Quraish Shihab menjelaskan tafsirannya tentang konsep zikir yang terdapat dalam ayat-ayat al-Quran yang ditulisnya dalam Tafsir Al-misbah. Disertasi tersebut membincangkan kaedah yang digunakan oleh Quraish Shihab dalam menafsirkan ayat-ayat pusaka yang dijelaskannya dalam Tafsir Al-Misbah. Quraish Shihab Dilihat Dari Tujuan Pendidikan Islam” yang ditulis oleh Jumron Nugroho, 2010 Mahasiswa IAIN Walisongo S2.
Prof. Kalijaga tahun 2012. 20 Muhammad Abduh, risalah berjudul “Pemikiran Muhammad d Quraish Shihab Tentang Pernikahan Siri” (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012).
Masyaroh, disertacija z naslovom "Pengpengkara Bogu: pomen Kafirja po Toshohiku Izutsu in Quraish Shihabu" (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2008).
Metode Penelitian
Quraish Shihab dan Kementrian Agama, ditulis oleh AFN Romadlon, mahasiswa Fakultas UIN Sunan Kalijaga angkatan 2008. Dijelaskan tentang pengertian dan penjelasan dari masing-masing tokoh, kemudian juga dijelaskan persamaan dan perbedaannya masing-masing. Semua makalah ini mengkaji pandangan Quraish Shihab tentang isu-isu terkait, namun tidak ada yang membahas pandangan Quraish Shihab tentang demokrasi dalam Tafsir al-Misbah.
Quraish Shihab, sedangkan sumber data sekunder adalah segala data pustaka yang dapat digunakan untuk mendukung pembahasan. Data yang digunakan adalah data pandangan Quraish Shihab tentang demokrasi dalam Tafsir al-Misbah dan data metode yang digunakan Quraish Shihab dalam menafsirkan Al-Quran secara umum dan secara khusus dalam kaitannya dengan demokrasi. Selain itu, sumber data dapat digunakan sebagai bukti untuk pengujian, bersifat alami, sesuai dengan konteks dan mudah diperoleh.
Metode analisis dalam penelitian ini adalah analisis interpretatif yang akan sering menggambarkan objek penelitian sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap suatu pemikiran.
Sistematika Pembahasan
Pengertian Demokrasi
Pada dasarnya demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dimana rakyat secara langsung atau tidak langsung berkuasa dan berdaulat penuh. Pengertian demokrasi memiliki arti yang berbeda-beda, namun pada dasarnya memiliki prinsip yang sama. Dilihat dari sejarahnya, kata demokrasi memang lahir dari barat, namun ketika dicoba dimaknai dan diterapkan di negara-negara timur, khususnya di negara-negara Islam.
Demokrasi pada dasarnya adalah gagasan yang mengatur bahwa kekuasaan ada di tangan rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam pengertian lain, demokrasi bahkan disebut konsep pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat dan dengan rakyat. Pengertian ini mengandung arti bahwa kekuasaan pada hakekatnya diakui berasal dari rakyat, dan rakyatlah yang berperan besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ciri-ciri tersebut tercakup dalam gagasan kedaulatan rakyat, yaitu bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, dilaksanakan untuk rakyat, dan oleh rakyat itu sendiri, dan terus menerus.
Perjalanan Sejarah Demokrasi 1. Demokrasi di Yunani Kuno
Spartaus, terdiri dari kelompok sosial tertinggi yang juga merupakan penyelenggara negara dalam urusan politik dan militer. Porioorikoi, terdiri dari kelompok kelas menengah yang tidak memiliki kewenangan dalam menjalankan negara, namun memiliki hak penuh sebagai warga negara. Kelompok ini tidak memiliki kewenangan dalam pemerintahan dan juga tidak diberikan hak penuh sebagai warga negara, kecuali dalam situasi perang yang sangat rumit dan membutuhkan tambahan personel.
Dalam tradisi Yunani kuno, apa yang dimaksud dengan orang-orang dalam ranah politik direduksi menjadi hanya didefinisikan sebagai laki-laki kulit putih dewasa. Sejauh menyangkut struktur politik di Athena, unsur-unsur bangsawan dan rakyat jelata (kelas orang-orang yang tidak bergantung pada kelas menengah) ditempatkan pada posisi atau hak yang setara. Demokrasi pada masa Renaisans di Eropa dapat dikatakan sebagai aplikasi dan contoh konkrit pemikiran para filosof Yunani kuno tentang siklus negara.
Pemberontakan muncul setelah dua perubahan radikal terjadi dalam peradaban masyarakat: yang pertama adalah gerakan renaisans di bidang teknologi, ilmu pengetahuan dan politik, sedangkan yang kedua adalah gerakan Protestan untuk mengubah aspek kehidupan keagamaan Kristen. dengan tiran untuk menindas rakyat .35.
Islam dan Demokrasi
Beliau menegaskan bahwa syariat tidak melarang, hal ini berdasarkan Al-Qur'an dan hadits yang tidak melarang. Dalam pandangan ini, Islam dianggap sebagai doktrin, yaitu Islam sebagai teks al-Qur'an atau lebih umum sebagai tradisi utama. Menurutnya, Islam tidak pernah membenarkan dan membiarkan siapapun untuk mengatur hukum karena hukum dibuat oleh Allah dan ditetapkan melalui wahyu di dalam Al-Qur'an.
Menumbuhkan kecintaan terhadap Al Quran dan Tafsir dalam keluarga ini juga dibuktikan dengan adanya Alwi Shihab, saudara dari Quraish Shihab yang juga menggeluti bidang Tafsir Al Quran. Menjabat posisi penting antara lain sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat pada tahun 1984, Anggota Lajnah Pentashih Al-Qur'an Kementerian Agama Republik Indonesia sejak tahun 1989. Quraish Shihab Jawaban: 101 Pertanyaan Tentang Wanita Yang Harus Anda Ketahui ( Jakarta: Lentera Hati, Barisan Al-Qur'an dan Artinya: Terjemah Makna yang disusun oleh M.
Petunjuk itu tidak akan diketahui oleh mereka yang tidak berusaha mengetahui petunjuk dalam Al-Quran. Al-Quran mengutuk orang-orang yang tidak menggunakan akal dan hati untuk merenung dan menghayati mesej-mesej Al-Quran, dan mereka dianggap telah menutup hati mereka. Salah tafsir kandungan atau mesej sesuatu surat dalam al-Quran akan menjadi perkara biasa apabila digunakan.
Ia membentangkan tema utama al-Quran dan menunjukkan betapa serasinya ayat-ayat setiap surah. Abdullah Darras dengan kitabnya an-Naba>' al-Adzi>m dan al-Madkhal illa Al-Qur'an al-Kari>m. Tahli>li>, iaitu penjelasan ayat-ayat al-Quran dengan meneliti segala aspek dan memahami segala maknanya.
Ijma>li>, yaitu penafsiran ayat-ayat al-Qur'an yang menghadirkan pembahasan yang luas dan luas. Maudh{u>'i, yaitu tafsir yang membahas persoalan tematik dalam al-Qur'an dengan cara meringkas ayat-ayat dalam topik yang sama kemudian menganalisis isinya untuk menjelaskan maknanya dan mengambil unsur-unsurnya, serta menghubungkannya. 79 Nasruddin Baidan, Metode menafsirkan Al-Qur'an; Kajian kritis terhadap ayat-ayat dengan redaksi serupa, Cet.
Dari kutipan-kutipan tersebut, jelaslah bahwa Quraish Shihab tidak mau menganggap bahwa Al-Qur'an adalah satu-satunya pedoman sepanjang masa.
Demokrasi Dalam Tafsir al-Misbah
Al-Qur'an adalah wahyu yang paling utama dan pokok permasalahan semua umat Islam. Semuanya tentu terekam dalam Al-Quran tanpa terkecuali, dari yang sudah lama ada hingga yang baru, salah satunya demokrasi. Kata musyawarah umumnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan makna dasar di atas.
Namun menurut Quraish Shihab, ada perbedaan lain antara shu>ra> dan demokrasi, yaitu dalam hal pengambilan keputusan. Quraish Shihab mengatakan bahwa konsep syura dalam Islam tidak benar jika mengambil pendapat pertama atau kedua. Namun dalam pelaksanaan hakekat musyawarah, Allah harus menghiasi Nabi dan setiap orang yang memimpin musyawarah.
Petunjuk ini terkandung dari awal ayat di atas hingga kata-katanya: بلقلا ظيلغ اًظف تنك لو. Ketika Quraish Shihab mengomentari ayat 159 surat Ali Imran, ia mengatakan bahwa sebenarnya ayat ini memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang sikap yang harus diambil dalam menghadapi demokrasi. Berkaitan dengan hal tersebut, Quraish Shihab memberikan penjelasan sebagai berikut: Karena rahmat Allah yang tidak terukur, sebagaimana dipahami dari bentuk tak tentu (nakirah) kata rahmat, bukan dari satu sebab lain, sebagaimana dipahami dari huruf (ام)ma, digunakan di sini dalam konteks menentukan rahmat-Nya karena kasih karunia Allah Anda memperlakukan mereka dengan lembut.
Kemudian dalam ayat: ( ل تنل ِ م ٍ ر ا ف) lebih lanjut Quraish Shihab menjelaskan bahwa ayat ini merupakan salah satu bukti bahwa Allah SWT. Dalam ayat: بلقلا ظيلغ اًظف تنك لو Quraish Shihab menjelaskan ayat di atas yang berarti bahwa kamu, wahai Muhammad, tidak keras hati. Karena yang terbaik adalah memadukan keindahan lahiriah dalam tingkah laku yang santun, tutur kata yang manis, tetapi juga dalam jati diri yang luhur penuh kasih sayang.
Namun dalam pelaksanaannya, esensi musyawarah harus membedakan nabi dan semua yang memimpin musyawarah. Pendapat ini tidak didukung oleh amalan Nabi SAW. Padahal, hal itu tidak sesuai dengan beberapa ayat Al-Qur'an. Ketika Nabi, semoga Tuhan memberkatinya dan memberinya kedamaian, memilih lokasi untuk pasukan Muslim dalam Perang Badar, sahabatnya al-Khubba>b Ibn al-Mundzi>r pertama kali bertanya: “Apakah ini tempat yang Allah miliki? memerintahkanmu untuk menempati, atau apakah pilihanmu ini berdasarkan strategi dan siasat perang?” ketika Nabi menjawab bahwa pilihan itu berdasarkan pilihan.
Quraish Shihab juga memberikan penjelasan sebagai berikut: Kata ( رما) amru>hum/urusan mereka menunjukkan bahwa yang mereka pikirkan adalah hal-hal yang berkaitan dengan urusan mereka dan dalam wilayah hukum mereka.
Subyek Demokrasi
Sedangkan para ulama memahaminya dalam artian penerimaan khusus, seperti yang dilakukan tokoh-tokoh al-Anshor di Madinah ketika menyambut para pendatang dari Mekkah. Karena itu, tidak mungkin mengadakan diskusi dengan mengumpulkan semua orang dan meminta pendapat mereka tentang suatu masalah. Nabi sendiri dalam memimpin diskusi terutama melibatkan teman-teman lama atau hanya teman-teman tertentu yang memiliki pandangan dan pendapat yang tajam.
Oleh karena itu, para ulama berpendapat bahwa pertimbangan ini hanya dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu yang mendalam dan ketajaman akal. Bila mengacu pada penjelasan literatur klasik, dijelaskan bahwa mereka yang ditunjuk untuk mengadakan musyawarah dalam kerangka demokrasi untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi umat Islam disebut Al-Mawardi dengan Ahl al-h}a>l wa al- 'aqd (Orang yang berhak melepaskan dan mengikat). Ahl al-h}a>l wa al-'aqd adalah sekelompok orang yang memiliki kualitas tinggi dalam hal penguasaan ilmu dan dijadikan tempat bertanya sekaligus bertugas musyawarah internal.
Atau seperti yang dikemukakan oleh Muhammad Abduh yang mengatakan bahwa Ahl al-h}a>l wa al-'aqd adalah orang yang menjadi rujukan masyarakat untuk kebutuhan dan kepentingan bersama, yang bersifat formal dan nonformal, sipil dan termasuk militer. . pemimpin.
PENUTUP
Kesimpulan