• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Ajar PJOK Fase D Kelas 9 Kurikulum Merdeka

N/A
N/A
Jaka Wibawa

Academic year: 2024

Membagikan "Modul Ajar PJOK Fase D Kelas 9 Kurikulum Merdeka"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Modul Ajar PJOK Fase D Kelas 9 Kurikulum Merdeka

Penyusun : ...

Jenjang : SMP Kelas : 9

Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit (1 Kali pertemuan).

Kompetensi Awal:

Peserta didik memahami dan mampu menerapkan keselamatan diri dan orang lain di jalan raya, manfaat menjaga keselamatan diri dan orang lain di jalan raya, dampak akibat tidak menjaga keselamatan diri dan orang lain di jalan raya, cara menjaga keselamatan diri dan orang lain di jalan raya sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.

Profil pelajar pancasila:

Profil pelajar pancasila yang dikembangkan pada fase D adalah mandiri dan gotong Royong yang ditunjukkan melalui proses pembelajaran yang ditunjukkan melalui proses pembelajaran

memahami dan mampu menerapkan P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

Sarana Prasarana

o Ruangan kelas atau sejenisnya.

o Alat peraga P3K.

o Poster alat P3K.

o Vidio pembelajaran P3K.

Target Peserta Didik

o Peserta didik regular/tipikal.

o Peserta didik dengan hambatan belajar.

o Peserta didik cerdas istimewa berbakat (CIBI).

o Peserta didik meregulasi diri belajar.

o Peserta didik dengan ketunaan (tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, tunaganda).

Jumlah Peserta Didik

o Maksimal 32 peserta didik.

Ketersediaan Materi

o Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi : YA/TIDAK.

o Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep: YA/TIDAK.

Jika memilih YA, maka di dalam pembelajaran disediakan alternatif aktivitas sesuai kebutuhan peserta didik.

▸ Baca selengkapnya: aktivitas air pjok kelas 2

(2)

Materi Ajar, Alat, dan Bahan yang Diperlukan 1. Materi Pokok Pembelajaran

a. Materi Pembelajaran Reguler

1) Fakta, konsep, dan prosedur hakikat P3K.

2) Fakta, konsep, dan prosedur peralatan P3K dan cara penggunaannya.

3) Fakta, konsep, dan prosedur macam-macam cedera dan macam-macam alat yang digunakan pada P3K.

4) Fakta, konsep, dan prosedur kecelakaan yang sering terjadi dan cara pertolongannya.

b. Materi Pembelajaran Remidial

Materi pembelajaran untuk remedial sama dengan materi reguler. Akan tetapi penekanan materinya hanya pada materi yang belum dikuasai (berdasarkan identifikasi) yang akan dipelajari peserta didik kembali. Materi dapat dengan menambah materi dari berbagai sumber bagi peserta didik. Setelah dilakukan identifikasi kelemahan peserta didik, guru dapat mengubah strategi dengan memasangkan peserta didik dan belajar dalam kelompok agar bisa saling membantu, serta berbagai strategi lain sesuai kebutuhan peserta didik.

c. Materi Pembelajaran Pengayaan

Materi pembelajaran untuk pengayaan sama dengan regular. Materi dapat dikembangkan dengan meningkatkan kompleksitas materi, dan mengubah lingkungan pembelajaran di dalam materi yang lebih sederhana.

2. Media Pembelajaran

a. Peserta didik sebagai model atau guru yang menjelaskan tentang P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

b. Gambar atau poster tentang P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

c. Vidio pembelajaran tentang P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

3. Bahan Pembelajaran a. Bahan ajar.

b. Link youtube (jika diperlukan).

c. Lembar Kerja (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator tugas gerak.

Moda Pembelajaran o Daring.

o Luring.

o Paduan antara tatap muka dan PJJ (blended learning).

Guru memilih moda pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar yang ada, pada modul ini menggunakan moda luring.

Pengaturan Pembelajaran

Pengaturan Peserta didik: Metode:

▸ Baca selengkapnya: modul ajar pendidikan agama kristen kelas 7 kurikulum merdeka

(3)

o Individu.

o Berpasangan.

o Berkelompok (3 s.d 5 orang).

o Klasikal

(Guru dapat mengatur sesuai dengan jumlah siswa di setiap kelasnya serta formasi yang diinginkan).

o Diskusi o Presentasi o Demonstrasi o Project o Eksperimen o Eksplorasi o Permainan o Ceramah o Simulasi o resiprokal

(Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan beberapa penilian yang sesuai).

Asesmen Pembelajaran

Menilai Ketercapaian Tujuan Pembelajaran:

o Asesmen individu o Asesmen berpasangan o Asesmen kelompok

Jenis Asesmen:

o Pengetahuan (tulis, lisan) o Performa (kinerja)

o Sikap (mandiri dan gotong royong) o Porto folio

(Guru dapat memilih salah satu atau menggabungkan beberapa penilian yang sesuai).

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat menunjukkan kemampuan dalam memahami dan dapat menerapkan P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat sesuai potensi dan kreativitas yang dimiliki serta mengembangkan nilai-nilai karakter profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai gerak seperti: berkolaborasi, kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari - hari.

Pemahaman Bermakna

Peserta didik dapat memanfaatkan pembelajaran P3K dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Contohnya: dalam kehidupan sehari-hari kecelakaan atau kejadian yang tidak diharapkan kapansaja bisa terjadi, baik itu di rumah, di sekolah, di jalan raya, maupun di ruang terbuka lainnya, ketika bermain, ketika berolahraga atau kegiatan lainnya. Untuk mengatasi kejadian tersebut diperlukan pengetahuan yang baik agar penanganannya terarah dan terukur sehingga dapat mengurangi terjadinya kecelakaan yang lebih fatal. Dengan memiliki pengetahuan tentang P3K yang baik akan memberikan manfaat baik untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Pertanyaan Pemantik

(4)

Mengapa peserta didik perlu memahami dan menerapkan P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat?

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 1. Persiapan mengajar

Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran antara lain sebagai berikut:

a. Membaca kembali Modul Ajar yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.

b. Membaca kembali buku-buku sumber yang berkaitan dengan pertumbuhan, perkembangan, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fisik sekunder, dan faktor- faktor yang mempengaruhi perubahan mental sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.

c. Menyiapkan alat pembelajaran, diantaranya:

1) Ruangan kelas atau sejenisnya.

2) Alat peraga peraga P3K.

3) Poster peraga P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

4) Vidio pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

5) Lembar Kerja (student work sheet) yang berisi perintah dan indikator tugas gerak.

2. Kegiatan pengajaran

Langkah-langkah kegiatan pengajaran antara lain sebagai berikut:

a. Kegiatan pendahuluan (15 Menit)

1) Guru menyiapkan peserta didik di dalam kelas dan mengucapkan salam atau selamat pagi kepada peserta didik.

2) Guru memerintahkan salah seorang peserta didik untuk memimpin doa.

3) Guru harus memastikan bahwa semua peserta didik dalam keadaan sehat.

4) Guru memotivasi peserta didik untuk mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan menjelaskan manfaat mempelajari dan memahami P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.

5) Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya, dengan cara tanya jawab.

6) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik setelah proses pembelajaran (seperti yang tercantum dalam indikator ketercapaian kompetensi) disertai dengan penjelasan manfaat dari mempelajari tentang P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.

7) Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu: P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.

8) Guru menjelaskan tehnik penilaian untuk kompetensi P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat, baik kompetensi sikap dengan observasi dalam bentuk jurnal: yaitu nilai-nilai karakter profil Pelajar Pancasila: dimensi Gotong royong dan Mandiri, kompetensi pengetahuan: mengidentifikasi P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat menggunakan penugasan atau tes lisan dan tertulis, dan kompetensi terkait keterampilan yaitu: berdiskusi atau mempresentasikan di depan kelas materi tentang P3K pada kejadian darurat, baik

(5)

pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.

9) Dalam pembelajaran ini disamping dapat mengembangkan elemen pengetahuan gerak, peserta didik juga diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila dengan meregulasi dan menginternalisasi nilai-nilai karakter seperti:

berkolaborasi, kepedulian, berbagai, pemahaman diri dan situasi yang dihadapi, dan meregulasi diri, serta dapat menerapkan pola perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Kegiatan Inti (55 Menit)

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran inti dengan prosedur sebagai berikut:

1) Peserta didik membagi diri menjadi empat kelompok/sesuai dengan pokok bahasan, antara lain: P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

2) Setiap kelompok berdiskusi dan menuliskan hasil diskusi pada kertas plano untuk ditempel di dinding dan dibaca oleh kelompok lain tentang: P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

3) Setiap anggota kelompok membaca dan mencatat hasil diskusi kelompok lain yang ditempel, kemudian membuat pertanyaan sesuai dengan pokok bahasan tersebut (paling sedikit satu pertanyaan setiap kelompok/empat pertanyaan).

4) Setiap kelompok mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh kelompok lain yang membahas pokok bahasan sesuai pertanyaan tersebut, yaitu: P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

5) Setiap kelompok menyusun simpulan akhir dan membacakannya di depan kelas di akhir pembelajaran secara bergiliran, yang menekankan nilai-nilai: disiplin, kerja sama, percaya diri, dan kerja keras.

6) Secara rinci bentuk-bentuk pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain adalah sebagai berikut:

Aktivitas 1

Pengetahuan mengenai fakta, konsep, dan prosedur hakikat P3K, peralatan P3K dan cara penggunaannya, macam-macam cedera dan macam-macam alat yang digunakan pada P3K, dan kecelakaan yang sering terjadi dan cara pertolongannya dapat dipelajari melalui membaca dan berdiskusi sesuai lembar tugas yang diberikan oleh guru. Bentuk-bentuk aktivitas pembelajaran antara lain sebagai berikut:

a) Pembelajaran 1: Mendiskusikan materi tentang hakikat P3K

Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) ialah pemberian segera kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar. Sifatnya P3K adalah memberikan perasaan tenang kepada korban, serta mencegah atau mengurangi rasa sakit.

P3K dilakukan dengan maksud memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.Orang selalu berusaha menghindari penyakit atau kecelakaan.

Tetapi tidak seorang pun tahu kepastian akan terjadinya penyakit atau kecelakaan itu akan datang. Sikap hati-hati dalam segala kondisi harus selalu kita tanamkan dalam diri kita untuk meminimalisir terjadinya musibah atau kecelakaan yang sewaktu- waktu dapat menimpa siapa saja termasuk diri kita sendiri atau anggota keluarga kita.

(6)

Kecelakaan yang terjadi sangat beragam dari sekala besar atau pun kecil, atau kecelakaan yang sifatnya berat ataupun ringsan dengan cara penangananan yan g berbeda-beda. Kemampuan untuk dapat melakukan P3K memerlukan keterampilan dan pengetahuan tertentu agar dapat memberikan penangaganan yang tepat. Kecelakaan juga dapat terjadi di semua tempat, baik di rumah, sekolah, kantor, tempat bermain, di kolam, tempat ibadah, dan tempat rekreasi.serta di tempat- tempat lain. Akibat yang ditimbulkan dari kecelakaan juga sangat beragam mulai dari luka ringan, pingsan, luka berat, sampai meninggal dunia.

Seseorang yang selamat dari peristiwa kecelakaan memerlukan pertolongan yang cepat, supaya korban terhindar dari luka yang tambah parah hingga terjadinya kematian. Pada keadaan seperti inilah fungsi Pertolongan Pertama pertama pada kecelakaan dibutuhkan sebelum ditangani oleh tenaga medis atau dokter.

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan bila dilakukan dengan benar, dapat membantu menolong jiwa seseorang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang memberikan pertolongan pertama harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam memberikan penilaian terhadap situasi dan kondisi yang dialami korban sebelum melakukan pertolongan pertama.

Tujuan dari Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) adalah : (1) Menyelamatkan jiwa penderita

(2) Mencegah cacat

(3) Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan

Aktivitas 2

b) Pembelajaran 2: Mendiskusikan materi tentang peralatan P3K dan cara penggunaannya

Peralatan P3K merupakan peralatan sederhana yang digunakan pada P3K.

peralatan ini bersifat praktis dan mudah dimanfaatkan dengan ketersediaan yang minimal harus ada dalam usaha untuk memberikan pertolongan. Peralatan P3K perlu dimiliki di rumah, di kantor, atau di tempat-tempat bekerja, perlatan- peralatan tersebut biasanya ditempatkan pada kotak P3K.

(1) Peralatan P3K (a) Kasa steril

Kasa steril merupakan sejenis kain tipis dan lembut digunakan untuk pembalut luka.

(7)

(b) Plester

Plester digunakan untuk merekatkan kasa penutup agar tidak terlepas.

(c) Plester obat

Plester obat atau plester yang mengandung obat biasanya digunakan untuk menutup luka kecil yang telah dibersihkan, misalnya akibat teriris atau tersayat benda tajam. Pada permukaan tengah plester terdapat lapisan yangmengandung obat.

(d) Kapas

Kapas digunakan untuk membersihkan luka atau luka menoleskan obat. Biasanya sebelum digunakan, kapas terlebih dahulu dibasahi dengan air bersih yang steril atau larutan pembersih luka, setelah itu baru dipakai.

(e) Gunting

(8)

Gunting yang digunakan sebaiknya gunting perban tahan karat/stainles, gunting bermanfaat untuk memotong plester dan lain- lain.

(f) Lampu senter

Lampu senter digunakan sebagai alat penerang untuk membatu melihat suatu benda yang kecil di dalam luka.

(2) Obat-obatan P3K

(a) Betadine dan obat merah (mercurorochom)

Cara penggunaan:

terlebih dahulu luka dibersihkan dengan larutan pembersih luka atau air hangat, kemudian oleskan obat pada bagian yang terluka.

Kegunaannya:

Untuk mempercepat penyembuhan pada luka yang ringan dan

(9)

mengindarkan luka dari kotoran agar tidak terjadi infeksi.

(b) Pembersih luka

Rivanol Alkohol 70% Boorwater

Cara penggunaan:

Oleskan obat pembersih (rivanol, alcohol atau boorwater) pada luka, bisa langsung dikucurkan atau dengan memakai kapas.

Kegunaannya:

Untuk membersihkan luka sebelum luka diolesi dengan betadine atau obat merah, sehingga mempercepat proses penyembuhan luka tersebut.

(c) Obat luka bakar Bioplacenton

Salep burnazin

(10)

Cara penggunaan:

Bersihkan bagian luka bakar dengan pembersih, kemudian oleskan secara merata obat luka bakar pada bagian yang terluka.

Kegunaannynya:

Untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan luka bakar.

Lidah buaya

Cara penggunaan:

Lidah buaya merupakan alternatif sebagai obat alami untuk mengobati luka bakar, potong batang lidah buaya kemudian biarkan sampai keluar lendir, oleskan lendir tersebut secara merata pada bagian yang terluka bakar.

Kegunaannya:

Mempercepat penyembuhan bagian tubuh yang terkena luka bakar.

Aktivitas 3

Pembelajaran 3 : Mendiskusikan materi tentang macam-macam cedera dan macam-macam alat yang digunakan pada P3K

Peserta didik dapat mempelajari materi tentang macam-macam cidera dan macam-macam alat yang digunakak pada P3K di bawah ini atau mencari dari sumber-sumber lain seperti: majalah, internet, buku saku P3K, dan surat kabar.

1) Macam-macam cidera

Kata cedera sering kita dengar ketika seseorang mengalami suatu keadaan yang diakibatkan suatu kecelakaan baik yang sifat ringan atau kecelakaan berat, sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan pada struktur atau bagian tubuh . Ada beberapa pengertian cedera yang digunakan dalam keseharian, diantaranya adalah suatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh karena suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi.

Pengertian cidera yang lain ialah kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh manusia tiba-tiba mengalami penurunan energi dalam jumlah yang melebihi ambang batas toleransi fisiologi atau akibat dari kurang nya satu atau lebih elemen penting seperti oksigen (WHO, 2014).

Berdasarkan berat ringannya cedera dapat diklasifikasikan menjadi:

a) Cedera ringan

Cedera yang tidak diikuti kerusakan yang berarti pada jaringan tubuh

(11)

kita, seperti kekakuan otot dan kelelahan. Pada cedera ringan biasanya tidak diperlukan pengobtan apapun, dan cedera akan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa waktu.

b) Cedera berat

Cedera yang serius, dimana pada cedera tersebut terdapat kerusakan jaringan tubuh, seperti robeknya otot atau ligamen amupun patah tulang Kriteria cidera berat:

(1) Kehilangan substansi atau kontinuitas (2) Rusaknya atau robeknya pembuluh darah

(3) Peradangan Lokal (ditandai oleh kalor/panas, rubor/kemerahan.

Tumor/bengkak, dolor/nyeri, fungsi olesi/ tidak dapat digunakan secara normal

Berdasarkan jaringan yang terkena, cedera dapat diklasifikasikan : 1) Cedera jaringan lunak

a) Cedera pada kulit

Cedera yang sering terjadi adalah lecet, robek maupun terkena tusukan.

b) Cedera pada otot/tendo dan ligament

(1) Strain adalah cedera yang sering terjadi pada otot tendon. Biasanya oleh adanya regangan yang berlebihan. Gejala nyeri yang terlokalisasi, kekakuan, bengkak, hermaton disekitar daerah cedera.

(2) Sprain adalah cedera yang disebabkan adanya peregangan yang berlebihan sehingga terjadi cedera pada ligament. Gejala: nyeri, bengkak, tidak dapat menggerakan sendi, kesulitan menggunakan ekstrimitas yang cedera.

2) Cedera Jaringan keras

Cedera ini terjadi pada tulang atau sendi. Hal ini ditemukan bersama dengan cedera jaringan lunak. Adapun yang termasuk cedera ini adalah:

a) Fraktur (patah tulang) yaitu diskontinuitas struktur jaringan tulang, penyebabnya tulang mengalami suatu trauma (ruda paksa) melebihi batas kemampuan yang mampu diterima. Bentuk dari patah tulang dapat berupa retakan dengan hancur berkeping-keping.

Patah tulang dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

(1) Patah tulang tertutup

Patah tulang terjadi tetapi tidak diikuti oleh robeknya struktur disekitarnya.

(2) Patah tulang terbuka

Dimana ujung tulang yang patah menonjol keluar. Jenis fraktur ini lebih berbahaya dari fraktur tertutup, karena denga terbukanya kulit maka adanya bahaya infeksi akibat masuknya kuman-kuman penyakit ke dalam jaringan

b) Dislokasi adalah sebuah keadaan dimana posisi tulang pada sendi tidak pada tempat semestinya. Biasanya dislokasi akan disertai cedera pada ligament (sprain).

Di masyarakat cedera sering disamakan dengan luka, padahal luka sendiri memiliki pengertian yang berbeda yaitu salah satu jenis cedera pada kulit yang mengalami robek, teriris, tertusuk, atau ketika terkena benda tumpul sehingga menyebabkan memar. Selain itu, luka memiliki pengertian suatu kondisi terputusnya jaringan lunak, baik saraf, otot, kulit, hingga pembuluh darah. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa luka merupakan bagian dari cedera, pengertian cedera sendiri memiliki arti yang lebih luas dari luka.

(12)

Terdapat banyak jenis luka yang dapat merusak kulit termasuk luka lecet (abrasi), luka robek (laserasi), cedera ruptur, tusukan, dan luka menembus lapisan kulit.Banyak luka dengan kedalaman yang dangkal membutuhkan pertolongan pertama termasuk pembersihan luka dan pembalutan luka.

Aktivitas 4

c) Pembelajaran 4 : Mendiskusikan materi tentang kecelakaan yang sering terjadi dan cara pertolongannya

1) Pendarahan

Pendarahan dapat terjadi baik di luar maupun di dalam badan. Supaya tidak terjadi infeksi, tiap luka baik luka luar maupun luka dalam badan harus segera diambil tindakan yang cepat.

a) Tindakan terhadap pendarahan luar (1) Menekan dengan pembalut tekan

Caranya: diatas luka diletakan kain kasa, kemudiam dibalut dengan kain pembalut. Kain kasa akan menutupi dan menekan darah yang keluar. Pedarahan vena dan pendarahan yang tidak berat dapat dihentikan dengan cara tersebut. Kalau tidak ada kain kasa dapat menggunakan sapu tangan yang bersih. Jika pendarahan di tangan atau di kaki, tangan atau kaki tersebut harus diangkat ke atas.

(2) Menekan dari atas tempat tekanan

Kalau terjadi pendarahan arteri dan pendarahan lain yang tidak dapat di hentikan setelah 5 menit dengan pembalut tekan, maka tekanan harus dilakukan pada tempat-tempat tertentu, yaitu tempat dimana arteri menyilang pada tulang. Tempat yang harus ditekan, yaitu tempat antara luka dan jantung, tempat yang paling dekat dengan luka arteri menyilang tulang.Setelah pendarahan berhenti, lakukan penekanan dengan pembalut tekan.

(3) Menekan pendarahan dengan tourniquet

Menahan pendarahan dengan tourniquet hanya dapat dilakukan dalam keadaan yang memaksa sekali, karena penggunaan tourniquet ada bahayanya. Jika penolong menggunakan tourniquet, ia harus segera diberitahukan kepada dokter, bahwa ia menggunakan tourniquet.

2) Luka

a) Jenis-jenis luka

(1) Luka memar (kena pukul) (2) Luka gores.

(3) Luka tusuk.

(4) Luka potong.

(5) Luka bacok.

(6) Luka robek.

(7) Luka tembak.

b) Dasar-dasar pertolongannya

(13)

(1) Hentikan pendarahan.

(2) Tinggikan anggota badan yang terluka.

(3) Ulas luka dengan mercurrohchoom 2%.

(4) Tutup dengan kasa steril, lalu di atasnya diletakkan kapas lalu dibalut perban.

(5) Setelah luka ditaburi obat dapat juga langsung dibalut dengan pembalut cepat.

(6) Bila luka lebar dan dalam segera bawa ke rumah sakit.

(7) Gunakan obat tradisional yang banyak terdapat disekeliling kita, misal luka bakar dengan menggunakan lidah buaya, luka memar

3) Pingsan

dengan menggunakan daun jambu biji, dan sebagainya.

Pingsan dapat terjadi karena peredaran darah ke organ otak berkutang misalnya karena :

(a) Reaksi terhadap rasa nyeri (b) Kelelahan

(c) Kekurangan makanan (d) Emosi yang hebat

(e) Berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara yang cukup Gejala dan tanda-tandanya:

(a) Perasaan limbung

(b) Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging (c) Lemas, keluar keringat dingin, menguap

(d) Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit

(e) Denyut nadi lambat Cara menangani:

(a) Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan (b) Longgarkan pakaian

(c) Usahakan penderita menghirup udara segar (d) Periksa cedera lainnya

(e) Beri selimut, agar badannya hangat

(f) Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit (g) Bila tidak pulih, maka:

(h) Periksa napas dan nadi (i) Posisikan stabil

7) Guru mengamati seluruh diskusi yang dilakukan oleh peserta didik secara individu maupun kelompok.

8) Guru mengamati seluruh aktivitas pembelajaran peserta didik dalam mempresentasikan tentang perkembangan tubuh remaja secara seksama. Hasil belajar peserta didik dinilai selama proses dan di akhir pembelajaran.

c. Kegiatan Penutup (10 menit)

1) Salah satu peserta didik di bawah bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi, guru mempertanyakan apa manfaat hasil kesimpulan tersebut.

2) Guru menyampaikan kemajuan yang diperoleh peserta didik secara umum dan kesalahan-kesalahan yang masih sering timbul saat berdiskusi.

(14)

3) Guru menginformasikan kepada peserta didik kelompok yang paling baik penampilannya selama melakukan diskusi.

4) Guru menugaskan peserta didik untuk membaca dan membuat catatan tentang perkembangan tubuh remaja. Hasilnya ditugaskan kepada peserta didik dijadikan sebagai tugas.

5) Berdoa dipimpin oleh salah satu peserta didik dan menyampaikan salam.

Asesmen

1. Asesmen Sikap

Penilaian Pengembangan Karakter (Dimensi Mandiri dan Gotong Royong) a. Petunjuk Penilaian (Lembar Penilaian Sikap Diri)

1) Isikan identitas kalian.

2) Berikan tanda cek (√) pada kolom “Ya” jika sikap yang ada dalam pernyataan sesuai dengan sikap Kalian, dan “Tidak” jika belum sesuai.

3) Isilah pernyataan tersebut dengan jujur.

4) Hitunglah jumlah jawaban “Ya”.

5) Lingkari kriteria Sangat Baik, Baik, atau Baik sesuai jumlah “Ya” yang terisi.

b. Rubrik Asesmen Sikap

No Pernyataan Ya Tidak

1. Saya membuat target penilaian yang realistis sesuai kemampuan dan minat belajar yang dilakukan.

2. Saya memonitor kemajuan belajar yang dicapai serta memprediksi tantangan yang dihadapi.

3. Saya menyusun langkah-langkah dan strategi untuk mengelola emosi dalam pelaksanaan belajar.

4. Saya merancang strategi dalam mencapai tujuan belajar.

5. Saya mengkritisi efektivitas diri dalam bekerja secara mandiri dalam mencapai tujuan.

6. Saya berkomitmen dan menjaga konsistensi dalam mencapai tujuan yang telah direncanakannya.

7. Saya membuat tugas baru dan keyakinan baru dalam melaksanakannya.

8. Saya menyamakan tindakan sendiri dengan tindakan orang lain untuk melaksanakan tujuan kelompok.

9. Saya memahami hal-hal yang diungkapkan oleh orang lain secara efektif.

10. Saya melakukan kegiatan kelompok dengan kelebihan dan kekurangannya dapat saling membantu.

11. Saya membagi peran dan menyelaraskan tindakan dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

12. Saya tanggap terhadap lingkungan sosial sesuai dengan tuntutan peran sosialnya di masyarakat.

13. Saya menggunakan pengetahuan tentang sebab dan alasan orang lain menampilkan reaksi tertentu.

14. Saya mengupayakan memberi hal yang dianggap penting dan berharga kepada masyarakat.

(15)

Sangat Baik Baik Perlu Perbaikan Jika lebih dari 10

pernyataan terisi “Ya”

Jika lebih dari 8 pernyataan terisi

“Ya”

Jika lebih dari 6 pernyataan terisi

“Ya”

2. Asesmen Pengetahuan

Teknik Bentuk Contoh Instrumen Kriteria Penilaian

Tes Tulis Pilihan ganda dengan 4 opsi

1.Dalam usaha meminimalisir terjadinya kecelakaan yang sewaktu- waktu dapat menimpa siapa saja termasuk diri kita sendiri atau anggota keluarga, yang harus kita perhatikan adalah . . . .

A. mengurangi aktivitas keluar rumah B. memperhatikan cuaca dan tanda-

tanda alam saat melakukan kegiatan C. menanamkan sikap hati-hati pada

setiap orang dalam beraktivitas dimanapun

D. membatasi aktivitas

Kunci: C. menanamkan sikap hati-hati pada setiap orang dalam beraktivitas dimanapun

Jawaban benar mendapatkan skor 1 dan salah 0.

Uraian tertutup

1. Jelaskan pengertian P3K!

Kunci:

P3K adalah pemberian segera kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar, sifat P3K adalah memberikan perasaan tenang kepada korban, serta mencegah atau mengurangi rasa sakit.

Mendapatkan skor;

4, jika seluruh urutan dituliskan dengan benar dan isi benar.

3, jika urutan dituliskan salah tetapi isi benar.

2, jika sebagian urutan

dituliskan dengan benar dan sebagian isi benar.

1, jika urutan dituliskan salah dan sebagian besar isi salah.

3. Penilaian Keterampilan

a. Presentasi bersama teman materi tentang perkembangan tubuh remaja.

1) Butir Tes

Diskusi materi tentang P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain (penilaian proses) dan ketepatan melakukan presentasi (penilaian produk).

(16)

2) Petunjuk Penilaian

Berikan (angka) pada kolom yang sudah disediakan, setiap peserta didik menunjukkan atau menampilkan mempresentasikan materi P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

3) Rubrik Penilaian Keterampilan Presentasi/diskusi

Contoh lembar penilaian proses presentasi/diskusi untuk perorangan (setiap peserta didik satu lembar penilaian).

Nama : Kelas:

Penilaian Presentasi/Diskusi

Skor

Akhir Keterangan

Penilaian Proses Penilaian

Produk (Berdiskusi) Persiapan awal

menyiapkan materi diskusi (Skor 3)

Sikap pelaksanaan melakukan diskusi

(Skor 4)

Menyimpulkan hasil diskusi

(Skor 3)

4) Pedoman penskoran a) Pedoman penskoran

(1) Persiapan awal menyiapkan materi diskusi Skor 3 jika:

(a) mempersiapkan bahan diskusi.

(b) melengkapi materi materi diskusi.

(c) sistimatika penyusunan materi diskusi.

Skor 2 jika: hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar.

Skor 1 jika: hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.

(2) Pelaksanaan melakukan diskusi Skor 4 jika:

(a) membuka diskusi

(b) menyampaikan materi dengan sistimatis.

(c) ketepatan menyampaikan materi dengan runtun.

(d) ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan runtun.

Skor 3 jika: hanya tiga kriteria yang dilakukan secara benar.

Skor 2 jika: hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar.

Skor 1 jika: hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.

(3) Menyimpulkan hasil diskusi Skor 3 jika:

(a) menyimpulkan hasil diskusi.

(b) menyusun laporan secara sistimatis.

(c) kelengkapan laporan hasil diskusi.

Skor 2 jika: hanya dua kriteria yang dilakukan secara benar.

Skor 1 jika: hanya satu kriteria yang dilakukan secara benar.

b) Pengolahan skor Skor maksimum: 10

Skor perolehan peserta didik: SP

Nilai keterampilan yang diperoleh peserta didik: SP/10

(17)

5) Lembar pengamatan penilaian hasil penyajian tentang P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

a) Penilaian hasil penyajian tentang hakikat P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

(1) Tahap pelaksanaan pengukuran

Penilaian hasil/produk penyajian/diskusi hakikat P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain dengan cara:

(a) Peserta didik diminta untuk membuat makalah tentang hakikat P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

(b) Kemudian makalah tersebut dipresentasikan oleh peserta didik di depan teman secara berkelompok.

(c) Petugas menilai kelengkapan materi, sistematika materi, dan kerapihan materi, dan ketepatan melakukan diskusi yang dilakukan oleh peserta didik.

(d) Ketepatan diskusi yang dilakukan dengan benar memenuhi persyaratan dihitung untuk diberikan skor.

(2) Konversi ketepatan melakukan diskusi dengan skor

No. Jenis Materi Kriteria

Pengskoran

1. Kelengkapan materi 3

2. Sistematika penyusunan materi 3

3. Ketepatan dalam penyusunan materi 3

4. Ketepatan dalam menyampaikan materi 3

5. Ketepatan dalam menyusun laporan diskusi 3

Jumlah Skor Maksimal 15

Pengayaan dan Remedial

1. Pengayaan

Pengayaan diberikan oleh guru terhadap proses pembelajaran yang dilakukan pada setiap aktivitas pembelajaran. Pengayaan dilakukan apabila setelah diadakan penilaian pada kompetensi yang telah diajarkan pada peserta didik pada setiap aktivitas pembelajaran, nilai yang dicapai melampaui kompetensi yang telah ditetapkan oleh guru. Pengayaan dilakukan dengan cara menaikkan tingkat kesulitan materi dengan cara mengubah menambah materi yang dibelajarkan, serta menambah tingkat kesulitan tugas yang diberikan.

2. Remidial

Remidial dilakukan oleh guru terintegrasi dalam pembelajaran yaitu dengan memberikan intervensi yang sesuai dengan level kompetensi peserta didik dari mana guru mengetahui level kompetensi peserta didik. Level kompetensi diketahui dari refleksi yang dilakukan setiap kali pembelajaran. Remedial dilakukan dengan cara menetapkan atau menurunkan tingkat kesulitan dalam materi pembelajaran.

(18)

Refleksi Peserta Didik dan Guru

1. Refleksi Peserta Didik

Pada tiap 2 aktivitas dan di akhir aktivitas pembelajaran peserta didik ditanya:

a. Apa yang sudah dipelajari.

b. Dari apa yang sudah dipelajari apa yang sudah dikuasai.

c. Kesulitan-kesulitan apa saja yang peserta didik alami/temukan dalam pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.

d. Kesalahan-kesalahan apa saja yang peserta didik alami/temukan dalam pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.

e. Bagaimana cara memperbaiki kesalahan-kesalahan yang peserta didik alami/

temukan dalam pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.

Contoh Format Refleksi

Setelah peserta didik melakukan aktivitas 2 pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain peserta didik diminta menuliskan kesulitan- kesulitan, kesalahan-kesalahan, dan bagaimana cara memperbaikinya yang terkait P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat. Kemudian laporkan hasil capaian belajar yang diperoleh dalam buku catatan atau buku tugas kepada guru.

No Aktivitas Pembelajaran Hasil refleksi

Tercapai Belum Tercapai 1. Presentasi dan diskusikan P3K pada kejadian

darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain yang dilakukan secara berkelompok.

2. Menunjukkan nilai-nilai karakter profil Pelajar Pancasila pada elemen Mandiri dan Gotong Royong dalam proses pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain yang mempengaruhi perubahan mental.

*) materi dapat disesuaikan dengan pokok bahasan

Catatan:

Bagi peserta didik yang belum mampu mencapai batas kompetensi dalam melakukan presentasi dan diskusikan P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat yang ditentukan oleh guru, maka minta remidial.

Bagi peserta didik yang mampu mencapai atau melebihi batas kompetensi dalam melakukan presentasi dan diskusikan P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat yang ditentukan oleh guru, maka lanjutkan pembelajaran pada materi yang lebih komplek dan bervariasi dalam bentuk pengayaan.

(19)

2. Refleksi Guru

Refleksi yang dilakukan oleh guru terhadap proses pembelajaran yang dilakukan pada setiap aktivitas pembelajaran. Hasil refleksi bisa digunakan untuk menentukan perlakuan kepada peserta didik, apakah remedial atau pengayaan. Remedial dan pengayaanya di dalam pembelajaran, tidak terpisah setelah pembelajaran. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam refleksi guru antara lain:

a. Apakah kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik?

b. Kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami/temukan dalam proses pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat.

c. Apa yang harus diperbaiki dan bagaimana cara memperbaiki proses pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat tersebut.

d. Bagaimana keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat tersebut.

Lembar Kerja Peserta Didik

Tanggal : ...

Lingkup/materi pembelajaran : ...

Nama Siswa : ...

Fase/Kelas : D / IX

1. Panduan umum

a. Pastikan Kalian dalam keadaan sehat dan siap untuk mengikuti aktivitas pembelajaran.

b. Ikuti prosedur dalam melakukan presentasi/diskusi pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain mental sesuai dengan pola perilaku hidup sehat, sesuai dengan instruksi yang diberikan guru.

c. Mulailah kegiatan dengan berdo’a.

d. Selama kegiatan perhatikan selalu keselamatan diri dan keselamatan bersama.

2. Panduan aktivitas pembelajaran

a. Bersama dengan teman, buatlah kelompok sejumlah maksimal 8 orang.

b. Lakukan pembelajaran P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat secara berpasangan dengan temanmu satu kelompok.

c. Perhatikan penjelasan berikut ini:

Cara melakukan pembelajaran memahami dan mampu menerapkan P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain sesuai dengan pola perilaku hidup sehat antara lain:

(20)

1) Hakikat P3K.

2) Peralatan P3K dan cara penggunaannya.

3) Macam-macam cedera dan macam-macam alat yang digunakan pada P3K . 4) Kecelakaan yang sering terjadi dan cara pertolongannya.

3. Bahan Bacaan Peserta Didik

a. P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Untuk membantu dalam mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya.

b. Buku saku siswa UKS. Untuk membantu dalam mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya.

4. Bahan Bacaan Guru

a. P3K pada kejadian darurat, baik pada diri sendiri maupun orang lain.

b. Buku saku guru UKS. Untuk membantu dalam mencari sumber bacaan tersebut, dapat diperoleh melalui: buku, majalah, koran, internet, atau sumber lainnya

c. Ensiklopedia Palang Merah Remaja.

Glosarium

Cedera adalah suatu kerusakan pada struktur atau karena suatu paksaan atau tekanan fisik atau kimiawi.

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulangdari tempat yang seharusnya.

Pendarahan adalah kehilangan darah yang merupakan ancaman langsung terhadap kehidupan. Sederhananya, semakin lama, semakin cepat darah merembes, atau semakin banyak volume perdarahan maka akan semakin berbahaya dan mengancam jiwa. Jadi, ingat selalu bahwa langkah pertama dalam perawatan luka sayat atau laserasi adalah menghentikan perdarahan atau setidaknya mengurangi jumlah perdarahan sebanyak yang Anda bisa.

P3K adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan penanganan dasar.

Referensi

Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2021. Modul Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Pandemi COVID-19 Untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Muhajir. 2017. Buku Siswa Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, untuk SMP/M.Ts Kelas IX Bogor : Penerbit Yudhistira.

Muhajir. 2017. Buku Guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, untuk SMP/M.Ts Kelas IX Bogor : Penerbit Yudhistira.

(21)

Palang Merah Indonesia. 2008. Ensiklopedia Palang Merah Indonesia. Jakarta: PMI Store Suherman. 2018. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Direktorat SMP. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Direktorat SMP. 2016. Panduan Pembelajaran Untuk Sekolah Menengah Pertama.

Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 7 SMP/MTS Fase D Kurikulum Merdeka -

Modul Ajar Kelas 8 SMP/MTS Prakarya Kerajinan Fase D 8.2.1 Kurikulum Merdeka -

Modul Ajar Prakarya Budidaya Kelas 8 SMP/MTS Fase D 8.2.3 Kurikulum Merdeka -

Modul Ajar Kelas 8 SMP/MTS Prakarya Pengolahan Fase D Kurikulum Merdeka 8.2.1 -

Modul Ajar Kelas 7 SMP/MTS Prakarya Pengolahan Fase D 1.3 Kurikulum Merdeka -

Modul Ajar Kelas 7 SMP/MTS Prakarya Pengolahan Fase D 1.5 Kurikulum Merdeka -

Modul Ajar Kelas 7 SMP/MTS Prakarya Pengolahan Fase D 2.1 Kurikulum Merdeka -

Modul Ajar Kelas 7 SMP/MTS Prakarya Pengolahan Fase D 3.1 Kurikulum Merdeka -