PANCASILA SEBAGAI
PARADIGMA PEMBANGUNAN
Drs. Sudarsana, PGD PD
• Kata paradigma berasal dari bahasa Inggris “paradigm” yang berarti model, pola, atau contoh. Paradigma juga berarti suatu gugusan sistem pemikiran, cara pandang, nilai-nilai, metode- metode, prinsip dasar, atau cara pemecahan masalah yang dianut suatu masyarakat tertentu.
• Thomas S. Khun dalam The Structure of Scientific Revolution (1970: 49):
Paradigma adalah asumsi-asumsi dasar dan asumsi- asumsi teoritis yang umum (merupakan suatu sumber nilai) yang merupakan sumber hukum, metode serta cara
penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri, dan karakter ilmu pengetahuan
tersebut.
• Harmon (dalam Moleong, 2004: 49):
Paradigma adalah cara mendasar untuk memahami, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu yang
khusus tentang realitas.
• George Ritzer(1980):
Pandangan mendasar ilmuwan tentang apa materi pelajaran harus dipelajari oleh cabang atau disiplin, dan apa aturan yang
harus diikuti dalam menafsirkan informasi yang akan
dikumpulkan informasi yang dikumpulkan dalam menanggapi isu-isu ini.
• Istilah tersebut berkembang dalam berbagai bidang kehidupan manusia, serta ilmu pengetahuan (politik, hukum, budaya, ekonomi, dll)
• Istilah paradigma mengandung konotasi pengertian sebagai sumber nilai, kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas, arah, dan proses dalam bidang tertentu termasuk bidang pembangunan.
Pancasila sebagai Paradigma
• Pancasila adalah paradigma, sebab Pancasila dijadikan landasan, acuan, metode, nilai, dan tujuan yang ingin dicapai dalam program pembangunan. Pancasila sebagai paradigma pembangunan, artinya Pancasila berisi anggapan-anggapan dasar yang merupakan kerangka keyakinan yang berfungsi sebagai acuan, pedoman dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan nasional.
Pancasila sebagai
Paradigma Pembangunan
• Pancasila sebagai paradigma dijabarkan dalam pembangunan sehingga proses dan hasil pembangunan sesuai dengan
Pancasila. Misalnya :
• Pembangunan tidak boleh bersifat pragmatis, yaitu pembangunan itu tidak hanya mementingkan tindakan nyata dan mengabaikan pertimbangan etis.
• Pembangunan tidak boleh bersifat ideologis, yaitu secara mutlak melayani Ideologi tertentu dan mengabaikan manusia nyata.
• Pembangunan harus menghormati HAM, yaitu pembangunan tidak boleh mengorbankan manusia nyata melainkan menghormati harkat dan
martabat bangsa.
• Pembangunan dilaksanakan secara demokratis, artinya melibatkan
masyarakat sebagai tujuan pembangunan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kebutuhan mereka.
• Pembangunan diperioritaskan pada penciptaan taraf minimum keadilan sosial, yaitu mengutamakan mereka yang paling lemah untuk
menghapuskan kemiskinan struktural. Kemiskinan struktural, adalah kemiskinan yang timbul bukan akibat malasnya individu atau warga Negara, melainkan diakibatkan dengan adanya struktur-struktur sosial yang tidak adil.
• Sebagai paradigma pembangunan, Pancasila mempunyai kedudukan sebagai:
• Cita-cita bangsa Indonesia
• Jiwa bangsa.
• Moral Pembangunan.
• Dasar negara Republik Indonesia.
• Sistem dan kebijakan ekonomi merupakan salah satu faktor penentu yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan nasional.
• Falsafah yang menjadi landasan tindakan masyarakat adalah falsafah yang telah berakar dalam masyarakat (tertuang dalam UUD serta menjadi keyakinan masyarakat).
• Falsafah negara dapat mempengaruhi sistem ekonomi.
Selanjutnya, sistem ekonomi akan berpengaruh pada sistem pemilikan aset produktif, mekanisme pengambilan keputusan dalam bidang ekonomi, dan masalah kebijakan ekonomi serta sasaran-sasarannya.
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
• Demi memenuhi kebutuhan ekonominya, sekelompok masyarakat/bangsa memiliki pemikiran dan cara-cara yang berlainan sehingga memberi corak tersendiri terhadap sistem perekonomian yang dijalankan.
Secara garis terdapat beberapa tipe sistem ekonomi di dunia:
1. Sosialis Komunis
2. Liberal Kapitalis
3. Campuran
1. Liberal KapitalisUSA & MBE
1. pemilikan faktor produksi oleh individu 2. mekanisme pasar adalah kompetisi
3. pengaruh pemerintah kecil 2. Sosialis KomunisChina
1. pemilikan faktor produksi secara bersama 2. pengaruh pemerintah kuat
3. perencanaan dari pusat
3. Campurannegara-negara berkembang (emerging markets) seperti: Indonesia, Malaysia
1. pemilikan faktor produksi oleh individu tetapi bersifat sosial 2. terdapat campur tangan pemerintah
• Sistem ekonomi Pancasila menggunakan :
1. Mekanisme pasar sebagai isyarat tentang kebutuhan masyarakat
2. Ekonomi rakyat harus diorganisasikan dalam wadah koperasi agar dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional
3. Ekonomi yang menyangkut kepentingan negara dan hajat hidup oarang banyak, pemerintah dipandang perlu untuk campur tangan
• Dalam hal aset produktif sistem ekonomi, Pancasila mencita- citakan aset produktif yang dikuasai oleh:
1. Masyarakat termasuk koperasi dan UKM
2. Negara (bidang usaha yang penting untuk negara dan menyangkut hajat hidup orang banyak), dan
3. Swasta