• Tidak ada hasil yang ditemukan

Museum perumusan naskah proklamasi

N/A
N/A
OSIS SMPN 4 SATU ATAP KAWUNGANTEN

Academic year: 2023

Membagikan "Museum perumusan naskah proklamasi "

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Maka melalui penerbitan Museum Sejarah Museum Naskah Proklamasi diharapkan masyarakat mengetahui bahwa di gedung Jalan Imam Bonjol I itulah dimulainya proses kemerdekaan Indonesia. Namun pantas jika informasi mengenai Museum Perumusan Naskah Proklamasi terletak di jalan yang sangat ramai dan berada di lokasi yang elegan di jantung ibu kota yaitu di Jalan Imam Bonjol nomor 1. Untuk mengungkap betapa besar peran bangunan tersebut. adalah. di Jalan Imam Bonjol nomor 1 kini sedang dipersiapkan sebagai Museum Perumusan Naskah Proklamasi, melalui kegiatan “Penyusunan dan Penerbitan Naskah” dalam Proyek Pengembangan Museum Jakarta tahun anggaran 1990/1991, buku “Sejarah museum perumusan proklamasi” keluar.

Tujuan penerbitan ini adalah agar informasi yang jelas dan obyektif tentang sejarah perumusan teks dekrit dan sejarah Museum Perumusan Naskah Proklamasi dapat tersebar luas kepada seluruh masyarakat. Akhir kata kami berharap buku “Sejarah Museum Perumusan Naskah Proklamasi” ini mampu menjadi media untuk menyampaikan informasi tentang peranan gedung Imam Bonjol nomor 1 dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia khususnya. kisah proklamasi kemerdekaan indonesia. Karena peristiwa perumusan teks proklamasi terjadi pada masa pendudukan Jepang, maka patutlah kita mengapresiasi atau mengkaji seperti apa suasana politik pada masa itu.

Oleh karena itu, Museum Perumusan Naskah Proklamasi tidak dibangun persis seperti pada saat kejadian.

BAB II

Pola Politik Jepang Terhadap Indone sia

Sebagai kelanjutan kerjasama tersebut POETERA (Poesat Tenaga Rakyat) dibentuk pada tanggal 9 Maret 1943 di bawah pimpinan Empat Serangkai yang terdiri dari Ir. Gatot Mangkoepradja melalui suratnya kepada Gunseikan pada tanggal 8 September 1943 meminta izin kepada rakyat Indonesia untuk membantu pemerintahan militer Jepang. Misalnya pada tanggal 8 Januari 1944 diperkenalkan sistem Tonarigumi (Rukun Tetangga) yang bertujuan untuk memperketat pengendalian penduduk (Kan Po, 25 Januari 1944: 19).

Djawa Hokokai (Persatuan Ibadah Jawa) didirikan pada tanggal 8 Januari 1944 oleh Panglima Angkatan Darat Keenambelas Jenderal Kumakichi Harada yang sebelumnya telah membubarkan POETRA. Berdasarkan keputusan sidang parlemen ke-82 di Tokyo yang disampaikan oleh Perdana Menteri Tojo di Jakarta pada tanggal 7 Juli 1943. Soekamo berpendapat, mengenai perbandingan antara Chuo Sangi-in dengan Volksraad (Dewan yang ada pada masa Belanda). ​memiliki) era kolonial).

Hal ini juga terlihat dari aktivitas Chuo Sangi-in yang dibatasi oleh pemerintah militer Jepang.

Janji Kemerdekaan Indonesia Dikemudian Hari

Faktor kurang baik tersebut menyebabkan jatuhnya kabinet Tojo pada 17 Juli 1944, di mana Jenderal Kunaiki Koiso tampil sebagai perdana menteri. Pada tanggal 7 September 1944, dalam pertemuan "Dai Nippon Teikoku Gikai" atau Majelis Rakyat Jepang, ia mengatakan bahwa "India Timur" akan merdeka di kemudian hari. Hal ini menunjukkan strategi Jepang untuk menarik perhatian masyarakat Indonesia agar lebih bersimpati kepada Jepang. Sedangkan pada tanggal 1 Maret 1945, Saiko Syikikan mengumumkan berdirinya “Dokuritsu Zyumbi Tyosakai”, yaitu Badan Penyidik ​​Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Sementara itu, pada tanggal 16 Juli 1945, Kepala Staf Angkatan Darat Umum Selatan, serta Angkatan Darat Keenambelas dan Angkatan Darat Kedua Puluh Lima menerima instruksi dari Tokyo mengenai keputusan Dewan Perang Tertinggi mengenai kemerdekaan Indonesia. Selain itu, pada tanggal 2 Agustus 1945, Jenderal Terauchi mengirimkan telegram kepada Menteri Muda Angkatan Darat dan salinannya kepada "Oka" (kode prajurit Gamisun di Kalimantan), "Tomi". Angkatan Darat Kedua Puluh Lima di Sumatera) dan Armada Ekspedisi Selatan Kedua. Akhirnya pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), sesuai telegram Jenderal Terauchi.

Pada tanggal 9 Agustus 1945, ketiga tokoh Indonesia tersebut berangkat menuju markas Jenderal Terauchi di Dalath, Vietnam Selatan. Sementara itu, pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom Amerika dijatuhkan di Nagasaki, yang mengakibatkan hancurnya kota tersebut dan tewasnya ribuan orang. Betapa anehnya di mata orang, setelah terbukanya kesempatan untuk mendeklarasikan Kemerdekaan Indonesia, saya bertindak sendiri, melewati Komite Kemerdekaan Indonesia yang saya pimpin.”

Dengan demikian, urgensi Perang Besar Asia Timur mencapai klimaksnya, yang dibanggakan Jepang sebagai "Perang Suci" pada tanggal 14 Agustus 1945, yang juga memaksa Kaisar Hirohito memerintahkan seluruh pasukannya untuk menyerah tanpa syarat. Ketika PETA didirikan pada tanggal 3 Oktober 1943, para pemuda Indonesia berbondong-bondong ikut menjadi anggota PETA, suatu kehormatan dan mereka benar-benar merasa menjadi pembela tanah air dan bangsa. Sikap Jepang yang serakah dalam mendukung kebutuhan perang tanpa memperdulikan penderitaan rakyat akibat tindakannya membuat marah tentara PETA di Blitar.Pada tanggal 14 Februari 1945, meletuslah perlawanan tentara PETA Blitar terhadap Jepang.

Untuk itu pada tanggal 3 Juni 1945 diadakan pertemuan rahasia pemuda di Jakarta yang bertempat di Gedung Djawa Hokokai Cabang Kota Jakarta, di Gambir Selatan (sekarang Jalan Mcrdeka Selatan). Keputusan mengenai dasar dan tujuan gerakan yang diambil pada tanggal 15 Juni 1945 antara lain menetapkan bahwa gerakan ini disebut “Gerakan Kekuatan Baru Indonesia” yang didirikan di Jakarta pada tanggal 15 Juni 1945.

BAB III

Proses Perumusan Naskah Proklamasi

Akhirnya, ketika rancangan teks Proklamasi telah rampung, rumusan Proklamasi Kemerdekaan memuat beberapa referensi sebagai landasan pertukaran pandangan dalam susunan kata-katanya. Sayuti Melik mengetik teks proklamasi di ruang bawah dekat dapur (sekarang ruang pengetikan teks proklamasi), didampingi BM. Menurut Satzuki Mishima, rancangan teks proklamasi tidak bisa langsung diketik karena di rumah Maeda tidak ada mesin tik.

Terlepas dari pendapat itu, rancangan teks proklamasi diketik Sayuti Melik dengan mengubah tiga kata. Setelah teks proklamasi diketik, langsung dibawa ke tempat audiensi yaitu ruangan besar di depan rumah (sekarang ruangan pengesahan naskah Proklamasi), untuk ditandatangani oleh Soekarno dan Hatta atas nama RI. . bangsa sebagai tanda telah disahkannya naskah Proklamasi dan tanda gaung hati nurani Bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari cengkraman penjajah, sebagaimana tertuang dalam teks Proklamasi, menjelang fajar, malam Kamis dan Jumat suci. bulan Ramadhan di Jalan Meiji dori No. Soekamo mengumumkan bahwa teks kuliah ProkJamasi akan dilaksanakan pada pukul 10.00 di taman depan kediamannya, di Pengangsaan Timur 56 (sekarang Gedung Pola).

Mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada tuan rumah, Hatta pamit untuk meninggalkan rumahnya yang menjadi saksi bisu sejarah yang tercatat di mana perumusan dan pengesahan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung, dan melakukan hal tersebut ke sebuah monumen penting tepat. sejak awal berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat. Sementara itu, beberapa persiapan dilakukan menyambut lahirnya Indonesia merdeka, antara lain pencetakan naskah proklamasi untuk disebarluaskan ke seluruh Indonesia, yang dilakukan oleh generasi muda yang bekerja di bidang pers bersama ketuanya B.M. Hatta sebagai wakil bangsa dan pemimpin persatuan bangsa Indonesia, di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta (sekarang Jalan Proklamasi).

Museum Perumusan Naskah Proklamasi merupakan museum sejarah yang mencatat peristiwa sejarah awal berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia. Sesuai dengan peristiwa yang terjadi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, maka hubungan antara Museum Perumusan Naskah Proklamasi dengan sejarah-sejarah lainnya akan saling berkaitan satu sama lain. Untuk itu Museum Perumusan Teks Proklamasi erat kaitannya dengan Museum Sejarah yang berkaitan dengan pergerakan nasional.

Markas pemuda revolusioner berada di Jalan Menteng 31 (sekarang Gedung Joang 45), yang merupakan Asrama Generasi Baru Indonesia yang dipimpin oleh Soekami. Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Gedung Pola, Jalan Proklamasi 56), yang saat itu merupakan kediaman Ir.

BAB IV

Sejarah Bangunan

Pengalihan kepemilikan gedung ini dari Inggris kepada pemerintah Indonesia terjadi dalam kampanye nasionalisasi properti asing di Indonesia. Pemerintah Indonesia menyerahkan pengelolaannya kepada Kementerian Keuangan yang saat itu dikelola oleh Perusahaan Asuransi Jiwasraya. Menjelang berakhirnya masa kontrak, Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah OKI Jakarta meneruskan hasil keputusan Rapat Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait keputusan rapat pembangunan gedung di Jalan Imam Bonjol no.

Nugroho Notosusanto memerintahkan direktur museum untuk segera mengubah bangunan bersejarah tersebut menjadi museum untuk perumusan naskah proklamasi. Akhirnya pada tanggal 26 Maret 1987, gedung ini diserahkan kepada Direktorat Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, untuk digunakan sebagai tempat perumusan Proklamasi Proklamasi (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan).

Keadaan Bangunan

Akhirnya pada tanggal 26 Maret 1987, gedung ini diserahkan kepada Direktorat Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, untuk digunakan sebagai tempat perumusan teks proklamasi (Oepartemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985: 5). Satzuki Mishima, kondisi bangunannya sedikit berubah dibandingkan saat rancangan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia berlangsung. Berdasarkan foto I pphos dan buku 30 Tahun Indonesia Merdeka, pertemuan tersebut dilaksanakan di sebuah ruangan yang sekarang disebut Ruang Perancangan Naskah.

Karena di gedung ini terjadi peristiwa yang sangat penting yaitu peristiwa perumusan Naskah Proklamasi, maka museum ini dinamakan Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Di ruangan ini merupakan tempat bagi mahasiswa sejarah yang menghabiskan waktu lama mempersiapkan rumusan teks proklamasi. Di ruangan ini juga terdapat meja panjang yang dilengkapi dengan 12 kursi dengan sandaran tangan, sarung jok dan sandaran punggung yang dilapisi kulit berwarna coklat tua.

Pada dinding depan ruangan dekat pintu antara ruangan itu dengan ruangan tempat penandatanganan naskah proklamasi, diletakkan sebuah meja dinding kayu berwarna poliuretan coklat tua. Di ruangan ini pagi-pagi sekali 03:00 WIB tanggal 17 Agustus 1945, Bung Kama, Bung Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo menyusun dan merumuskan teks proklamasi. Di ruangan ini, teks proklamasi yang disetujui hadirin ditulis oleh Sayuti Melik dengan tiga perubahan kata.

Di ruang penandatanganan dan pengesahan teks proklamasi, Bung Kamo membacakan rancangan teks proklamasi di hadapan orang-orang yang hadir. Setelah naskah disetujui oleh hadirin, Bung Karno memberikan rancangan teks proklamasi kepada Sayuta Melik untuk diketik di tempat yang sekarang disebut Ruang Kunci. Setelah selesai mengetik, pada tanggal 17 Agustus 1945, sekitar pukul 04.00 WIB, Bung Kamo dan Bung Hatta segera menandatangani teks proklamasi atas nama Bangsa Indonesia dan tanda sahnya kemerdekaan ini.

Ruang Penandatanganan Naskah Proklamasi Maeda menggunakan ruangan ini sebagai ruang pertemuan dan ruang untuk menjamu tamu dalam jumlah besar. Selain itu, terdapat meja belajar dengan tutup melengkung dari kayu berwarna coklat tua.

PENUTUP

  • BUKU
  • SURAT KA BAR
  • KASET
  • WA WAN CARA

Mengingat pentingnya peran dan fungsi Museum Perumusan Naskah Kabar Sukacita, maka sudah sepatutnya dilestarikan untuk mengenang dan memenuhi sejarah perang bangsa. Dapat dipahami sepenuhnya bahwa sangat sulit untuk menyadari peristiwa yang terjadi di Museum Perumusan Naskah Kabar Sukacita sehingga peristiwa tersebut tidak seperti pada saat peristiwa itu terjadi. Oleh karena itu, kumpulan data sejarah dan museologi yang berkaitan dengan peristiwa Perumusan Teks Deklarasi harus dianalisis seobjektif mungkin, agar visualisasinya sama dengan keadaan pada saat peristiwa itu terjadi, atau pada saat itu. paling sedikit. akan dekat dengannya.

Japanese Military Administration in Indonesia: Selected Documents, Southeast Asian Studies (Translation Series No. 6).

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, para anggota mengusulkan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat suasana yang tidak menentu

Rorie, setfangkan anggotanya antara lain. yaitu Abdul Muniam Inada, Sa· Wakkasa, Abdul Hamid Ono, Muhammad Saleh Suzuki danAbdul Munir Watanabe. Mereka bertugas setelah

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN) Tahun 2005-2025 yang mengamanatkan bahwa pembangunan

Untuk mempersiapkan kemerdekaan, Terauci menyetujui pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan anggota-anggota yang sesuai dengan Dokuritsu Junbi Cosakai,

Syahrir : ”Kawan-kawan tentara Jepang telah menyerah kepada sekutu, berarti di indonesia terjadi kekosongan kekuasaan.” Kita harus mendesak golongan tua terutama bung Karno

Soekarno : “Mereka bilang, Jepang telah mengalah pada sekutu dan mereka ingin kita segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia”?. Ahmad Soebardjo

Kelompok pemuda menuntut Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia yang terlepas dari pengaruh Jepang, sedangkan tokoh- tokoh tua dalam BPUPKI-PPKI

Tanggal Cetak : 15 Januari 2018 | 07:08 Judul Kegiatan : Lomba Tari Tradisional Tingkat Sekolah Dasar Kategori Kegiatan : Perlombaan Tanggal Kegiatan : 10 Mei 2017 - 10 Mei 2017