• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Pembelajaran Geografi Kelas XI: Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan

N/A
N/A
Gianisa Safarifty

Academic year: 2025

Membagikan "Modul Pembelajaran Geografi Kelas XI: Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

INFORMASI UMUM A. IDENTITAS MODUL

Penyusun : Riswanda Revy Aripin

Instansi : SMA Negeri 20 Kota Bandung Tahun Penyusunan : 2024/2025

Jenjang Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Geografi

Fase E, Kelas/Semester : Kelas XI / II (Genap)

Bab 4 : Geografi: Mitigasi dan Adaptasi Kebencanaan Tema : Kebencanaan di Indonesia

Subtema : Mitigasi dan Adaptasi terhadap Kebencanaan Materi : Mitigasi dan Adaptasi terhadap Kebencanaan Alokasi Waktu : 3 JP (1 JP = 45 Menit)

B. KOMPETENSI AWAL Capaian Umum Pembelajaran Fase E:

Di Akhir fase E, peserta didik mampu memahami Konsep Dasar Ilmu Geografi, Peta/Penginderaan jauh/GIS, Penelitian Geografi, dan Fenomena Geosfer, mampu mencari/mengolah informasi tentang keberagaman wilayah secara fisik dan sosial, mampu menganalisa wilayah berdasarkan ilmu pengetahuan dasar geografi, karakter fisik dan sosial wilayah (lokasi, keunikan, distribusi, persamaan dan perbedaan, dan lain-lain). Peserta didik mampu menguraikan permasalahan yang timbul dalam fenomena geosfer yang terjadi dan memberikan ide solusi terbaik untuk menghadapinya. Peserta didik mampu mengomunikasikan/

memublikasikan hasil penelitian dalam berbagai media.

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ELEMEN

Pemahaman Konsep Pada akhir fase, peserta didik mampu mengidentifikasi, memahami, berpikir kritis, dan menganalisa secara keruangan tentang Konsep Dasar Ilmu Geografi, Peta, Penelitian Geografi dan Lingkungan Geosfer, memaparkan ide, dan memublikasikannya di kelas atau pun media lain.

Keterampilan Proses Pada akhir fase, peserta didik terampil dalam membaca dan menuliskan tentang Konsep Dasar Ilmu Geografi, Peta, Penelitian

(2)

Geografi dan Fenomena Geosfer. Peserta didik mampu menyampaikan, mengomunikasikan ide antar mereka, dan mampu bekerja secara kelompok atau pun mandiri dengan alat bantu hasil produk sendiri berupa peta atau alat pembelajaran lainnya.

Sumber: Kemendikbud 2022 D. PROFIL PELAJAR PANCASILA

Profil Pelajar Pancasila yang akan diterapkan pada materi kali ini sebagai berikut:

a. Beriman, Bertakwa, Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia b. Mandiri

c. Bernalar Kritis d. Kreatif

E. SARANA DAN PRASARANA Sarana dan Prasarana Yang akan digunakan:

- Komputer/Laptop - Smartphone

- Jaringan Internet/Wifi - LCD/Proyektor - Papan Tulis

- Buku Paket Geografi Kelas X F. TARGET PESERTA DIDIK

- Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.

- Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan memimpin.

- Jumlah peserta didik sebanyak 36 orang.

G. MODEL PEMBELAJARAN

Berdasarkan cakupan materi yang akan diajarkan nantinya model pembelajaran yang akan digunakan nantinya adalah Model Pembelajaran Inquiry Learning secara tatap muka.

H. METODE PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN

(3)

Metode yang akan digunakan pada materi kali ini adalah metode Evaluasi Soal.

I. KATA KUNCI

Mitigasi, dan adaptasi kebencanaan.

KOMPONEN INTI A. TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

- Mengidentifikasi Langkah-langkah untuk mitigasi bencana - Menganalisis potensi adaptasi penduduk terhadap bencana

- Mengusulkan strategi untuk mengembangkan mitigasi dan adaptasi bencana B. PEMAHAMAN BERMAKNA

- Mitigasi dan Adaptasi bencana keduanya sangat penting dan saling melengkapi.

C. PERTANYAAN PEMANTIK

- Mengapa masyarakat zaman dulu lebih peka terhadap kondisi bencana?

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN a. Kegiatan Pendahuluan

Sebelum masuk kedalam kegiatan belajar mengajar langkah baik yang perlu dilakukan oleh guru adalah membuka kelas terlebih dahulu, berikut langkah yang akan dilakukan:

1. Mengucapkan salam dan menyapa peserta didik.

2. Memeriksa kehadiran peserta didik.

3. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiata pembelajaran.

4. Guru menanyakan materi yang telah dipelajari sebelumnya.

5. Guru mengarahkan peserta didik untuk menyiapkan alat dan sarana pembelajaran.

6. Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk materi yang akan dipelajari.

7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kali ini.

8. Guru menyampaikan langkah/tahapan kegiatan pembelajaran hari ini.

(4)

b. Kegiatan Inti

Langkah Kegiatan Inti terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

1. Guru menampilkan power point dan menjelaskan materi selama 15 menit.

2. Guru mengarahkan peserta didik untuk membaca catatan selama 15.

3. Evaluasi soal dimulai dengan waktu 2 menit persoalnya 4. Setelah itu langung penilaian dan pemeriksaan jawaban.

c. Kegiatan Penutup

Langkah untuk kegiatan penutup adalah sebagai berikut:

1. Guru akan meminta perwakilan 1 orang siswa dan siswi untuk menyimpulkan pelaksanaan pembelajaran hari ini.

2. Guru akan meminta tanggapan peserta didik untuk kegiatan pembelajaran hari ini, mulai dari sejauh mana pemahaman materi dan materi mana yang masih belum dipahami.

3. Guru memberitahu materi yang akan dipelajari selanjutnya dan mengarahkan siswa untuk belajar terlebih dahulu dirumah.

4. Guru memberitahu sistematika tugas yang akan dikerjakan oleh siswa untuk nantinya dipresentasikan di pertemuan selanjutnya.

5. Doa dan salam penutup.

E. ASESMEN / PENILAIAN

Dalam pembelajaran Fenomena Geosfer, khususnya Antroposfer, aspek penduduk sebagai sumber daya pembangunan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan elemen penting dalam kajian geografi. Oleh karena itu, penilaian dalam proses pembelajaran ini sangatlah penting untuk mengetahui sejauh mana pemahaman, keterampilan, dan sikap peserta didik. Penilaian keterampilan menjadi dasar utama, yang kemudian beriringan dengan penilaian pengetahuan. Hal ini dapat dipahami mengingat pembelajaran geografi menitikberatkan pada kemampuan keterampilan peserta didik, baik

dalam membaca data kependudukan, menggagaskan ide, berdiskusi kelompok, memecahkan masalah pembangunan, serta mempublikasikan hasil pemikiran dalam bentuk visual atau tulisan. Selain itu, penilaian sikap juga diperlukan, meskipun tidak selalu dalam kuantitas yang sama dengan dua jenis penilaian lainnya. Penilaian sikap akan mencakup aspek spiritualitas, tanggung jawab, dan kerja sama dalam konteks pembelajaran.

(5)

Penilaian Sikap

INSTRUMENT PENILAIAN SIKAP PADA PROSES PEMBELAJARAN Tabel Penilaian Sikap

No Nama Peserta Didik

Aspek Penilaian Skor

Total

Nilai Beriman dan

Bertakwa

Bernalar Kritis

Mandiri Kreatif

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

(6)

Rubrik Penilaian Sikap

No Aspek Penilaian Skor

1 2 3 4

1 Beriman dan

Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa:

a. Mengucapkan salam ketika guru memasuki ruang kelas b. Membaca doa

sebelum dan sesudah

melaksanakan pembelajaran.

c. Rasa syukur kepada Tuhan YME atas pengetahuan yang telah diberikan

dengan antusias

Jika semua komponen tidak tercapai

Jika satu komponen

tercapai

Jika dua komponen

tercapai

Jika semua komponen tercapai

dalam

mengikuti pembelajaran.

32 33 34 35 36

(7)

2 Bernalar Kritis:

a. Mengajukan Pertanyaan Sebagai Rasa Ingin Tahu Lebih Dalam b. Kemampuan

Mengidentifikasi dan

Menganalisis Suatu Masalah c. Menanggapi

Jawaban Orang Lain

Berdasarkan Data Atau Bukti Yang Akurat

Jika semua komponen tidak tercapai

Jika satu komponen

tercapai

Jika dua komponen

tercapai

Jika semua komponen tercapai

3 Mandiri:

a. Mampu mengerjakan tugas secara mandiri

b. Serius dan focus terhadap penjelasan yang diberikan c. Dapat

memanage

Jika semua komponen tidak tercapai

Jika satu komponen

tercapai

Jika dua komponen

tercapai

Jika semua komponen tercapai

waktu belajar dan pengerjaan tugas.

(8)

4 Kreatif:

a. Mampu

Berpikir Secara Luwes,

Terbuka dan Out-Of-The- Box

b. Percaya Diri Dalam

Menyampaikan Gagasan Ide Maupun Karya Dengan

Penjelasan Yang Baik c. Karya

Dikembangkan Dengan

Inovatif dan Terdapat Upaya Eksplorasi

Jika semua komponen tidak tercapai

Jika satu komponen

tercapai

Jika dua komponen

tercapai

Jika semua komponen tercapai

Hasil Penskoran Rubrik Penilaian Sikap

Jumlah Skor Yang Diperoleh

Skor = ______________________________ 100 Skor Maksimal

(9)

Keterangan Perolehan Nilai:

Tabel Keterangan Nilai

F. ASSESTMENT / EVALUASI PENGETAHUAN MATERI

SOAL EVALUASI MATERI MITIGASI KEBENCANAAN FASE F SMA NEGERI 20 KOTA BANDUNG TAHUN 2025

Petunjuk Pengerjaan:

1. Soal Berjumlah 10 Pilihan Majemuk dan

2. Soal dikerjakan dikelas secara offline dan tidak diperkenankan dikerjakan dirumah.

3. Pengerjaan soal akan dilaksanakan dikertas ulangan.

4. Tidak diperkenankan membuka hp dan juga buku pelajaran selama ujian berlangsung 5. Waktu pengerjaan soal selama 20 menit!

SOAL ULANGAN Pilihan Majemuk:

1. Simaklah studi kasus ini. Andaikan terjadi letusan gunung api di pulau yang tak berpenghuni, letusannya dapat dilihat dari radius 18 kilometer dari pulau lain disekitarnya.

Maka hal ini tidak dapat disebut sebagai bencana, hal ini dikarenakan….

a. Kekuatan letusan belum terdefinisi sebagai bencana b. Tidak ada pendudukditempat kejadian letusan c. Jarak radius yang masih dalam kategori aman d. Hasil letusan hanya lava bukan awan panas

e. Pulau lain aman dari letusan karena dikelilingi lautan

2. Terdapat desa yang terdiri dari 30 persen anak-anak berusia 12 tahun, 60 persen penduduk usia lanjut dan 10 persen penduduk dewasa. Suatu ketika terjadi bencana gempa bumi yang

(10)

besar sehingag masyarakat kewalahan dalam menghadapi bencana tersebut. Hal diatas dikarenakan oleh kerentanan masyarakat yang tinggi, terutama dalam hal….

a. Fisik b. Lingkungan c. Ekonomi d. Sosial

e. Kelembagaan

3. Tsunami besar menghantam Aceh pada tahun 2004 silam yang mana menyebabkan banyak sekali kerugian baik fisik maupun korban jiwa. Tsunami itu sendiri pada konsep komponen kebencanaan dapat kita pahami sebagai….

a. Bahaya Bencana b. Kerentanan bencana c. Kapasitas bencana d. Kerawanan Bencana e. Jenis Bencana

4. Wilayah Selatan Jawa memiliki potensi besar terhadap bencana dari laut seperti badai maupun tsunami, maka dari itu dalam meningkatkan kapasitas bencana pendekatan secara fisik/lapangan saja tidak cukup namun harus didukung dari nofisik juga. Salah satunya adalah….

a. Menggusur permukiman yang berada dipinggir pantai b. Menentukan zona batas aman dari bahaya tinggi gelombang c. Melakukan pencerdasan bencana dalam beberapa bulan sekali d. Menetapkan aturan tentang larangan aktifitas di laut saat sore hari e. Melakukan pemantauan berkala terhadap aktifitas tektonisme

5. Setiap wilayah memiliki potensi kebencanaannya sendiri, namun tidak jarang ada wilayah yang mengalami sebab bencana yang sama namun mengalami tingkat kerugian yang lebih besar. Faktor utamanya bila dilihat dari aspek sosial adalah….

a. Perlengkapan kelembagaan bencana yang kurang

(11)

b. Perbedaan komposisi dan jumlah penduduknya c. Ketanggapan penyaluran informasi yang berbeda d. Perbedaan level pengetahuan bencana antar penduduk e. Tingkat kepedulian masyarakat terhadap bencana

6. Seperti yang kita ketahui bahwa bencana gempa bumi dan tsunami sangat berpotensi terjadi di Indonesia, namun seperti di Pulau Sumatera yang mana intensitas terjadinya jauh lebih sering terjadi disebelah barat pulau sumatera. Hal ini disebabkan oleh….

a. Bukit barisan sebagai pelindung alami sisi timur sumatera b. Komposisi batuan diwilayah barat yang jauh lebih lemah

c. Jumlah penduduk hampir berfokus di sebelah barat pulau sumatera d. Aktifitas lempeng yang lebih aktif dibagian barat pulau

e. Medan pegunungan yang menyulitkan apabila terjadi bencana

7. Wilayah Indonesia sangat aman dari bencana tornado maupun siklon udara, berbeda sekali dengan negara tetangga kita yaitu filiphina yang setiap tahun dapat merasakan bencana akibat siklon tropis. Faktor utamanya adalah

a. Negara Indonesia berada pada zona yang lemah kekuatan angin b. Negara Indonesia berada pada wilayah iklim tropis

c. Pulau Papua yang menjadi penghalang alami angin besar d. Wilayah laut Indonesia jauh lebih luas dibandingkan filiphina e. Indonesia yang diapit dua benua sehingga jauh lebih aman

8. Indonesia memiliki gugusan gunung api yang sangat besar, namun terdapat wilayah yang relatif aman dari bencana gunung api, yaitu wilayah….

a. Wilayah selatan Kalimantan b. Wilayah selatan Jawa c. Wilayah Sunda kecil d. Wilayah tengah Sulawesi e. Wilayah barat Sumatera

(12)

9. Wilayah Utara Jawa seperti yang kita ketahui memiliki kondisi laut yang jauh lebih tenang dibandingkan wilayah selatan. Meskipun demikian terdapat potensi bencana yang sama seperti tsunami karena berasal dari laut juga mengancam penduduk disana, bencana yang dimaksud adalah….

a. Banjir bandang b. Banjir rob

c. Gelombang suhu panas d. Penurunan air tanah e. Badai tropis

10. Wilayah Sumatera memiliki potensi bencana kebarakan hutan yang tinggi. Penyebab kejadiannya sendiri dapat diamati melalui faktor lingkungannya maupun manusia. Adapun faktor manusia yang menjadi penyebab utama adalah….

a. Kondisi suhu wilayah yang lebih panas b. Wilayah didominasi oleh rawa-rawa c. Musim kemarau yang lebih panjang d. Pembukaan lahan dengan cara dibakar e. Tidak memiliki laut ataupun badan air

G. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK Refleksi Guru

Ketika melaksanakan proses pembelajaran pada Bab Persebaran dan Kebencanaan di Indonesia materi Adaptasi dan Mitigasi Bencana bagi peserta didik, apakah saya sebagai guru sudah melakukan:

1. Memberi keteladanan pada peserta didik dalam sikap dan perilaku sehari-hari secara baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)

2. Menjadikan pembelajaran tidak berpusat pada guru, melainkan berpusat pada peserta didik? (Sangat baik/baik/ sedang/kurang baik)

(13)

3. Melaksanakan pembelajaran secara konstektual dengan baik? (Sangat baik/baik/sedang/kurang baik)

4. Apa yang perlu saya tingkatkan sebagai guru dalam proses pembelajaran pada materi Kebencanaan?

Refleksi Peserta Didik

1. Apa pesan dan kesan peserta didik setelah mempelajari materi geografi hari ini?

2. Materi apa sajakah yang peserta didik pelajari hari ini?

3. Menyampaikan materi yang belum dipahami oleh peserta didik?

H. KEGIATAN PENGAYAAN DAN REMEDIAL Pengayaan

Pengayaan pada pembelajaran materi Persebaran dan Kebencanaan di Indonesia dapat dilakukan dengan mendalami catatan selama belajar dan power point yang telah diberikan. Selain itu juga siswa perlu memberikan catatan harian setidaknya satu halaman yang nantinya akan ditandatangan sebagai bukti pembelajaran.

Remedial

Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum memenuhi capaian pembelajaran.

Remedial dilakukan untuk membantu peserta didik dalam memenuhi capaian pembelajaran. Hal yang dapat dilakukan oleh guru untuk kegiatan remedial, di antaranya:

1. Guru dapat melakukan pertemuan satu per satu dengan peserta didik untuk mendengarkan hambatan siswa secara aktif (bisa masalah pribadi, psikologis, atau akademik), guru dapat memberikan dukungan moral tanpa menyudutkan peserta didik, dan menghindari adanya hukuman bagi peserta didik

2. Guru dan peserta didik menyusun secara bersama rencana terkait remedial seperti jadwal, waktu, dan metode

3. Menggunakan cara Peer tutoring teman sebayanya membantu peserta didik yang mengalami kesulitan

4. Sebagai penunjang remedial berikan platform pembelajaran interaktif, seperti video pembelajaran, simulasi, maupun quiz secara online

LAMPIRAN

(14)

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Untuk Kegiatan Pembelajaran Pada hari Ini Tidak Ada Pengerjaan LKPD hanya ada evaluasi materi berupa pengerjaan soal.

B. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor, 2022) (Brain Academy, 2024)

Pengertian Mitigasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, arti mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Secara singkat, mitigasi bencana adalah suatu upaya untuk meminimalisir dampak buruk yang ditimbulkan dari suatu bencana yang tidak dapat dicegah seluruhnya.

Mitigasi bencana bertujuan untuk mengurangi risiko maupun dampak akibat bencana terhadap masyarakat yang berada pada kawasan rawan bencana. Seperti halnya upaya pencegahan bencana, mitigasi juga memerlukan tindakan permanen yang dilakukan sebelum bencana terjadi untuk memastikan keselamatan masyarakat. Tindakan mitigasi, seperti pencegahan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan diterapkan mulai dari tingkat rumah tangga hingga tingkat komunitas.

Langkah-Langkah Mitigasi

Mengingat bencana alam merupakan risiko yang tidak terhindarkan, maka mitigasi adalah hal penting yang perlu diketahui untuk setidaknya mengurangi dampak dari bencana. Mitigasi adalah langkah yang memiliki sejumlah prosedur dan tahapan guna mengurangi risiko dan dampak dari bencana. Berikut tahap-tahap mitigasi seperti yang telah dikutip Liputan6.com dari laman resmi BPBD Kabupaten Purworejo. Tahap-Tahap Penanganan Bencana :

1. Mitigasi adalah langkah yang memiliki tahap awal penanggulangan bencana alam untuk mengurangi dan memperkecil dampak bencana. Mitigasi adalah langkah yang juga dilakukan sebelum bencana terjadi. Contoh kegiatannya antara lain membuat peta wilayah rawan bencana, pembuatan bangunan tahan gempa, penanaman pohon bakau, penghijauan hutan, serta memberikan penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.

2. Berikutnya, langkah dari mitigasi adalah perencanaan. Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang pernah terjadi dan bencana lain yang mungkin akan terjadi. Tujuannya adalah untuk meminimalkan korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana pelayanan umum yang meliputi upaya mengurangi tingkat risiko, pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat, serta pelatihan warga di

(15)

wilayah rawan bencana.

3. Langkah ketiga mitigasi adalah respons, yang merupakan upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan bencana. Tahap ini berlangsung sesaat setelah terjadi bencana. Rencana penanggulangan bencana dilaksanakan dengan fokus pada upaya pertolongan korban bencana dan antisipasi kerusakan yang terjadi akibat bencana.

4. Hal yang tak kalah penting dari upaya mitigasi adalah pemulihan. Langkah ini merupakan langkah yang perlu diambil setelah bencana terjadi guna mengembalikan kondisi masyarakat seperti semula. Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal sementara bagi korban serta membangun kembali saran dan prasarana yang rusak. Selain itu, juga perlu dilakukan evaluasi terhadap langkah penanggulangan bencana yang dilakukan.

Berdasarkan siklus waktunya, kegiatan penanganan bencana dapat dibagi 4 kategori : 1. Kegiatan sebelum bencana terjadi.

2. Kegiatan saat bencana terjadi.

3. Kegiatan tepat setelah bencana terjadi.

4. Kegiatan pasca bencana yang meliputi pemulihan, penyembuhan, perbaikan, dan rehabilitasi.

Langkah-Langkah Mitigasi berdasarkan Jenis Bencana

Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam mitigasi bencana berdasarkan jenis bencana alamnya:

1. Mitigasi Bencana Banjir

Menghadapi kondisi iklim yang tidak menentu di Indonesia, potensi terjadi banjir setiap tahun akan semakin tinggi dan dapat menimbulkan banyak kerugian. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami mitigasi bencana banjir berikut ini.

1. Melakukan pengawasan penggunaan lahan dan perencanaan lokasi untuk menempatkan fasilitas vital yang rentan terhadap banjir pada daerah yang aman.

2. Menyesuaikan desain bangunan di daerah banjir agar tahan terhadap air.

3. Membangun infrastruktur yang kedap air.

4. Melakukan pengaturan kecepatan air permukaan dan daerah hulu dengan pembangunan bendungan, reboisasi, dan sistem peresapan.

5. Melakukan pembersihan sedimen dan pembangunan saluran drainase.

6. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penggundulan hutan.

(16)

7. Melakukan pelatihan tentang kewaspadaan banjir, penyediaan tempat evakuasi, dan persiapan evakuasi.

2. Mitigasi Bencana Gunung Meletus

Jika kamu berada di wilayah dekat gunung berapi, maka kamu perlu mengetahui cara mengantisipasi bencana tersebut agar tidak menimbulkan kerugian yang banyak. Berikut langkah- langkah mitigasi bencana gunung meletus yang dapat kamu lakukan.

1. Menghindari tempat yang memiliki kecenderungan untuk dialiri lahar.

2. Menerapkan struktur dan desain bangunan yang tahan api dan dampak gunung meletus seperti abu vulkanik.

3. Membuat barak pengungsian yang permanen, terutama di sekitar gunung api.

4. Menyediakan fasilitas yang memadai untuk memudahkan evakuasi, seperti alat transportasi dan jalanan yang mudah dilalui.

5. Mensosialisasikan mitigasi bencana kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api.

3. Mitigasi Bencana Tanah Longsor

Gerakan tanah atau tanah longsor dapat menyebabkan berbagai macam kerusakan. Runtuhan batuan akibat tanah longsor dapat menerjang bangunan dan merusak jalan. Maka dari itu, kamu yang tinggal di daerah rawan tanah longsor perlu melakukan langkah-langkah mitigasi sebagai berikut.

1. Menghindari pembangunan pemukiman di daerah rawan bencana.

2. Memperbaiki drainase air permukaan dan air tanah.

3. Melakukan reboisasi dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam.

4. Membuat terasering.

5. Melakukan pemadatan tanah disekitar bangunan.

4. Mitigasi Bencana Gempa Bumi

Indonesia berada di daerah pertemuan tiga lempeng tektonik besar yang menyebabkan gempa bumi terkadang tidak bisa kita hindari. Untuk mencegah dampak kerugian yang banyak, maka kamu dapat melakukan mitigasi bencana gempa bumi di antaranya sebagai berikut:

(17)

1. Membuat konstruksi bangunan yang tahan getaran/gempa.

2. Mengurangi pembangunan di daerah rawan bencana gempa bumi.

3. Mengikuti pelatihan mengenai upaya penyelamatan diri dan kewaspadaan terhadap gempa bumi.

5. Mitigasi Bencana Tsunami

Tsunami adalah bencana alam berupa gelombang air besar yang disebabkan oleh gangguan pada dasar laut. Dampak dari peristiwa ini sangat besar bagi kawasan yang terkena, termasuk hilangnya nyawa dan cedera.

Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memahami langkah-langkah mitigasi bencana tsunami yang tepat, antara lain.

1. Melakukan pembangunan tsunami early warning system.

2. Melakukan sosialisasi tentang karakteristik dan pengenalan bahaya tsunami.

3. Melakukan pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang beresiko.

4. Memahami cara penyelamatan jika terlihat tanda-tanda tsunami.

6. Mitigasi Bencana Kebakaran

Kebakaran biasanya terjadi karena faktor alam berupa cuaca yang kering maupun faktor manusia.

Dampak yang ditimbulkan dapat berupa kerusakan lingkungan, hilangnya nyawa hingga harta benda. Selain itu, asap yang ditimbulkan dapat berpengaruh pada kesehatan juga. Berikut beberapa langkah yang dapat kamu lakukan sebagai mitigasi bencana kebakaran.

1. Membuat sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan kebakaran.

2. Melarang pembukaan lahan dengan cara pembakaran.

3. Menyediakan APAR (Alat Pemadam Kebakaran) pada tempat yang berpotensi menimbulkan kebakaran.

4. Melakukan penanaman kembali daerah yang telah terbakar dengan tanaman heterogen.

7. Mitigasi Bencana Kekeringan

Bencana kekeringan dapat menyebabkan pepohonan mati dan tanah menjadi gersang. Salah satu dampak bencana ini adalah kurangnya bahan pangan akibat tanaman dan ternak yang mati. Berikut adalah langkah-langkah yang bisa kamu pelajari dalam melakukan mitigasi bencana kekeringan.

(18)

1. Melakukan pengelolaan air secara benar dan efisien.

2. Konservasi tanah dan pengurangan tingkat erosi dengan pembuatan bendungan.

3. Memperbaiki daerah yang tandus dengan melakukan pengelolaan lahan.

4. Melakukan sosialisasi tentang pengelolaan air dan konservasi air.

5. Membangun bendungan, waduk, dan sumur untuk tempat penampungan air.

8. Mitigasi Bencana Wabah Penyakit

Pandemi Covid-19 telah ditetapkan sebagai bencana nasional berupa wabah

penyakit yang menyebabkan kematian yang cukup tinggi di Indonesia. Berikut langkah-langkah mitigasi bencana wabah penyakit yang dapat kamu lakukan.

1. Menyiapkan masyarakat termasuk tenaga kesehatan untuk memahami resiko bila terjadi wabah dan cara menanganinya.

2. Menyiapkan infrastruktur dan fasilitas kesehatan yang memadai.

3. Melakukan deteksi secara dini agar mendapatkan respon cepat.

9. Mitigasi Bencana Angin Siklon Tropis

Bencana angin siklon tropis biasanya kerap melanda kawasan pesisir pantai. Siklon tersebut membentuk badai berupa angin kencang yang berputar di atas permukaan laut dan disertai hujan deras. Nah, berikut langkah-langkah mitigasi bencana angin siklon tropis yang dapat kamu lakukan.

1. Memastikan struktur bangunan yang memenuhi syarat untuk mampu bertahan terhadap gaya angin.

2. Meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi angin topan dan mengetahui cara menyelamatkan diri.

3. Melakukan sosialisasi kepada nelayan tentang tanda-tanda adanya badai.

10. Mitigasi Bencana Konflik

Mitigasi bencana konflik adalah serangkaian langkah yang diambil untuk mengurangi risiko timbulnya konflik atau meminimalisir dampak negatif yang diakibatkannya. Biasanya melibatkan upaya untuk mencegah, menangani, dan mengurangi ketegangan antar individu, kelompok, atau komunitas yang dapat memicu konflik. Berikut beberapa langkah-langkah yang dapat dilakukan.

(19)

1. Meningkatkan pemahaman terhadap perlindungan dan penghormatan Hak Asasi Manusia.

2. Mendukung kelangsungan demokrasi berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

3. Mendorong peran serta seluruh masyarakat dalam memelihara ketertiban dan ketentraman.

ADAPTASI BENCANA (Amalia, 2024)

Pengertian adaptasi menurut KBBI adalah penyesuaian diri terhadap kondisi lingkungan yang baru. Sementara bencana alam ialah bencana yang disebabkan oleh alam, seperti gempa bumi, angin besar, dan banjir. Bencana alam juga dipahami sebagai rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh faktor alam sehingga dapat mengancam kehidupan manusia. Ada beberapa bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, yaitu banjir, gempa bumi, gunung meletus, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Bersumber dari kemdikbud.go.id, adaptasi bencana adalah serangkaian upaya atau cara manusia untuk bertahan hidup (survive) dengan melakukan penyesuaian lingkungan.

kemampuan beradaptasi ditentukan oleh kapasitas, struktur pengambilan keputusan dalam masyarakat, dan ketersediaan teknologi.

Bentuk Adaptasi Bencana di Indonesia 1. Adaptasi Bencana Tsunami

Salah satu adaptasi bencana alam adalah mengantisipasi adanya bencana tsunami meski jarang terjadi di Indonesia.

Nah, bentuk adaptasi bencana tsunami adalah dengan membuat rambu evakuasi tsunami, pembangunan tanggul laut, dan tembok pemecah gelombang.

2. Adaptasi Bencana Tanah Longsor

Bentuk adaptasi bencana tanah longsor berupa pindah dari lingkungan rawan ke lingkungan yang lebih aman juga penanaman pohon.

Bencana alam longsor mempunyai beberapa proses adaptasi.

Bentuk adaptasi bencana ini berupa pindah dari lingkungan rawan ke lingkungan yang lebih aman juga penanaman pohon.

3. Adaptasi Bencana Gunung Meletus

Masyarakat yang tinggal di daerah gunung berapi aktif rentan dengan bencana alam gunung meletus.

Masyarakat di daerah ini dapat beradaptasi dengan membuat rumah kokoh dengan atap dan dinding tebal agar tahan hujan abu.

4. Adaptasi Bencana Gempa Bumi

Adaptasi gempa bumi menitikberatkan pada perubahan bentuk dan kontruksi bangunan area

(20)

pemukiman masyarakat.

Tak hanya itu saja, perlu juga untuk memperbanyak kegiatan yang bertujuan ketahanan pangan.

5. Adaptasi Bencana Banjir

Ada beberapa proses adaptas bencana banjir, yaitu adaptasi aktif, pasif, sosial, ekonomi, dan budaya.

Adaptasi aktif terdiri dari membangun rumah dua lantai, meninggikan pondasi rumah, dan lainnya.

Sementara adaptasi pasit dapat dilakukan dengan menghitung prakiraan musim hujan yang berpotensi menyebabkan banjir.

Diketahui adaptasi sosial dapat dilakukan dengan gotong royong dan kerja sama.

(21)

C. GLOSARIUM 1. Lempeng Tektonik

Lempeng besar di kerak bumi yang bergerak dan dapat menyebabkan gempa bumi, gunung berapi, dan bencana geologi lainnya.

2. Gempa Bumi

Getaran atau guncangan tanah yang terjadi akibat pergerakan lempeng tektonik atau aktivitas vulkanik.

3. Patahan

Retakan atau patahan di kerak bumi yang merupakan sumber gempa.

4. Gunung Berapi (Vulkanik)

Gunung yang terbentuk akibat keluarnya magma dari dalam bumi melalui letusan.

5. Letusan Gunung Api

Peristiwa keluarnya magma, abu, gas, dan material lain dari perut bumi melalui gunung berapi.

6. Tsunami

Gelombang laut besar yang terjadi akibat gempa bawah laut atau letusan gunung berapi.

7. Curah Hujan

Jumlah air hujan yang turun dalam waktu tertentu di suatu daerah.

8. Banjir

Kondisi di mana air meluap dan menggenangi daratan yang biasanya kering.

9. Kekeringan

Kondisi kekurangan air dalam jangka waktu lama sehingga berdampak pada kehidupan manusia dan tanaman.

10. Tanah Longsor

Pergerakan tanah atau batuan menuruni lereng akibat hujan lebat, gempa, atau aktivitas manusia.

11. Kebakaran Hutan

Terbakarnya area hutan secara luas yang dapat disebabkan oleh faktor alam atau ulah manusia.

12. Puting Beliung

Angin berputar yang kuat dan cepat, biasanya terjadi saat badai lokal dan dapat menyebabkan kerusakan.

13. ESDM

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, lembaga yang mengawasi aktivitas gunung berapi di Indonesia.

14. BNPB

(22)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, lembaga yang mengkoordinasikan penanggulangan bencana di Indonesia.

15. BMKG

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, lembaga yang memantau cuaca, iklim, dan gempa bumi.

D. DAFTAR PUSTAKA

Brain Academy. (2024). Mitigasi bencana: Pengertian, pedoman, dan langkahnya.

https://www.brainacademy.id/blog/mitigasi-bencanaBrain Academy

Referensi

Dokumen terkait

MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM KELAS X SMA MTA SURAKARTA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Agustus 2016. Tujuan

Penelitian ini memiliki tiga tujuan (1) Mengetahui kriteria bahan ajar yang diinginkan guru dan siswa pada materi mitigasi dan adaptasi bencana alam; (2)

pembelajaran pada materi mitigasi dan adaptasi bencana alam kelas X. Bagaimanakah efektivitas bahan ajar prototipe dalam

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendiskripsikan karakteristik aktivitas guru dalam pembelajaran geografi kompetensi kependudukan di kelas XI SMA Negeri 3 Salatiga.. (2)

Pengembangan Bahan Ajar Geografi Berbasis Pendidikan Karakter Pada Materi Mitigasi dan Adaptasi Bencana 1Mei Vita Romadon Ningrum*, 2Yulian Widya Saputra 1,2 Pendidikan Geografi

Pengembangan modul ajar berbasis integrative learning design framework terhadap peningkatan kemampuan spatial thinking pada mata pelajaran geografi materi mitigasi bencana alam di

Pengembangan Modul Berbasis Scientific Pada Materi Pokok Mitigasi Bencana Alam Untuk siswa Kelas XI SMAN 1 Sragen.. Universitas Sebelas

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran mata pelajaran geografi kelas XI SMA yang menggunakan model problem based