar mandiri, yaitu peserta didik diberi tugas pengayaan untuk dikerjakan sendiri/individual.
3. Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum dikuasai peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kemampuan masing-masing
MATERI PEMBELAJARAN A.
BUDAYA KERJA INDUSTRIB.
C. Gambar : Lambang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Secara umum pekerja cenderung memiliki pola pikir bahwa mereka akan menghadapi kesulitan ketika akan menerapkan suatu perubahan atau pembiasaan baru saat bekerja. Menurut mereka, pola pikir itu akan berdampak pada sikap kerja, perilaku, dan tempat kerja. Padahal pola pikir seperti itu justru dapat berpotensi menimbulkan kesulitan baru di masa yang akan datang. Hal yang perlu kita sadari bahwa tempat kerja merupakan cerminan pola pikir pemakainya. Tempat kerja yang tidak rapi, berantakan, dan sebagainya dapat memperlihatkan proses pekerjaan yang cenderung negatif. Dengan demikian, menerapkan perubahan atau pembiasaan baru di tempat kerja dapat mempengaruhi perilaku dan sikap kerja pekerja sehingga dapat menciptakan pola pikir bahwa perubahan tersebut tidak sulit untuk dilakukan namun justru mempermudah pekerjaan itu sendiri.
Prinsip 5R adalah saduran dari 5S yang berasal dari Jepang yaitu Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat), dan Shikute (Rajin).
Kelima prinsip ini bersinergi satu dengan lainnya sehingga menciptakan budaya kerja yang aman, nyaman, produktif, dan sehat untuk pekerja maupun perusahaan.
Dengan menerapkan 5R, perusahaan akan menghindari pemborosan yang tidak perlu dalam aktivitas yang umumnya tidak disadari, misalnya pemborosan
dalam stok barang, material, aktivitas karyawan, manajemen waktu, hingga kesalahan yang berulang.
Bagaimana bisa? Berikut penjelasannya!
1. Ringkas
Gambar : Ilustrasi Ringkas
Prinsip pertama adalah Seiri atau Ringkas. Dalam prinsip ini Anda akan diminta untuk mampu melakukan:
1. Pemisahan barang dalam kategori diperlukan dan harus disingkirkan.
2. Pemilihan barang yang masih bisa digunakan dan yang rusak.
3. Pengkategorian barang yang sering digunakan dan yang jarang.
Dengan menerapkan prinsip Ringkas, Anda mengetahui jumlah barang fisik yang ada di tempat kerja sehingga menghindari adanya barang yang berlebihan atau bahkan tidak diperlukan memenuhi tempat kerja Anda.
2. Rapi
Gambar : Ilustrasi Rapi
Prinsip kedua ialah Seiton atau Rapi. Pada prinsip ini yang ditekankan adalah bagaimana cara Anda meletakan barang barang dan mudah untuk mendapatkannya kembali saat diperlukan.
Ya, penekanannya adalah pada kata mudah. Karena seringkali kita mampu meletakan barang-barang dengan rapi, namun saat kita membutuhkannya kita justru terjebak dan terpaksa membongkar semua isi lemari penyimpanan.
Pada prinsip ini, yang harus diperhatikan adalah:
1. Bagaimana menata barang-barang berdasarkan alur pekerjaan.
2. Bagaimana menata berdasarkan frekuensi penggunaan, fungsi dan batas waktu digunakan.
3. Bagaimana melakukan pengendalian secara visual agar semua barang dapat mudah ditemukan, teratur, dan selalu ditempatnya (tidak dipindahkan seenaknya).
Manfaat dari prinsip ini adalah menciptakan lingkungan kerja yang tertata demi memudahkan, mempercepat, dan meningkatkan ketepatan saat memerlukan barang di tempat kerja.
3. Resik
Gambar : Ilustrasi Resik
Prinsip ketiga adalah Seiso atau Resik. Prinsip ini memberikan pengarahan bagaimana cara menjaga kebersihan di tempat kerja. Karena dengan melakukan pembersihan secara teratur, hal ini sekaligus mencakup pengecekan untuk setiap alat-alat kerja. Apakah ada yang perlu dilakukan maintenace, rusak, atau bahkan perlu diganti.
Dari prinsip Seiso atau Resik, kita dapat melakukan tindakan preventif untuk mencegah adanya kecelakaan kerja dari kelalaian alat kerja yang tidak memadai.
Yang menjadi cakupan pada prinsip Resik antara lain:
1. Melakukan pembersihan tempat kerja dari segala debu dan sampah secara rutin.
2. Menyediakan fasilitas kebersihan di tempat kerja.
3. Meminimalisir faktor-faktor yang membebabkan kantor menjadi kotor dan penuh sampah.
4. Melakukan maintenance terhadap alat atau barang di kantor yang sudah usang maupun rusak.
Dengan menerapkan prinsip Resik, kita akan mampu menciptakan lingkungan kerja yang bersih, sehat, nyaman, dan menghindari kecelakaan kerja akibat alat kerja yang sudah usang atau rusak.
4. Rawat
Gambar : Ilustrasi Rawat
Masuk ke prinsip keempat yaitu Seiketsu atau Rawat. Pada prinsip ini, yang paling penting adalah bagaimana mempertahankan ketiga proses yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu ringkas, rapi, dan resik.
Dengan memantapkan diri untuk mengimplementasikan prinsip rawat atau seiketsu, Anda akan merasakan langsung manfaatnya seperti usia penggunakan alat kantor yang lebih panjang sehingga budget pembelian atau maintenance pun bisa menurun drastis.
5. Rajin
Gambar : Ilustrasi Rajin
Prinsip yang terakhir atau yang kelima adalah Shitsuke atau Rajin. Tujuan dari prinsip ini adalah untuk membentuk keseluruhan prinsip yang telah kita bahas sebelumnya menjadi sebuah kebiasaan.
Dengan membentuk kebiasaan baru dari semua prinsip-prinsip ini akan meningkatkan pencapaian dan kebiasaan positif di lingkungan kerja. Manfaatnya adalah setiap pekerja atau elemen di perusahaan dapat menjadi lebih disiplin dan melekatkan prinsip 5R sebagai budaya kerja.
Alat Pelindung Diri
Gambar : Alat Pelindung Diri
Dalam Pekerjaan konstruksi yang melibatkan bahan bangunan, peralatan, penerapan teknologi, dan tenaga kerja, dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja
Keberadaan tenaga kerja dibidang kegiatan konstruksi selaku sumber daya yang dibutuhkan bagi kelanjutan pembangunan, perlu memperoleh perlindungan keselamatan kerja, khususnya terhadap ancaman kecelakaan kerja;
perlu penerapan norma-norma keselamatan dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan konstruksi secara sungguh-sungguh
Dalam setiap Penyelenggaraan Usaha Jasa Konstruksi, Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib memenuhi Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan selanjutnya perlu adanya konsep Perencanaan/Perancangan sampai tahap Pelaksanaan yang menekannya adanya sistim K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja ) yang tepat serta pengawasan yang baik.
Salah satu contohnya Adalah setiap sarana pelindung bagi diri pekerja yang wajib digunakan untuk melindungi tubuh dari paparan bahaya secara langsung ketika melakukan pekerjaan, antara lain :
1. Topi pelindung kepala (helmet), 2. Pelindung mata spectacles/googles, 3. Pelindung mulut dan hidung (masker), 4. Pelindung telinga (ear plugs),
5. Pelindung/sarung tangan (safety gloves), 6. Selempang penahan tubuh (fullbodyharness), 7. Sepatu pelindung kaki (safety shoes),
8. Rompi keselamatan, 9. dll
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat, agar pekerja terlindung dari paparan bahaya dan risiko cedera dan/atau sakit akibat kerja,
HELM PELINDUNG
PELINDUNG TELINGA
PELINDUNG MATA
MASKER PERNAFASAN
ROMPI
SABUK PENGAMAN
SABUK PENGAMAN
SARUNG TANGAN
SEPATU
B. MENJELASKAN K3LH PADA BUDAYA INDUSTRI
K3LH (Kesehatan, Keselamatan, Kerja dan Lingkungan Hidup) adalah Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup pada suatu perusahaan atau instansi lain yang memiliki banyak pekerja atau karyawan. Atau definisi k3LH yang lainnya adalah suatu upaya perlindungan agar karyawan/tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaannya di tempat kerja termasuk juga orang lain yang memasuki tempat kerja maupun proses produk dapat secara aman dalam produksinya
K3LH merupakan hal penting dalam membangun industri. Pertumbuhan dan pembangunan industri banyak menimbulkan masalah terhadap manusia di setiap
negara. Contohnya adalah kecelakaan kerja, bermacam penyakit akibat kerja, dan dampak lingkungan dari adanya industri.
1. Pengertian K3:
Keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat dari kecelakaan kerja
2. Dasar Hukum
Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja:
Yang diatur oleh Undang-Undang ini adalah keselamatan kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
3. Tujuan K3
Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas nasional. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja tersebut. Memeliharan sumber produksi agar dapat digunakan secara aman dan efisien
4. Pengertian Kecelakaan
Kejadian yang tidak terduga (tidak ada unsur kesengajaan) dan tidak diharapkan karena mengakibatkan kerugian, baik material maupun penderitaan bagi yang mengalaminya. Sabotase atau kriminal merupakan tindakan di luar lingkup kecelakaan yang sebenarnya
5. Manfaat dan Tujuan K3LH :
Dengan program K3LH, pekerja dan perusahaan bisa menikmati manfaatnya.
Perusahaan akan menjadi lebih bermutu dan sistematis untuk berkembang lebih cepat, dan pekerja menjadi lebih aman, lebih sehat dan nyaman. Jika kenyamanan dalam bekerja bisa terwujud, akan tercipta hubungan yang lebih harmonis antara
para pekerja dan perusahaan tempat mereka bekerja sehingga menghasilkan produk yang maksimal sesuai misi perusahaan.
6. Tujuan K3LH yaitu:
a. Melindungi tenaga kerja/karyawan atas hak keselamatannya, ketika melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup maupun meningkatkan produksi dan produtivitas nasional.
b. Memeliharan sumber produksi, agar bisa digunakan secara aman dan juga efisien.
c. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
Agar industri bisa tumbuh dan berkembang dengan cepat dan baik, maka sistem kerja di setiap industri harus diatur dan dirancang dengan memperhatikan K3LH dan para pekerja. Karena setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memeroleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral, dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
3 Alasan Utama Mengapa Suatu Perusahaan Melaksanakan K3LH yaitu, diwajibkan oleh Undang-undang Tenaga Kerja, Sebahgai Hak asasi manusia, dan Mengurangi beban ekonomi para pekerja
Keuntungan dari penerapan K3LH adalah terciptanya hasil kerja yang optimal, karena suasana kerja yang nyaman akan menghasilkan produksi yang lebih banyak dan lebih bermutu. Jadi program K3LH ini bisa mempengaruhi kuantitas dan kualitas hasil produksi. Perusahaan yang menerapkan program K3LH biasanya mengaplikasikan K3LH di lingkungan perusahaan.
7. Cara menerapkan K3LH, diantaranya :
a. Memberikan fasilitas seragam kerja dan sepatu keselamatan (safety shoes) dan mewajibkan seragam dan sepatu keselamatan tersebut untuk dipakai oleh semua pekerja yang terlibat dalam produksi, bengkel dan lapangan.
b. Memasang atribut K3LH seperti tulisan yang mengingatkan pekerja untuk selalu sadar akan keselamatan, kesehatan dan kebersihan di lingkungan
perusahaan. Maksud dari atribut K3LH ini adalah menghindari bahaya atau kesalahan yang bisa berakibat fatal. Maksud lainnya adalah memperhatikan kebersihan di lingkungan perusahaan, menciptakan suasana yang lebih nyaman dan bersih.
c. Memisahkan sampah organik (contoh : sampah dari tumbuhan dan kertas) dan bukan organik (contoh : sampah dari plastik).
d. Menerapkan K3LH dalam prosedur dan sistem kerja. Manajemen perusahaan mengupayakan para karyawannya dengan memberi petunjuk tentang K3LH supaya para pekerja memahami pengertian K3LH dan menerapkannya.
8. Kerugian Akibat Kecelakaan Kerja 5 K
a. Kerusakan
b. Kekacauan Organisasi c. Keluhan dan Kesedihan
b. Kelaianan dan Cacat c. Kematian
9. Klasifikasi Kecelakaan a. Menurut jenis kecelakaan
1) Terjatuh
2) Tertimpa benda jatuh
3) Tertumbuk atau terkena benda 4) Terjepit oleh benda
5) Gerakan yang melebihi kemampuan
6) Pengaruh suhu tinggi
7) Terkena sengatan arus listrik 8) Tersambar petir
9) Kontak dengan bahan-bahan berbahaya
10) Lain-lain b. Menurut sumber atau PenyebabKecelakaan
1) Dari mesin
2) Alat angkut dan alat angkat 3) Bahan/zat erbahaya danradiasi 4) Lingkungan kerja
c. Menurut Sifat Luka atau Kelainan
Patah tulang, memar, gegar otak, luka bakar, keracunan mendadak, akibat cuaca, dsb
10. Pencegahan Kecelakaan
Kecelakaan dapat dihindari dengan:
a. Menerapkan peraturan perundangan dengan penuh disiplin b. Menerapkan standarisasi kerja yang telah digunakan secara resmi c. Melakukan pengawasan dengan baik
b. Memasang tanda-tanda peringatan
c. Melakukan pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat
11. Penanggulangan Kecelakaan Penanggulangan Kebakaran
a. Jangan membuang puntung rokok yang masih menyala di tempat yang mengandung bahan yang mudah terbakar
b. Hindarkan sumber-sumber menyala di tempat terbuka c. Hindari awan debu yang mudah meledak
12. Perlengkapan pemadam kebakaran
Alat-alat pemadam kebakaran dan penanggulangan kebakaran terdiri dari dua jenis:
a. Terpasang tetap di tempat 1) Pemancar air otomatis 2) Pompa air
3) Pipa-pipa dan slang untuk aliran air
4) Alat pemadam kebakaran dengan bahan kering CO2 atau busa
Alat-alat pemadam kebakaran jenis 1-3 digunakan untuk penanggulangan kebakaran yang relatif kecil, terdapat sumber air di lokasi kebakaran dan lokasi dapat dijangkau oleh peralatan tersebut.
Sedangkan alat jenis ke-4 digunakan jika kebakaran relatif besar, lokasi kebakaran sulit dijangkau alat pemadam, atau tidak terdapat sumber air
yang cukup, atau terdapat instalasi atau peralatan listrik, dan atau terdapat tempat penyimpanan cairan yang mudah terbakar.
(a) (b) (c )
Gambar (a) menunjukkan rumah (almari) tempat penyimpanan peralatan pemadam kebakaran. Disebelah kiri adalah tempat gulungan pipa untuk aliran air, sedangkan di sebelah kanan berisi alat pemadam kebakaran yang dapat dibawa. Alat jenis ini bisa berisi bahan pemadam kering atau busa.
Gambar (b) adalah alat pemadam kebakaran jenis pompa air. Alat ini biasanya dipasang di pinggir jalan dan gang antar rumah di suatu komplek perumahan. Jika terjadi kebakaran di sekitar tempat tersebut, mobil kebakaran akan mengambil air dari alat ini. Air akan disemprotkan ke lokasi kebakaran melalui mobil pemadam kebakaran.
Gambar (c) adalah alat pemadam kebakaran jenis pemancar air otomatis.
Alat ini biasanya dipasang di dalam ruangan. Elemen berwarna merah sebagai penyumbat air yang dilapisi kaca khusus. Jika terjadi kebakaran di sekitar atau di dalam ruangan, maka suhu ruangan akan naik. Jika suhu udara
di sekitar alat tersebut telah mencapai tingkat tertentu (800) kaca pelindung elemen penyumbat akan
pecah dan secara otomatis air akan terpancar dari alat tersebut.
b. Dapat bergerak atau dibawa
Alat ini seharusnya tetap tersedia di setiap kantor bahkan rumah tangga. Pemasangan alat hendaknya di tempat yang paling mungkin terjadi kebakaran, tetapi tidak terlalu dekat dengan tempat kebakaran dan mudah dijangkau saat terjadi kebakaran.
Cara menggunakan alat-alat pemadam kebakaran tersebut dapat dilihat pada label yang terdapat pada setiap jenis alat. Setiap produk mempunyai urutan cara penggunaan yang berbeda-beda.
Jika terjadi kebakaran di sekitar anda, segera lapor ke Dinas Kebakaran atau kantor Polisi terdekat. Bantulah petugas pemadam kebakaran dan polisi dengan membebaskan jalan sekitar lokasi kebakaran dari kerumunan orang atau kendaraan lais selain kendaraan petugas kebakaran dan atau polisi.
13. Penanggulangan Kebakaran Akibat Instalasi Listrik dan Petir a. Buat instalasi listrik sesuai dengan aturan yang berlaku
b. Gunakan sekering/MCB sesuai dengan ukuran yang diperlukan c. Gunakan kabel yang berstandar keamanan yang baik
d. Ganti kabel yang telah usang atau acat pada instalasi atau peralatan listrik lain
e. Hindari percabangan sambungan antar rumah
f. Lakukan pengukuran kontinuitas penghantar, tahanan isolasi, dan tahanan pentanahan secara berkala
g. Gunakan instalasi penyalur petir sesuai standar
14. Penanggulangan Kecelakaan di dalam Lift
a. Pasang rambu-rambu dan petunjuk yang mudah dibaca oleh pengguna jika terjadi keadaan darurat
b. Jangan memberi muatan lift melebihi kapasitasnya c. Jangan membawa sumber api terbuka di dalam lift
d. Jangan merokok dan membuang puntung rokok di dalam lift
e. Jika terjadi pemutusan aliran listrik, maka lift akan berhenti di lantai terdekat dan pintu lift segera terbuka sesaat setelah berhenti.
Segera keluar dari lift dengan hati-hati
15. Penanggulangan Kecelakaan terhadap Zat Berbahaya
Zat berbahaya adalah bahan-bahan yang selama pembuatannya, pengolahannya, pengangkutannya, penyimpanannya dan penggunaannya menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, matilemas, keracunan dan bahaya-bahaya lainnya terhadap gangguan kesehatan orang yang bersangkutan dengannya atau menyebabkan kerusakan benda atau harta kekayaan.
a. Bahan- bahan eksplosif
Adalah bahan yang mudah meledak. Ini merupakan bahan yang paling berbahaya. Bahan ini bukan hanya bahan peledak, tetapi juga semua bahan yang secara sendiri atau dalam campuran tertentu jika mengalami pemanasan, kekerasan atau gesekan akan mengakbatkan ledakan yang biasanya diikuti dengan kebakaran. Contoh: garam logam yang dapat meledak karena oksidasi diri, tanpa pengaruh tertentu dari luar
b. Bahan-bahan yang mengoksidasi
Bahan ini kaya oksigen, sehingga resiko kebakaran sangat tinggi.
c. Bahan-bahan yang mudah terbakar
Tingkat bahaya bahan-bahan ini ditentukan oleh titik bakarnya. Makin rendah titik bakarnya makin berbahaya
d. Bahan-bahan beracun
Bahan ini bisa berupa cair, bubuk, gas, uap, awan, bisa berbau dan tidak berbau. Proses keracunan bisa terjadi karena tertelan, terhirup, kontak dengan kulit, mata dan sebagainya. Contoh: NaCl. Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan PCB. Bahan ini seringkali akan menimbulkan gatal- gatal bahkan iritasi jika tersentuh kulit
e. Bahan korosif
Bahan ini meliputi asam-asam, alkali-alkali, atau bahan-bahan kuat lainnya yang dapat menyebabkan kebakaran pada kulit yang tersentuh
f. Bahan-bahan radioaktif
Bahan ini meliputi isotop-isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang mengandung bahan radioaktif. Contoh: cat bersinar
Tindakan Pencegahan
Pemasangan label dan tanda peringatan. Pengolahan, pengangkutan dan penyimpanan harus sesuai dengan ketentuan dan aturan yang ada. Simpanlah bahan-bahan berbahaya di tempat yang memenuhi syarat keamanan bagi penyimpanan bahan tersebut.
Simbol-Simbol Tanda Bahaya
a. Bahaya Ledakan b. Bahaya Oksidasi c. Bahaya Kebakaran
d. Bahaya beracun f. Bahaya Korosi g. Bahaya Pencemaran Lingkungan
h. Bahaya Iritasi i .Bahaya Pencemaran Ion
C. B. Pendekatan Keselamatan Lain a. Perencanaan
Keselamatan kerja hendaknya sudah diperhitungkan sejak tahap erencanaan berdirinya organisasi (sekolah, kantor, industri, perusahaan). Hal- hal yang perlu diperhitungkan antara lain: lokasi, fasilitas penyimpanan, tempat pengolahan, pembuangan limbah, penerangan dan sebagainya
b. Ketatarumahtanggaan yang baik dan teratur:
Menempatkan barang-barang di tempat yang semestinya, tidak menempatkan barang di tempat yang digunakan untuk lalu lintas orang dan jalur-jalur yang digunakan untuk penyelamatan darurat. Menjaga kebersihan lingkungan dari bahan berbahaya, misalnya hindari tumpahan oli pada lantai atau jalur lalu lintas pejalan kaki
c. Pakaian Kerja
1) Hindari pakaian yang terlalu longgar, banyak tali, baju berdasi, baju sobek, kunci/ gelang berantai, jika anda bekerja dengan barabg-barang yang berputar atau mesin-mesin yang bergerak misalnya mesin penggiling, mesin pintal
2) Hindari pakaian dari bahan seluloid jika anda bekerja dengan bahan- bahan yang mudah meledak atau mudah terbakar
3) Hindari membawa atau menyimpan di kantong baju barang-barang yang runcing, benda tajam, bahan yang mudah meledak, dan atau cairan yang mudah terbakar
Tanda-Tanda Keselamatan Di Tempat kerja
a. Tanda Bahaya b. Tanda Anjuran c. Tanda Perlindungan terhadap kebakaran
d. Tanda Darurat e. Tanda rumah sakit atau klinik kesehatan f. Tanda larangan
g. Tanda Peringatan terhadap bahaya Tegangan Listrik h. Tanda peringatan untuk tidak meng-ON-kan Saklar
Bentuk dan Warna untuk Simbol Keselamatan
D. C. Organisasi Keselamatan Kerja E.
Tujuan utama dibentuknya organisasi keselamatan kerja ialah untuk mengurangi tingkat kecelakaan, sakit, cacat dan kematian akibat kerja, dengan lingkungan kerja yang sehat, bersih, aman dan nyaman
Organisasi bisa dibentuk di tingkat pemerintah, perusahaan atau oleh kelompok atau serikat pekerja.
Di Amerika, organisasi keselamatan kerja bagi pekerja swasta dibentuk dibawah OSHA (Occupational Safety and Healthy Administration) OSHA membuat peraturan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja.
Organisasi ini terdiri dari 4 bagian: Bagian Perencanaan, Operasi, Logistik dan bagian keuangan. Personal organisasi bisa terdiri dari pemerintah, kepolisian, dokter, psikolog, tenaga ahli teknik, ahli jiwa, dsb.
Di Indonesia, organisasi pemerintah yang menangani masalah keselamatan kerja di tingkat pusat dibentuk di bawah Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Di samping itu organisasi macam ini juga dibentuk di perusahaan perusahaan dan ikatan ahli tertentu.
F. D. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) Dalam TIK 1. Prinsip-prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja (k3)
Dalam dunia industri atau perkantoran besar yang menggunakan komputer dalam jumlah yang banyak, kesehatan dan keselamatan kerja tentu menjadi faktor yang sangat penting.Para pengguna komputer pribadi pun perlu menerapkan prinsip menjaga kesehatan dan keselamatan kerja menurut petunjuk yang sudah ada. Seorang yang sehari-hari menggunakan komputer baik untuk pekerjaan, pendidikan, ataupun hobi tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip kesehatan agar terhindar dari berbagai gangguan kesehatan.Gangguan kesehatan yang mungkin muncul akibat penggunaan komputer adalah:
a. Gangguan pada mata b. Gangguan pada kepala c. Gangguan pada tangan d. Gangguan pada badan
Salah satu peralatan komputer yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan adalah monitor. Seperti kita ketahui, layar monitor memancarkan radiasi atau pemancaran partikel-partikel elementer dan energi radiasi. Energi radiasi dapat mengeluarkan elektron dari inti atom sehingga atom menjadi muatan positif dan disebut ion positif. Sementara itu, elektron yang dikeluarkan dapat tinggal bebas atau mengikat atom netral lainnya dan membentuk ion negatif. Hal ini dapat menimbulkan dampak buruk pada atom-atom di tubuh kita. Radiasi yang dipancarkan monitor komputer antara lain berupa:
a. Sinar-X
b. Sinar ultraviolet c. Gelombang mikro
d. Radiasi elektromagnetik frekuensi sangat rendah
Gangguan kesehatan yang diduga timbul akibat radiasi komputer adalah penyakit katarak.Untuk itu, setiap pengguna komputer perlu mengatur waktu pemakaian komputer. Jika Anda harus bekerja di depan komputer dalam jangka waktu yang lama, usahakan untuk mengatur waktu jeda agar tidak terus menerus menatap layar monitor.Selain radiasi yang ditimbulkan oleh monitor komputer, kita perlu memperhatikan pula faktor-faktor lain yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, yaitu posisi tubuh, posisi peralatan, pencahayaan ruangan, dan kondisi lingkungan (suhu, kualitas udara dan gangguan suara). Menggunakan komputer dengan posisi tubuh yang benar, akan memberikan kenyamanan saat bekerja. Dengan posisi tubuh yang rileks, kita dapat bekerja secara efektif dan kesehatan kita pun akan terjaga. Ilmu yang mempelajari bagaimana mengatur posisi duduk yang baik dan benar di depan komputer disebut ergonomi. Kenyamanan yang dibutuhkan antara lain keadaan user maupun hardware atau perangkat keras komputer ;
a. Posisi duduk : tempat duduk yg ideal dan bersandar,kursi ideal bisa berputar dan dpt diatur tinggi rendahnya, tempat duduk yg tidak bersandar dpt mnyebabkan punggung kelelahan.
b. Posisi mata : harus lurus dan tidak terlalu tinggi atau rendah,jika posisi mata tinggi atau rendah membuat leher cepat lelah,layar yg digunakan
sebaiknya yang low radiasi , atau layar jenis LCD. posisi tangan ; pilih tuts keyboard yg lembut dan gunakan jari sebanyak mungkin untuk mengetik.
Berikut ini posisi duduk yang benar saat menggunakan komputer.
a. Bagian kepala dan leher
Aturlah agar posisi kepala dan leher anda tegak dengan pandangan lurus ke depan. Dengan posisi ini, anda akan sanggup bertahan lebih lama di depan komputer dan tidak cepat merasa lelah. Posisi leher yang terlalu lentur dan kepala menengadah atau menunduk saat menghadap monitor tidak dibenarkan karena akan membuat anda cepat lelah.
b. Bagian punggung Bagian
Duduk dengan punggung yang tegak dan rileks merupakan posisi yang benar saat menggunakan komputer. Badan yang terlalu membungkuk, terlalu miring ke kiri atau ke kanan, dapat menimbulkan rasa sakit. Usahakan agar seluruh punggung tersangga dengan baik oleh sandaran kursi.
c. Bagian pundak
Aturlah posisi pundak sedemikian rupa agar otot-otot pundak tidak tegang. Usahakan agar pundak tidak terlalu ke bawah atau terlalu tegak.
d. Posisi lengan dan siku
Posisi lengan yang baik adalah berada di samping badan dan siku membentuk sudut lebih besar dari 90 derajat.
e. Bagian kaki
Gunakan sandaran kaki atau footrest sehingga tungkai berada dalam posisi yang nyaman. Selain hal-hal di atas, Anda perlu untuk
memperhatikan hal-hal berikut agar kesehatan anda tetap terjaga:
1) Sesuaikan tinggi kursi dengan tinggi badan Anda
2) Usahakan agar jarak antara monitor dan mata minimal 80 cm.
3) Gunakan refresh rate monitor minima 72 Hz 4) Atur pencahayaan monitor.
5) Agar mata tidak cepat lelah gunakan kursi yang memiliki sandaran tangan
Tentu saja, petunjuk umum menjaga yang diajarkan oleh ahli kesehatan seperti makan dan minum yang sehat, istirahat yang cukup, dan berolah raga juga perlu Anda perhatikan.
Dari sisi hardware atau perangkat keras komputer, Anda perlu memperhatikan faktor-faktor berikut ini karena sangat berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan kerja.
a) Posisi monitor
Monitor berpengaruh pada kesehatan mata karena mengeluarkan radiasi. Untuk mengurangi keluhan pada mata, lakukan hal-hal berikut:
letakkan monitor di ruangan dengan pencahayaan yang cukup (tidak terlalu terang dan tidak terlalu redup)
atur posisi monitor agar berada tepat di depan mata Anda
aturlah kecerahan monitor agar cahaya yang keluar tidak terlalu terang atau terlalu redup gunakan filter screen (filter monitor) untuk meredam radiasi.
b) Posisi keyboard
Letakkan keyboard dengan posisi lebih rendah dari monitor, namun tidak terlalu rendah.
c) Posisi mouse
Letak mouse yang benar adalah di samping keyboard. Sesuaikan tangan yang biasa Anda gunakan untuk bekerja. Jika Anda bekerja dengan tangan kiri, letakkan mouse di sebelah kiri keyboard dan aturlah agar setting mouse menjadi left handed melalui sistem operasi.
d) Posisi meja dan kursi
Aturlah meja dan kursi sedemikian rupa hingga posisi duduk Anda di depan monitor lebih nyaman, dan Anda dapat menjangkau keyboard dan mouse dengan mudah. Selain diatur posisinya, perangkat keras komputer harus dijaga dengan baik karena perangkat-perangkat tersebut menggunakan listrik.
e) Posisi Monitor
Monitor CRT menggunakan listrik tegangan tinggi dan membutuhkan daya yang cukup besar. Hindarkan monitor dari percikan air karena dapat
menimbulkan hubungan pendek atau korsleting yang dapat membahayakan keselamatan Anda.
f) Kotak CPU
Kotak CPU yang diletakkan di lantai dan tidak dilengkapi dengan ground dapat mengalirkan listrik saat kita menyentuhnya tanpa alas kaki.
Untuk menghindari korsleting, kotak CPU sebaiknya diletakkan di yang aman, misalnya di atas meja. Kotak CPU dapat ditanahkan (grounded) dengan cara dihubungkan ke tanah atau tembok menggunakan seutas kawat tembaga. Karena CPU membutuhkan konsumsi listrik yang besar, maka kita harus menjauhkannya dari benda-benda cair dan binatang atau serangga untuk menghindari korsleting.
g) Kabel
Aturlah susunan kabel secara baik dan rapi. Periksala stop kontak atau sumber listrik, jangan sampai ada yang longgar karena aliran listrik yang tidak stabil berpotensi merusak perangkat keras komputer dan mengakibatkan korsleting.
Setelah kita tahu bagaimana posisi yang benar di depan komputer maka langkah berikutnya adalah bagaimana memperlakukan komputer.komputer juga harus di perlakukan dengan baik supaya komputer yang kita gunakan tidak cepat rusak.
Pertama komputer harus diletakan di tempat yang aman. Aman dari jangkauan anak-anak,aman dari api, aman dari penyinaran matahari secara terus menerus, dan aman dari percikan air.
Selanjutnya langkah penggunaan komputer pemakaian selalu di awali dengan memasang stop kontak untuk power supply,lalu hidupkan.Stop kontak sebaiknya tidak goyang dan mantap sehingga arus listrik tidak terganggu karena arus dari PLN langsung rata rata 220 volt dan berbahaya bagi kita kabel yg diperlukan cukup banyak jadi hindari ke semrawutan,kabel dapat di rapikan dengan mengisolasinya atau mengikatnya dengan karet, hal yg harus diperhatikan adalah stabilizer, benda itu harus digunakan untuk arus listrik yg naik turun dan dpt menyebabkan kerusakan pada hardware.
Sesudah stop kontak dipasang dilanjutkan dengan tombol ON/OFF perlakuan seperti ini disebut booting dingin, proses dingin ini sebaiknya digunakan dengan hati-hati dan berulang ulang,tunggu sesaat karena komputer sedang menset sesuai BIOS dan mengecek perangkat komputer seperti monitor, keyboard ,mouse, printer dan sebagainya. Setelah dekstop siap, start ada pada kiri bawah layar,akan muncul menu pull down, kemudian pilih program yang akan muncul pada menu.
Gambar : Posisi Duduk Bekerja Dengan Komputer Kesimpulan :
“Kita perlu mengetahui ketentuan penggunaan perangkat keras komputer dan periferalnya demi kesehatan dan keselamatan kerja. Setting dan posisi perangkat keras serta posisi tubuh pada saat bekerja harus kita perhatikan agar terhindar dari dampak buruk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Kelalaian atau kecerobohan dapat mendatangkan efek negatif yang membahayakan kesehatan kita.
D. D. Pencegahan Kecelakaan Kerja di Tempat Tinggi E.
Gambar : Pekerja Kontruksi
F. Pekerjaan konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko tinggi dan menyumbang kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Kompleksitas pelaksanaan proyek konstruksi yang melibatkan pekerja, peralatan kerja, dan material dalam jumlah besar dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah kecelakaan kerja di ketinggian.
G.
H. Kecelakaan kerja di ketinggian yang dialami para pekerja baik di sektor konstruksi atau operasional struktur, masih memprihatinkan karena jumlah kasusnya besar. Menurut Asosiasi Rope Access Indonesia (ARAI), kecelakaan kerja di ketinggian menempati urutan nomor dua paling besar setelah kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan kerja pada ketinggian di sektor konstruksi ini banyak terjadi pada saat pembangunan gedung atau pekerjaan konstruksi layang.
Sebetulnya ada beberapa bahaya bekerja di ketinggian, yakni terjatuh, terpeleset, tersandung, dan kejatuhan material dari atas. Dari bahaya-bahaya tersebut, faktor terbesar penyebab cedera serius dan kematian di sektor konstruksi adalah terjatuh dari ketinggian.
Dilansir republika.co.id, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat jumlah kecelakaan kerja yang dialami pekerja konstruksi relatif tinggi, yaitu 31,9% dari total kecelakaan. Jatuh dari ketinggian (26%), terbentur (12%), dan tertimpa (9%). Sementara secara global, data International Labour
Organization (ILO) tahun 2015 menyebutkan, dari 142 kematian akibat kecelakaan kerja, penyebab utamanya adalah jatuh dari ketinggian sebesar 45%.
Kasus umum yang banyak terjadi di antaranya jatuh dari tangga, jatuh akibat tidak menggunakan alat pelindung jatuh/tidak menggunakannya dengan benar, ataupun jatuh akibat melakukan pekerjaan di atas perancah.
Kecelakaan ini biasanya didominasi pekerja sementara yang sama sekali tanpa pengalaman, mengabaikan pentingnya penggunaan alat pelindung diri (APD), tidak mematuhi prosedur keselamatan, dan kurang peduli pada keamanan.
1. Peralatan Penting Bekerja di Ketinggian
Gambar : Pekerja Kontruksi sedang membangun bangunan
Pekerjaan konstruksi membutuhkan serangkaian peralatan khusus untuk bekerja di ketinggian dan itu membutuhkan pemeriksaan serta pemeliharaan agar fungsinya tetap optimal. Baik tangga, perancah, dan alat perlindungan jatuh perseorangan merupakan jantung dari program keselamatan sektor konstruksi yang baik. Supervisor atau pengawas lapangan perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan praktik keselamatan saat menggunakan peralatan-peralatan ini.
1. Tangga
Gambar : Orang Naik Tangga Di Kontruksi
Jatuh dari ketinggian merupakan penyebab utama kematian para pekerja konstruksi dan kontraktor dan penggunaan tangga yang tidak tepat
merupakan penyebab utama jatuh dari ketinggian.
Potensi cedera akibat penggunaan tangga memang terbilang tinggi terutama di sektor konstruksi, baik karena terjatuh dari tangga, tangga ambruk ataupun terpeleset saat menaiki anak tangga.
Penyebab utama kecelakaan saat penggunaan tangga, di antaranya:
a. Kondisi tangga sudah rusak atau cacat.
b. Posisi penempatan tangga kurang tepat.
c. Tangga ditempatkan pada permukaan yang kotor, licin, atau tidak rata.
d. Pekerja tidak mematuhi prosedur keselamatan menggunakan tangga.
Penggunaan tangga yang tidak tepat menjadi penyebab utama jatuh dari ketinggian pada pekerjaan konstruksi. Maka, setiap pekerja harus memahami prosedur keselamatan menggunakan tangga dengan benar.
Keselamatan tangga melibatkan pemeriksaan, persiapan, cara menaiki/menuruni tangga dengan benar, dan pertimbangan yang hati-hati tentang konsekuensi penyalahgunaan tangga. Ingatlah tips keselamatan penggunaan tangga pada pekerjaan konstruksi berikut ini:
a. Pilih tangga yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
b. Periksa komponen yang kendur atau rusak pada anak tangga, injakannya, pegangan, penguat sekrup yang hilang, engsel, baut, mur dan perangkat keras lainnya. Jika Anda menemukan kerusakan pada tangga, laporkan kepada atasan dan pasang rambu bahwa tangga tidak dapat digunakan atau sedang diperbaiki.
c. Baca dan ikuti label atau tanda peringatan sebelum Anda naik dan melakukan aktivitas.
d. Tempatkan tangga pada permukaan yang stabil, rata, bersih, tidak licin, dan di area bebas dari gangguan lalu lintas kendaraan.
e. Gunakan barikade pelindung/guard untuk mencegah kemungkinan tertabrak. Kunci atau beri palang setiap pintu dekat tangga yang bila terbuka mengarah kepada Anda.
f. Berdirikan tangga dengan perbandingan sudut 4:1, artinya jika tangga disandarkan pada dinding dengan tinggi 4 meter, maka jarak kaki tangga dengan dinding adalah 1 meter. Bisa juga berdirikan tangga dengan sudut 75° atau boleh kurang, asalkan terdapat penopang pada bagian bawah tangga.
Gambar : Keselamatan penggunaan tangga
g. Menghadaplah ke tangga saat naik atau turun.
h. Gunakan metode 3 titik tumpu (3- points contact) saat naik ataupun turun tangga. 3 titik tumpu artinya 2 kaki berpijak dengan satu tangan
berpegang pada anak tangga dan satu tangan bergerak menanggapi tangga atau 2 tangan berpegang pada anak tangga dengan satu kaki berpijak dan kaki lain bergerak menggapai tangga.
i. Ujung tangga harus lebih tinggi sekitar 1 meter di atas lantai kerja.
j. Selalu berdiri menghadap tangga dengan tangan memegang anak tangga.
Jangan bekerja di samping kiri atau kanan.
k. Jangan menggunakan tangga sebagai jembatan.
l. Jangan meletakkan tangga pada kotak, tong, atau benda lain yang tidak stabil untuk mendapatkan tinggi tambahan.
m. Jangan memaksakan melakukan pekerjaan dengan posisi tangga yang jauh dari objek yang Anda kerjakan. Atur kembali posisi tangga lebih dekat dengan pekerjaan
n. Jangan memindahkan atau menggeser tangga sementara pekerja atau peralatan masih berada di tangga.
o. Hindari kemungkinan tergelincir karena licin, periksa anak tangga dan sol sepatu Anda terhadap adanya bahan-bahan yang licin.
p. Gunakan alat pelindung jatuh saat memanjat apabila diperlukan.
q. Hindari membawa barang dengan beban berlebih saat menaiki/menuruni tangga. Periksa informasi kapasitas beban maksimum tangga dan jika membawa peralatan, gunakan tas atau tools belt yang memudahkan saat naik/turun tangga.
r. Hindari menggunakan tangga atau step ladders untuk tugas-tugas berat atau dalam durasi panjang, karena seharusnya peralatan tersebut hanya digunakan untuk pekerjaan ringan dan durasi pendek (maksimum 30 menit pada satu waktu).
2. Full Body Harness
Bagi Anda yang bekerja di sektor konstruksi tentu sudah familier dengan penggunaan full body harness. Full body harness berfungsi sebagai alat pelindung jatuh perseorangan saat bekerja di ketinggian dan penggunaannya
lebih dianjurkan dibanding safety belt terutama jika Anda bekerja di ketinggian lebih dari 1,8 meter.
Gambar : Rambu K3 APD Full Body Harness
Hal ini dikarenakan full body harness memiliki kelebihan dengan tali pengaman yang bisa melindungi seluruh tubuh pekerja sehingga kemungkinan cedera akibat hentakan saat jatuh sangat kecil. Sayangnya meski manfaatnya sangat besar sebagai alat pelindung jatuh, masih banyak pekerja yang mengabaikan penggunaannya, mulai dari cara penggunaan, pemeriksaan, hingga perawatannya. Penyebabnya bisa karena kurangnya pengetahuan, pelatihan, atau pengalaman pekerja.
Sumber: rigidlifelines.com
Saat Anda bekerja di ketinggian, ada beberapa langkah penting yang harus Anda perhatikan saat menggunakan full body harness:
1. Pegang bagian D-Ring pada full body harness dan goyangkan secara perlahan, pastikan tidak ada webbing/tali yang terpelintir dan pengencangnya (chest strap) terbuka
2. Pegang tali bahu (shoulder strap) dan masukkan tangan satu persatu ke dalam tali. Pastikan D-Ring berada di bagian belakang badan Anda, tepatnya di bagian punggung (antara tulang belikat)
3. Tarik dan kencangkan tali kaki (leg strap), lalu pasangkan/hubungkan pada buckle. Untuk jenis quick connect buckle, Anda akan mendengar bunyi
“klik”, jika buckle sudah terpasang dengan benar. Atur lingkar tali pada kaki sesuai kenyamanan Anda. Pastikan tali kaki tidak tertukar
4. Pasangkan tali dada (chest strap) dan hubungkan tab buckle pada receptor sampai terdengar bunyi “klik”
5. Pastikan dengan tangan bahwa full body harness sudah terpasang benar dan tidak ada tali yang terpelintir
6. Biarkan orang yang kompeten memeriksa full body harness dan memasang lanyard pada D-Ring (bila diperlukan).
Full body harness harus diperiksa secara visual sebelum digunakan, termasuk juga alat pelindung jatuh lainnya seperti lanyard dan lifeline. Pemeriksaan peralatan secara berkala oleh orang yang kompeten untuk mengecek kerusakan harus dilakukan setidaknya setiap 6 bulan dan sebelum memulai pekerjaan di ketinggian. Pastikan juga full body harness yang Anda gunakan sesuai dengan standar dan regulasi yang berlaku, seperti Permenaker No.9 Tahun 2016, OSHA 1926.502, ANSI Z359, CSA Z259, dll.
3.Perancah
Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), diperkirakan sekitar 2,3 juta pekerja konstruksi melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan perancah. Dengan begitu, banyak juga pekerja yang berpotensi
mengalami sejumlah bahaya terkait perancah seperti terjatuh, tertimpa jatuhan benda, dan tersengat aliran listrik.
Gambar : Poster K3 Tips Aman Bekerja dengan Perancah
Berikut beberapa potensi bahaya dalam penggunaan perancah:
a. Runtuhnya seluruh atau sebagian unit perancah akibat kegagalan komponen atau beban berlebih yang mengakibatkan pekerja terjatuh atau terperosok
b. Jatuh dari ketinggian akibat lemahnya papan lantai kerja
c. Tertimpa benda-benda jatuh dari perancah dan melukai pekerja yang berada di bawah
d. Terpeleset dan terjatuh akibat lantai kerja yang kotor dan licin e. Tersengat aliran listrik (electrocution).
f. Dengan banyaknya pekerja yang berpotensi terkena bahaya saat menggunakan perancah, maka penerapan keselamatan penggunaan perancah perlu menjadi prioritas.
g. Perancah harus dipasang oleh pekerja yang ahli di bawah pengawasan orang yang kompeten dan perancah telah diperiksa dengan benar sebelum digunakan. Perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan berisiko tinggi saat bekerja di ketinggian.
Berikut tips saat menggunakan perancah:
1. Pastikan pekerja sudah mendapatkan pelatihan mengenai penggunaan perancah yang tepat dan pengendalian bahaya saat bekerja di atas perancah, penggunaan
alat pelindung jatuh, dan apa yang harus dilakukan apabila ada perubahan pada tempat kerja atau jenis perancah.
2. Scaffolder atau pengawas memeriksa dan memastikan perancah dalam kondisi aman sebelum digunakan
3. Lantai kerja, bagian deck, dan pagar pengaman sudah terpasang dan dalam kondisi aman
4. Gunakan alat bantu untuk memindahkan material dari bawah ke atas
5. Gunakan tangga yang sudah terpasang kuat dan kokoh untuk naik dan turun dari perancah
6. Gunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm, sepatu keselamatan dan full body harness.
7. Perhatikan rekan kerja yang bekerja di atas atau di bawah Anda setiap saat. Jika Anda melihat ada hal yang tidak sesuai prosedur atau ketidaknormalan pada perancah, hentikan pekerjaan Anda dan laporkan pada atasan.
8. Periksa seluruh komponen alat pelindung jatuh yang digunakan, mencakup harness (webbing, D-ring, buckle), lanyard, dan lifeline.
9. Jangan membawa barang berlebih saat menaiki perancah
10. Jangan menggunakan pengait silang (cross bracing) saat naik/turun dari perancah 11. Jangan bekerja di atas perancah saat cuaca buruk
12. Jangan menyimpan bahan atau peralatan pada pagar pengaman.
13. Jangan bekerja dekat jalur aliran listrik kecuali Anda terlatih dan berwenang melakukannya.
Penting!
1. Amankan semua bahan atau peralatan dari lantai kerja sebelum memindahkan perancah.
2. Gunakan pengunci roda setiap saat bila perancah tidak sedang bergerak berpindah.
3. Tidak ada seorang pun yang menaiki perancah saat sedang bergerak dipindahkan.
4. Dilarang memasang, membongkar, atau meninggikan perancah kecuali mendapatkan izin dan diawasi oleh pengawas yang berwenang.
5. Dilarang menggunakan perancah yang belum diberi scafftag
Jenis-jenis scafftag untuk perancah:
Tanda hijau : aman
Tanda kuning: aman dengan syarat (perlu tambahan alat pengaman lainnya)
Tanda merah: tidak aman (perancah tidak boleh digunakan)
Gambar : Scafftag
Tips Singkat Bekerja di Ketinggian
Gambar : Bekerja di kontruksi
a. Bila memungkinkan, minimalkan melakukan pekerjaan di ketinggian dan lakukan pekerjaan sebanyak mungkin di ground level (permukaan tanah).
Namun, jika sudah tidak ada pilihan lain dan terpaksa harus bekerja di ketinggian, maka prioritas selanjutnya adalah bagaimana melindungi pekerja agar tidak terjatuh dari ketinggian.
b. Pastikan pekerjaan direncanakan dengan benar, diawasi, dan dilakukan oleh orang-orang yang kompeten dan bersertifikat dengan keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman untuk melakukan pekerjaan itu.
c. Pahami fall protection plan yang dirancang perusahaan.
d. Pastikan pekerja sudah memiliki Surat Izin Kerja untuk bekerja di ketinggian.
e. Pastikan peralatan kerja yang digunakan sesuai dengan jenis pekerjaan di ketinggian yang akan dilakukan, stabil, dan cukup kuat untuk pekerjaan, dipelihara serta diperiksa secara rutin.
f. Gunakan alat pelindung jatuh saat bekerja di ketinggian. Pastikan Anda menggunakan alat pelindung jatuh dengan benar dan peralatan dalam kondisi baik.
g. Buat perencanaan tanggap darurat dan prosedur penyelamatan sebagai tindakan pencegahan bila terjadi kondisi darurat saat bekerja di ketinggian.
h. Patuhi prosedur aman bekerja di ketinggian.
DAFTAR PUSTAKA
a. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2021.Dasar-dasar Teknik Jaringan Komputer dan Telekomunikasi SMK Kelas X. Jakarta : Kemendikbud
b. Modul K3LH Versi Indonesia c. Internet :
https://environment-indonesia.com/pentingnya-penerapan-k3lh/
https://safex.id/2020/09/01/penerapan-5r-di-tempat-
kerja/#:~:text=Perubahan%20dalam%20menerapkan%205R%2C%2 0yaitu,pekerja%20dan%20memberikan%20kemudahan%20bekerja.
https://trainingcenter.events/articles/detail/mengenal-5r-dan- manfaatnya-sebagai-budaya-kerja
https://www.hdesignideas.com/2021/01/jenis-alat-pelindung-diri- apd-k3.html
https://safetysignindonesia.id/k3-konstruksi-3-peralatan-penting- bekerja-di-ketinggian-dan-panduan-aman-menggunakannya/
A. Instrumen Wawancara (Formatif/Awal)
No Pertanyaan Asesmen Awal Tahu Belum Tahu
1 Siswa mempunyai pengetahuan tentang K3LH Siswa mampu menjelaskan K3LH Siswa belum mampu menjelaskan K3LH
2 Siswa mempunyai pengetahuan tentang budaya kerja industri
Siswa mampu menjelaskan budaya kerja industri
Siswa belum mampu menjelaskan budaya kerja industri
3 Siswa mempunyai pengetahuan pencegahan kecelakaan kerja
Siswa mampu menjelaskan pencegahan kecelakaan kerja dalam bidang teknik jaringan komputer dan telekomunikasi yang dimiliki
Siswa belum mampu menjelaskan pencegahan kecelakaan kerja dalam bidang teknik jaringan komputer dan telekomunikasi yang dimiliki
B. Instrumen Observasi (Formatif/Proses)
No Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Kompeten Belum Kompeten
1 4.1.1 Menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
Siswa mampu K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
Siswa belum mampu menyebutkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
2 4.1.2 Menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
Siswa mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik- praktik kerja yang aman, bahaya- bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
Siswa belum mampu menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
3 4.2.1 Menjelaskan prosedur pencegahan kecelakaan kerja ditempat
tinggi/pemanjatan
Siswa mampu menjelaskan prosedur pencegahan kecelakaan kerja
ditempat tinggi/pemanjatan
Siswa belum mampu menjelaskan prosedur pencegahan kecelakaan kerja ditempat tinggi/pemanjatan
C. Instrumen Observasi (Sumatif)
No Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Perlu Bimbingan (0-60)
Cukup (61-74)
Baik (76-80)
Sangat Baik (81-100) 1 4.1.1 Menjelaskan K3LH dan
budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam
keadaan darurat.
Siswa belum berhasil menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri
Siswa berhasil menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri namun terdapat kesalahan
Siswa berhasil
menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri dengan benar
Siswa berhasil menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri dengan benar dan mampu mengembangkan dengan kemampuan sendiri
2 4.1.2 Menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam
keadaan darurat.
Siswa belum berhasil menerapkan K3LH dan budaya kerja industri
Siswa berhasil menerapkan K3LH dan budaya kerja industri namun terdapat kesalahan
Siswa berhasil
menerapkan K3LH dan budaya kerja industri dengan benar
Siswa berhasil
menerapkan K3LH dan budaya kerja industri dengan benar dan mampu
mengembangkan dengan kemampuan sendiri
3 4.2.1 Menjelaskan prosedur pencegahan kecelakaan kerja ditempat
tinggi/pemanjatan
Siswa belum berhasil menjelaskan prosedur pencegahan
kecelakaan kerja
Siswa berhasil menjelaskan prosedur pencegahan kecelakaan kerja namun terdapat kesalahan
Siswa berhasil
menjelaskan prosedur pencegahan kecelakaan kerja dengan benar
Siswa berhasil
menjelaskan prosedur
pencegahan kecelakaan kerja dengan benar dan mampu mengembangkan dengan kemampuan sendiri
D. Instrumen Tes Tulis Tujuan
Pembelajaran
Kriterian Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Perlu Bimbingan (0-60)
Cukup (61-74)
Baik (76-80)
Sangat Baik (81-100) Memahami budaya
kerja industri dalam keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan hidup dan budaya kerja industri
4.1.1 Menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya- bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
Siswa belum mampu
menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat
Siswa mampu menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat namun masih ditemukan kesalahan
Siswa mampu
menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat dengan tepat
Siswa mampu menjelaskan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya- bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat dengan tepat serta menggunakan pemaparan bahasa sendiri
4.1.2 Menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya- bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat.
Siswa belum mampu menjelasakan cara menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik- praktik kerja yang aman, bahaya- bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam
Siswa mampu menjelasakan cara menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat
Siswa mampu menjelasakan cara menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya-bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat dengan tepat
Siswa mampu menjelasakan cara menerapkan K3LH dan budaya kerja industri meliputi praktik-praktik kerja yang aman, bahaya- bahaya di tempat kerja, prosedur- prosedur dalam keadaan darurat dengan tepat serta
Tujuan Pembelajaran
Kriterian Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Perlu Bimbingan (0-60)
Cukup (61-74)
Baik (76-80)
Sangat Baik (81-100) keadaan darurat namun masih
ditemukan kesalahan
menggunakan pemaparan bahasa sendiri
Mengidentifikasi bahaya-bahaya di tempat kerja dan menjelaskan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam keselamatan dan kesehatan kerja lingkungan hidup dan budaya kerja industri
4.2.1 Menjelaskan prosedur pencegahan kecelakaan kerja ditempat
tinggi/pemanjatan
Siswa belum memahami prosedur pencegahan kecelakaan kerja
Siswa mampu memahami prosedur pencegahan kecelakaan kerja namun masih ditemukan kesalahan
Siswa mampu
memahami prosedur pencegahan
kecelakaan kerja dengan tepat
Siswa mampu
memahami prosedur pencegahan
kecelakaan kerja dengan tepat serta menggunakan pemaparan bahasa sendiri