PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam bidang pendidikan sains. Wujud dari keterkaitan tersebut adalah hasil penelitian ini dapat menjadi acuan pengembangan ilmu pendidikan dalam penggunaan modal pembelajaran yang efektif dan inovatif dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar.
Sistematika Penulisan
Mengembangkan motivasi dan semangat siswa dalam belajar kelompok, meningkatkan keterampilan sosial siswa dan meningkatkan minat siswa dalam mempelajari mata pelajaran sains yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Karakteristik Siswa SD Kelas IV, Kurikulum IPA SD Kelas IV, Penelitian Sebelumnya; Kerangka pemikiran.
LANDASAN TEORI
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game
Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament yang pada penelitian ini akan sedikit divariasikan pada tahap presentasi kelas dan pada tahap tim akan bervariasi. Model pembelajaran Team Game Tournament terhadap hasil belajar siswa dikaji melalui masukan dan proses berpikir sehingga konsisten dengan teori belajar kognitif.
Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar
Oleh karena itu, pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah pada semua jenjang sekolah dasar dan menengah, karena mata pelajaran IPA terutama diperuntukkan bagi anak usia sekolah. Mata pelajaran IPA (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dilaksanakan pada semua jenjang sekolah dasar dan menengah, karena hakikat mata pelajaran IPA (IPA) ditujukan kepada anak-anak usia wajib agar siswa dapat memahami dan menghayatinya.
Hasil Belajar IPA
Perubahan perilaku yang terjadi akibat proses belajar seseorang disebut hasil belajar. Oleh karena itu, hasil belajar dapat dinyatakan sebagai kemampuan atau keterampilan yang diperoleh seseorang sebagai hasil belajar.16. Hasil belajar pada hakikatnya adalah kemampuan berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai hasil pelatihan.
Dari beberapa uraian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diterima siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Hasil belajar menunjukkan bahwa ada lima keterampilan yang diperoleh seseorang sebagai hasil belajar, yaitu keterampilan intelektual, strategi, keterampilan kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap. Hasil belajar seseorang seringkali tidak langsung terlihat tanpa adanya tindakan untuk menunjukkan keterampilan yang diperolehnya melalui pembelajaran.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Langkah Model Pembelajaran Team Game Tounament
Fungsi kelompok adalah mempelajari materi bersama teman kelompoknya dan mempersiapkan anggota kelompok untuk permainan. Guru membagikan amplop yang berbeda-beda kepada setiap kelompok dan setiap anggota kelompok secara bergiliran membaca dan menjawab pertanyaan yang ada di dalam amplop tersebut. Setelah seluruh kertas soal yang ada di dalam amplop telah terpakai, masing-masing kelompok menukarnya dengan amplop yang berbeda pada kelompok yang lain hingga diperoleh 4 amplop yang berbeda.
Perwakilan masing-masing kelompok adalah dua anggota kelompok yang mempunyai nilai tertinggi selama permainan. Babak pertama adalah lempar soal, dimana guru memberikan pertanyaan secara berurutan dari peserta kelompok satu sampai selesai, dan bila tidak dapat menjawab maka dilempar ke kelompok berikutnya. Jika semua tahapan telah selesai, guru pada tahap ini membacakan hasil turnamen dan memberikan reward kepada kelompok turnamen yang berhasil meraih juara 1, 2, dan 3.
Di sini beliau mengapresiasi partisipasi siswa dan usaha siswa dalam menjawab setiap pertanyaan pada level game dan turnamen.21.
Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Babak kedua terdiri dari tanya jawab, guru membacakan soal sampai siap dan siswa baru boleh mengangkat tangan setelah mendapat isyarat dari guru dan dapat menjawab jika ditunjuk oleh guru. Pada tahap ini siswa berpikir berdasarkan pengalaman konkrit atau nyata yang dilihat dan dialaminya. Ciri-ciri yang muncul pada tahap ini dapat dijadikan landasan dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran bagi siswa sekolah dasar.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas hendaknya dirancang dengan menggunakan model, strategi dan metode pembelajaran yang tepat dan tepat dengan mempertimbangkan karakteristik perkembangan siswa kelas IV yang berada pada tahap operasional konkrit. Hal ini memungkinkan siswa untuk melihat, melakukan sesuatu, melibatkan diri dalam pembelajaran dan mengalami secara langsung hal-hal yang dipelajarinya.
Kurikulum IPA Kelas IV Sekolah Dasar
Putra yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Berbantuan Media Hidden Chart Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournaments) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN 5 Samur Tahun Pelajaran 2013/2014. Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Didukung Media Grafik Tersembunyi Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
Hasil belajar IPA siswa kelas IV B yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 74 Kota Bengkulu berikut ini. Mencari Ragam Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Variabel x).
Mencari Ragam Hasil Belajar IPA Siswa Kelas Tidak Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Variabel y).
Kajian Penelitian Terdahulu
Hipotesis Penelitian
Hipotesis Alternatif (Ha) menyatakan bahwa: “Terdapat pengaruh yang signifikan Model Cooperative Team Games Tournament dalam Pembelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 74 Kota Bengkulu”. Hipotesis nol menyatakan bahwa: “Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Model Cooperative Team Games Tournament dalam Pembelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 74 Kota Bengkulu”.
METODE PENELITIAN
- Tenmpat dan Waktu Penelitian
- Populasi dan Sampel Penelitian
- Defenisi Operasional Variabel Penelitian
- Data dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada variabel X1 model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan variabel Setelah dilakukan tabel dan pemberian skor contoh soal dalam hal ini model pembelajaran kooperatif tipe TGT maka dilakukan prosedur sebagai berikut.
Dengan demikian thitung>tabel (6,11 > 0,374) yang berarti hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini diterima yaitu hasil belajar IPA siswa kelas IV yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGTs lebih baik dibandingkan siswa yang tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di SD Negeri 74 Kota Bengkulu. 6.11, sedangkan tabel dengan df 28 pada taraf signifikansi 5% yaitu 0,374 maka thitung > tab (6,11 > 0,374) yang berarti hipotesis kerja (Ha) dalam penelitian ini diterima yaitu terdapat pengaruh TGT . tipe model pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 74 Kota Bengkulu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SD Negeri 74 Kota Bengkulu dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar.
Guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran IPA untuk memfasilitasi dan meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa pada materi tentang peta dan komponennya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran dimana sejumlah siswa dengan anggota kelompok kecil mempunyai tingkat keterampilan yang berbeda-beda dalam menyelesaikan tugas kelompok. Setiap siswa anggota kelompok harus bekerja sama dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran. Model pembelajaran kooperatif TGT Team Game Tournament awalnya dikembangkan oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Dalam model pembelajaran ini, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dalam setiap kelompok, masing-masing siswa melakukan permainan tersebut bersama anggota tim yang lain untuk mendapatkan tambahan poin terhadap skor timnya. Data diperoleh dari tabel bantuan perhitungan uji Fisher untuk kelas eksperimen (variabel
Dengan demikian, nilai variansnya semakin besar. adalah variabel Y dan varian terkecilnya adalah variabel X. Maka uji Fisher dapat dihitung sebagai berikut.
Pembahasan Hasil Penelitian
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran dengan sejumlah siswa dengan anggota kelompok kecil yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda-beda dalam menyelesaikan tugas kelompok.Setiap siswa anggota kelompok harus bekerja sama dan saling membantu untuk memahami topik dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu: model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada kelas A bersifat eksperimen dan kelas B dikontrol dengan menggunakan metode konvensional. Namun disini peneliti tetap memberikan penilaian kepada siswa dengan memberikan soal-soal test/post-test yang berkaitan dengan materi yang dipelajari sebagai acuan penelitian dalam melihat perkembangan penggunaan model pembelajaran tipe TGT. Menurut Miftahul Huda, model kooperatif tipe TGT merupakan model pembelajaran gotong royong yang bertujuan agar setiap anggota kelompok diskusi mempunyai kesempatan berkontribusi untuk menyampaikan pendapatnya dan didengarkan.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT bertujuan untuk mendorong siswa agar lebih berani, aktif dan kreatif dalam berimajinasi, sehingga siswa dengan kemampuannya dapat menciptakan ide dan konsepnya sendiri. Dalam penelitian ini peneliti menyelidiki model pembelajaran kooperatif tipe Tame Game Tournament TGT dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada topik sumber daya alam dan lingkungan hidup. Berdasarkan perbedaan hasil belajar kelas eksperimen membuktikan bahwa siswa sangat menyukai model pembelajaran yang inovatif dan bervariasi, sehingga siswa tidak bosan hanya mendengarkan materi dan mencatat sambil belajar.
Materi dan model pembelajaran yang digunakan benar-benar sesuai dan saling mendukung satu sama lain untuk memperoleh hasil belajar dengan aspek kognitif yang maksimal.
PENUTUP
Saran
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan bagi siswa dan dapat meningkatkan pemahaman siswa, seperti penggunaan permainan. Basinun, Kompetensi Guru Penggunaan Media Pembelajaran Akhlak Iman di Kota Bengkulu, (Jurnal Ilmiah, 1st International Seminar on Islamic Studies, IAIN Bengkulu, 28 Maret 2019). Maya Rahmatia, Pengaruh media e-learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN 20 Banda Aceh (Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah Volume 2 Nomor Februari 2017).
Nur Hayati, Metode Pembelajaran Online/E-Learning yang Efektif, (Artikel Pdf, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja) Rusman, Belajar dan Belajar, (Jakarta: Kencana, 2017). Sobron A.N dengan judul Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD, (Jurnal Ilmiah Universitas Veteran Bangun Nusantara, ISBN 2020). Trianto Ibnu Badar al-Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik untuk Anak Usia Dini TK/RA & Anak Kelas Awal SD/MI.