• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF ABSTRAK Wahyuni, Tri Skripsi Kata Kunci

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF ABSTRAK Wahyuni, Tri Skripsi Kata Kunci"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

Adakah hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa kelas V MIN Paju Ponorogo. Untuk mengetahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional siswa dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas V MIN Paju Ponorogo.

Landasan Teori

Kecerdasan Emosional

37 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosional (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama) berkaitan dengan mempercayai orang lain dan senang terlibat dengan orang lain, termasuk orang dewasa. seseorang tidak jatuh ke dalam tindakan bodoh yang merugikan diri sendiri atau orang lain.

Kemampuan Pemecahan Masalah a. Pengertian Masalah

50 Fadjar Sadiq, Penalaran Pemecahan Masalah dan Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika (Yogyakarta: Depdiknas, Ditjen PPPG Pendidikan Dasar dan Menengah, 2004), 10. Salah satu kecerdasan berpikir adalah kemampuan memecahkan masalah. pemecahan masalah) merupakan kegiatan yang sangat penting untuk pembelajaran matematika. Pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematis dikemukakan oleh Branca sebagai berikut: (1) Kemampuan pemecahan merupakan tujuan umum pengajaran matematika, bahkan sebagai jantungnya matematika, (2) Pemecahan masalah yang meliputi metode, prosedur dan strategi merupakan inti dan proses terpenting dalam kurikulum matematika, dan (3) Menyelesaikan matematika merupakan keterampilan mendasar dalam pembelajaran matematika.78.

Menurut Abdurrahman, kemampuan pemecahan masalah dalam matematika adalah penerapan berbagai konsep dan kompetensi matematika yang dikaitkan dengan pengetahuan lain. 78 Ade Andriani, Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Kecerdasan Emosi Siswa Pendidikan Matematika Melalui Peningkatan Model Pembelajaran, (Medan: Universitas Negeri Medan), 4. 79 Ade Andriani, Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Kecerdasan Emosi Pendidikan Matematika Siswa Pendidikan Matematika Melalui Model Pembelajaran Tingkatkan, (Medan: Universitas Negeri Medan), 10.

Teori Hubungan antara kecerdasan Emosional dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Goleman berpendapat bahwa jika unsur-unsur yang berkaitan dengan kecerdasan emosional digabungkan dengan baik selama proses pembelajaran, hal itu dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan keterampilan pemecahan masalah mereka. Dengan demikian, adanya kecerdasan emosional dalam kegiatan pembelajaran akan mendorong keterbukaan siswa dalam bertukar pikiran dan minat yang lebih besar terhadap tantangan dalam mencari pemecahan masalah. Dia melanjutkan dengan menjelaskan bahwa kecerdasan emosional dalam banyak hal merupakan kunci dari sistem memori otak.

Oleh karena itu, muatan emosional yang telah banyak dibahas pada mata pelajaran kecerdasan emosional (EI) sejak tahun 1995, harus mendapat perhatian para guru pembelajaran. Menurut Goleman, keberhasilan siswa dalam belajar juga ditentukan oleh kecerdasan emosional.89 Seperti yang dikatakan oleh Karen Stone McCown, pengembang kurikulum Self Science dan direktur Nueva, “Proses pembelajaran tidak terlepas dari perasaan anak. 88 Karina, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kecerdasan Emosi Siswa SMP, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Program Studi IPA (vol. 4 Tahun 2014).

Telaah Penelitian Terdahulu

Siswa akan antusias dan termotivasi untuk memecahkan masalah dimulai dari memahami masalah, merencanakan dan kemudian menyelesaikannya sampai dapat mengecek kebenaran suatu masalah jika memiliki kecerdasan emosional yang baik seperti yang diungkapkan oleh Hasratuddin “Dalam membangkitkan semangat atau dorongan untuk melakukan sesuatu untuk memecahkan masalah selalu diperlukan kecerdasan emosional yang baik khususnya dalam bidang matematika yang berfungsi untuk memecahkan masalah, motivasi, empati dan keterampilan sosial, hal ini terlihat pada hasil kategori baik mencapai 11,43%, kategori cukup mencapai 77,14 % dan kategori kurang yang mencapai 11,43% siswa kelas IV mendapatkan nilai baik. Hal ini terbukti pada hasil kategori baik yaitu mencapai 17 mencapai 14%, dan kategori kurang mencapai 11,43%.

Selain itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ria Ulul Khasana Nurahmah, NIM 24A062029 yang berjudul Implementasi Pendekatan Emosional dalam Membentuk Kepribadian Siswa Pada Bidang Studi PAI Kelas V SDN I Nologaten Ponorogo, Tahun 2010, hasil penelitian menyimpulkan, bahwa: a) pelaksanaan pendekatan emosional pada wilayah studi PAI kelas V SDN I Nologaten Ponorogo dilaksanakan dengan kegiatan bakti sosial, setiap hari jum'at kita dorong siswa untuk beramal, karena dengan kegiatan tersebut siswa membiasakan untuk membantu sesama. b) Pengaruh Pendekatan Emosi Terhadap Pembelajaran PAI Kelas V SDN I Nologaten Ponorogo Siswa memiliki kesadaran untuk membantu orang lain, memiliki budi pekerti, kasih sayang kepada sesama, baik teman maupun keluarganya.

Kerangka Berfikir

Pengajuan Hipotesis

Rancangan Penelitian

Populasi, Sampel dan Responden 1. Populasi

Jumlah anggota sampel yang diharapkan adalah 100% mewakili populasi, yaitu sama dengan populasi itu sendiri. Jadi, jika populasinya 1000 dan hasil penelitian akan diterapkan pada 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi. Pada penelitian ini sampel yang digunakan sama dengan populasi yaitu seluruh siswa kelas V MIN Paju Ponorogo yang berjumlah 25 siswa.

Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, atau bila semua anggota populasi dijadikan sampel.98.

Instrumen Pengumpulan Data

Data kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas V MIN Paju Ponorogo diambil dari tes. Teknik pengumpulan data disini adalah metode yang digunakan dan alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data 102 Dalam penelitian yang dilakukan peneliti, peneliti menggunakan tes dan angket. Tes adalah rangkaian soal atau latihan serta instrumen lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, kecerdasan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.103 Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. anak kelas lima. . siswa MIN Paju Ponorogo.

Tes yang digunakan berupa soal pemecahan masalah matematika berupa soal cerita dengan skor 0-10 per item dengan jumlah soal sebanyak 10 soal.

Teknik Analisis Data 1. Pra Penelitian

Dan dari hasil perhitungan validitas elemen instrumen pada 10 item soal variabel kemampuan pemecahan masalah matematika, ternyata semua soal dinyatakan valid. Adapun skor jawaban angket untuk pengujian validitas variabel kecerdasan emosional dapat dilihat pada Lampiran 3 dan untuk skor uji validitas variabel kemampuan pemecahan masalah matematis dapat dilihat pada Lampiran 8. Hasil perhitungan butir soal validitas item validitas instrumen penelitian variabel kecerdasan emosional dalam penelitian ini dapat dilihat secara detail pada Lampiran 4 dan 5, dan untuk hasil perhitungan validitas pertanyaan subjek, variabel instrumen penelitian adalah kemampuan pemecahan masalah matematis.

Dan untuk nilai reliabilitas instrumen variabel kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas V kemudian dikonsultasikan dengan tabel “r” pada taraf signifikan 5%. Ha : terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa kelas V MIN Paju Ponorogo. Ho : tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan kemampuan pemecahan masalah matematis pada siswa kelas V MIN Paju Ponorogo.

Tabel 3.4  Interpretasi r xy
Tabel 3.4 Interpretasi r xy

Gambaran Umum Lokasi

  • Sejarah Berdirinya MI Negeri Paju
  • Letak Geografis
  • Tahap I (tahun 2010-2012)
  • Tahap II (tahun 2012-2014) madrasah berusaha untuk mencapai tujuan
  • Tujuan Jangka Pendek MI Negeri Paju Ponorogo

HASIL PENELITIAN . sekitaran madrasah ini diminati oleh anak-anak yang berada di sekitar madrasah. Visi madrasah adalah gambaran madrasah yang diinginkan di masa yang akan datang (jangka panjang), sehingga dalam menentukan visi madrasah antara lain memperhatikan perkembangan dan tantangan ke depan.

Deskripsi Data Tentang Kecerdasan Emosional dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V

Deskripsi Data Tentang Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V MIN Paju Ponorogo

Hasil tanggapan angket mengenai kecerdasan emosional pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas V di MIN Paju Ponorogo dapat dilihat pada Lampiran 13.

Deskripsi Data Tentang kemampuan Pemecahan masalah matematika siswa kelas V MIN Paju Ponorogo

Analisis Data Tentang Korelasi Antara Kecerdasan Emosional Dan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika siswa Kelas V MIN Paju

Analisis Data Tentang Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V MIN Paju Ponorogo

Sehingga dapat diketahui skor lebih dari 56 dikategorikan kecerdasan emosional siswa kelas V baik, sedangkan skor kurang dari 49 dikategorikan kecerdasan emosional siswa kelas V kurang baik dan skor 49-56 dikategorikan cukup. . kecerdasan emosional kelas V. Dari taraf tersebut dapat diketahui bahwa kecerdasan emosional siswa kelas V MIN Paju Ponorogo berada pada kategori baik dengan frekuensi 6 responden (28,57%), pada kategori cukup dengan frekuensi 11 responden ( 52,38%), dan pada kategori kurang dengan frekuensi sebanyak 4 responden (19,04%). Dengan demikian secara umum dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional siswa kelas V MIN Paju Ponorogo tergolong cukup karena dinyatakan dalam kategorisasi yang menunjukkan persentase sebesar 52,38%.

Analisis Data Tentang Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V MIN Paju Ponorogo

Dengan demikian dapat diketahui bahwa skor lebih dari 68 dikategorikan sebagai kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas V. Dari tingkatan tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas V di MIN Pajo Ponorogo tergolong baik. kategori cukup dengan frekuensi 4 responden (19,05%), kategori cukup dengan frekuensi 12 responden (57,14%), dan kategori kurang dengan frekuensi 5 responden (23,81%). Dengan demikian secara umum kemampuan penyelesaian tugas matematika siswa kelas V MIN Pajo Ponorogo dapat dikatakan cukup, karena dinyatakan dalam kategorisasi yang menunjukkan persentase sebesar 57,14%.

Analisis Data Tentang Korelasi Kecerdasan Emosional dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas V MIN

Probabilitas di bawah nilai Z dapat diketahui pada tabel Z dengan melihat nilai Z pada kolom 1 kemudian pada taraf signifikan yang tercantum pada tabel. Dilihat dari hasil tabel, nilai Lmaximum variabel X sebesar 0,097 dan Lmaximum Y sebesar 0,095, sehingga nilai ini lebih kecil dari Ltabel, maka terima Ho yang berarti data berdistribusi normal. Nilai hit F (max) adalah 0,573 dan angka ini lebih kecil dari F tabel (max) yaitu 2,95 sehingga Ho diterima yang berarti data homogen.

Karena data yang diuji normal dan homogen maka peneliti dapat melanjutkan dengan menggunakan rumus product moment. Kemudian lakukan penskoran (lihat Lampiran 19). 2) Berdasarkan hasil penskoran dan pengkategorian masing-masing variabel di atas (lihat Tabel 4.2 dan Tabel 4.4), langkah selanjutnya adalah memasukkan angka-angka tersebut ke dalam tabel perhitungan berikut.

Pembahasan dan Interpretasi 1. Interpretasi

Pembahasan

Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosional siswa kelas V MIN Paju Ponorogo tergolong cukup karena dinyatakan dalam kategorisasi yang persentasenya menunjukkan 52,38% dengan jumlah responden sebanyak 11 orang. Berdasarkan tabel 4.8 analisis kemampuan pemecahan masalah matematis kategori, nilai kemampuan pemecahan masalah matematis siswa MIN Paju Ponorogo bervariasi dalam kategori baik lebih dari 68 dengan frekuensi 4 responden (19,05%), yang kategori sedang berkisar 59-68 dengan frekuensi 12 responden (57,14%), kategori kurang baik berkisar kurang dari 59 dengan frekuensi 5 responden (23,81%). Dengan demikian dapat dikatakan secara umum bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas V MIN Paju Ponorogo tergolong cukup karena dinyatakan dalam kategorisasi yang persentasenya menunjukkan 57,28% dengan 12 responden.

Oleh karena itu dapat disimpulkan apakah kecerdasan emosional yang ada pada siswa kelas V MIN Paju Ponorogo ada hubungannya dengan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini sesuai dengan teori bahwa emosi atau "elemen rasa" penting dalam semua fungsi mental dan "berkontribusi secara signifikan terhadap perhatian, persepsi memori, dan pemecahan masalah". 121 Karina, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kecerdasan Emosi Siswa SMP, e-journal Program Pascasarjana Program Studi Ilmu Pendidikan Universitas Ganesha (Volume 4 Tahun 2014).

PENUTUP

Kesimpulan

Hal tersebut didukung dengan indikator kemampuan menyelesaikan soal yaitu penentuan kelipatan faktor persekutuan terkecil (KPK), perhitungan bilangan bulat, pangkat dua dan akar kuadrat, waktu, pengukuran volume dan pecahan. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa kelas V MIN Paju Ponorogo.

Saran

Gambar

Tabel 3.4  Interpretasi r xy

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat 92 kalimat Campur Kode Ke Dalam dari rekaman 1 sampai 10 dengan jumlah 462 kata, terdiri dari 68 kata bahasa Banjar, 94 kata bahasa Melayu, 89 kata bahasa Jawa dan 211 kata