• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai Moderasi Beragama Dan Multikultural Pada QS. Al-Hujurat Ayat 13 Dalam Tafsir Al-Mishbah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Nilai Moderasi Beragama Dan Multikultural Pada QS. Al-Hujurat Ayat 13 Dalam Tafsir Al-Mishbah"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

3 Khalil Nurul Islam, “Moderasi Beragama di Tengah Pluralitas Bangsa: Tinjauan Revolusi Mental dalam Perspektif Al-Quran,” Jurnal Media Komunikasi Sosial Curiosity 13, no.Kemudian, bertolak dari itu semua, peneliti mengkaji nilai moderasi beragama dan multikultural dalam QS.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Kajian Teori

  • Moderasi Beragama
  • Multikultural
  • Biografi Quraish Shihab

Keduanya diperlukan demi berkembangnya masyarakat berbangsa dan bernegara yang bermartabat dan beradab, diharapkan dapat berperan penting dalam mendorong toleransi beragama di Indonesia. 20 Akhmad Fajron dan Naf’an Tarihoran, Moderasi Beragama (Perspektif Quraish Shihab dan Syekh Nawawi Al-Batani: Kajian Analisis Ayat Tentang Wasatiyyah di Daerah Banten) (Banten: Media Madani, 2020), 22. Multikultural juga diartikan sebagai adanya sejumlah komunitas atau orang dalam suatu masyarakat yang berbeda ras, preferensi politik, keyakinan agama dan mampu hidup berdampingan secara damai.

Masyarakat multikultural di sini dipandang sebagai masyarakat yang mempunyai kesetaraan meskipun berbeda suku, ras, dan agama. Dengan indikator-indikator di atas, maka masyarakat multikultural adalah masyarakat yang memahami, menerima dan mengamalkan keberagaman dalam kehidupan sehari-hari, seperti: nilai, sistem, budaya, adat istiadat dan politik yang dianutnya. Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang mampu hidup bersama secara damai dalam keberagaman tanpa rasa benci, meskipun tidak harus menganggap semua nilai adalah sama.25.

Kehidupan multikultural seperti ini berupaya menghapuskan segala macam batasan budaya guna menciptakan masyarakat di mana setiap individu tidak lagi terikat pada budaya tertentu. Dua individu yang mempunyai ciri fisik yang hampir sama dapat digolongkan sebagai ras yang berbeda dalam dua masyarakat yang berbeda. Hingga tahun 1998 aktif mengajar tafsir dan ulumul al-Qur'an pada program sarjana, magister, dan doktoral universitas tersebut.

Seorang mufassir diharapkan mampu menjelaskan nilai-nilai tersebut sesuai dengan perkembangan masyarakatnya, sehingga Al-Qur’an benar-benar berfungsi sebagai petunjuk, pemisah antara kebenaran dan kebatilan, serta solusi atas setiap permasalahan. kehidupan yang dihadapi.

Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Shiddieqy tentang moderasi beragama dalam Al-Qur'an dan analisis pandangan Hasbi Ash-Shiddieqy tentang moderasi beragama di Indonesia. Kesamaan penelitian ini dengan penelitian Kuni Khilyatal Khadrah adalah sama-sama membahas dan mengkaji moderasi beragama. 34 Kuni Khilyatal Khadrah, “Moderasi Beragama dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Kitab Tafsir Al-Qur’anul Majid An-Nuur Karya Hasbi Ash-Shiddieqy),” (Disertasi, UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember, 2020).

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian Rizal Ahyar Mussafa adalah sama-sama membahas dan mengkaji nilai moderasi beragama. Konsep pendidikan multikultural dalam Al-Qur'an dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam (Kajian Tafsir QS.36 Yogik Maulana Septa Pratama, ''Konsep Pendidikan Multikultural dalam Al-Qur'an dan Relevansinya dengan Tujuan Pendidikan Multikultural Pendidikan Islam (Kajian Tafsir QS. Al-Hujhurat Ayat 9-10)'', (Skripsi, IAIN Ponorogo, 2017).

Kesamaan penelitian ini dengan penelitian Agus Akhmadi adalah sama-sama membahas dan mengkaji moderasi dan keberagaman beragama (multikulturalisme). Kesamaan penelitian ini dengan penelitian Muhammad Abror adalah sama-sama membahas dan mengkaji moderasi dan keberagaman beragama (multikulturalisme).

Metode Penelitian

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Al-Hujhurat ayat 13 dalam Tafsir Al-Mishbah, sedangkan artikel jurnal Muhammad Abror mengkaji bagaimana moderasi beragama sebaiknya dilakukan dalam kerukunan umat beragama agar tercipta kerukunan antar umat beragama atau berkeyakinan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang identik dengan kegiatan analisis teks atau wacana yang menyelidiki suatu peristiwa, baik berupa tindakan maupun tulisan yang diteliti untuk memperoleh fakta-fakta yang sesuai termasuk koleksi pustaka. data, membaca, merekam. , dan pengolahan materi yang dipelajari.40. Sumber data yang berkaitan dengan objek penelitian yang diperoleh data primer (utama) dan data sekunder merupakan dua jenis data penelitian (pendukung).

Sumber data utama dalam penelitian ini adalah Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta: Lantera Hati, 2002). Teknik observasi, survei, wawancara, dokumentasi, angket, teknik triangulasi dan FGD (focus group Discussion) digunakan untuk pengumpulan data. Teknik dokumentasi digambarkan sebagai suatu cara memperoleh sumber data untuk keperluan penelitian, baik dari sumber tertulis maupun dari gambar (foto).42.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Isi, yaitu suatu metode pengumpulan data penelitian dengan cara menganalisis suatu dokumen. Tujuan analisis isi adalah untuk mengidentifikasi ciri-ciri atau informasi tertentu dari suatu dokumen guna menciptakan gambaran yang obyektif dan sistematis.

Sistematika Pembahasan

Tafsir QS. Al-Hujurat Ayat 13 dalam Tafsir Al-Mishbah

An-Nisa ayat 135 (Kajian Analisis Kitab Tafsir al-Qur'anul Majid an-Nuur karya Hasbi Ash-Shiddieqy). Tesis yang disusun oleh Rizal Ahyar Mussafa berjudul “Konsep Nilai-Nilai Moderasi dalam Al-Qur’an dan Implementasinya dalam Pendidikan Agama Islam (Analisis Ayat 143 Al-Qur’an Surat al-Baqarah)”. 35 Rizal Ahyar Mussafa, “Konsep Nilai-Nilai Moderasi dalam Al-Qur’an dan Implementasinya dalam Pendidikan Agama Islam (Analisis Ayat 143 Al-Qur’an Surah Al-Baqarah),” (Tesis Magister, UIN WalisongoSemarang, 2018).

Al-Hujurat ayat 13 dalam Tafsir Al-Mishbah, sedangkan tesis Rizal Ahyar Mustafa di atas membahas tentang konsep nilai-nilai moderasi dalam Al-Qur'an dan implementasinya dalam pendidikan agama Islam (Analisis Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 143 ). Hujurat ayat 9-10 Al-Qur'an dan tafsirnya oleh Kementerian Agama RI, serta menjelaskan dan menggambarkan relevansi pendidikan multikultural dalam Al-Qur'an menurut QS. Al-Hujurat ayat 9-10 Al-Quran dan Tafsirnya oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dengan tujuan pendidikan Islam yaitu: 1) membentuk manusia bertakwa, 2) menjadikan manusia utuh, 3) meningkatkan akhlak mulia moral.36.

Al-Hujurat ayat 13 dalam Tafsir Al-Mishbah, sedangkan skripsi Yogik Maulana Septa Pratama diatas membahas tentang konsep pendidikan multikultural dalam Al-Qur'an dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam (Kajian Tafsir QS. Ayat Al-Hujurat 9-10). Al-Hujurat ayat 13 dalam Tafsir Al-Mishbah, sedangkan artikel jurnal Agus Akhmadi mengkaji moderasi beragama dalam keberagaman Indonesia yang menekankan pada pemahaman multikultural dan kesadaran dalam kehidupan multikultural untuk menghargai perbedaan, pluralisme dan kemauan berinteraksi secara adil dengan semua orang. Al-Hujurat adalah satu-satunya istilah yang digunakan dalam Al-Qur'an untuk merujuk pada surah khusus ini.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengetahui'' menyatukan dalam hal ini dua sifat Allah SWT yang mengandungi makna yang sama tetapi muncul bersama hanya tiga kali dalam al-Quran.

NILAI MODERASI BERAGAMA DAN MULTIKULTURAL

Nilai moderasi beragama pada QS. Al-Hujurat Ayat 13 dalam

  • Tawa>zun (seimbang)
  • Tasa>muh (toleransi)
  • Musa>wah (kesetaraan)
  • Tat}a>wur wal ibtika>r (dinamis dan inovatif)
  • Taha>dhdhur (beradab)

Surat Al-Hujurat ayat 13 memuat perbedaan gender, suku dan bangsa yang mengajarkan untuk saling menghormati. Dalam nilai moderasi, sikap menghargai perbedaan merupakan nilai toleransi, yaitu menghargai perilaku dan pendirian orang lain bukan berarti mengoreksi, tidak juga setuju untuk mengikuti dan membenarkannya. Rasa hormat, penerimaan terhadap orang lain sebagai bagian yang melekat pada diri kita, dan berpikir optimis sangat erat kaitannya dengan konsep toleransi.

Sebab, demokrasi hanya bisa berfungsi dengan baik jika individu mampu mempertahankan pendapatnya sekaligus menerima pendapat orang lain. Al-Hujurat ayat 13 menjelaskan tentang hakikat hubungan antarmanusia, bahwa asal usul manusia adalah mereka mempunyai derajat yang sama. Inilah nilai moderasi musa>wah (kesetaraan), dimana suatu sikap tidak menilai orang lain berdasarkan perbedaan keyakinan, tradisi atau asal usulnya.56.

58 Ahmad Izza Muttaqin, “Nilai-nilai pendidikan multikultural dalam Al-Qur’an (Tafsir Tafsir Al-Mishbah QS. Al Hujurat : 13), Jurnal Darussalam; Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam 9, no. Hujurat ayat 13 dalam moderasi beragama disebutkan tat}a>wur wal ibtika>r (dinamis dan inovatif) adalah proses interaksi individu dengan individu lain atau kelompok masyarakat untuk memperoleh pengetahuan, bergerak dan berinovasi dengan hal-hal baru, menyikapi partisipasi aktif dalam melakukan reformasi. sesuai dengan perkembangan zaman demi kemajuan dan kemaslahatan rakyat.

Multikultural pada QS. Al-Hujurat Ayat 13 dalam

  • Gender
  • Ras
  • Kelas Sosial

Ayat 13 Al-Hujurat telah menjelaskan bahwa gender disini adalah persamaan antara tidak adanya perbedaan antara manusia yang satu dengan yang lainnya, dan manusia itu sendiri terdiri dari laki-laki dan perempuan. Al-Hujurat ayat 13 telah menjelaskan bahwa ras disini adalah terciptanya bangsa-bangsa dan suku-suku yang multikultural, beragam kebudayaan. Al-Hujurat ayat 13 telah dijelaskan bahwa di mata Allah SWT tidak ada perbedaan antara seseorang dengan orang lain kecuali tingkat ketakwaannya.

Al-Hujhurat ayat 13 menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah sebagai penjelasan hakikat utama hubungan sosial manusia adalah kesetaraan. Ayat 13 Surat Al-Hujurat dapat diterapkan pada diri manusia yang memperlakukan manusia dengan persamaan hak satu sama lain dalam masyarakat. Al-Hujhurat ayat 13 dalam Tafsir Al-Mishbah merupakan salah satu cara mengatasi kesenjangan sosial dalam masyarakat multikultural.

Kesederhanaan agama (Perspektif Quraish Shihab dan Syaikh Nawawi Al-Batani: Analisis ayat tentang Wasatiyyah di wilayah Banten). Konsep pendidikan pelbagai budaya dalam al-Quran dan kepentingannya dengan matlamat pendidikan Islam (Kajian Tafsir QS. Al-Hujhurat Ayat 9-10)''.

Tabel 3. 1 Nilai Moderasi Beragama dan Multikultural pada QS. Al-Hujurat  Ayat 13 dalam Tafsir Al-Mishbah
Tabel 3. 1 Nilai Moderasi Beragama dan Multikultural pada QS. Al-Hujurat Ayat 13 dalam Tafsir Al-Mishbah

PENUTUP

Kesimpulan

Ayat ini diturunkan untuk menekankan asal usul manusia, dengan tujuan menekankan kesetaraan semua bentuk multikultural dari perbedaan kebangsaan, etnis, ras, dan gender. Ada penjelasannya, di sisi Allah SWT, manusia diciptakan dan diperlakukan secara adil dan tidak memihak dalam hal keseimbangan. Dalam penafsirannya penekanannya adalah pada asal usul manusia dengan menekankan persamaan semua orang sebagai sederajat.

Ada tafsirnya, saling mengenal dengan tujuan belajar dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada penjelasannya bahwa mereka menjunjung tinggi prinsip etika dalam hubungannya dengan Allah SWT dan makhluk hidup lainnya. Dalam penafsirannya, setiap orang sama-sama terdiri dari kedua jenis kelamin, tidak ada perbedaan antara akhlak laki-laki dan perempuan.

Hal ini terdapat dalam penafsiran: Di sisi Allah SWT, manusia dari segala suku dan ras diciptakan sama dan bertakwa. Ada penafsiran di kalangan individu bahwa kepemilikan kekayaan, daya tarik fisik, dan status sosial merupakan hal-hal yang sangat diidam-idamkan dan diidam-idamkan oleh banyak orang.

Saran

Nilai Inti Moderasi dalam Tradisi Kitab Kuning di Pondok Pesantren."Atthulab: Jurnal Belajar Mengajar Agama Islam. Moderasi Beragama di Tengah Kemajemukan Bangsa: Tinjauan Revolusi Mental dalam Perspektif Al-Qur'an." Jurnal Media Komunikasi Sosial dan Keagamaan Keingintahuan 13, no. Rahmatallil 'Alamin Implementasi Moderasi Pendidikan Islam dengan Nilai-Nilai Islami.'' Riayah: Jurnal Sosial dan Keagamaan 4, no.

Moderasi Beragama dalam Al-Qur'an (kajian analitis terhadap kitab Tafsir Al-Qur'anul Majid An-Nuur karya Hasbi Ash-Shiddieqy). Konsep nilai-nilai moderasi dalam Al-Quran dan Implementasinya dalam pendidikan agama Islam (Analisis Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 143).' Skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2018. Nilai-nilai pendidikan multikultural dalam Al -Qur'an (Tafsir Tafsir Al-Mishbah QS. Al Hujurat : 13).'' Jurnal Darussalam : Jurnal Pendidikan, Komunikasi dan Pemikiran Hukum Islam 9, no.

Moderasi Beragama Sesuai Al-Quran dan Hadits.” Jurnal Ilmiah Al-Mu’ashirah: Media Kajian Al-Quran dan Al-Hadits Multiperspektif 18, no. Pendidikan Islam Multikultural Sebagai Upaya Penguatan Moderasi Islam di Pondok Pesantren .'' Dalam Prosiding Konferensi Tahunan Ulama Muslim 6, no.

Gambar

Tabel 3. 1 Nilai Moderasi Beragama dan Multikultural pada QS. Al-Hujurat  Ayat 13 dalam Tafsir Al-Mishbah

Referensi

Dokumen terkait

Quraish Shihab pada kitab Tafsir Al- Mishbah mengenai ayat-ayat zikir dan syukur, sudah sangat jelas bahwa Allah SWT telah menurunkan tata cara pengobatan mandiri atau self

Bab Keempat, dimana pada bab ini penulis akan menjelaskan dan memaparkan kontekstualisasi penafsiran perintah berkuda dan memanah dari Quraish Shihab dalam kitab tafsir Al-Mishbah, Buya