• Tidak ada hasil yang ditemukan

the obstacle and means of farmers in increasing the

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "the obstacle and means of farmers in increasing the"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

0

(2)

1

THE OBSTACLE AND MEANS OF FARMERS IN INCREASING THE GAMBIR PRODUCTIVITAS IN AMPALU VILLAGE GANTING LAND

MUDIAK SELATAN SURANTIH SUTERA SUBDISTRICT PESISIR SELATAN REGENCY

By :

Reni Atri yunida*Edi Suarto**Ade Irma Suryani**

Geography Education College Student STKIP PGRI Western Sumatera*

Geography EducationLecturers of STKIP PGRI Western Sumatera**

ABSTRACT

This research is purpose to get the information about the obstacle and means of farmers in increasing the gambir productivitas in ampalu village ganting land mudiak selatan surantih sutera subdistrict pesisir selatan regency. This research

has purpose to know how the obstacle and means of farmers in increasing the gambir productivitas in ampalu village ganting land mudiak selatan surantih sutera subdistrict pesisir selatan regency. The methade that use in this research is qualitative research. The informan in this research is about 20 persons and the key

informan in this research are all of ampalu society that invest the gambir, and the technique of choosen the informan is doing with the snowball sampling way. The

result of this research is found that the obstacle and means of farmers in increasing the gambir productivitas in ampalu village ganting land mudiak selatan

surantih sutera subdistrict pesisir selatan regency. 1) obstacle in increasing the gambir productivitas, from the prepare society land obstacle in process the forest,

scrub is doing the difficult process like, gutchering, fell, combustion. 2) society means in overcome some obstacles in gambir productivitas is the society use the

modern tool to process the forest like the chain saw.

Keyword:gutchering, fell,combustion,the modren tool to process the forest like

the chain

(3)

2

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Indonesia juga terkenal sebagai negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya berada atau tinggal di pedesaan. Hal ini menunjukan sebagian besar penduduk indonesia mata pencarian pokoknya adalah bertani (Djamin,1993:42).

Salah satunya usaha pembangunan dapat ditingkatkan melalui pertanian gambir.

Gambir adalah ekstrak daun dan ranting tanaman gambir (Uncari gambir rox) yang telah dikeringkan. Gambir merupakan komunitas perkebunan yang terutama diajukan untuk ekspor. Kegunaannya antara lain adalah zat pewarna dalam industri tekstil, ramuan makan sirih, luka bakar, sebagai obat sakit kepala, obat diare, obat kumur-kumur untuk sakit kerongkongan, gambir juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit sariawan, sakit kulit, mencret dan lain-lain, Bakhtiar dalam (Eviza : 2002 ).

Sekitar 80% produksi gambir di Indonesia dihasilkan dari Propinsi Sumatera Barat. di Kabupaten Pesisir Selatan kenagarian Ganting Mudiak Selatan Surantih merupakan tempat penghasil gambir yang mana bekerja sebagai petani gambir.

Berdasarkan wawancara saya 8 Mei 2015 di desa Ampalu Nagari Ganting Mudiak Selatan Surantih sekitar 80%

masyarakat bermata pencaarian petani tanaman gambir, dimana didalam pertanian gambir tersebut ada beberapa proses yang harus dilalui dalam pengelolaan gambir oleh masyarakat Ampalu, 1). Siapkan lahan untuk penanaman gambir, 2). Pencarian bibit, 3). Bibit ditanam selama 2 bulan yang mempunyai proses tersendiri, 4). Tanaman gambir ini bisa dipanen selama 8 bulan dan mempunyai proses tersendiri pula.

Sebelum adanya mata pencarian gambir tersebut, kehidupan masyarakat Ampalu sangat memperhatikan, dimana proses pencarian di desa Ampalu Nagari Ganting Mudiak Selatan Surantih ini, dari segi pendapatan mengalami turun naik, karena harga gambir dipasaran mengalami naik turun (tidak stabil), hal ini menyebabkan pendapatan petani gambir tidak stabil yang akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup petani di Desa Ampalu

di Nagari Ganting Mudiak Selatan Surantih.

Bentuk dari pemasaran gambir tersebut yaitu masyarakat menjual kepada juragan atau mandor, kemudian mandor akan menjual lagi kepada juragan besar atau bos (orang India) dan seterusnya. Jika dilihat dari segi pendapatan petani gambir, kalau harga gambir naik mencapai Rp. 20.000 per kg maka dalam seminggu masyarakat mendapatkan hasil Rp.2000.000, namun jika harga gambir menurun mencapai Rp.

10.000 per kg-nya, kira-kira pendapatan masyarakat sebanyak Rp. 1000.000 dalam seminggu.

Berdasarkan observasi yang di lakukan peneliti 8 Mei 2015 di desa Ampalu Nagari Ganting Mudiak Selatan Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan masalah yang dihadapi masyarakat dalam mengolah gambir yaitu apabila hari hujan terus-menerus gambir tidak bisa dijemur, akibatnya gambir masyarakat akan berwarna merah pekat, akibatnya gambir tersebut dibeli murah oleh mandor atau juragannya.

kesulitan dalam mengelolah gambir itu adalah apabila daun gambir terlalu tua, juga akan berakibat tidak ada getahnya seharusnya daun gambir siap panen itu tidak muda dan juga tidak tua, dan jarak juga akan memengaruhi seperti jarak dari rumah keladang sangat jauh juga akan berakibat masyarakat kebanyakkan bermalam di ladang dan jika sakit juga tidak bisa beraktivitas keladang dan jika kayu basah, juga tidak bisa merebus daun gambir itu karena kalau mengelolah gambir itu, kayunya harus kering agar apinya menyala bisa cepat merebus daun gambir tersebut.

dan apabila air untuk merebus daun gambir itu terlalu jauh, juga akan kesusahan dalam merebus daun gambir tersebut.(wawancara, Sm 8 mei 2015).

Desa Ampalu Kenagarian Ganting Mudiak Selatan Surantih, dilihat dari segi pendapatan yang tidak stabil, maka petani gambir tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-harinya tidak mencukupi karena harga gambir tersebut turun naik. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini untuk mengetahui lebih dalam, dengan judul ’’Kendala Dan Upaya Petani dalam Meningkatkan Produktivitas Gambir di Desa Ampalu Nagari Ganting Mudiak Selatan Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan”.

1

(4)

3

METODE PENELITIAN

Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini merupakan jenis penelitian Kualitatif. Hal ini senada dengan pendapat Moleong (2010:6), bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian minsalnya perilaku, persepsi, motivasi dan tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada satu konteks khusus yangalamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Informan penelitian ini diambil secara Snowball Sampling(Bola Salju), dimana Snowball Sampling ini adalah teknik penentuan informan yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama- lama menjadi besar. Dalam penentuan informan, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah informan semakin banyak (Sugiyono, 2013:85).

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan cara sebagai berikut: observasi, wawancara dan dokumentasi..

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Kendala Dan Upaya Petani Dalam Meningkatkan Produktivitas Gambir Di Desa Ampalu Nagari Ganting Mudiak Selatan Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut :

Pertama Kendala , bila dilihat dari kendala dalam meningkatkan produktivitas gambir,1.) dari segi persiapan lahan masyarakat menemukan kendala dalam mengolah hutan, semak belukar seperti melakukan proses yang sangat rumit seperti, pemotongan, penebasan, pembakaran.

Sedangkan dari segi 2.) pembibitan masyarakat tidak ada menemukan kendalanya, sedangkan dari 3.) segi

penanaman kendalanya adanya hama, rusa, babi yang merusak tanaman gambir.4.) Lalu kendala dari segi perawatan yaitu adanya gulma atau rumput liar yang sangat subur dan itu sangat menganggu pertumbuhan tanaman gambir.

Sesuai dengan pendapat Hasan, (2007:543) Kendala adalah halangan, rintangan faktor atau keadaan yang mengatasi, menghalangi, atau mencegah pencapaian sasaran, kekuatan yang memaksa pembatalan pelaksanaan. Selain itu kendala juga merupakan suatu hambatan yang menghalangi sebuah usaha yang akan dijalani. Kendala terdiri dari dua jenis yaitu berasal dari dalam (internal), dan berasal dari luar (Eksternal)..

Kedua Upaya, upaya masyarakat dalam mengatasi berbagai kendala dalam memproduktivitas gambir adalah, 1.) persiapan lahan masyarakat menggunakan peralatan yang modren untuk mengolah hutan seperti perang, mesin sinso.

Sedangkan dalam 2.) pembibitan gambir masyarakat berupaya mengambil tanaman gambir yang sudah tua, bibitnya di ambil menjadi bibit gambir,dan masyarakat memakai bibit unggul dalam penanaman untuk mengatasi hama, 3.) penanaman masyarakat berupaya untuk melindungi tanaman gambir dengan menggunakan sekai atau daun pelindung tanaman gambir,4.) kalau dari perawatannya masyarakat harus rajin menyiangi tanaman gambir agar tidak dikerumuni gulma atau bisa juga menggunakan rondup.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti menarik beberapa kesimpulan sehubungan dengan kendala dan upaya petani dalam meningkatkan produktivitas gambir di desa Ampalu Nagari Ganting Mudiak Selatan Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut :

1. Bila dilihat dari kendala dalam meningkatkan produktivitas tanaman gambir masyarakat di Desa Ampalu Nagari Ganting Mudiak Selatan Surantih Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan menemukan kendala dalam1.) persiapan lahan yaitu proses pengolahan lahan dari awal sampai akhir yang cukup rumit,2.) dalam

(5)

4

pembibitan memakai bibit unggul,3.) dalam proses penanaman yaitu terdapat banyak hama yang merusak tanaman gambir seperti rusa dan babi,4.) dan dalam segi perawatan masyarakat menemukan kendala yaitu terdapat banyaknya tanaman penganggu seperti gulma dan rumput liar yang sangat subur dan itu sangat menganggu pertumbuhan tanaman gambir.

2. Bila dilihat dari segi upaya masyarakat untuk mengatasi kendala dalam meningkatkan produktivitas gambir yaitu,1.) masyarakat dalam persiapan lahan supaya meringankan proses pengolahan hutan yang cukup mudah yaitu, dengan menggunakan peralatan yang modren, 2.) sedangkan dalam upaya pembibitan masyarakat berusaha memakai bibit unggul, 3.) dalam penanaman untuk mengatasi hama masyarakat berupaya untuk mengatasi dengan menggunakan daun-daunan sebagai pelindung, 4.) dalam upaya perawatan petani menyiangi dan merondupnya.

B. Saran

1. Untuk pemerintah supaya pemerintah cukup memperhatikan masyarakat petani gambir dengan cara memberi pengarahan atau penyuluhan secara barkala supaya masyarakat petani gambir lebih makmur lagi.

2. Untuk masyarakat petani gambir supaya mengikuti prosedur yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produktivitas gambir agar masyarakat lebih banyak lagi belajar mengenai hal-hal tentang gambir.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke-3. Jakarta. Balai Pustaka

Djamin, Zulkarnain.1993. Perekonomian Indonesia. Jakarta : UI

Eviza, Andi.2002. Budi Daya dan Pengolahan Gambir dan Tembakau. Poleteknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

Moleong, J. Lexy. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya:

Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 4 Berdasarkan hasil observasi yang sudah peneliti lakukan di TK Aisyiyah sumbersari Bantul Kecamatan Metro Selatan dapat disimpulkan melalui gambar berikut : Gambar .1 Pada

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kawasan mangrove Desa Pasar Gompong Kenagarian Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan