LABORATORIUM FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Nama Mata Kuliah : Praktikum Farmakologi III
Nama Dosen Pengampu: 1. Apt. Retno Ariani, M.S.Farm
2. Apt. Tita Khosima Hidayati, M.Farm 3. Endah Kartika, M.Sc
Tanggal Praktikum: Minggu, 12 Januari 2025 Judul Modul:
STERILISASI DAN UJI STERILITAS
Asisten : Gilang Pratama
Laporan Praktikum
1. TUJUAN
a. Mahasiswa diharapkan memahami pentingnya melakukan sterilisasi untuk percobaan menggunakan mikroba
b. Mahasiswa diharapkan terampil melakukan sterilisasi alat dan baahn sebelum melakukan percobaan yang menggunakan mikroba
2. PRINSIP DAN TEORI DASAR
Sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan panas, dengan penyaringan, dan dengan zat kimia. Sterilitas diperlukan untuk sediaan obat atau zat yang disuntikkan langsung ke dalam tubuh (parenteral) dan dalam pengerjaan uji antimikroba.
Disusun Oleh : A19B + A18B NIM:
Kelompok :
1. Adi Hadiana NIM: D1A220081
2. Annisa Salma NF NIM: D1A230055 3. Luthfan Syauqi NIM: D1A230033 4. Ranti Anggraeni NIM: D1A230103
5. Siti Witarsah NIM: D1A220020
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Pada uji antimikroba diperlukan medium, alat gelas, dan air yang steril untuk mencegah kontaminasi dari mikroba lain yang tidak diinginkan. Kontaminasi mikroba dari air, alat gelas atau medium yang digunakan akan menyebabkan kesuliatan dalam pengamatan dan akan menghasilkan hasil yang percobaan dan kesimpulan yang bias.
Alat gelas dapat disterilkan dengan menggunakan autoklaf pada suhu 1150C -1200C selama 20-30 menit atau dioven pada suhu 150-2000C selama 1 jam, air dan medium yang digunakan dapat disterilisasi dengan menggunakan autoklaf dengan menggunakan sushu 115-1200 C selama 20-30 menit . untuk zat yang tidak tahan panas dapat digunakan Teknik aseptic dengan menggunakan alat- alat steril dan pengerjaan dilakukan di ruangan steril serta bekerja di dekat api.
Bakteri dapat diklasifikasikan berdasarkan pada temperature optimal bagi pertumbuhannya.
Berdasar temperature optimal bakteri diklasifikasikan ke dalam 5 kelas:
1. Hipertermofil (>600C) 2. Thermofile (24-1220C) 3. Mesofil ( 20-450C)
4. Psychrotrophs (dapat bertahan pada suhu 0 o C, namun lebih menyukai temperature mesofil) 5. Psychrophiles (-15 sampai 10 0C atau lebih rendah)
Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologi, strelisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang dipakai maupun medianya. Bila penanaman spesimen dalam media, petri, ose maupun media yang digunakan tidak steril, maka sangat tidak mungkin untuk membedakan apakah kuman/bakteri yang berhasil diisolasi tersebut berasal dari penderita atau merupakan hasil kontaminasi dari alat-alat atau media yang digunakan.
Suatu alat atau bahan dikatakan steril bila alat/bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari jasad renik disebut sterilisasi. Ada beberapa cara sterilisasi, untuk pemilihannya tergantung dari bahan/alat yang akan disterilkan. Secara garis besar sterilisasi dapat dibagi sebagai berikut : pemanasan, filtrasi, penyinaran dengan sinar gelombang pendek (radiasi), kimia ( khemis).
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Sterilisasi Secara Fisik
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & pemijaran :
1. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L dan lain-lain.
2. Sterilisasi panas kering : sterilisasi dengan oven umumnya pada suhu 160- 170ºC selama 1-2 jam. Sterilisasi panas kering cocok untuk sterilisasi serbuk yang tidak stabil terhadap uap air, alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dan lain-lain 3. Sterilisasi uap panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Sterilisasi dengan menggunakan
uap panas dibawah tekanan dengan menggunakan autoklaf. Pada sterilisasi ini umumnya dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu 15 menit dengan suhu 121ºC.
Sterilisasi Kimia
Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol.
Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol. Proses sterilisasi antiseptik kimia ini biasanya dilakukan dengan cara langsung memberikan pada alat atau media yang akan disterilisasi. Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan dari tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki.
Sterilisasi Mekanik (Filtrasi)
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan serum, enzim, toksin kuman, ekstrak sel dan lain-lain. (Fauzi, 2013)
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
3. ALAT DAN BAHAN 3.1 Alat
a. Cawan petri b. Erlenmeyer c. Gelas ukur d. Bunsen 3.2 Bahan
a. Media Nutriet agar
b. Biakan Bakteri Staphylococcus aureus, Eschericia coli c. Aquadest
d. Kapas dan kassa e. Tali kasur
f. Kertas pembungkus g. Tissue
4. PROSEDUR
1. Cuci bersih setiap alat yang akan digunakan, lalu keringkan
2. Sumbat alat yang memiliki mulut seperti erlenmeyer, gelas ukur menggunakan kapas yang dibalut kassa
3. Bungkus menggunakan kertas coklat/pembungkus
4. Timbang media agar lalu larutkan dengan aquadest, Panaskan menggunakan hotplate hingga homogen
5. Sterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan
6. Tuang media agar yang telah di sterilisasi ke dalam cawan petri sebanyak 15-20 mL 7. Lalu diamkan selama 30 menit hingga memadat
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
5. HASIL
5.1 Hasil Pengamatan
(A) (B) Keterangan :
A. Alat yang akan disterilisasi B. Hasil media agar
5.2 Hasil Perhitungan
Perhitungan Nutrient Agar : 28
1000𝑥 20 𝑚𝐿 = 𝟎, 𝟓𝟔 𝒈𝒓𝒂𝒎 * Perhitungan untuk 1 cawan petri
6. PEMBAHASAN SINGKAT
Dalam praktikum ini, sterilisasi alat dilakukan secara bertahap. Pertama, semua alat seperti Erlenmeyer dan gelas ukur dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran dan sisa bahan kimia.
Setelah itu, mulut alat diberi sumbat yang terbuat dari kapas yang dibalut dengan kasa. Sumbat ini berfungsi sebagai penghalang fisik untuk mencegah masuknya mikroorganisme dari udara.
Kemudian, alat-alat tersebut dibungkus menggunakan kertas coklat sebelum disterilisasi di autoklaf atau oven. Penggunaan kertas coklat memiliki alasan praktis dan ilmiah. Kertas coklat tahan terhadap panas tinggi, tidak mudah terbakar, dan dapat menjaga sterilisasi alat dengan baik, sekaligus meminimalkan kondensasi uap air selama proses sterilisasi.
Prosedur pembuatan media agar dimulai dengan menimbang bahan sesuai dengan prosedur yang ditentukan. Agar dan bahan-bahan lain dilarutkan dalam air suling, kemudian campuran dipanaskan menggunakan hotplate hingga larut sepenuhnya.
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
Proses pemanasan bertujuan untuk memastikan agar dapat larut dan homogen, serta mengaktifkan sifat-sifat gel agar saat didinginkan akan membentuk media padat yang ideal untuk pertumbuhan mikroorganisme.
Fungsi media agar dalam sterilisasi adalah sebagai kontrol untuk mendeteksi adanya mikroorganisme setelah sterilisasi. Media ini digunakan dalam uji sterilitas untuk memastikan bahwa alat atau bahan benar-benar steril.
Selain memastikan alat-alat dan bahan bebas dari mikroorganisme, sterilisasi juga memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya kontaminasi silang selama proses eksperimen.
Penggunaan teknik aseptik, seperti pemberian sumbat kapas-kasa pada alat dan pembungkusan dengan kertas coklat, merupakan langkah preventif yang mendukung keberhasilan sterilisasi. Di sisi lain, media agar juga berperan sebagai indikator keberhasilan sterilisasi. Jika setelah inkubasi tidak ditemukan pertumbuhan mikroorganisme pada media tersebut, maka proses sterilisasi dianggap berhasil. Hal ini menunjukkan pentingnya perencanaan dan pelaksanaan prosedur sterilisasi secara menyeluruh dalam menjaga validitas hasil praktikum dan mencegah kesalahan yang dapat memengaruhi kualitas data. Oleh karena itu, kombinasi metode yang tepat, pemahaman teori, dan penerapan praktik yang benar menjadi kunci dalam proses sterilisasi di laboratorium farmasi.
7. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa Sterilisasi merupakan langkah kritis dalam memastikan kebersihan dan keamanan alat serta bahan dalam penelitian farmasi. Metode sterilisasi bervariasi tergantung pada jenis bahan yang digunakan. Proses sterilisasi alat melibatkan pembersihan, pemberian sumbat kapas-kasa, dan pembungkusan dengan kertas coklat yang tahan panas. Pembuatan media agar melibatkan pelarutan, pemanasan, dan pengaturan agar sebagai media kontrol untuk uji sterilitas. Praktik ini menjamin keandalan hasil penelitian dan pengujian dalam bidang farmasi
LABORATORIUM FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS AL-GHIFARI
Jalan Cisaranten Kulon No 140 Bandung
8. PUSTAKA
a. Seprianto, Naroeni A. 2017. Penuntun Praktikum Instrumentasi Bioteknologi Tim Kimia Dasar Jurusan PMIPA-FKIP. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Jurusan Pendidikan MIPA.
Jember : Jember University Press.
b. Fauzi, Hikmah . 2013. “Sterilisasi dan Macam-macamnya ”. Lembaga Sumber Daya Informasi, IPB, Bogor.
c. Mulyaningsih, T. dan N. Aluh., 2009. Sterilisasi Alat Media, ANDI, Jakarta. Permatasi, dkk., 2013. Uji Pembuatan Marning Jagung dengan Menggunakan Autoclave. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol. I. No.1
d. Laboratorium Kalibrasi. 2017. Biosafety Cabinet. PT. Famed Calibration [http://www.biosafetycabinet.co.id/biosafety-cabinet/] dilihat 15 Januari 2025
9. LAMPIRAN