MOTIVASI DALAM KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN ISLAM
Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Manajemen Pendidikan Islam (Klasik & Modern)
Dosen Pengampu: Dr. Muh. Anies, M.A.
Disusun oleh :
M. Sokhibul Burhanudin (21.0406.0022) Dini Istiningsih (21.0406.0023)
PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG TAHUN 2023
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Diantara permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dalam satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional di antaranya melalui pengadaan buku dan alat pelajaran, berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, perbaikan dan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian dilihat dari berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang adil dan merata.
Dalam Lembaga Pendidikan , guru merupakan sumber daya manusia yang berada di front paling depan tempat saat terjadinya interaksi belajar mengajar. Hal itu mengandung makna bahwa upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Untuk mengoptimalkan kinerja mengajar guru yakni dalam rangka melaksanakan tugas dan pekerjaannya, maka kepala sekolah yang berkualitas harus mampu mempengaruhi, menggerakkan, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasehati, membimbing, menyuruh, memerintahkan, melarang, dan bahkan memberikan sanksi, serta membina dalam rangka mencapai kinerja sekolah secara efektif dan efisien.
Akan tetapi hal tersebut tidak akan terealisasi tanpa adanya motivasi dan etos kerja dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya dari masing-masing elemen- elemen pendidikan. Berikut akan dipaparkan mengenai motivasi dan etos kerja kependidikan Islam yang meliputi hakikat motivasi, beberapa teori motivasi, beberapa bentuk motivasi dalam pendidikan Islam, hakikat etos kerja serta fungsi motivasi dalam meningkatkan etos kerja dalam pengelolaan pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
a. Bagaimanakah konsep motivasi?
b. Apa saja dalil Al-Quran dan hadist tentang motivasi?
c. Bagaimana Kepemimpinan Pendidikan Islam?
d. Apa saja dalil Al-Quran dan hadist tentang kepemimpinan?
e. Apa kaitan antara motivasi dan kepemimpinan pendidikan Islam?
C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui:
a. Bagaimanakah konsep motivasi.
b. Apa saja dalil Al-Quran dan hadist tentang motivasi.
c. Bagaimana Kepemimpinan Pendidikan Islam.
d. Apa saja dalil Al-Quran dan hadist tentang kepemimpinan.
e. Apa kaitan antara motivasi dan kepemimpinan pendidikan Islam.
BAB II PEMBAHASAN A. Teori Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sementara itu, dalam psikologi, pengertian motivasi adalah usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
(Husnul Abdi, 2021)
Kata motivasi dalam bahasa Arab disebut dengan (عيجشتلا) At-Tasyji’, berasal dari akar kata ( عّجششششي -عّجشششس) yang berarti mendorong, memberi semangat, membesarkan hati, menganjurkan, dan mempromosikan (Arifin, 2020). Sedangkan dalam bahasa latin motivasi berasal dari kata “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi agar bekerja mencapai tujuan yang ditentukan.
Artinya motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk tercapai tujuan organisasi atau perusahaan(Jaja Jahari, 2020).
Para ahli mendefinisikan motivasi sebagai berikut (Jaja Jahari, 2020): Hasibuan mendefinisikan bahwa motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau berkerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan.
Motivasi merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia, keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Intinya, (1) motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan (2) motivasi merupakan hasrat didalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. (3) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. (4) motivasi adalah kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi guna mencapai sasaran organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut memuaskan kebutuhan sejumlah individu; dan (5) motivasi merupakan faktor psikologis yang menunjukan minat individu terhadap pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggung jawab terhadap aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan (6) motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal. Motivasi kerja adalah perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan
bekerja pada kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang menguntungkan dilihat dari perspektif pribadi dan terutama organisasi. Motivasi itu sendiri dapat berupa dorongan positif yang diperoleh dari intensif/tunjangan dan gaji tambahan, maupun dapat berupa sanksi agar pegawai dapat memiliki motivasi untuk berubah.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penguatan motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang untuk menggerakan diri dan menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja efektif dan berintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan dalam bekerja agar tercapai tujuan suatu organisasi atau perusahaan. Penguatan motivasi merupakan suatu usaha positif dalam menggerakan dan mengarahkan sumber daya manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.(Jaja Jahari, 2020)
2. Fungsi dan Tujuan Motivasi
Fungsi motivasi ada tiga (Syarifuddin, 2021), yaitu sebagai berikut:
a) Mendorong manusia untuk berbuat. Dalam hal ini, motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b) Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai sehingga motivasi dapat menunjukkan arah dan kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan apa saja yang harus dilakukan yang sesuai dengan tujuan dengan menghilangkan perbuatan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Adapun tujuan dari motivasi, berdasarkan teori oleh (Bella, 2022), yakni sebagai berikut:
a) Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.
b) Bagi seorang manajer, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan pegawai atau bawahan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya sehingga tercapai tujuan organisasi yang dipimpinnya.
c) Bagi seorang guru, tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memaju pada siswanya agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan di dalam kurikulum sekolah.
3. Teori-Teori Motivasi
Ada beberapa teori tentang motivasi yang bisa dikembangkan dalam lembaga Pendidikan (Oktapiani, 2018):
a) Model Tradisional
Bahwa untuk memotivasi karyawan, para pemimpin harus memiliki system upah insentif, makin banyak mereka produksikan, makin banyak pula mereka memperoleh upah. Menurut Taylor, karyawan itu pada hakikatnya malas, hanya dengan janji financial mereka akan termotivasi untuk melaksanakan pekerjaan. Akan tetapi hendaknya perlu diingat bahwa kejadian ini sifatnya hanyalah sementara terutama bila efesiensi naik dan banyak karyawan terputus hubungan kerjanya; yang tinggalkan menacari kelangsungan kerja.
b) Model Hubungan Kemanusiaan
Bahwa karyawan memerlukan kontak social untuk memotivasi kerja mereka.
Kebosan dan berulagnya pekerjaan merupakan faktor yang mengurangi motivasi untuk bekerja. Oleh karena itu pimpinan harus memperhatikan kebutuhan sosial karyawannya dengan menimbulkan suasana dimana orang merasa dirinya berguna dan penting. Mereka diberi kebebasan mengambil keputusan, pimpinan memanfaatkan kelompok- kelompok tak formal dan karyawan diberi informasi tentang perusahaan.
c) Model Sumber Daya Manusia
Bahwa karyawan tidak saja termotivasi oleh uang, kepuasan kerja tetapi juga keberhasilan serta arti kerja. Selanjutnya mereka menyatakan bahwa orang pada hakekatnya senang pada pekerjaannya, telah termotivasi untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik. Pimpinan tak perlu mendorong karyawan bekerja dengan menyajikan upah tinggi atau perlakuan istimewa, tetapi memberi mereka tanggung jawab sesuai dengan kepentingan mereka.
Lebih kongkrit lagi apabila orang dipenuhi semua kebutuhannya, yaitu kebutuhan spikologis, keamanan, social, harga diri, dan pengembangan diri, dengan sendirinya dia akan menyumbang pada pencapaian tujuan organisasi d) Teori Proses
Yang mengemukakan pentingnya mengetahui bagaimana dan dengan tujuan apa saja orang termotivasi dalam kerjanya. Tidak saja pituwas an lain-lain tetapi harapan seseorang sangat mempengaruhi pekerjaannya selain itu perlu pula diperhatikan tentang daya kekuatan pilihan seseorang terhadap hasil pekerjaannya. Apabila seseorang mengharapkan, bahwa bekerja keras
melebihi kuota produksi mengakibatkan kenaikan pangkat maka seseorang akan termotivasi untuk bekerja melebihi kuota produksi tersebut.
e) Teori Penguatan
Bahwa akibat hasil kegiatan yang lalu mempengaruhi kegiatan masa depan berdasarkan proses mempelajari terus menerus. Suatu kegiatan dapat saja berakibat positif maupun negatif, tetapi orang cenderung mengulangi kembali kegiatan yang berakibat positif. Demikianlah telah dibicarakan berbagai faktor yang memotivasi orang dalam pekerjaannya, kita dapat memperoleh pelajaran bagaimana mendorong orang untuk mau melaksanakan pekerjaannya.
B. Dalil Al-Qur’an dan Hadist tentang Motivasi
Al Qur’an selalu mendorong umat Islam dalam berperilaku didasarkan pada motif (niat) karena Allah subhanahu wata’alaa. Niat atau motivasi karena Allah subhanahu wata’alaa dapat dimasukkan dalam kategori Transendensi diri, sebab daya dorongnya bersumber dari Allah. motivasi ini merupakan puncak motivasi seseorang dalam berperilaku, bahkan beribadah, yaitu hanya mengharapkan rido Allah subhanahu wata’alaa (Arifin, 2020).
Menurut Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakir (Khaliq, 2018), dalam Al- Qur’an dan Hadits dijelaskan beberapa motivasi kegiatan hidup manusia, tetapi motivasi yang dibenarkan Allah subhanahu wata’alaa adalah:
1. Tidak ada motivasi atau tendensi apapun dalam ibadah, hidup dan mati ini kecuali semata-mata karena Allah. Firman Allah:
َنيِمَل َٰعْلٱ ّبَر ِ ّ ِل ىِتاَمَمَو َىاَيْحَمَو ىِكُسُنَو ىِت َلَص ّنِإ ْلُق
“Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. al-An’am: 162)
2. Semata-mata ikhlas karena Allah subhanahu wata’alaa, sebab hal itu merupakan bentuk beragama yang benar. Firman Allah subhanahu wata’alaa:
۟اوُتْؤُيَو َة ٰوَلّصلٱ ۟اوُميِقُيَو َٓءاَفَنُح َنيّدلٱ ُهَل َنيِصِلْخُم َ ّلٱ ۟اوُدُبْعَيِل ّلِإ ۟آوُرِمُأ اَمَو
ِةَمّيَقْلٱ ُنيِد َكِل َٰذَو ۚ َة ٰوَكّزلٱ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan
supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS. al-Bayyinah: 5)
3. Untuk mencapai kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta terhindar dari siksaan api neraka. Firman Allah subhanahu wata’alaa:
ِراّنلٱ َباَذَع اَنِقَو ًةَنَسَح ِةَرِخآَء ْلٱ ىِفَو ًةَنَسَح اَيْنّدلٱ ىِف اَنِتآَء اَنّبَر ُلوُقَي نّم مُهْنِمَو
“Dan diantara mereka ada orang yang berdo’a: Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”
(QS. al-Baqarah: 201)
4. Untuk mencapai keberuntungan akhirat, sebab dengan mencari keberuntungan akhirat ini ia agar mendapat keberuntungan dunia. Namun jika hanya ingin keberuntungan dunia, maka akhiratnya tidak didapatkan apa pun darinya.
Firman Allah subhanahu wata’alaa:
ۦِهِت ْؤُن اَيْنّدلٱ َث ْرَح ُديِرُي َناَك نَمَو ۖ ۦِهِثْرَح ىِف ۥُهَل ْدِزَن ِةَرِخآَءْلٱ َثْرَح ُديِرُي َناَك نَم
ٍبيِصّن نِم ِةَرِخآَء ْلٱ ىِف ۥُهَل اَمَو اَهْنِم
“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat” (QS. al-Syura: 20)
Adapun hadits- hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam terkait motivasi adalah sebagai berikut:
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab radhiyallahu
‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ِهِلوُسَرو ِا ىلإ ُهُتَر ْجِه ْتَناَك ْنَمَف ىَوَن ام ٍٓءيرما ّلُكِل امّنِإو ِتاّيّنلاب لاَمعلا اَمّنإ
ُهُتَر ْجِهف اَهُحِكْنَي ٍةأرما وأ اهُبْيِصُي اَيْنُدِل ُهُتَر ْجِه ْتَناَك ْنَمو ِهِلْوُسَرو ِا ىلإ ُهُتَرْجِهف
ِهيلإ َرَجاَه ام ىلإ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul- Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena
mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907]
(Tuasikal, 2017)
Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
َنِم ِهششِتْأَي ْمَلَو ،ِ ِهششْيَنْيَع َنْيَب ُهَرششْقَف َلششَعَجَو ، ُهَرششْمَأ ِهْيَلَع ُا َقّرَف ، ُهّمَه اَيْنّدلا ِتَناَك ْنَم
ِهِبْلَق ْيِف ُهاَنِغ َلَعَجَو ، ُهَرْمَأ ُا َعَمَج ، ُهَتشّيِن ُةَرِخ ْلا ِتَناَك ْنَمَو ، ُهَل َبِتُك اَم ّلِإ اَيْنّدلا .ٌةَمِغاَر َيِهَو اَيْنّدلا ُهْتَتَأَو ،
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allâh akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya.
Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.”
Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (V/ 183);
Ibnu Mâjah (no. 4105); Imam Ibnu Hibbân (no. 72–Mawâriduzh Zham’ân); al- Baihaqi (VII/288) dari Sahabat Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
ىَلَع ْصِرششْحا ٌرْيَخ ّلُك ىِفَو ِفيِعّضلا ِنِمْؤُمْلا َنِم ِ ّا ىَلِإ ّبَحَأَو ٌرْيَخ ّىِوَقْلا ُنِمْؤُمْلا اَذششَك َناششَك ُتْلَعَف ىّنَأ ْوششَل ْلششُقَت َلَف ٌٓء ْىَش َكَباَصَأ ْنِإَو ْزِجْعَت َلَو ِ ّلاِب ْنِعَتْساَو َكُعَفْنَي اَم
ِناَطْيّشلا َلَمَع ُحَتْفَت ْوَل ّنِإَف َلَعَف َٓءاَش اَمَو ِ ّا ُرَدَق ْلُق ْنِكَلَو .اَذَكَو
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan. Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah, maka janganlah engkau katakan: ‘Seandainya aku lakukan demikian dan demikian.’ Akan tetapi hendaklah kau katakan: ‘Ini sudah jadi takdir Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi.’ Karena perkataan law (seandainya) dapat membuka pintu syaithon.” (HR. Muslim)
ِساّنلا ُرششْيَخ :مّلَسو هيَلَع ا ىّلَص ِا ُلوُسَر لاق : َلاَق ،اَمُهْنَع ا َيِضَر ،رباج ِنَع
ِساّنلِل ْمُهُعَفْنَأ
Artinya: “Jabir radhiyallau ‘anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” Hadits dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3289).
(Zainudin, 2021)
C. Kepemimpinan Pendidikan Islam
Kepemimpinan merupakan salah satu faktor utama sebuah keberhasilan suatu organisasi. Sebuah organisasi jika dikelola oleh seorang pemiimpin yang baik, maka organisasi tersebut akan dapat meraih kesuksesan dalam menjalankan visi-misi.
Karena dengan adanya pemimpin yang baik, maka bawahannya akan setia untuk mendukung laju roda organisasi dalam mewujudkan tujuan bersama. Kepemimpinan adalah cara memimpin atau perihal pemimpin. Secara harfiah, kepemimpinan berasal dari kata “pimpin” yang artinya mengarahkan, membina, mengatur, menuntun, menunjukkan, atau memengaruhi. (Kurniawan, 2021)
Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain agar mau melakukan kehendaknya. Dalam memengaruhi tersebut ada beberapa gaya kepemimpinan misalnya otoriter, transformasional, situasional, demoktratis, karismatik, dan lain sebagainya. Gaya-gaya kepemimpinan seorang pemimpin bisa berubah-ubah tergantung kondisi lingkungan atau orang yang dihadapinya.
Pemimpin yang baik dapat menjadi teladan dalam proses kepemimpinannya, sehingga keberhasilan seorang pemimpin tergantung bagimana dai memengaruhi orang lain agar terjcapai tujuannya.
Dalam bahasa Arab banyak konsep yang menjelaskan arti pemimpin dan kepemimpinan. Pertama kata ar-rais (ﺲيﺋرلا) yang berarti mengepalai. Mengetuai, dan memimpin. Kedua, pemimpin juga disebut dengan al-amir (ريملا) artinya:
memerintahkan dan menguasai. Ketiga, pemimpin juga disebut al-qaid (دﺋاقلا) yang artinya menuntun dan memimpin. (Arifin, 2020).
Dalam bahasa Inggris disebut leadership. Menurut Griffin dan Ebert, kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Lindsay dan Patrick dalam membahas “Mutu Total dan Pembangunan Organisasi” mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah suatu upaya merealisasikan tujuan perusahaan dengan memadukan kebutuhan para individu untuk terus tumbuh berkembang dengan tujuan organisasi. Perlu diketahui bahwa para individu merupakan anggota dari perusahaan. Peterson at. all, mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kreasi yang berkaitan dengan pemahaman dan penyelesaian atas permasalahan internal dan eksternal organisasi. Kepemimpinan dari segi istilah dapat didefisinikan sebagai proses mempengaruhi orang lain untuk berbuat guna mewujudkan tujuan- tujuan yang sudah di tentukan. Kepemimpinan selalu melibatkan upaya seseorang (pemimpin) untuk mepengaruhi perilaku seseorang pengikut atau para pengikut dalam suatu situasi. Kepemimpinan adalah proses menggerakkan manusia untuk meraih tujuan. Kepemimpinan memiliki tiga unsur:
1) Adanya tujuan yang menggerakkan manusia, 2) Adanya sekelompok orang, 3) Adanya pemimpin yang mengarahkan dan memberikan pengaruh kepada manusia.
Dari beberapa definisi kepemimpinan di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang (pemimpin) dalam proses mempengaruhi, memotivasi, dan menyebabkan seseorang atau kelompok orang untuk berbuat guna mengarah pada tujuan yang sudah ditentukan(Khamdani, 2014).
Berbicara kepemimpinan pendidikan didasarkan pada pemikiran para ahli yang telah berupaya memberikan pemahaman kepemimpinan, diantaranya Ralp M.
Stogill, Sondang P Siagian dan Fred E. Fiedler (Jaja Jahari, 2020). Pertama; Ralp M.
Stogill berpendapat bahwa kepemimpinan adalah peroses mempengaruhi kegiatan kegiatan kelompok yang diorganisir menuju kepada penentu dan pencapaian tujuan.
Kedua Sondang P Siagian berpendapat bahwa kepemimpinan merupakan motor atau daya penggerak dari pada semua sumber-sumber, dan alat yang tersedia bagi suatu organisasi. Dan ketiga Fred E. Fiedler yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah individu di dalam kelompok yang memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasian yang relevan dan kegiatan-kegiatan.
Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
(Abdul Rohman, 2022) Dalam hal ini ialah kepemimpinan Pendidikan.
Jika beberapa pengertian pemimipin tersebut diterapkan dalam organisasi lembaga pendidikan, kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai usaha untuk menggerakan orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Kepemimpinan pendidikan merupakan kemampuan untuk menggerakan pelaksanaan pendidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. (Achmad, 2022)
Kepemimpinan pendidikan Islam merupakan cara yang dilakukan pemimpin dalam memengaruhi, menggerakkan, memberikan motivasi dan mengarahkan orang- orang dalam lembaga pendidikan agar pelaksanaan pendidikan dapat lebih efisien dan efektif dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah dirumuskan yang dijalankan sesuai dengan kaidah-kaidah Islam. (Yani et al., 2021)
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. karena ia merupakan pemimpin dilembaganya, Mulyasa menyatakan, kegagalan dan keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah karena mereka merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh sekolah menuju tujuannya. Sekolah yang efektif, bermutu, dan favorit tidak lepas dari peran kepala sekolahnya. Maka ia harus mampu membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, ia harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan global yang lebih baik. Kepala sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya.
Secara garis besar kualitas dan kompetensi kepala sekolah dapat dinilai dari kinerjanya dalam mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah salah satunya adalah sebagai pemimpin di sekolah. Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan pegawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas.
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemempuan berkomunikasi. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko, dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, teladan. (Jaja Jahari, 2020).
D. Dalil Kepemimpinan Pendidikan Islam
Diantara dalil kepemimpinan dalam Islam yang bisa penulis kumpulkan adalah sebagai berikut:
1. Q.S. Al-Baqarah: 30
ُد ِششسْفُي نَم اَهيِف ُلَعْجَتَأ ۟آوُلاَق ۖ ًةَفيِلَخ ِضْرَ ْلٱ ىِف ٌلِعاَج ىّنِإ ِةَكِئ َٰٓلَمْلِل َكّبَر َلاَق ْذِإَو
َل اششَم ُمَلْعَأ ٓىّنِإ َلاششَق ۖ َكششَل ُسّدششَقُنَو َكِدششْمَحِب ُحّب َششسُن ُنْحَنَو َٓءاَمّدششلٱ ُكِف ْششسَيَو اششَهيِف
َنوُمَلْعَت
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata:
"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"
2. Q.S. An-Nisa: 59
ْمُتْعَزششَٰنَت نِإَف ۖ ْمُكنِم ِرْمَ ْلٱ ىِل ۟وُأَو َلوُسّرلٱ ۟اوُعيِطَأَو َ ّلٱ ۟اوُعيِطَأ ۟آوُنَمآَء َنيِذّلٱ اَهّيَأَٰٓي
َكششِل َٰذ ۚ ِرششِخآَءْلٱ ِمْوششَيْلٱَو ِ ّلٱِب َنوششُنِمْؤُت ْمُتنُك نِإ ِلو ُششسّرلٱَو ِ ّلٱ ىَلِإ ُهوّدُرَف ٍٓءْىَش ىِف
ًليِوْأَت ُنَسْحَأَو ٌرْيَخ
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
3. Hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam Riwayat Imam Bukhari no. 2957 dan Muslim no. 1835, dari Sahabat Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu:
ْدَقَف َريِمَلا ِعِطُي ْنَمَو ،َ ّا ىَصَع ْدَقَف يِناَصَع ْنَمَو ،َ ّا َعاَطَأ ْدَقَف يِنَعاَطَأ ْنَم يِناَصَع ْدَقَف َريِمَلا ِصْعَي ْنَمَو ،يِنَعاَطَأ
Barangsiapa menaatiku maka sungguh ia telah menaati Allâh. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku maka sungguh ia telah bermaksiat kepada Allâh. Dan barangsiapa yang menaati pemimpin maka sungguh ia telah menaatiku. Dan
barangsiapa yang bermaksiat kepada pemimpin, maka sungguh ia telah bermaksiat kepadaku (Al-Manhaj, 2017)
4. HR. al-Baihaqi dalam As-Sunan al-Kubrâ (10/195) no. 20338, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam Irwâ’ul Ghalîl (8/107) no. 2455 (Al-Manhaj, 2017)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ٌدْبَع ْمُكْيَلَع َرّمَأَت ْنِإَو ِةَعاّطلاَو ِعْمّسلاَو ِ ّا ىَوْقَتِب ْمُكيِصوُأ
Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allâh dan mendengar serta taat (kepada penguasa) meski yang menguasai kalian adalah seorang budak.
E. Motivasi dan kepemimpinan pendidikan Islam
Kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari motivasi. Seorang kepala sekolah harus mampu memotivasi bawahannya untuk bekerja dengan giat dalam mencapai tujuan. Bekerja dengan motivasi yang tinggi akan menjadikan bawahan lebih berhasil dan mampu dalam bekerja. Blanchard mengemukakan tiga kunci utama dalam memampukan karyawan yaitu: bagikan informasi yang akurat pada setiap karyawan, gunakan batasan untuk membangun kemandirian dan ganti pola pikir hierarki dengan tim mandiri. Batasan dapat berarti arahan yang diberikan pimpinan untuk karyawan maupun target yang harus dicapai. Kepala sekolah dapat menjadi motivator ekstrinsik bagi sivitas sekolah dalam bekerja. Terdapat 8 prinsip seorang kepemimpinan dapat memotivasi bawahannya, hal ini dikemukakan oleh John Adair dalam (Mubiarto &
Syarifuddin, 2021), yaitu:
1. Anda sendiri harus termotivasi Sebelum memotivasi bawahan, kepala sekolah harus menunjukkan diri sebagai orang yang memiliki motivasi tinggi dalam bekerja. Kepala sekolah dapat menunjukkan dirinya memiliki motivasi yang lebih dibandingkan sivitas sekolah lainnya dengan cara menunjukkan semangat tinggi dalam bekerja, selalu gembira dalam bekerja dan lain sebagainya.
2. Pilih orang yang bermotivasi tinggi Setiap bawahan memiliki tingkat motivasi yang berbeda. Kepala sekolah dapat memilih bawahan dengan motivasi yang lebih tinggi untuk lebih diutamakan dalam bekerja. Ini tentu saja akan dapat memicu bawahan lain untuk meningkatkan motivasinya.
3. Perlakukan setiap orang sebagai individu Setiap bawahan memiliki perbedaan dan seorang kepala sekolah harus memahami perbedaan itu. Pemahaman terhadap perbedaan individu bawahan akan menjadikan kepala sekolah mengetahui cara
memotivasi bawahan yang berbeda. Setiap bawahan pada dasarnya memiliki keinginan yang berbeda dan perlakukan yang berbeda.
4. Tetapkan sasaran yang realistis dan menantang Sasaran yang realistis dan menantang akan mendatangkan motivasi untuk meraihnya. Sasaran yang terlalu mudah dan tidak realistis ataupun yang terlalu sulit dan mengancam akan menyurutkan motivasi kerja seseorang.
5. Ingat, kemajuan akan memotivasi Capaian yang diraih sekolah akan menjadi motavator ekstrinsik seluruh sivitas dalam bekerja. Oleh karena itu setiap capaian yang berhasil diraih, disampaikan kepada seluruh sivitas sekolah. Hasil pekerjaan yang tampak akan menjadi penyemangat dalam bekerja.
6. Ciptakan lingkungan yang memotivasi Lingkungan atau suasana kerja tentunya mempengaruhi motivasi. Kepala sekolah mesti menciptakan suasana keakraban dan penuh kekeluargaan di sekolah. Lingkungan yang memotivasi dapat berupa suasana nyaman dan adanya rasa kebahagiaan dalam bekerja.
7. Berikan hadiah yang adil Kepala sekolah dalam memotivasi harus berindak adil dalam semua hal. Perbedaan perlakuan dalam masalah yang sama akan mendatangkan kecemburuan. Oleh karena itu sekolah mesti mempunyai SOP yang jelas dalam hal pemberian hadiah bagi sivitas sekolah.
8. Berikan pengakuan Para tenaga pendidik dan tenaga kependidikan tidak hanya berharap hadiah yang berupa uang atau kebendaan. Pengakuan yang jujur dari pimpinan akan meningkatkan motivasi dalam bekerja. Pengakuan tidak harus berupa uang atau benda lainnya tetapi juga dapat berupa ucapan. Motivasi dalam kepemimpinan pendidikan Islam senantiasa harus di dasari dengan ciri-ciri pemimpin menurut Islam tersebut, sehingga apabila sudah memiliki niat dan motivasi yang lurus atau baik maka akan tercipta suatu kepempinan yang mengarahkan seluruh anggota yang terdapat dalam oraganisasi. (Yakub, 2021)
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
1. Konsep motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang untuk menggerakan diri dan menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mau bekerja efektif dan berintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan dalam bekerja agar tercapai tujuan suatu organisasi atau perusahaan. Fungsi motivasi adalah mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan dan menyeleksi perbuatan. Selain itu motivasi memiliki tujuan-tujuan dan teori teori sebagaimana yang telah dijelaskan.
2. Dalil motivasi dalam Alquran dan hadits sangat banyak diantaranha adalah Qs.
Al-An’am: 162; Al-Bayyinah: 5; As-Syura: 20; Al-Baqarah: 201; HR. Muslim dst.
3. Kepemimpinan adalah setiap perbuatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok yang tergabung di dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kepemimpinan dalam sebuah lembaga pendidikan bagaimana seorang pemimpin mampu mempengaruhi serta menggerakan dan mengkoordinasikan anggotanya.
4. Dalil Kepemimpinan Pendidikan Islam diantaranya adalah QS. Al-Baqarah:30;
Ani-Nisa: 59; HR. Bukhari Muslim dan Al-Baihaqi.
5. Hubungan relasional antara kepemimpinan di lembaga pendidikan, dimana seorang pemimpin pendidikan harus mampu untuk mempunyai kemampuan memimpin dalam pola pengembangan dan cara memanajemen atau mengatur, serta menata sumber daya material maupun nonmaterial yang akan di pimpin di lembaga pendidikan. Oleh karena itu, kepemimpinan tersebut tidak hanya sebagai simbol normatif yang berada di pucuk struktural paling atas, namun juga sebagai seorang manajer yang handal. Terdapat 8 prinsip seorang kepemimpinan dapat memotivasi bawahannya, hal ini dikemukakan oleh John Adair, yaitu: anda sendiri harus termotivasi, pilih orang yang bermotivasi tinggi, perlakukan setiap orang sebagai individu, tetapkan sasaran yang realistis dan menantang, Ingat “kemajuan akan memotivasi”, ciptakan
lingkungan yang memotivasi, berikan hadiah yang adil dan berikan pengakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rohman. (2022). PENGERTIAN KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN (Telaah Pendekatan Fenomenologis Kritisis Kepemimpinan)- PDF Free Download.
https://adoc.pub/pengertian-kepemimpinan-dalam- pendidikan-telaah-pendekatan-f.html Achmad, D. (2022). KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN.
Al-Manhaj.2017.https://almanhaj.or.id/9742-kepemimpinan-menurut-dalil-syari-dan- ketetapan-para-ulama.html
Arifin, Z. (2020). Tafsir Ayat-Ayat Manajemen (1st ed.). PT Remaja Rosdakarya. Bella, A.
(2022). Motivasi: Pengertian, Fungsi, Tujuan, Jenis dan Faktor.https://pakdosen.co.id/motivasi-adalah/
Husnul Abdi. (2021). Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli dan Jenis-jenisnya yang
Perlu Dikenali - Hot Liputan6.com.
https://hot.liputan6.com/read/4681419/pengertian-motivasi-menurut-para- ahli-dan- jenis-jenisnya-yang-perlu-dikenali
Jaja Jahari, R. (2020). Kepemimpinan Pendidikan Islam.
Khaliq, A. (2018). KONSEP MOTIVASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM. Nur El-Islam, https://news.ge/anakliis-porti-aris-qveynis-momava.
Khamdani, P. (2014). KEPEMIMPINAN DAN PENDIDIKAN ISLAM. Junal Madaniyah, 259–276.
Kurniawan, A. (2021). Pengertian Kepemimpinan beserta Fungsi dan Tujuannya| merdeka.com. https://www.merdeka.com/jabar/pengertian-kepemimpinan- beserta-fungsi-dan- tujuannya-kln.html
Mubiarto, A. N., & Syarifuddin. (2021). MOTIVASI KEPEMIMPINAN DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN. Al Khair Jurnal, 1(1), 6.
Oktapiani, N. (2018). PENGARUH KEPEMIMPINAN ISLAMI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. BANK 9JAMBI
SYARIA. UIN Sulthan Thaha saifudin.
Tuasikal, Muhammad Abduh. 2017. https://rumaysho.com/16311-hadits-arbain-01-setiap- amalan-tergantung-pada-niat.html
Yakub, A. (2021). View of Niat Dan Motivasi Dalam Kepemimpinan Pendidikan Islam.
https://ejournal.stitalkhairiyah.ac.id/index.php/adzzikr/article/view/103/77
Yani, M., Stit, D., Teupin, D., Pidie, R., & Aceh, B. (2021). Konsep Dasar Karakteristik Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam. AL-HIKMAH (Jurnal Pendidikan Dan Pendidikan Agama Islam), 3(2), 157–169. https://doi.org/10.36378/AL- HIKMAH.V3I2.166
Zainudin, Ahmad.2021. https://muslim.or.id/8144-apakah-anda-termasuk-sebaik-baik- manusia.html