PENDAHULUAN
Latar Belakang
Oleh karena itu penelitian ini mengkaji hasil belajar siswa yang menggunakan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT), perbedaannya dilihat dari penggunaan model kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) tanpa ada pembanding dengan tipe lainnya. Oleh karena itu, kami mengangkat Numbered Head Together (NHT) dan Teams Games Tournament (TGT) sebagai metode yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil belajar siswa. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk membandingkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan dua model pembelajaran, yaitu model pembelajaran kolaboratif Numbered Head Together (NHT) dan Teams Games Tournament (TGT).
Rumusan Masalah
Seberapa besar hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Unismuh Makassar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Counting Heads (NHT)? Seberapa besar hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Unismuh Makassar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT)? Adakah perbedaan antara hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Unismuh Makassar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Unismuh Makassar yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Game Tournament (TGT) ?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA, DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
- Pengertian Belajar
- Hasil Belajar Matematika
- Model Pembelajaran Kooperatif
- Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament
- Penelitian yang Relevan
Model pembelajaran kooperatif dapat melatih siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain dan merangkum pendapat atau temuannya secara tertulis. Menurut Slavin (Fathurrohman, 2016:45), model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang upayanya diarahkan pada tujuan. Sementara itu, Slavin (Lestari Karunia Eka dan Mokhammad Rdwan Yudhanegara, 2017:43) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerjasama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa dengan struktur kelompok yang heterogen.
Pembelajaran kooperatif memiliki sejumlah ciri khusus yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya Ibrahim et al (Priansa yaitu: a) Siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan pembelajarannya, b) Kelompok dibentuk dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah, c) Jika memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, etnis, jenis kelamin yang berbeda, d) Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu. Aspek-aspek pembelajaran kooperatif meliputi (Huda a) Tujuan: Semua siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (seringkali kelompok yang beragam/berdasarkan keterampilan/heterogen) dan diminta untuk ;. Roger dan David Johnson (Suprijono, 2015: 77) mengatakan bahwa tidak semua pembelajaran kelompok dapat dianggap sebagai pembelajaran kooperatif.
Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together (NHT) Model Pembelajaran Kooperatif Number Head Together (NHT) artinya. Model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) adalah model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis dan sistem perkembangan individu dimana siswa mewakili timnya dengan anggota tim lainnya, kinerja sebelumnya yang akademiknya setara dengan mereka. Shoimin, 2014: 203). Terdapat lima komponen utama model pembelajaran kooperatif Team Games yang disajikan pada Tabel 2.4.
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) disajikan pada Tabel 2.5. Dengan rangkaian kegiatan dalam model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) diharapkan kecerdasan emosional siswa yang meliputi kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial dapat berkembang. Disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD).
Kerangka Pikir
Perbedaan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) dan Teams Games Tournament (TGT) terletak pada sintaksnya. Pada model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT), siswa dibagi sesuai dengan nomor yang diberikan oleh guru. Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) mengajarkan siswa untuk bertanggung jawab dan berani mengungkapkan pendapatnya.
Sedangkan model pembelajaran kooperatif bertipe Teams Games Tournament (TGT), pembagian kelompok bersifat heterogen sebelum permainan akademi dimainkan. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat mengajarkan siswa untuk memiliki kompetisi yang sehat dalam permainan akademik dan mampu bekerja sama dalam kelompok. Kelebihan model pembelajaran kooperatif head to head (NHT) adalah 1) semua siswa siap, 2) dapat melakukan diskusi dengan serius, 3) siswa pintar bisa. mengajar siswa yang kurang pandai, 4) tidak ada siswa yang mendominasi kelompok.
Sedangkan keunggulan model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT) adalah: 1) Model TGT tidak hanya menjadikan siswa yang pandai (kemampuan akademik tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi siswa dengan kemampuan akademik rendah juga aktif dan berperan penting. dalam kelompoknya, 2) Dengan model pembelajaran ini akan menumbuhkan rasa saling memiliki dan saling menghargai antar anggota kelompok, 3) Pada model pembelajaran ini siswa lebih antusias mengikuti pelajaran. Karena dalam pembelajaran ini guru menjanjikan hadiah kepada siswa atau kelompok terbaik, 4) Dalam pembelajaran siswa ini membuat siswa lebih senang mengikuti pelajaran karena dalam model ini terdapat kegiatan permainan berupa turnamen. Berdasarkan uraian sintaktis model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) dan Teams Games Tournament (TGT) di atas, hal ini dapat berdampak pada hasil belajar matematika siswa. Model TGT tidak hanya memastikan bahwa siswa yang pandai (kemampuan akademik tinggi) lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi juga siswa dengan kemampuan akademik rendah aktif dan memiliki peran penting dalam kelompoknya.
Dalam pembelajaran siswa ini membuat siswa lebih senang mengikuti kelas karena terdapat kegiatan permainan berupa turnamen pada model ini.
Hipotesis
METODE PENELITIAN
- Rancangan Penelitian
- Populasi dan Sampel Penelitian
- Definisi Operasional Variabel
- Instrumen Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Hasil belajar matematika siswa dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah diajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Counting Heads (NHT) dan Teams Games Tournament (TGT). Hasil belajar matematika siswa kelas VIII B1 SMP Unismuh Makassar melalui model Head Number Cooperative Learning (NHT). Selain itu, hasil belajar matematika siswa yang diajar melalui model NHT yang dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal dapat dilihat pada tabel 4.3.
Hasil Belajar Matematika Kelas VIII B2 SMP Unismuh Makassar Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournament (TGT). Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata nilai tes hasil belajar siswa yang diajar melalui model TGT adalah 87,70 dengan standar. Selanjutnya hasil belajar matematika siswa yang diajar melalui model TGT yang dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan klasikal dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Uji normalitas ini dilakukan untuk menentukan apakah nilai ujian siswa yang diajar dengan model NHT adalah sama. Uji perbedaan tes hasil belajar pada kelas yang diajar dengan model NHT dan kelas yang diajar dengan model TGT. Terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together (NHT) dan Teams Games Tournament (TGT) di kelas VIII SMP Unismuh Makassar.
Perbedaan hasil belajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TGT (Teams Games Tournament) dan NHT (Numbered Heads Together).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
- Hasil Analisis Statistik Inferensial
Berikut adalah tabel hasil analisis statistik deskriptif nilai tes hasil belajar kelas yang diajarkan melalui model NHT dan dihitung dengan menggunakan program SPSS. Setelah dikonversikan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 80,70 ke dalam 5 kategori di atas, maka nilai belajar matematika siswa melalui model NHT secara umum berada pada kategori tinggi. Jika dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar melalui model NHT sudah memenuhi indikator klasik ketuntasan hasil belajar siswa yaitu ≥ 75%.
Berikut tabel hasil analisis statistik deskriptif nilai ujian siswa yang diajar dengan model TGT yang dihitung dengan menggunakan program SPSS. Setelah dikonversikan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 87,70 ke dalam 5 kategori di atas, maka nilai belajar matematika siswa yang diajar melalui model TGT secara umum berada pada kategori tinggi. Jika dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar dengan model TGT sudah memenuhi indikator klasik ketuntasan hasil belajar siswa yaitu ≥ 75%.
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data nilai tes hasil belajar kelas yang diajar dengan model TGT berdistribusi normal atau tidak. Setelah dilakukan uji coba rata-rata hasil belajar disetiap kelas yaitu kelas yang diajar melaluinya. Perbedaan rentang skor pada kelas yang diajar dengan model NHT dan kelas yang diajar dengan model TGT dapat dilihat setelah dilakukan tes prestasi belajar.
Selain itu, diharapkan model kooperatif Numbered Head Together (NHT) dan Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Unismuh Makassar.
Pembahsan Data Hasil Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil belajar matematika kelas VIII B1 SMP Unismuh Makassar, dimana pembelajaran berlangsung melalui model pembelajaran Numbered Head Together (NHT), dengan nilai mean 80,70, varians 54,432 dan standar deviasi 7,37. Hasil belajar siswa kelas VIII B2 SMP Unismuh Makassar yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan rerata 87,70, varians 83,063 dan standar deviasi 9,11.
Saran
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini, tidak hanya membandingkan hasil belajar model pembelajaran kooperatif Counting Heads (NHT) dan Teams Games Tournament (TGT), tetapi mampu membandingkan kualitas pembelajaran hasil dari dua model kolaborasi. Pembelajaran Matematika Siswa-Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Tournament Team Games (TGT) dan Tipe Head Counted Together (NHT) di Kelas VIII SMP Sumba Opu. Perbandingan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan model kolaboratif Head Counted (NHT) dan Think-Pair-Share (TPS) pada siswa kelas X IPA SMA Negeri 1 Sinjai Utara Kabupaten Sinjai.
Pembelajaran Matematika Antar Siswa Diajarkan Melalui Team Games Tournament (TGT) Model Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas VIII MTS Muhammadiyah Tallo Makassar. Penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dalam kaitannya dengan aktivitas belajar siswa VIII. kelas SMA. Peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 14 Palu dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan blok aljabar pada materi perkalian faktor bentuk aljabar.
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament (TGT) Dengan Destiny Board Games Pada Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 14 Palu Pada Materi Perkalian Faktor. Pengaruh model pembelajaran team game tournament (TGT) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas XI. SMK Bina Taqwa. http;/journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SAP.article/view/1010, diakses 13 Juni 2018). Skripsi Perbandingan hasil belajar matematika antara siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Time Games Tournament dan siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throw di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Makassar.
Perbandingan hasil belajar kooperatif tipe TGT dan NHT dengan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 16 Bandarlampung.