FORUM 11
REKAYASA HIDROLOGI
Disusun Oleh:
Salsa Aulia Afifa NIM 41123110081
Dosen:
DR. IR. Rosmina Zuchri, MT., M.PD
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA WARUNG BUNCIT
2024
Ditanya:
Soal 1 Tampang lintang sungai dibagi menjadi 20 pias. Luas masing-masing pias dan kecepatan rerata disajikan dalam Tabel.
Soal 2 Pengukuran debit disuatu stasiun pengukuran diberikan dalam Tabel
Ditanya : Hitung Debit aliran metode tampang tengah. Persamaan yang diberikan oleh current meter adalah V= 0,03 + 2,5 N, dimana v adalah kecepatan, m/det, dan N adalah jumlah putaran perdetik.
Soal 3 :
1. Jelaskan kriteria pemilihan penempatan lokasi pemasangan alat ukur tinggi muka air sungai dan sebutkan jenis alat ukur yang digunakan.
2. Jelaskan metode pengukuran luas penampang rata-rata suatu sungai yang saudara ketahui dan berikan contoh dan sketsnya.
3. Jelaskan metode pengukuran kecepatan rata-rata aliran pada suatu penampang sungai dan berikan sketsa pola pembagian kecepatannya.
4. Bila diketahui luas penampang sugai hasil pengukuran di lapangan adalah 70 m2 dan kecepatan rata-rata aliran sungai pada penampang yang sama adalah sebesar 1,2 m/det.
Ditanya : Besar debit aliran sungai vang teriadi.
5. Apabila koefisien kekasaran dinding penampang basah dipertimbangkan sesuai dengan hasil pengamatan Strickler sebesar 40, berapa besar debit aliran sungai yang terjadi
Penyelesaian:
Soal 1 NIM = 0,81 Debit = A x V
Soal 2
Soal 3
1. Kriteria pemilihan penempatan lokasi pemasangan alat ukur tinggi muka air sungai dan sebutkan jenis alat ukur yang digunakan.
1) Papan duga
a. Salah satu cara paling sederhana untuk mendeteksi dan mengukur perubahan elevasi muka air sungai adalah dengan menempatkan papan duga/peischaal/ bak ukur secara vertikal dan mantap ditepi sungai (lihat sketsa).
b. Apabila range dari elevasi muka air sungai cukup tinggi maka beberapa papan duga perlu dipasang, sehingga dimungkinkan untuk mengamati elevasi muka air sungai pada elevasi rendah ataupun elevasi tinggi (lihat foto).
Frekuensi pembacaan tergantung pada:
Tujuan perolehan data
Sumber daya manusia .
Sumber daya peralatan
Akses ke lokasi titlk yang diamati
c. Sebaiknya menggunakan referensi titik tetap (BM = bench mark) terdekat, atau membuat terlebih dahulu. Perawatan berkala tetap harus dilakukan, misal karena posisinya berubah, pemacaan yang kurang jelas, disb.
d. Ketelitian pembacaan papan dug mungkin rendah, namun terdapat beberapa keuntungan, misalnya:
Murah dalam pembuatan & instalasi
Mudah dalam pemasangan
Mudah dalam penggunaan (penduduk lokal dapat ditugasi tampa pelatihan berarti)
e. Sebaiknya menggunakan referensi litik lelap (BM - bench mark) terdekat, atau membuat terlebih dahulu.
f. Perawatan berkala harus dilakukan, misal karena posisinya berubah, pembacaan yang kurang jelas, disb.
2) AWLR (Automatic Water Level Recorder)
a. Apabila suatu tempat, karena suatu alasan, memerlukan pengamatan secara terus menerus, suatu konstruksi permanent perlu dibangun.
b. Terdiri dari suatu instrumen pencatat yang ditempatkan pada suatu bangunan terlindung, dihubungkan dengan sumur atau pipa pengamat (lihat sketsa).
c. Relatif lebih teliti dari papan duga karena gangguan olakan dan gelombang dieliminasi oleh pipa/sumur.
d. Rasio antara luas tampang sumur dengan luas tampang pipa tidak boleh terlalu besar untuk menghindari adanya perbedaan elevasi muka air yang terlalu besar antara elevasi muka air sungai dengan elevasi muka air di sumur pengamat. Hal ini dapat terjadi terutama pada saat teriadi kecepatan aliran yang cukup besar di sungai.
3) Model Echosounding
a. Merupakan pengembangan dari pengukuran kedalaman laut, yaitu: memanfaatkan sift fisik perambatan gelombang suara di air.
b. Dimungkinkan mengukur profil kedalaman sungai secara kontinyu. Terdapat banyak jenis echosounder, dan pada beberapa jenis terdapat tipe built-in tidak saja echosounder namun juga temperatur, rapat massa, dan bahkan koordinat global.
c. Sangat dianjurkan untuk kedalaman lebih besar 1,50 m, berhubung dengan ketelitiannya.
d. Peralatan harus secara periodik dikalibrasi, dalam praktek dianjurkan sekali setiap hari selama penggunaan.
e. Perlu perhatian apabila dinginkan pengukuran profil kedalaman secara kontinyu, terutama menyangkut pendiskripsian posisinya. Untuk suatu produk tertentu tidak bermasalah karena telah dilengkapi dengan GPS (Global Positioning System).
2. Penampang rata-rata
3. Pengukuran kecepatan arus
Pengukuran kecepatan aliran dilakukan dengan alat ukur kecepatan arus. Ada beberapa cara untuk mengukur kecepatan arus, di antaranya dengan menggunakan pelampung, dan dengan current meter.
1) Mengukur kecepatan arus dengan pelampung
Pengukuran kecepatan aliran dengan menggunakan pelampung dapat dilakukan apabila dikehendaki besaran kecepatan aliran dengan tingkat ketelitian yangrelatif rendah. Cara ini masih dapat digunakan untuk praktek dalam keadaan:
a. untuk memperoleh gambaran kasar tentang kecepatan aliran,
b. karena kondisi sungai yang sangat sulit diukur, misal dalam keadaan banjir, sehingga dapat membahayakan petugas pengukur.
Cara pengukuran adalah dengan prinsip mencari besarnya waktu yang diperlukan untuk bergeraknya pelampung pada sepanjang jarak tertentu.
2) Pengukuran kecepatan arus dengan Currentmeter
Alat ini paling umum digunakan karena dapat menghasilkan ketelitian yang cukup baik.
Prinsip kerja alat ukur ini adalah dengan mencari hubungan antara kecepatan aliran dan kecepatan putaran baling-baling current meter tersebut.
Pengukuran kecepatan arus dengan currentmeter dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti terlihat pada yaitu :
a. merawas, untuk sungai-sungai kecil dan dangkal b. melalui jembatan
c. menggunakan perahu perahu d. menggunakan kereta gantung
4. Diketahui:
luas penampang sugai hasil pengukuran di lapangan adalah 70 m2
kecepatan rata-rata aliran sungai pada penampang yang sama adalah sebesar 1,2 m/det.
Ditanya : Besar debit aliran sungai vang teriadi.
Jawab:
Q = A x V
= 70 x 1,2
= 84 m3/det
5. Jika koefisien stickler yang didapat 40, maka debit nilainya berada diantara 1 sampai 5